THE TRUTH

45
18
Deskripsi

Tentang Dipta yang berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi padanya di masa lalu

 

Kalian bisa baca sambil dengerin lagu La la Lost You -Niki

THE TRUTH

 

20 menit berlalu dari mereka sampai depan kosan Prisi. Namun Prisi masih enggan beranjak dari mobil Keanu, pikirannya melayang jauh menerka-nerka sebenarnya apa yang terjadi dengan Dipta 2 tahun lalu. Rasa penasaran dalam dirinya mulai muncul, namun egonya masih membumbung tinggi di kepalanya. Dirinya masih enggan mendengar apa pun penjelasan dari Dipta.

Keanu yang berada di samping Prisi hanya terdiam, memberikan ruang untuk Prisi. Tak ada tanya tak ada kalimat yang keluar dari mulut Prisi atau pun Keanu. Sesekali ia menatap Prisi, terlihat Prisi yang mulai menggaruk punggung jari jemarinya serta menggigit bibir bawahnya. Sadar ada yang tidak beres dengan Prisi, Keanu menahan tangan Prisi segera “Pris cukup, tangan lu bakalan luka kalau terus lu garuk seperti itu. Prisi, see me” Sahut lembut Keanu “Kalau lu penasaran dengan apa yang terjadi di masa lalu, kasih dia kesempatan buat jelasin. Gue  ngga tahu apa yang terjadi dengan masa lalu kalian, apa yang udah dia lakukan ke lu sampai lu susah banget buat dengar penjelasan dia gue ngga tahu Pris. Tapi ngeliat lu kayak gini, di pikiran gue cuman 1 hal dia berengsek” Prisi terdiam mendengar penuturan Keanu, kedua netranya masih menatap Keanu.

“Sesakit itu hati lu sama dia? Bukan, secinta itu lu sama dia sampai-sampai lu enggan mendengarkan penjelasan karena luka yang dia beri masih terekam jelas di ingatan dan hati lu?” Tanya Keanu lembut dengan tangan yang masih memegang tangan Prisi

Bulir-bulir air yang sedari tadi bergerumul di pelupuknya kini berjatuhan mulai membasahi pipi prisi. “Pris, semuanya akan sama. Mau sekarang atau nanti lu dengar penjelasan dia keduanya sama-sama akan terasa sakit atau mungkin nalah membuat lu lega” Keanu terdiam “Lu mau gue temenin?” Tawar Keanu seraya menghapus air mata Prisi

“Dia ada di depan kosan gue, makanya gue ngga mau turun nu. Gue ngga tau kenapa gue sebatu ini sampai ngga mau denger penjelasannya, gue ngga mau ngerasa sakit lagi. Apapun penjelasan dia, gue ngga peduli karena semua sudah selesai” Tutur Prisi dengan suara lemah

“Gue temani ok, gue bakalan ada di belakang lu. Biar lu lega juga. Kalau lu ngga mau di kosan, kita bisa cari tempat yang bikin lu nyaman. Cafe gue mau? Gue bisa tunggu lu di kitchen selagi kalian ngobrol” Tawar Keanu

Prisi terdiam sejenak, ia merenungkab setiap perkataan Keanu. Kemudian ia menggelengkan kepalanya “Ngga, gue ngga apa-apa kok. Bener kata lu, gue harus beresin semuanya. Lu balik aja, gue ngga apa-apa kok. Gue udah tenang. Thank’s ya nu, sorry banget untuk kedua kalinya mobil lu jadi tempat nangis gue” Keanu menggelengkan kepalanya seolah mengatakan itu tidak apa-apa

“Lu ngga perlu minta maaf. Gue udah bilang, lu bisa bagi kesedihan lu sama gue lu bisa datang ke gue kapan pun. Mobil gue pun ngga keberatan” Ujar Keanu seraya tersenyum tipis

Prisi tersenyum kecil, hatinya kian tenang mendengar penuturan Keanu. Prisi pun beranjak keluar dari mobil Keanu, dengan langkah berat ia berjalan pelan dan mencoba meyakinkan diri agar terlihat kuat di depan Dipta. Sedangkan Keanu masih diam di balik kemudinya, ia menatap Prisi yang kian menjauh. Tak dapat di pungkiri hatinya terasa pilu melihat sang puan menangis lagi di hadapannya, dan secara bersamaab hatinya teriris mengetahui fakta bahwa hati sang puan masih di penuhi masa lalunya. Keanu pun bersandar gusar, kepalanya di penuhi berbagai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi setelah Dipta menjelaskan semuanya. Ada rasa enggan, jika Prisi membuka kembali hatinya untuk Dipta, namun Keanu sadar ia pun tidak bisa memaksakannya. Ia pejamkan matanya, mencoba menepis semua yang ada di kepalanya itu. “Bahkan gue belum melangkah Pris, apa perasaan gue harus gue simpan lagi?” Monolognya pelan

Sedangkan di seberang sana, ada seorang pria yang sedang kelimpungan menunggu di bukakannya pintu kamar kosan sang puan yang masih setia menjadi penghuni hatinya. Ingatannya beterbangan mengingat masa lalu yang menimpa dirinya, lalu memaki dirinya seolah itu adalah kesalahan fatal baginya. Terdengar suara langkah menaiki tangga, Dipta yang mengira Prisi sudah di dalam kamarnya tak menyangka ternyata Prisi baru memasuki area kosannya. Netranya terfokus pada sang puan yang sedang berjalan mendekat, ia kepalkan tangannya degup jantung mulai berpacu berirama di dada. Kepalanya mulai berkeliaran memikirkan setiap kata dan kalimat yang akan ia keluarkan untuk narasi pembelaan dirinya tentang masa lalu.

Kini Prisi tepat di hadapan Dipta, membelakanginya. Prisi membuka pintu kosannya “Silakan masuk” Ujar Prisi mempersilahkan.

Dipta pun masuk mengikuti Prisi, ia di persilahkan duduk selayaknya tamu. Jantungnya kian berpacu cepat, pikirannya mendadak kosong seolah ia tidak tahu apa yang akan dirinya katakan pada Prisi. Prisi kembali menuju kursi santainya itu dengan membawa segelas air, kemudian ia simpan di hadapan Dipta.

Kemudian Prisi duduk berjarak di samping Dipta “Jadi apa maksud Pa Dipta datang ke kosan saya malam-malam?” Pertanyaan pertama yang lolos keluar dari mulut Prisi berhasil membuat Dipta sedikit gelagapan. Apa yang ia siapkan tadi benar-benar hilang

Terdiam beberapa menit, Dipta menegak gelas yang ada di hadapannya itu “Maaf” Hanya kata itu yang mampu ia keluarkan, entahlah dirinya hanya merasa bodoh kenapa dari banyak kata rungunya memilih kata maaf.

Prisi hanya diam tak bergeming mendengar kata maaf itu “Boleh aku jelaskan semuanya sekarang?” Prisi hanya mampu mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan Dipta. Kini seluruh atensi Prisi penuh menatap Dipta dengan wajah dinginnya

Dipta meraup udara sebanyak mungkin. Ia membutuhkan banyak tenaga untuknya bernarasi panjang “ Jika kamu bertanya tentang perasaanku yang lost feeling? Tidak, perasaan ku tidak pernah hilang untuk kamu. Namun 2 Tahun lalu, keadaanku tidak baik begitupun dengan kamu. Terkadang aku merasa bingung bagaimana aku harus merespons chat kamu yang bercerita tentang keadaan kamu di tambah situasi kantor tidak baik. Kemudian pemilik perusahaan ingin aku menikah dengan anaknya, tapi aku menolaknya secara sopan dan mengatakan aku telah memiliki wanita pilihanku. Tapi takdir berkata lain, aku di jodohkan oleh keadaan" Prisi mengernyit kan dahi, dirinya masih belum memahami apa yang sedang di jelaskan pria yang ada di hadapannya kini

“Jika kamu masih ingat, aku pernah bercerita mengenai anak CEO yang menjabat sebagai sales manager di perusahaan tempatku bekerja dulu” Prisi mencoba mengingat hal itu namun dia tak menemukan bayangan hal itu, melihat reaksi Prisi yang tidak mengingatnya Dipta melanjutkan narasinya “Dia adalah perempuan yang mengirim photo itu ke kamu. Elena memberitahuku soal photo yang kamu dapat setelah kita putus” Dipta menghela nafas berat  “Isi photo itu benar, benar itu aku benar aku yang berada di hotel tersebut benar aku tidur dengan perempuan itu” Prisi mulai mengepalkan tangannya, matanya kini kian memanas, hatinya kian teriris mendengar penjelasan Dipta, degup jantungnya pun semakin tak beraturan.

Tidak berbeda jauh dengan yang di rasakan Prisi, Dipta merasakan degup jantungnya kian cepat menunggu reaksi Prisi namun Prisi hanya terdiam tak bersua sama sekali di temani tatapannya yang sangat dingin. Dirinya kini mencoba kembali tenang, ingin segera ia tuntaskan narasi pembelaan dirinya ini. “Awalnya, aku hanya bersikap baik saja sebagai relasi dan putri dari Pa Wijaya selaku CEO. Namun ternyata, sikap baik dan perhatianku di salah artikan olehnya. Tidak lama kami berteman, ia mengungkapkan perasaannya padaku dengan segera aku tolak pernyataannya itu. Itulah awal mula kehancuranku” Lanjut Dipta

Lagi, Dipta menghela nafas panjang “Mengenai photo itu, aku bersamanya bukan saat aku meminta putus padamu. Photo itu di ambil saat pesta anniversary perusahaan. Malam itu aku mabuk, dan aku tidak ingat apa-apa yang aku ingat hanya aku sedang berbincang dengan rekan dan relasi-relasi. Entah bagaimana caranya aku bisa sampai kamar itu aku tidak ingat, karena yang aku ingat hanya saat aku sadar dan terbangun di kamar hotel tersebut lalu melihat dia tepat berada di sampingku dalam keadaan naked. Aku benar-benar tidak ingat saat itu, dan seketika hatiku hancur saat itu. Hal yang aku ingat pertama kali adalah kamu, bayangan tentang kamu bermunculan tepat berada di depan mataku saat itu. Aku telah menyakiti hati kamu dan aku hancur. Aku menyalahkan diriku terus menerus. Aku takut jika kamu mengetahuinya, aku takut dengan berbagai hal yang terjadi ke depannya terlebih kondisi kamu pun sedang tidak baik karena kondisi ayah yang sedang sakit. Dan itulah yang menjadi alasanku menghindar darimu, karen rasa bersalahku padamu kian besar. Aku benar-benar minta maaf” Tutur Dipta seraya menatap wajah Prisi yang masih belum menunjukkan ekspresinya

“Setelah kejadian itu sikapnya semakin berani, bahkan ia mengatur kehidupan aku secara langsung. Kemudian selang beberapa bulan, terdengar kabar dia hamil dan dia menuduhku adalah ayahnya dan seluruh karyawan tahu, aku sangat-sangat hancur. Aku tak berdaya, hanya keyakinan aku yang aku punya saat itu. Keyakinan tentang aku bukan ayah kandung dari anaknya. Namun situasi tidak mendukungku, aku di tekan sana-sini. Atasanku menyuruh aku bertanggung jawab, meski enggan aku harus melakukannya. Dan saat itu, aku memikirkan berbagai cara untuk memberitahumu namun aku terlalu pengecut. Aku lebih memilih melepasmu dari pada berkata jujur padamu. Dan dia antara banyak pilihan, aku memilih untuk menyakiti hatimu seperti itu. Maaf, aku hanya tidak ingin kamu terbawa ke dalam situasinya, karena situasinya sudah sangat kacau. Hanya Juna dan Elena yang percaya padaku saat itu. Aku berusaha membuktikan bahwa aku tidak bersalah, dan mereka yang membantuku” Dipta terdiam

“Sudah selesai?” Pertanyaan itu keluar dari rungu Prisi

Dipta menggelengkan kepalanya “Beberapa minggu setelah kita putus, aku baru mengetahui ada saksi mata yang tahu tentang malam anniversary itu. Karena bantuan Juna aku berhasil menemukannya, dia adalah sopir Lyora putri Pa Wijaya. Dia menceritakan semuanya dan aku meminta tolong padanya untuk bersaksi bahwa aku tidak bersalah, dan dia bersedia. Malam itu aku di jebak, ada yang mencampur minumanku saat itu, itulah alasan kenapa aku sangat mabuk hingga membuat aku tidak ingat sama sekali. Ada seseorang yang membawaku ke hotel itu. Tidak ada yang terjadi di hotel itu, dia hanya melepaskan pakaianku lalu memotret ku dalam keadaan naked. Pure, hanya seperti itu. Dan ternyata photo itu ia kirim ke kamu saat kita sudah putus, aku tidak tahu bagaimana ia bisa mengetahui tentang kamu. Namun yang jelas ia benar-benar licik” Jelas Dipta, Prisi masih dalam diamnya meskipun kini hatinya mulai sedikit luluh karena rasa iba yang ia rasa tapi ia tetap memasang muka dingin.

“Namun, lagi-lagi semesta mempermainkan aku. Di hari aku ingin membuktikannya, sopir itu menghilang. Aku dan Juna mencoba mencarinya namun kami tidak dapat menemukannya. Aku hampir menyerah sesaat namun Juna dan Elena terus meyakinkanku untuk tidak menyerah. Sampai akhirnya aku tahu, asisten pribadinya Lyora pun mengetahuinya. Dia mendatangiku sendirian karena rasa bersalahnya, ia ceritakan semuanya lalu aku rekam untuk aku jadikan bukti, karena aku takut dia akan menghilang lagi seperti sopir Lyora. Juna mengamankan dia di tempatnya dan esoknya dia bersaksi. Akhirnya aku bisa membuktikan bahwa aku tidak bersalah” Dipta diam sejenak, netranya menatap lembut Prisi. Dapat ia lihat, mata Prisi mulai menghangat. Tangannya mulai mendekat lalu ia genggam tangan sang puan, tidak ada penolakan. Dipta membiarkan tangannya itu tetap menggenggam tangan sang puan

“Aku tahu, 2 tahun lalu aku telah menyakiti kamu bahka sangat menyakiti hati kamu. Aku benar-benar minta maaf. Apa kini kamu bisa percaya padaku?” Ujarnya

Prisi menarik mundur kedua tangannya “Terima kasih untuk penjelasannya” Ujarnya mengabaikan pertanyaan Dipta

“Prisi”

“Apalagi? Sudah kan?”

“Maaf aku terlambat, maaf  jika aku kembali membuka lukamu. Sungguh, setelah kesalahpahaman itu selesai aku berniat kembali padamu. Namun, saat itu aku baru mengetahui bahwa ayah telah berpulang. Hatiku terluka, nyaliku menciut. Aku tidak memiliki muka untuk bertemu denganmu, karena dengan sadar aku telah menyakitimu. Aku telah mengecewakan ayahmu, karena aku ingkar atas janjiku pada ayah. Hatiku benar-benar menciut, dan dengan bodohnya aku memilih pergi dan mengikuti Juna” Dipta menghela nafas pelan
 

“Lalu aku tersadar, bahwa aku tidak bisa melupakanmu. Hati ini masih terisi penuh oleh namamu dan aku, aku masih sangat mencintaimu, perasaan aku untuk kamu tidak pernah berubah sedikit pun”

“Terima kasih”

“Aku minta maaf”

“Sudah aku maafkan”

“Pris..

“Apalagi Ka? Bukankah semuanya sudah selesai, kakak bisa pulang sekarang. Terima kasih untuk penjelasan panjangnya” Tukas Prisi

Dipta yang masih enggan pulang, netranya masih menatap lekat Prisi “Can we be friends?” tanya Dipta penuh harap

You can, but i can’t. Untuk saat ini tidak"

“Why?”

“Ngga semudah itu untuk aku melupakan setiap kata yang kakak lontarkan malam itu, semuanya masih terekam jelas dalam benakku hingga detik ini. Mengenai wanita itu, bahkan aku baru mengetahuinya kalian sedekat itu. Selama kita berpacaran dulu kaka tidak pernah membahas tentang kedekatan kakak dengan perempuan itu, yang aku tahu hanya ada manager baru, Right? Menurut kakak aku baik-baik saja mendengarnya? tidak. Sebegitu tidak tahunya aku tentang kakak? Bahkan untuk sekedar berbagi apa yang kakak alami saja tidak kakak lakukan? Itu sama saja dengan kakak yang tidak percaya padaku.  Dan juga, perempuan itu tidak akan salah paham dari awal jika kakak tidak memberinya harapan. Tanpa kakak sadari, kakak lah yang bermula kakak memang sudah mulai lelah dengan hubungan kita atau aku yang oversharing sama kakak sampai kakak bingung merespons setiap keluh keaahku lalu merespons baik dia hingga membuat dia jatuh cinta sama kakak. Bahkan setau ku kakak bukan orang seperti itu, atau mungkin aku yang tidak tahu tentang kakak" Sejenak Prisi menghela nafas

"Kemudian, kakak meninggalkanku di saat Aku sangat-sangat membutuhkan Ka Dipta. Bahkan di antara banyaknya pilihan, kakak lebih memilih melepaskan aku bukan? Kenapa? Kakak lebih memilih berjuang sendiri tanpa membagi beban kakak denganku, siapa aku bagi kakak? Nothing. Dan aku adalah salah satu beban kakak, beban yang paling mudah kakak lepaskan saat itu. Dulu aku pikir aku yang salah aku yang egois, di saat keadaanku jatuh aku hanya bisa mengandalkan kakak sebagai tempat keluh kesahku lalu kakak jenuh kepadaku. Namunya nyatanya, kakak memang brengsek. Salah jika saat ini aku egois untuk diriku sendiri?” Tutur Prisi bersamaan dengan tangisnya yang mengalir kian deras membasahi pipinya

Dipta terdiam, rungunya terasa kelu. Ingin ia bernarasi lagi, namun dirinya memilih diam. Dirinya tahu, bahwa luka itu sangat membekas untuk sang puan. Dirinya tahu, bahwa dirinya sangat tidak pantas untuk bersanding kembali dengan sang puan. Lantas dirinya tak dapat membela diri lagi. Segera ia tarik tubuh mungil itu masuk ke dalam rengkuhannya, ia biarkan Prisi menangis dalam rengkuhannya dan mengusap punggung kecil Prisi untuk memberinya ketenangan. Tidak ada penolakan dari Prisi, ia benamkan seluruh wajahnya di permukaan bidang Dipta. Hening, seisi ruangan itu hening. Hanya isak tangis kecil Prisi yang terdengar menggema mengisi keheningan. Hancur, Dipta terluka karena ulahnya. Hatinya terluka melihat sang puan menangis karena dirinya


Sementara di luar sana mobil Keanu masih terpajang di halaman parkir kosan Prisi.  Dirinya enggan berpulang, hampir 1 jam ia sengaja tetap menunggu di halaman parkiran itu hanya untuk mendapat kabar dari sang puan. Dirinya hanya ingin tenang, setidaknya hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini. Keanu melihat Dipta tengah berjalan menuju mobilnya, dengan cepat segera ia mencari HP nya kemudian jemarinya mulai sibuk mengetik sesuatu pada sang puan

post-image-6676ffba12dfe.png
post-image-6676ffba1c5a1.png

 

                                        🌼🌼🌼

Terima kasih, untuk apresiasi kalian yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca narasi “The Truth" Extra Part dari Putar Balik? – 10

Saranghaeeee 🫶🏻

Jangan lupa sisipkan keluh kesahnya di kolom komentar untuk dua insan yang kisahnya masih abu-abu ini, i love you all💜

 

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya DOUBTH
20
7
Kisah kedua insan yang masih bergulat dengan semesta, hanya untuk memperjuangkan cinta. Apa keraguan Prisi yang kini tengah bergelut, mampu membuatnya tetap bertahan pada keegoisan cintanya? BE WISE! NOT FOR KIDDOS!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan