
Bab 33-34
LEMBAYUNG
1.8k
179
26
Berlanjut
Altair Itsvan adalah putra pertama dari politikus ternama, Emiliano Itsvan. Kisah kelam menghantui keluarga tersebut. Mulai dari penculikan, pembunuhan dan banyak hal lain yang dilakukan oleh lawan politik mereka.Setelah kematian ayahnya karena kecelakaan, tongkat kepemimpinan partai jatuh ke tangan Altair. Partai politik yang dibangun oleh kakek buyutnya harus terus berlanjut. Semua orang menantikan kata YA dari bibirnya. Hingga akhirnya ia mengalah.Altair yang pada awalnya berkarier sebagai konsultan keuangan di Prancis, akhirnya mau tidak mau harus menjalankan perintah dari keluarga. Ia harus bekerja keras. Bertemu banyak orang yang berwajah domba tetapi berhati ular. Namanya segera menjadi bulan-bulanan dari lawan politik keluarganya.Altair merasa bahwa itu bukan dunianya. Namun, demi mempertahankan nama besar keluarga ia harus bertahan. Di tengah kesemrawutan hidup, ia bertemu dengan sosok yang membuat dunianya berubah 180 derajat. Seorang Kirana yang mampu memberi warna pada kehidupan Altair yang selama ini hanya terdiri dari dua hal, yakni hitam dan putih.Kisah ini tentang cinta yang berlatar belakang politik. ***ALTAIR
Namanya Kirana. Wajahnya bulat dengan poni di kening. Matanya bening, indah sekali. Kalau bicara selalu mendongak. Kutebak tingginya tidak sampai 160 cm. Bibirnya penuh dipoles lipstik berwarna merah jambu. Dia jauh lebih terlihat seperti anak baru lulus SMU daripada seorang volunteer yang kerap mengunjungi pelosok Indonesia. Satu kalimatnya yang tidak bisa kulupakan,
"Aku nggak bisa memilih antara menjadi volunteer dan pebisnis. Aku menikmati keduanya."
Pebisnis? Mungkinkah?
***
KIRANA
Yang kutahu namanya Altair Istvan. Papa memperkenalkan kami pada acara ulang tahun partai. Aku suka matanya yang dingin. Seperti mafia dalam arti sebenarnya. Tatapannya bukan menghujam, tetapi sorotnya datar. Bibirnya selalu tersenyum seadanya. Aku gemas, kenapa dia tidak pernah bisa tersenyum lebar dan lepas? Pasti lebih enak dilihat.
Kali ini dia bergerak hendak melewatiku. Aku segera memiringkan tubuh agar bahuku tidak tersentuh tangan besarnya. Namun, ketika tepat berada di sampingku, dia berkata,
"Perbaiki letak tali bra-mu."
Wajahku pasti memerah seketika. Namun, saat sadar langkahnya sudah jauh meninggalkanku.
2,923 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
LEMBAYUNG Bab 35-36
65
6
Bab 35-36
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan