
"Semua orang bicara tentang Thalia. Tapi Hari justru baru benar-benar melihatnya… saat hampir kehilangan."
Bagi Hari, Thalia dulunya hanya gadis dua tingkat di bawahnya—pendiam, biasa saja, dan nyaris tak terlihat. Sampai gosip demi gosip datang. Sampai namanya memenuhi siaran radio kampus. Sampai dosen pun terang-terangan ingin menikahinya dan membawanya ke Jepang.
Dan di saat itulah, Hari mulai merasa… ada yang salah.
Karena gadis yang dulu cuma meminjam kalkulator darinya, kini jadi pusat semesta semua orang—kecuali dia.
Dan mungkin, sudah terlambat.
DISCLAIMER
Cerita ini adalah karya fiksi. Nama, tokoh, tempat, kejadian, dan alur yang terdapat dalam cerita ini adalah hasil dari imajinasi penulis semata. Jika terdapat kesamaan nama, peristiwa, atau latar dengan kejadian atau individu nyata, itu adalah kebetulan semata dan tidak disengaja.
=============================================================================
Chapter 3
Seminggu kemudian. Malam Minggu.
Siaran Radio Kampus — Acara "Malam Ghibah Akbar di Malam Minggu"
Opening jingle:
“Ghibah santai, tapi tajam menusuk... Malam Ghibah Akbar! Cuma di Radio Kampus 99.7 FM!”
Abe:
“Selamat malam jagat dunia kampus! Kembali lagi sama gue, Abe, bareng kru Ghibah Akbar: Timo, Raka, Deni, dan si mulut laser, Bintang! Malam ini... kita bakal bahas topik yang udah dinanti-nanti...”
Timo:
“CEWEK PALING MISTERIUS DAN PALING CUEK DI KAMPUS... tapi bikin cowok-cowok pada gak bisa tidur nyenyak!”
Raka:
“Kita ngomongin siapa lagi kalo bukan... Thalia.”
[Sound Effect: “Duarrr...!!!”]
Bintang:
“Cewek yang satu ini tuh, bro, kayak es krim rasa cabai rawit. Dingin, tapi pedesnya di akhir! Gila ya, semua cowok pernah deket tapi entah kenapa... GAK ADA YANG JADI!”
Deni:
“Fun fact nih ya, Thalia itu pernah ditaksir dosen muda paling ganteng di fakultas. Katanya sih, suka nonton bareng, makan berdua... dosennya bahkan ngajakin dia lanjut S2 ke Jepang!”
Timo:
“Gila men, dosen, cuy! Dosen! Kita aja digas terus tiap presentasi, dia malah diajak makan sushi!”
Abe:
“Trus, kalian tau gak, ada mahasiswa satu angkatan yang sampe TIGA KALI nembak Thalia! Dan... tiga-tiganya ditolak. Doi sampe frustasi, katanya marah-marah ke semua cowok yang deket sama Thalia.”
Bintang:
“Kalo gue jadi dia, sih... udah pesen tenda, nge-camp depan kosan Thalia sampe diterima!”
Raka:
“Yang paling epik tuh waktu KKN. Gimana bisa tuh cowok KKN sekelompok sama Thalia? Katanya sih ngatur ketua panitia supaya satu grup! PSYCHO OR LOVE?”
Timo:
“Dan jangan lupa... ada satu cowok misterius yang nganter-jemput Thalia tiap hari naik motor. Katanya pacar. Katanya cuma tukang ojek. Tapi kok tiap nganter suka bawa bekal...?”
Deni:
“Bro, itu bukan tukang ojek... itu TUKANG HARAPAN!”
[Semua ketawa ngakak.]
Bintang:
“Yang paling bikin gue gregetan, ya... kenapa cewek kayak Thalia bisa cuek banget? Ditembak? Dingin. Dikasih bunga? Dianggurin. Dikasih pantun? Di-read doang!”
Abe:
“Thalia tuh udah jadi urban legend bro. Cowok yang udah deket terus gagal tuh udah bisa bikin support group sendiri. ‘Komunitas Mantan Calon Gebetan Thalia’.”
Raka:
“Lagian, katanya sih, di balik sikap cueknya, Thalia tuh pinter banget. IPK tinggi, aktif organisasi, dan... cakepnya gak logis.”
Timo:
“Makanya bro, bahaya. Banyak cowok suka bukan karena cinta... tapi karena penasaran. Dan makin ditolak, makin jatuh cinta. Itulah... Efek Thalia!”
[Sound Effect: "Cewek berbahaya detected! Danger! Danger!"]
Abe (sambil ketawa):
“Hari... kalo lo dengerin ini, gue saranin matiin radio sekarang. Daripada kejang-kejang gak jelas.”
[Mendadak suasana diam, seperempat detik.]
Abe:
“Eh, bro-bro… sebelum kita lanjut bahas cowok seangkatan yang udah tiga kali nembak Thalia tapi tetep ditolak dan katanya sekarang jadi rajin ngaji biar lebih ikhlas… gua pengen cerita satu hal nih. Nih orang temen deket gue… cieeee…”
Raka:
“Waduh, siapa tuh? Kasih inisial kek.”
Abe:
“Ngapain inisial-inisial, langsung aja. Cie Hari~! Gua dapet bocoran dari orang yang nggak mau disebut namanya, tapi pernah satu kelompok KKN sama Hari. Dan dia ngasih tahu kisah lawas, yang mungkin orang pikir receh, tapi buat gua sih... ngena banget!”
Timo:
“Waduh… apa tuh? Kasih pencerahan, Bang Abe!”
Abe (dengan gaya dramatis):
“Jadi ceritanya waktu semester dua, Hari jalan santai di lorong belakang fakultas. Lagi damai-damai dunia, tau-tau… BRUK! Ditabrak seseorang. Ya, siapa lagi kalau bukan si Thalia! Dan ini bukan sinetron, tapi kenyataan.”
Deni:
“Hah?! Ditabrak?!”
Abe:
“Iya, ditabrak. Dan lebih lucunya lagi, cewek itu langsung minta maaf sambil bilang, ‘Maaf ya, aku buru-buru. Kamu punya kalkulator?’ Hari waktu itu… bengong. Terus jawab: ‘Nggak punya.’”
Bintang:
“Hahahahaha... itu kayak plot drama Korea babak awal banget sih. Serius lo?!”
Abe:
“Serius, dan lo tau? Si Thalia cuma senyum dikit, terus ngibrit lagi. Dan Hari? Katanya langsung berdiri bengong lima menit sambil megang dada—entah karena deg-degan atau jantungan!”
Timo:
“Gua jadi inget, waktu itu Hari sempat status, ‘Bahkan pinjam kalkulator pun dia tak sempat mengingat namaku.’ Itu statusnya pas zaman masih main Facebook! HAHAHA!”
Abe:
“Makanya… Cie Hari~! Kalo denger orang lain cerita soal Thalia, kamu pura-pura adem. Padahal kamu juga pernah jadi korban tabrak lari hati!”
“Rahasia ilahi. Tapi jangan kaget ya, Ri… mungkin Thalia ingat kamu, tapi dengan nama ‘Mas Kalkulator Nggak Punya’.”
**(Semua ketawa ngakak)**
Bintang:
“Udah fix sih, kayaknya kita harus bikin segmen khusus: ‘Jejak Cinta Thalia’. Dan episode pertama: Hari – ditabrak, ditinggal, ditinggalkan kenangan.”
Reaksi Hari:
Hari yang malam itu lagi ngerjain tugas di kamar kos, semula ketawa-ketawa... sampai nama Thalia disebut. Dia pelan-pelan taruh bolpennya, makin lama mukanya berubah. Antara geli, kaget, dan... kesel.
“Woy woy, itu cerita lama banget! Siapa sih yang bocorin?!” teriaknya tanpa sadar memaki Abe. Tau darimana tuh, anak!”
“Ini cewek... beneran bikin kampus jadi dunia Thalia,” gumamnya setengah kesal. Kenapa namanya harus dibawa-bawa, sich! Merusak reputasi aja.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>Transmigrasi ke Chapter 4
=============================================================================
Wah, ternyata Hari punya kisah masa lalu ya, dengan Thalia. Boys radio ini emang paling punya aja bahan buat ngebahas Thalia sambil buka aib kaum sesama. Ntar di Chapter 5 ada pop news apalagi, ya????
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
