
kami sedang menjadi tontonan sekarang.
para penjaga mulai berdatangan mencoba untuk membantu. diandra berteriak meminta tolong “tolonh aku, tolong aku“ katanya yang hampir tenggelam. jefri dengan sigap membantu diandra dan membawanya ke tepi, mengabaikan aku yang masih didalam kolam.
gaun yang aku pakai membuat aku susahan berenang, walaupun begitu aku masih berusaha berenang ketepian “bajingan itu,jefri! apakah aku benar benar akan mati di sini? aku tidak ingin masuk berita seperti ini!“ ucapku dalam hati.
bagaikan pangeran berkuda putih yang entah datang dari mana. seorang laki laki langsung menceburkan dirinya ke kolam. dia menolongku, tapi aku merasa ada yang salah dengan ini. “lepaskan!” kataku yang tentu saja dia mengabaikannya dan tetap membawaku ketepian. “kau baik-baik saja?“ katanya sesampainya di tepi kolam. tanpa merubah posisi kami. “aku baik-baik saja?” jawabku. hah! sekarang aku tersadar dengan posisiku ini. aku berada dalam pangkuannya dan lebih parahnya lagi tangannya berasa tepat di bagian dadaku. aku yang menyadari itu bergegas berdiri sambil berteriak “AAAAAA……!” dia hanya kebingungan, tak lama dia menyadari kenapa tangannya berada di tempat yang tidak seharusnya. “mesum! mengapa kau menyentuh payudaraku?!” kataku. dia tidak menjawab, memilih berdiri dan pergi meninggalkanku yang masih dengan kehebohan. kalian pasti tau siapa orang itukan? iya, dia adalah darren.
darren mengeringkan dirinya, dia sekarang sedang berada di toilet. “jangan bilang ini beneran rusak.” saat melihat jam tangan yang berada di pergelangan tangannya. dia membuka jam tangan yang berada di pergelangan tannganya sambil terus berkata “jangan rusak, jangan rusak.” sambil terus mencoba menghidupkan jamnya itu. seseorang yang melihat itu, menghampiri darren, “orang yang kau selamatkan itu adalah stephanie, minta saja dia membelikan yang baru untukmu.” ucapnya. dan tentu saja diabaikan oleh darren. dia pergi meninggalkan pria itu.
hari berikutnya berita aku tercebur dalam kolam sudah tersebar. bahkan ada yang memberikan headline ‘putri orang kaya yang tidak berhasil dalam cinta,terjun untuk bunuh diri’ lengkap dengan fotoku yang tercebur dikolam renang. aku membaca beberapa komentar “wanita berkulit putih, kaya dan cantik menjadi basah kuyup. sepertinya menjadi basah kuyup adalah fokus utama tahu ini! huh!”. kepala pelayan yang mendengarkan dari tadi langsung memberi perintah pada bawahannya “cepat hapus beritanya” yang dijawab dengan anggukan. “tidak perlu, aku perlu menemukan mereka semua satu per satu, dan dan membalaskan dendam” cegahku. “nona, kali ini orangnya banyak sekali” jawab kepala pelayan. “ kalau begitu berikan aku daftar namanya, aku harus membalas dendam!” ucapku yang tetap teguh ingin membalas dendam.“oh iya, dan orang yang menyelamatkan aku waktu itu?” tanyaku kepada kepala pelayan. “ketika aku ketempat kejadian dia sudah pergi, tetapi kami masih mencarinya. nona, selain memberinya arloji…”“mesum!” ucapku disela sela pembicaraan kepala pelayan. “apakah ada yang lainnya?” tanya kepala pelayan padaku. “tidak usah. temukan orang itu terlebih dahulu baru pikirkan lagi” jawabku. “ baiklah, kemudian apakah nona akan membiarkan masalah ini?“ yang dimaksud kepala pelayan adalah pada daftar nama yang aku minta sebelumnya. “aku tidak pernah semalu ini sebelumnya! bagaimana aku akan membiarkannya begitu saja?“ ucapku. “ aku mendengar tuan jefri kemarin mendapat omelan dari ayahnya. apakah nona akan pergi kerumah tuan jefri?“ kata kepala pelayan lagi.
“aku akan pergi sendiri, aku akan membuat jefri jatuh cinta padaku setelah itu aku akan mencampakkannya. bibi meri, aku ingin minum air madu” setelah mendengar itu bibi meri sang kepala pelayan menjawab “ baik” lalu pergi meninggalkan aku di dalam kamar. aku membuka buku diaryku ‘ orang yang kau sukai tidak akan pernah menyukaimu’ mengingat hal itu aku kembali menutup buku diaryku “aku tidak mungkin se sial itu! umurku sudah lewat 18 tahun kutukan itu seharusnya sudah tidak ada lagi!” lalu aku berdiri “tidak, aku tidak berencana untuk benar-benar jatuh cinta pada jefri! aku hanya membalas dendam!” monologku.
“langkah berperang no.1 mengubah dirimu sepenuhnya. kau harus bersinar sangat cemerlang dihadapan lawan! langkah no.2 bertindak seperti sebuah kebetulan dan menungu dia untuk muncul. langkah no.3 jangan pernah menyinggung masa lalu. dan kemungkinan lawan akan membuka hatinya untuku lagi“ yah itulah rencana yang aku pikirkan sekarang
dan disinilah aku, aku sedang menjalankan misiku, lari pagi di sekitar lingkungan rumah jefri. aku sudah mulai lelah berolahraga aku memutuskan untuk pergi kesebuah taman di lingkungan ini sambil melakukan gerakan gerakan streching memperhatikan sekitar berharap jefri segera terlihat.tak lama ada sepeda yang lewat didekatku aku yakin kalau itu jefri. aku menyapanya dengan senyuman cerah yang menghiasi wajahku “kebetulan sekali bagaimana-“ ucapanku terpustus ketika melihat sang pengemudi sepeda itu ternyata bukan jefri. kami saling bertatapan “hei kau palsu! kenapa itu kau?” iya dia darren dan seperti biasanya dia mengabaikanku. sebuah buku terjatuh dari tas darren, aku yang melihatnya mencoba memberi tahunya tapi dia tetap mengabaikanku.akhirnya aku mengambil buku itu “mengapa kau melarikan diri? aku tidak mungkin memakanmu!” lalu aku berniat kembali ketempatku sebelumnya, saat membalikan badan aku tanpa sengaja menabrak seseorang dan membuat orang yang ditabrak menjatuhkan barang bawaannya. “mangapa itu kau?” ucapku padanya. dia tidak menjawab “kueku! sekarang kueku hancur karena jatuh” ucapnya. aku mendekat kepadanya “maaf, itu tidak sengaja.karena jatuh aku akan membelikanmu yang baru,ya?” baru saja menyelesaikan ucapanku seseorang meneriakan namaku “stephanie!” iya, itu jefri “apa kalian bertiga harus muncul bersama-sama? sambil menghembus nafas jengah aku menjauh dari diandra sementara jefri menghampiri diandra. “diandra, apa dia mengganggumu?” tanyanya. “bagaimana bisa kau langsung menuduhku?” ucapku tak terima. “karena hobi terbesarmu adalah menggangu orang” jawab jefri lalu kembali berbicara pada diandra “diandra jangan takut, ceritakan padaku apa yang terjadi? kenapa kue itu bisa terjatuh?” berbeda saat dia berbicara padaku, jefri bertanya dengan lembut pada diandra. “tidak, aku yang tidak hati-hati sehingga menjatuhkannya. ini tidak ada hubunganya dengan nona stephanie.” jawab diandra. “hah! dia benar benar seorang wanita yang pintar! kalimat terakhir jelas tidak perlu!” aku hanya menatap mereka jengah. “diandra kau hanya terlalu baik di saat begini kau masih membantu wanita jahat itu.” jefri beralih padaku “stephanie, aku memperingatkanmu jangan menguji batas kesabaranku, kau akan menyesal nantinya.” ucap jefri. aku membalas jefri tak kalah sengit “ jefri, bagaimana bisa kau mengucapkan kalimat murahan seperti itu? apakah kau terlalu banyak melihat konglomerat sombong diluar negeri?” di saat jefri ingin membalas ucapanku, diandra menyela “kalian berbicaralah, aku pergi dulu sampai jumpa” lalu diandra pergi meninggalkan kami.aku hanya melihatnya pergi sementara jefri dia berusaha mencegahnya sambil memanggil manggil namanya. “ diandra, diandra! dian-“ sambil menatap kepergian diandra yang mengabaikan panggilannya.
“sepertinya gadis yang paling imut dan lugu itu tidak benar benar dekat denganmu” ucapku meledek jefri. ”kami akan menjadi semakin dekat. tapi setelah dipikir pikir kanapa kau ada disini?” tanyanya. “hei! kita bertemu lagi, kebetulan sekali” sambil tersenyum manis, kalimat konyol itu yang keluar dari mulutku. jefri tertawa canggung atau lebih tepatnya dipaksakan sambil menjawab “terimakasih, tapi ini dekat dengan rumahku jangan bilang… kau kebetulan lewat?”. “betul! aku hanya kebetulan lewat! kebetulan sekali!” jawabku. “oh kebetulan sekali! joging sangat bagus untuk kesehatan kalau begitu silahkan kau lanjutkan! omong kosong!” lalu berbalik hendak meninggalkanku, aku mencegahnya untuk pergi “jefri kau sudah kembali dari luar negeri setelah sekian lama, kita belum sempat mongobrol. bagaimana kalau kita kencan hari ini?“ ajakku. “kencan? siapa yang ingin kencan dengamu?kau kencan saja sendiri!” dia kembali hendak meninggalkanku aku mencegahnya lagi “hei!”. dia berbalik ke arahku lalu berkata “benar juga! sudah lama kita tidak bertemu satu sama lain,bagaimana kalau… kita membuat janji jam 3 sore ini? breeze center kita bertemu disana.” katanya, secepat itu dia berubah pikiran? tapi baguslah rencanaku berhasil “aku tahu! kita sudah lama tidak bertemu, kita harus mengobrol! lalu… sampai jumpa sore ini.” ucapku dengan bahagia. “baik,sampai jumpa nanti“ ucap jefri. aku berbalik meninggalkan jefri dan kembali berlari dengan perasaan bahagia bahkan sesekali melompat “yaaay! langkah berperang no.4 menggunakan kencan untuk memperlihatkan kelebihanku dan berhasil mengambil alih hatinya!” ucapku dalam hati.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
