
Malam itu, setelah menikmati makan malam di Haidilao kemudian lanjut berbelanja, Dimas mengajak Zalea mampir ke apartemennya. Suasana hati Zalea terasa lebih baik dari beberapa hari terakhir.
Percakapan hangat dan perhatian Dimas selama makan malam berhasil meredakan sedikit keraguan yang sempat menghantuinya. Ia mulai berpikir bahwa mungkin ia memang terlalu paranoid dan harus lebih mempercayai Dimas.
Di apartemen Dimas, mereka melanjutkan obrolan santai sambil menikmati teh hangat di balkon. Angin...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya
Seoul City
0
0
Malam itu, Seoul memancarkan gemerlapnya dari balik jendela apartemen Haechan yang terletak tak jauh dari gedung SM Entertainment. Setelah seharian berkutat dengan jadwal padat, akhirnya Haechan bisa bernapas lega. Senyumnya merekah saat mendengar bel apartemen berbunyi, menandakan kedatangan sang pujaan hati.Ningning berdiri di ambang pintu, senyum manisnya mampu meruntuhkan segala kelelahan yang dirasakan Haechan. Di tangannya tergenggam sebuah kantong berisi camilan kesukaan mereka berdua.Hai, sapanya lembut, matanya berbinar penuh kerinduan.Sayang... Haechan menarik Ningning ke dalam pelukannya, erat seolah tak ingin melepaskannya lagi.Hembusan napasnya terasa hangat di ceruk leher Ningning. Akhirnya kamu di sini.Ningning membalas pelukan itu tak kalah erat. Aku juga kangen banget, sayang. Maaf ya baru bisa ke sini malam ini.Its okay sayang, yang penting sekarang kamu udah di sini, bisik Haechan sambil mengecup puncak kepala Ningning. Ayo masuk.Mereka berjalan bergandengan tangan menuju ruang tengah apartemen Haechan yang tertata rapi namun tetap terasa hangat. Cahaya temaram dari lampu tidur menciptakan suasana yang intim dan menenangkan.Di atas meja kopi sudah tertata beberapa bungkus ramen instan, tteokbokki cup, dan minuman soda – ritual wajib mereka setiap kali berkumpul.Aku bawa ini, kata Ningning sambil meletakkan kantong berisi camilannya di atas meja. Ada Chochobi cokelat sama Tteokbokki kesukaan kamu.Mata Haechan berbinar melihat camilan-camilan itu. Wah terharu banget, kamu emang yang paling tahu aku! Ia mengecup pipi Ningning sekilas sebelum meraih Chochobi.Apasih kamu, jawab Ningning malu.Mereka duduk bersisian di sofa empuk, bersandar satu sama lain menikmati kebersamaan yang terasa begitu berharga di tengah kesibukan dunia idol.Haechan menyalakan televisi dan memilih sebuah film komedi romantis yang sudah lama ingin mereka tonton bersama.Awalnya, mereka fokus pada alur cerita film, sesekali tertawa bersama atau memberikan komentar ringan. Namun, seiring berjalannya waktu, perhatian mereka mulai teralihkan satu sama lain.Sentuhan-sentuhan kecil mulai terasa lebih intens. Tangan Haechan yang semula hanya bertengger di bahu Ningning, kini mulai bergerak perlahan mengelus lengannya. Ningning pun tanpa sadar menyandarkan kepalanya lebih dalam di dada Haechan, merasakan detak jantungnya yang berirama tenang.Suasana di ruangan itu perlahan berubah menjadi lebih hangat dan sarat akan kerinduan. Tatapan mata mereka bertemu, menyimpan berjuta rasa yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ada kerinduan yang membuncah, kelelahan yang mencari sandaran, dan cinta yang ingin diungkapkan secara fisik.Haechan menangkup wajah Ningning dengan kedua tangannya, ibu jarinya mengelus lembut pipi mulusnya. my sweetener, you look absolutely stunning, bisiknya dengan suara serak.Pipi Ningning merona mendengar pujian itu. Ia balas menatap mata Haechan dengan tatapan penuh cinta. Kamu juga... aku suka banget kamu lagi pake baju santai kayak gini.Haechan terkekeh pelan. Cuma baju biasa kok. Tapi kalo kamu yang bilang, jadi berasa kayak pake tuxedo deh cil,Kata-kata itu kemudian dibalas dengan tawa kecil Ningning.Tak memberi jeda, Haechan kemudian mendekatkan wajahnya, bibirnya berbisik tepat di telinga Ningning, You have no idea how much I've been craving this... just you and me, away from all the chaos.Ningning merinding mendengar bisikan Haechan. Ia mengangguk pelan, merasakan jantungnya berdebar semakin kencang.Perlahan, ia mengangkat tangannya dan mengusap rahang tegas Haechan. Me too, It feels like ages since we had some proper alone time.Tanpa bisa lagi menahan diri, Haechan mencondongkan tubuhnya dan mencium bibir Ningning dengan lembut. Ciuman itu awalnya hanya berupa sentuhan ringan, namun perlahan berubah menjadi semakin dalam dan penuh gairah. Bibir mereka saling bertautan, melumat dan menyesap rasa rindu yang selama ini tertahan.Ningning memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan dan setiap rasa yang ditawarkan oleh bibir Haechan. Tangannya kini melingkar di leher Haechan, menariknya semakin dekat. Mereka seolah menemukan pelabuhan setelah sekian lama terombang-ambing di lautan kesibukan.Ciuman itu semakin intens, membawa mereka ke dalam dunia yang hanya ada mereka berdua. Haechan merebahkan tubuhnya di sofa, menarik Ningning untuk berbaring di atasnya. Tangan mereka saling menjelajah, merasakan setiap lekuk tubuh masing-masing.I missed touching you, bisik Haechan di sela-sela ciuman mereka. Your skin feels soooo soft...Ningning menggeliat kecil mendengar bisikan Haechan yang terdengar begitu intim. And you feel so good against me, balasnya dengan suara yang tak kalah berbisik.Napas mereka mulai tersengal-sengal, udara di sekitar mereka terasa semakin panas. Film di televisi sudah tak lagi menarik perhatian. Yang mereka inginkan hanyalah satu sama lain.Haechan perlahan melepaskan ciuman mereka, menatap mata Ningning dengan tatapan penuh hasrat. Can I...? tanyanya lembut, seolah meminta izin.Ningning mengangguk pelan, matanya memancarkan kerinduan yang sama besarnya. Yes, please...Tanpa menunggu lebih lama, Haechan kembali mencium Ningning, kali ini dengan ciuman yang lebih dalam dan lebih menuntut. Tangannya kini bergerak lebih berani, menyusuri lekuk tubuh Ningning yang terasa begitu familiar namun selalu berhasil membuatnya kehilangan akal sehat.Ningning membalas setiap sentuhan Haechan dengan desahan-desahan kecil yang semakin membakar gairah di antara mereka. Jari-jemarinya menelusuri rambut hitam legam Haechan, menariknya semakin dekat.Seolah kehausan dan tak pernah puas, Haechan membawa Ningning menuju kamarnya. Haechan menggandeng tangan Ningning, membimbingnya menuju tempat tidurnya yang rapi yang siap menyambut mereka dengan keheningan yang lebih intim. Cahaya remang dari lampu tidur di atas nakas menciptakan suasana yang hangat dan sensual.Ningning duduk di tepi tempat tidur, matanya mengamati Haechan dengan rasa ingin tahu dan sedikit gugup. Haechan berdiri di hadapannya, tatapannya terpaku pada wajah Ningning. Ia bisa merasakan jantungnya berdebar kencang, seolah ingin melompat keluar dari dadanya.Haechan mengangkat tangannya dan menyentuh pipi Ningning dengan lembut. Are you sure about this? bisiknya, suaranya serak. Ia ingin memastikan bahwa Ningning benar-benar menginginkan ini, sama seperti dirinya.Ningning menjawab dan matanya tidak lepas dari mata Haechan. Its not our first time, but you've always asked for permission politely,Yes, kak Hyuck. I always trust you, sahut Ningning mengangguk dengan suara yang hampir tidak terdengar.Mendengar jawaban itu, Haechan merasa seluruh keraguannya menguap. Ia tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan Ningning kepadanya lagi. Ia akan kembali menjadikan malam ini tak terlupakan bagi mereka berdua.Haechan mendekat dan berlutut di depan Ningning. Ia meraih kedua tangan gadis itu dan menciumnya dengan lembut. I won't hurt you, bisiknya.Perlahan, Haechan mengangkat kaos yang dikenakan Ningning, memperlihatkan kulit mulusnya yang membuat Haechan menahan napas. Ia menatap Ningning, meminta izin dengan tatapannya. Ningning mengangguk, dan Haechan melanjutkan aksinya.Haechan menanggalkan pakaian Ningning sepenuhnya, memperlihatkan tubuh indah sang kekasih yang hanya terbalut bra berwarna hitam.Mata Haechan membelalak tak percaya. Ningning terlihat begitu sempurna di matanya. You're so beautiful, bisik Haechan, suaranya bergetar.Ia mengulurkan tangan dan menyentuh kulit Ningning dengan lembut, merasakan kehalusannya di bawah jarinya.Ningning tersenyum malu-malu. Ia merasa sedikit tidak percaya diri dengan tatapan Haechan yang begitu intens. Namun, ia juga merasa tersanjung dan diinginkan.Haechan mencondongkan tubuhnya dan mencium leher Ningning, memberikan kecupan-kecupan kecil yang membuat Ningning merinding. Tangan Haechan bergerak turun, menyusuri tubuh Ningning hingga mencapai pinggangnya.Ia tidak bisa mempercayai bahwa gadis secantik ini ada di hadapannya, bersedia memberikan dirinya sepenuhnya.You're perfect, bisik Haechan, lalu mendekat dan mencium Ningning dengan lembut.Ciuman itu penuh dengan rasa hormat, cinta, dan hasrat yang membara. Ningning membalas ciuman itu dengan penuh semangat. Ia merasa sangat dicintai dan diinginkan oleh Haechan. Ia ingin membalas semua perasaan itu dengan memberikan yang terbaik dari dirinya.Ciuman mereka semakin intens, membawa mereka ke dalam dunia yang hanya ada mereka berdua. Tangan Haechan menjelajah tubuh Ningning, membangkitkan hasrat yang membara. Ningning pun membalas setiap sentuhan Haechan, merasakan setiap lekuk tubuh pria itu.Napas mereka mulai tak beraturan, udara di sekitar mereka terasa semakin panas. Mereka tidak bisa lagi menahan diri. Mereka ingin menyatu, menjadi satu dalam tubuh dan jiwa.Haechan mengangkat tubuhnya dan menempatkan dirinya di atas Ningning. Ia menatap mata gadis itu, mencari persetujuan. Ningning mengangguk, matanya penuh dengan cinta dan hasrat.Dengan gerakan perlahan dan penuh kehati-hatian, Haechan memasuki tubuh Ningning yang membuat si wanita mengerang pelan, merasakan sensasi yang luar biasa.Haechan berhenti sejenak, memberi waktu bagi Ningning untuk menyesuaikan diri.Are you okay? bisik Haechan khawatir.Ningning mengangguk, lalu tersenyum tipis. It feels... amazing, bisiknya.Haechan tersenyum lega. Ia mulai bergerak perlahan, merasakan kehangatan dan kelembutan di sekelilingnya. Setiap gerakan membangkitkan gelombang kenikmatan yang semakin kuat.Ningning mengikuti setiap gerakan Haechan, melengkungkan tubuhnya untuk mendekat. Ia tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Ia merasa sangat dekat dengan Haechan, baik secara fisik maupun emosional.Mereka terus bergerak bersama, semakin cepat dan semakin intens. Desahan dan erangan memenuhi ruangan, menjadi melodi indah yang mengiringi penyatuan mereka. Mereka saling memberikan yang terbaik dari diri mereka, saling memuaskan hasrat dan cinta yang membara.Akhirnya, mereka mencapai puncak bersama. Gelombang kenikmatan yang dahsyat menyapu seluruh tubuh mereka, membuat mereka merasa seperti melayang di angkasa. Mereka berdua berteriak bersama, melepaskan semua emosi dan hasrat yang selama ini terpendam.Setelah beberapa saat, mereka berdua terbaring lemas di tempat tidur, napas mereka masih tersengal-sengal.Haechan memeluk Ningning erat, tidak ingin melepaskannya.Wow, bisik Haechan, suaranya serak. That was... incredible.Ningning tersenyum dan membalas pelukan Haechan. It was... On of the best night of my life, bisiknya.Haechan mencium puncak kepala Ningning. Me too, bisiknya.I love you, Ning Yizhuo. I love you too, Kak Hyuck, balas Ningning.Malam itu, mereka tidak hanya menyatukan tubuh mereka, tetapi juga jiwa mereka.Malam itu juga menjadi saksi bisu dari kerinduan yang membuncah dan cinta yang tak terucapkan dengan kata-kata.Di apartemen sederhana di jantung kota Seoul, dua insan yang sama-sama berjuang di kerasnya industri hiburan menemukan pelipur lara dan kehangatan dalam pelukan satu sama lain.Mereka saling melepaskan penat dan kerinduan, menyatu dalam cinta yang tulus dan mendalam. Setiap sentuhan, setiap ciuman, adalah ungkapan rasa sayang dan kebutuhan yang selama ini mereka pendam.Di tengah gemerlap Seoul yang tak pernah tidur, cinta mereka bersinar terang, menjadi oase di tengah gurun kesibukan.***
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan