OUR SHENA - 1 (ATTENTION SEEKER)

65
5
Deskripsi

         “Shen, mereka bukannya adik kelas kita, ya?” bisik Cinda. 

         “Nggak tau,” jawab Shena tak peduli.

         “Lihat sebentar Shen!” mohon Cinda. 

         Shena akhirnya terpaksa menoleh. 

         “Attention seeker?” sinis Shena.

         “Lo nggak kenal mereka?”  

         “Emang gue perlu kenal mereka?”

******

OUR SHENA PART SATU

 

Tringgg

  Lonceng berbunyi, tiga cowok tampan nan menawan masuk ke dalam café, banyak pasang mata yang memperhatikan ketiganya, apalagi para cewek yang hanya bisa geleng-geleng dan berdecak kagum. 

         “Shen, mereka bukannya adik kelas kita, ya?” bisik Cinda. 

         “Nggak tau,” jawab Shena tak peduli, ia sedang sibuk dengan ponselnya. 

         Cinda menghela napas panjang, dengan kesabaran setipis tisu Cinda langsung menarik ponsel Shena dan membuat Shena sangat kaget. Kedua mata Shena langsung memberikan sorotan tajam ke Cinda. 

         “Lihat sebentar Shen!” mohon Cinda. 

         Shena menghela napas panjang, jujur dia sama sekali tidak tertarik. Namun, Shena paham bagaimana sikap Cinda yang kadang suka memaksa dan jika tidak dituruti gadis itu akan bawel berjam-jam. 

         Dengan terpaksa, Shena segera menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Cinda. Shena akhirnya melihat lebih jelas tiga cowok yang dimaksud oleh Cinda. Mereka bertiga tengah duduk di kursi paling tengah sembari tertawa seolah ingin menjadi pusat perhatian satu café. 

         “Attention seeker?” sinis Shena.

         “Lo nggak kenal mereka?” 

         Shena menoleh ke Cinda kembali dengan wajah acuh tak acuh. 

         “Emang gue perlu kenal mereka?”

         “Shena mereka adik kelas kita yang dari awal masuk aja udah jadi rebutan banyak cewek! Dan, lo pernah hukum mereka di tengah lapangan awal MOS! Lo seriusan nggak ingat?” 

         Shena terdiam sejenak, kepalanya langsung berpikir keras, berusaha mengingat kembali. 

         “Nggak ingat.” Shena menyerah, otaknya tak bisa mengingat ketiga cowok itu. 

         Kini giliran Cinda yang menghela napas panjang. Cinda menunjuk kembali ketiga cowok tersebut. 

         “Biar gue ingetin lo lagi. Dengerin gue!” paksa Cinda. 

         Shena diam saja dengan kedua mata mengerjap-kerjap antara peduli dan tidak peduli. Sedangkan Cinda mulai menjelaskan. 

         “Yang duduk sendiri namanya Rian, keluarganya terkenal banget di dunia hukum. Mulai dari bokapnya yang pengacara tenama, kakeknya hakim bahkan pamannya jaksa! Terus, di sebrang Rian ada Iqbal, adik kelas paling dingin dan paling pendiam yang pernah gue kenal. Dia pinter banget bahkan peringkat pertama di pendaftaran SMA Arwana. The last but nor really last….”

         Cinda tersenyum penuh arti, membuat Shena sedikit was-was dengan senyum tersebut. 

         “Glen Anggara, cowok paling kaya raya di SMA kita, bokapnya donatur utama SMA Arwana. Mulai dari bisnis properti, furniture, showroom, restoran, hotel bahkan bokapnya punya Mall. Dan, lo pernah jewer bahkan hukum anak orang kaya itu lari di tengah lapangan sampai mau pingsan!” Cinda menjelaskan dengan sangat lengkap bagaimana menakjubkannya perbuatan sahabatnya dulu waktu SMA. 

         Shena mengangguk-angguk pelan, perlahan ia mulai mengingatnya. 

         “Nggak penting,” simpul Shena tak ingin memikirkan lebih panjang. Shena langsung merebut kembali ponselnya dari tangan Cinda. 

         Sedangkan Cinda hanya bisa melongo melihat sikap cuek dan dingin Shena yang sejak dulu tidak pernah berubah. 

         “Pantas aja dulu lo dinobatin ketua osis paling dingin dan kejam se- SMA Arwana, Shen,” decak Cinda sembari geleng-geleng. 

         Shena menatap Cinda kemudian tersenyum lebar. 

         “Dan, ketua osis paling cantik tentunya,” bangga Shena. 

         Cinda mendecak sebal, ingin rasanya membantah namun itu memang kenyataan yang harus diterimanya. Shena Rose Hunagadi, sahabatnya sejak SMP yang selalu memiliki ambisi besar dalam hidupnya. Dan, semua yang diinginkannya pasti bisa di dapat dengan mudah. 

         “Shena,” panggil Cinda. 

         “Hm?” 

         Cinda mendekatkan tubuhnya, kembali tersenyum licik. 

         “Gue pernah denger rumor waktu kita masih kelas tiga SMA dan tiga cowok itu masih kelas satu SMA,” ucap Cinda menggantung. 

         Shena mengangkat kepalanya, menatap ke Cinda dengan bingung. 

         “Rumor apa?” 

         Senyum Cinda semakin lebar. 

         “Salah satu dari mereka pernah suka sama lo.” 

         Shena mengerutkan keningnya, detik berikutnya ia menoleh ke arah tiga cowok tersebut. Dan, tanpa Shena duga tatapanya saling bertabrakan dengan salah satu cowok. 

         Bukannya membuang muka, Shena malah secara terang-terangan semakin menatap cowok tersebut. 

         “Siapa yang suka sama gue?” tanya Shena tanpa mengalihkan pandangannya. Ia pun masih terus bertatapan dengan cowok itu.

         Cinda menatap Shena dan cowok yang sedang bertatapan dengan Shena secara bergantian. 

         “Cowok yang sedang lo tatap sekarang,” jawab Cinda. 

         Shena terdiam sejenak, kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke Cinda tanpa mempedulikan cowok tadi yang masih memandangnya. 

         “Nama dia siapa?” tanya Shena lagi. 

         Cinda tersenyum kembali, lebih bersemangat. 

         “Cowok paling kaya raya di SMA kita, Glen Anggara.” 

*****

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Our Shena
Selanjutnya OUR SHENA - 2 (KESEMPATAN)
64
6
“Dari kalian bertiga siapa yang paling baik?” tanya Shena. Glen, Rian dan Iqbal saling bertatapan sebentar. “Tentu saja kita semua orang baik.”Shena mengangguk lalu tersenyum.  “Kalau gitu, dari kalian beriga siapa yang paling kaya?”****
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan