
Adult Content ! For mature readers only 🔞 ~~
Sebuah permintaan konyol pikirnya. Sungguh, apakah Elena tidak tahu apa yang bisa terjadi dengan ucapan sembrono seperti itu?
Baginya, kalimat itu adalah persetujuan yang membuatnya semakin menjadi-jadi. Ia merasa perlu menuruti ucapan Elena yang menantangnya itu. Melakukan semuanya tanpa pelumasan adalah sesuatu yang Wilhelm sendiri tak pernah harapkan akan diucapkan oleh Elena. Wanita ini sungguh lugu,...
Captive in the Conqueror's Heart
46
48
4
Berlanjut
[𝐁𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐍𝐎𝐕𝐄𝐋 𝐓𝐄𝐑𝐉𝐄𝐌𝐀𝐇𝐀𝐍‼️][𝟐𝟏+] 🔞𝐒𝐋𝐎𝐖 𝐁𝐔𝐑𝐍!!𝐃𝐚𝐫𝐤 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 | 𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐌𝐚𝐥𝐞 𝐋𝐞𝐚𝐝 | 𝐄𝐧𝐞𝐦𝐢𝐞𝐬 𝐭𝐨 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐫𝐬-Berlatar di Jerman 1930's'𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘢𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘣𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘳 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢, 𝘌𝘭𝘦𝘯𝘢 𝘙𝘰𝘵𝘩 𝘔ü𝘭𝘭𝘦𝘳.' - 𝘞𝘪𝘭𝘩𝘦𝘭𝘮 𝘔𝘢𝘹𝘪𝘮𝘪𝘭𝘪𝘢𝘯, 𝘎𝘦𝘳𝘮𝘢𝘯𝘺 1930'𝘴Saat desa kecil Elena Roth Müller dihancurkan oleh pasukan Kerajaan, ia menjadi tawanan di tangan Wilhelm Maximilian Albrecht von Habsburg, seorang Duke sekaligus Feldmarschall yang dikenal dingin dan kejam. Bagaimana jika seorang Duke yang selalu percaya bahwa segalanya bisa dikendalikan justru dibuat goyah oleh sepasang mata seorang tawanan?https://www.wattpad.com/story/385572279
6,266 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Captive in the Conqueror's Heart Additional Chapter 104 (1/2)
8
13
Adult Content ! For mature readers only 🔞Part 1 of 2: seven night, no mercy-Wilhelm! Berhenti bergerak! 'Itu' menusukku! protes Elena lagi, suaranya kini terdengar seperti rengekan kesal yang menggemaskan, meskipun ia sedang marah.Kau memintaku untuk mengaturnya? Elena… kau meremehkan naluri alamiah. Dia memiliki pikirannya sendiri saat bertemu denganmu. Ia menggesekkan pinggulnya sedikit lagi, membuat batang berurat itu bergesek lagi. Seperti kompas yang menemukan arah utara, dia hanya ingin menunjukmu. Tidak bisa diatur, itu sudah takdir. Wilhelm membenamkan dagunya di sebelah pundak Elena, suaranya kini terdengar lebih lembut dari sebelumnya. *****Tunjukkan padaku. Keterampilan tanganmu.Elena menatapnya bingung. Ia tidak benar-benar menggerakkan tangannya, hanya menatap Wilhelm dengan ekspresi bertanya.“Bantu aku keluar.”“Apa—” *****Hingga mata mereka bertemu kembali. Namun, alih-alih bersinar seperti yang ia harapkan, manik mata Wilhelm gelap. “Elena... Jika burung-burung di luar sana diberi kesempatan untuk hidup sebagai manusia…” gumamnya, “dan tahu bahwa kehidupan seperti yang sedang kulakukan malam ini bisa mereka jalani… barangkali mereka tak akan sudi kembali ke sarangnya.”Ketegangan yang telah menumpuk karena permainan tak henti mereka kini mengikat pandangan mereka.Elena teringat bisikan beberapa pelayan di Albrectstein yang mengatakan bahwa tuan mereka sungguh tampan, bagai malaikat. Jika dia seorang malaikat, pikir Elena getir, dia pasti sudah lama diusir dari surga, dengan wajah yang begitu berdosa dan buruk.“Apa gunanya pagi jika yang tidur di sampingku lebih bersinar daripada cahaya mentari itu sendiri?” Ia mengaguminya lebih dari apa pun yang pernah ia miliki dalam hidupnya yang sempurna. Elena adalah cahaya paling terang yang pernah ia tangkap di retina matanya. Wilhelm menggigit pangkal hidung Elena dengan lembut. Ini hanyalah potongan-potongan kecil dari bab ini. Buka kuncinya untuk menyelami sisanya. Mengungkapkan tujuh hari penuh kegilaan, tujuh malam tak membiarkan Elena beristirahat!Catatan kecil: cerita ini tidak dibuat untuk kaum mendang-mending.
Bacalah jika kalian memang ingin, bukan untuk membandingkan, bukan pula untuk memenuhi standar ideal siapa pun.Jangan berharap terlalu rapi dari kisah yang ditulis dari kekacauan.Terima kasih udah mampir di sini.🌹Sekarang buruan unlock... aku literally nggak bisa diem nungguin kalian baca lanjutannya!
Makasih ya buat koinnya—aku cinta kalian 3000!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan