
Epoch adalah sebuah masa atau waktu tertentu di dalam hidup seseorang.
Kehidupan Allura selalu berhubungan dengan hal itu.
Tepat jam mata pelajaran ke 2 bu Rina selesai, Allura sudah membersihkan toilet perempuan tersebut. Ia menghembuskan napasnya lega.
"Yey selesai!" Seru Allura.
"Udah?" Seseorang menyahutinya.
Allura reflek membalikkan badan, terlihat bu Rina sudah membuka pintu toilet dan mengintai setiap bilik ruangan tersebut.
“Eh? Bu Rina, udah bu.”
“Bersih ya, cocok juga kamu jadi cleaning service. Udah sana balik ke kelas.”
"Iya bu terima kasih." Guru itu langsung pergi dari hadapan Allura.
"Dih mulutnya seenak banget ngomong," gerutu Allura. Ia tidak terima dibilang cocok jadi cleaning service.
Allura berjalan menuju kelasnya, menaiki tangga butuh effort baginya. Terlihat Arga duduk di kursi depan kelas, ia memainkan bola tenis di tangannya.
Allura melewati tunangannya itu, meskipun Arga memperhatikannya. Sesampainya Allura di depan kelas, langkahnya tertahan ketika Arga menahan lengan Allura.
"Maaf kemarin gue ga dateng," ucap Arga.
"Iya gapapa kok, itu luka habis kena pukul om Indra?" tanya Allura setelah pandangannya menuju sudut bibir Arga yang sedikit sobek. Allura tahu bahwa Arga hidup di keluarga dengan didikan yang keras, terlebih lagi jika Arga tidak menuruti kemauan sang ayah. Arga sudah terbiasa mendapatkan pukulan dari Indra. Dulu disaat Arga ketahuan menyelinap di ruang kerja Indra, ia mendapatkan banyak cambukan dari penggaris panjang di punggungnya. Ketakutan itu tertutup dengan kelembutan dari ibu kandungnya yang selalu menghentikan perbuatan Indra, dan kini tidak ada lagi yang membela Arga disaat Indra memukulnya kembali.
"Iya," jawab Arga singkat.
"Argaaa!!" seperti biasa Jihan Sthesia, gadis itu tiba-tiba datang dan langsung duduk di sebelah Arga dan merangkul tangannya. Terlihat Arga sedikit pasrah dengan kelakuan Jihan.
"Allura! Sini!" secara bersamaan Chea memanggil Allura dan bermaksud menyuruh Allura duduk di bangku sebelahnya lagi. Yang dipanggil pun menghampirinya, Arga yang ingin melanjutkan pembicarannya terpotong begitu saja.
"Duduk sini?" tanya Allura smbil menunjuk bangkunya sendiri.
“Iya itu kan emang bangku lo.”
"Gapapa sama bu Rina?" Allura ragu. Pasalnya guru itu bukan wali kelas, tetapi selalu mengatur tempat duduk anak-anak.
“Gapapa, bu Rina ga ada hak ngatur tempat duduk kita.”
Allura langsung menduduki bangkunya.
“Itu anak baru duduk dimana?”
“Sebelahnya Eja.”
"Hai ges kenapa manggil?!" sapa Dierja Casugraha, salah satu murid di kelasnya yang pemalas, namun banyak juga penggemarnya. Sapaannya itu membuat Allura dan Chea terkejut, cowo itu tiba-tiba sudah berada di sebelah Allura.
"Pelan, ngagetin anak orang aja lo!" Chea memukul lengan Dierja.
"Kemarin kemana eja, kok lo ga masuk?" tanya Allura.
“Gue menikmati indahnya Bali. Tapi ternyata di sini ada yang lebih indah.”
"Apa?" jawab Allura dan Chea bersamaan.
"Hubungannya Arga sama Allura, lebih indah dari bali," celetuk Eja mendapatkan pukulan dari Allura.
"Gila, omong kosong. Sana sana gue mau tidur," usir Allura, Eja hanya tersenyum lebar.
"Yee, eja eja, oleh-oleh mana?" tanya Chea.
"Ga ada, gue habisin semua." Cowo itu terkekeh lalu ia pergi menuju mejanya.
Dari tadi ada yang memperhatikan pembicaraan mereka. Ia adalah Dewandaru Atmaja, yg lebih suka dipanggil Dean.
"Itu Allura emang tunangannya Arga apa cuma candaan di kelas?" tanya Dean kepada Eja yang sudah duduk di bangku sebelahnya.
"Memang tunangannya bro, kenapa? Naksir Allura ya?" sahut Eja sedikit menggoda teman barunya itu.
"Engga lah, tuh liat." Dean mengode arah pandangannya terhadap Jihan yang merangkul lengan Arga yang berjalan ke dalam kelas.
Eja menoleh ke arah yang dimaksud Dean. “Udah biasa itu, Arga aja punya pacar.”
“Emang yang cewe gak cemburu?”
“Cemburu enggaknya cuma dia sendiri yang tau, tapi tunangan mana yang ga cemburu liat cowonya main sana sini.”
Dean hanya menganggukkan kepalanya, ia memperhatikan Allura. Benar yang dikatakan Eja, memang Allura selama ini cemburu melihat Arga memperlakukan gadis lain sangat manis dan berbeda dengan perlakuan Arga terhadap dirinya. Allura sudah tidak merasakan sifat dan karakter Arga yang sebenarnya, karakter yang hangat dan membuat Allura selalu merasa aman berada di dekat Arga, tetapi sekarang tidak, Arga berbeda dan Allura memakluminya, mungkin karakternya yang sekarang memang jati diri Arga yang sebenarnya.
Sudah hampir 45 menit, kelas yang ramai itu tidak ada guru yang masuk. Di dalamnya banyak dari mereka melakukan berbagai kegiatan, diantaranya 2 orang yang sudah menempel pada Arga bagaikan parasit.
"Gaa? Arga udah putus ya sama Shylla?" tanya Jihan, Arga yang ditanya itu hanya fokus terhadap ponselnya.
“Iya.”
“Kalau gitu aku bisa dong bareng kamu lagi?”
Jihan dulunya memang pernah berpacaran dengan Arga, meskipun hanya beberapa minggu.
"Enak aja, gue lah, ya kan Arga? Aku ada kesempatan kan?" sahut Ayena, teman Jihan ini memang suka berada di dekat Arga. Mereka membagikan Arga satu sama lain. Aneh, tetapi itu mereka.
. . . .
Tidak lama, bel istirahat berbunyi. Allura yang mendengar hal itu di alam mimpinya langsung terbangun. Perutnya sudah mulai lapar, tetapi ia rasa tidak menginginkan makanan yang berat.
Allura melihat tidak ada Chea di dalam kelasnya. Pandangannya yang masih buram melihat sekeliling ruang kelas itu, memang benar di kelas itu tidak ada Chea.
"Allura!! Kantin yok!" Suara panggilan mengejutkan Allura, Chea datang dari luar kelas.
“Kantin yang di luar aja ya, pengen beli sandwich kaya biasanya.”
“Boleh, gue juga mau.”
Mereka berjalan menuju kantin yang berada di halaman sekolah tersebut.
"Anak baru itu cakep ya All," ujar Chea.
"Masih gantengan Arga," sahut Allura.
“Tapi ini gantengnya Dean itu melebihi batas kegantengannya Arga All.”
“Namanya Dean?”
“Dewandaru Atmaja, tapi dipanggilnya Dean.”
“Ohh, lucu juga namanya.”
"Yah All, rame banget itu kantinnya," ucap Chea ketika mereka sudah berada di halaman samping sekolah dan melihat bahwa antrian dari 1 toko itu sangat tidak memungkinkan untuk bersabar.
Tekad Allura sangat kuat, ia harus memakan sepotong sandwich buah kesukaannya. "Gapapa, gue yang antri lo cari tempat duduk," sahut Allura sambil menepuk pundak Chea.
"Sip, dadah." Chea berjalan pergi meninggalkan Allura. Sedangkan Allura ia sedikit menyerobot antrian tersebut.
Untuk hal antri mengantri, Allura bisa bersabar. Meskipun gadis itu agak terlalu mepet dengan water fountain di belakangnya. Pandangannya naik turun untuk melihat kondisi kakinya yang hampir mendekati kolam. Antrian ini tidak tertib seperti biasanya, badan Allura selalu terdorong.
"Udahlah, nyerobot aja," ujar Eja yang berada di dekatnya. Ia menyuruh Dean menyerobot sekaligus mendorongnya untuk masuk antrian.
Tanpa disengaja, punggung dari Dean mengenai Allura dan membuatnya jatuh di kolam yang ada di sana. Beruntungnya air yang ada di kolam itu sedang tidak penuh. Namun rambut, seragam dan sepatunya basah terkena cipratan air kolam dan juga pancuran tersebut
Chea terkejut melihat temannya jatuh di atas kolam pancur. Tidak sedikit juga dari mereka melihat kejadian itu, termasuk Arga. Rasa sakit dan malu sudah bercampur di dalam diri Allura sekarang.
Dean yang terkejut karena kesalahannya tadi, ia langsung menjulurkan tangannya untuk membantu Allura berdiri. Tetapi Allura tidak membalas bantuan dean, ia tidak memperdulikannya.
"Maaf All," ucap Dean, wajahnya khawatir dan merasa bersalah.
Allura berdiri dan membenarkan seragamnya yang sudah basah itu, ia berdecak tanda bahwa dirinya sudah benar-benar malas dan emosi, Allura pergi dari hadapan Dean dan menghampiri dimana Chea duduk di tempatnya.
"All gapapa kan?" tanya Cheata pada Allura. Allura hanya menggeleng. Moodnya sudah rusak, saking marahnya ia hanya diam, tidak mengutarakan suatu perkataan terhadap Dean. "Bisa basah kaya gini lo All, yaudah tunggu sini ya, gue aja yang beli, lo duduk aja," titah Chea.
"Gausah deh, udah males gue," sahut Allura dengan lirikannya yang tajam kepada Dean yang berjalan menghampirinya
"Maaf banget All, gue beneran ga sengaja. Gua bantu beliin lo sandwich ya?" tawar Dean.
"Maafin All, ini gue yang salah, gue yang udah dorong Dean. Tapi kita berdua ga sengaja." Dierja menjelaskan dengan harapan Allura tidak marah lagi.
"Gak. Gue malu banget tau ngga?!" Allura hanya menatap mereka sinis.
Terlihat Arga berjalan menghampiri mereka, tangannya tengah memegang sesuatu.
"Sana ganti seragam sama sepatu," ucapnya sambil memberikan Allura sebuah kantong paperbag dengan isinya.
Sebenarnya Arga diam-diam memperhatikan tunangannya itu. Saat Allura jatuh tadi, ia langsung pergi ke pusat lemari sekolah dan membuka loker Allura. Arga mengambil seragam dan sepatu Allura yang memang sengaja berada di dalam loker.
"Gue ambil dari loker lo tadi," lanjut Arga ketika melihat Allura bingung.
“Gimana bukanya, kan kunci lokernya di aku.”
“Duplikat, gue punya. Cepet ganti sana.”
Allura yang tadi cemberut kini raut wajahnya kembali berseri.
"Ciee mulai perhatian," goda Eja. Arga hanya melirik sekilas temannya itu.
"Cieee." Chea menimpali yang akhirnya ia mendapatkan pukulan dari Allura.
“Apaan sih kalian.”
"Dimaafin ga All?" tanya Dean spontan.
“Iya iya dimaafin, tapi kalian berdua harus kasih gue sepotong sandwich biasanya.”
"Itu jelass nanti gua anter ke kelas," sahut Dierja. Allura langsung pergi dari hadapan mereka dengan terburu-buru.
"Gue antri dulu ya," ucap Dean, ia langsung berjalan menujur antrian panjang tersebut
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
