
Hero Baru Support Assassin? Moonton Ngadi-ngadi! - New Hero Mathilda Mobile Legends Bang Bang
0
0
Terkunci
Deskripsi
Kalian gak salah denger, kok. Hero baru ini emang punya class Support/Assassin, namanya Mathilda (bisa berubah sewaktu-waktu). Tapi, gak habis pikir deh kenapa Moonton bikin hero Support rasa Assasin kayak dia.
Punya skill buat bantu temen, tapi damage-nya sakit!
Skill Pasif : Ancestral Guidance
Mathilda mendapatkan Ancestral Guidance [stack pasifnya ada di atas ikon regen] dengan berjalan. Saat udah full stack, basic attack-nya bakal ngasih magic damage ke musuh dan movement speed selama 2.5 detik....
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
KOG dan AOV Ternyata Lahir dari 'KDRT' Tencent dan Riot
0
0
Kings of Glory (KOG) dan Arena of Valor (AOV) adalah dua game Mobile MOBA besutan Tencent Games dan TiMi Studios. KOG dirilis pada 26 November 2015 di Tiongkok dan menjadi game mobile paling populer pada Mei 2017 dengan 160 juta pemain aktif tiap bulannya. Alih-alih merilisnya secara global, TiMi malah merilis adaptasi KOG pada tahun 2016 bernama AOV di Taiwan (14 Okt), Vietnam (21 Nov), dan Thailand (26 Des).Melihat kesuksesan KOG pada tahun 2017, TiMi kembali merilis server AOV di Korea (26 Apr), Indonesia (6 Jun), Eropa (10 Agu), MSP (17 Okt), dan Amerika (19 Des).Tahun 2018 muncul juga server India (1 Mar), Australia (28 Jun), Jepang (30 Nov), dan server terbaru rilis pada 16 April 2020 bernama server MENA.Dibalik kesuksesan dua game tersebut, ternyata ada 'konflik rumah tangga' antara Tencent Games dan Riot GamesDilansir dari The International [1], pada tahun 2011 'Papa' Tencent membeli 93% saham Riot sang pengembang game League of Legends PC (LOL). Saham Riot pun akhirnya dibeli sepenuhnya oleh Tencent pada tahun 2015.Meski anak perusahaan, tetapi Tencent pada tahun 2011 mengizinkan Riot untuk beroperasi secara otonom sehingga mereka pada dasarnya adalah dua perusahaan terpisah.Dengan mengakuisisi hampir seluruh saham Riot pada saat itu, Tencent pun mulai mempublikasikan LOL di Tiongkok pada 2014 dan membuka kantornya sendiri di Hong Kong, seolah-olah ingin mengambil kendali atas game itu di tangan Tencent. Riot merasa kesal atas perbuatan 'Papanya' sehingga ia diam-diam merekrut mantan eksekutif Tencent untuk 'memata-matai' publikasi LOL di Tiongkok. Mengetahui ada mantan kolega yang bekerja untuk Riot, para eksekutif Tencent pun marah dan menolak untuk bekerja dengannya.Akhirnya Riot menunjuk orang baru untuk meredam kemarahan Papa.Pada tahun yang sama, pasar game mobile mulai memperlihatkan potensi yang besar. Dilansir dari Esports ID [2] dan Dot Esports [3], Tencent mulai membujuk (secara nonformal) ke Riot untuk membuat versi mobile dari LOL. Pihak Riot menolak dengan dalih idealisme mereka bahwa pengalaman bermain LOL—yang rumit, kompleks, dan lama—tidak akan pernah bisa direplikasi atau dibuatkan versi sederhananya di mobile smartphone. LOL hanya dikhususkan untuk para gamer hardcore PC.Tencent akhirnya membuat game MOBA mobile versi mereka sendiri tanpa sepengetahuan Riot yaitu Wangzhe Rongyao atau Kings of Glory (KOG) dan merilisnya setahun kemudian.Riot lagi-lagi merasa kesal setelah melihat tampilan KOG yang sangat persis seperti LOL tetapi dengan versi lebih sederhana.Mereka merasa kekayaan intelektual (intellectual property) mereka telah dicuri oleh Papanya sendiri. Riot pun protes ke Tencent untuk mengubah tampilan KOG agar berbeda dari LOL. Tencent pun paham maksud anaknya dan melakukan update yang benar-benar berbeda.Tahun 2017 menjadi tahun emas bagi KOG, di sisi lain menjadi tahun kelam bagi LOL yang mulai mengalami penurunan jumlah pemain. AOV sebagai adaptasi KOG pun cukup menuai kesuksesan di Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Sejumlah server yang berhasil dibentuk di berbagai belahan dunia membuktikan potensi besar dari game AOV itu.Sayangnya, di tahun 2020 ini AOV sudah terlihat mengalami penurunan dengan banyaknya server dan turnamen esport yang harus dihentikan.Meski begitu, KOG masih menjadi game paling populer di Tiongkok dan salah satu penyumbang terbesar pendapatan Tencent.[1] Wayne Ma dan Juro Osawa. The Information. 13 Agustus 2018. https://www.theinformation.com/articles/tensions-flare-behind-the-scenes-of-league-of-legends[2] Rendy Lim. Esport ID. 14 Agustus 2018. https://esports.id/arena-of-valor/news/2018/08/5129a5ddcd0dcd755232baa04c231698/baru-terungkap-aov-lahir-dari-hubungan-buruk-tencent-dan-riot-games[3] Aaron Mickunas. DOT Esports. 13 Agustus 2018. https://dotesports.com/league-of-legends/news/riot-strained-relationship-tencent-declining-players-mobile-games-information-32079Lika-liku drama pembelian saham Riot oleh Tencent dan berujung pada gagalnya perilisan LOL: Wild RiftRiot Games dibentuk pada ...
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan