
Kerja di kawasan bisnis yang mewah dan megah tidak selalu kongruen dengan penghasilan yang didapat. Putri yang bekerja di sebuah kantor sebagai tenaga administrasi, hanya mendapatkan gaji sedikit di atas UMR. Tapi berkat tabungan dan hidup hemat, ia dan Reza, suami yang baru dinikahi, berhasil memiliki tabungan untuk uang muka KPR. Namun cita-cita untuk memiliki rumah, terpaksa harus ditunda ketika Ayah Putri terserang stroke yang menyebabkannya lumpuh. Mulai saat itu, beban ekonomi keluarga besar...
Buat yang baca pake HP, rotate ke mode landscape deh, biar format skenarionya rapih, hehe...
LOGLINE:
Kerja di kawasan bisnis yang mewah dan megah tidak selalu kongruen dengan penghasilan yang didapat. Putri yang bekerja di sebuah kantor sebagai tenaga administrasi, hanya mendapatkan gaji sedikit di atas UMR. Tapi berkat tabungan dan hidup hemat, ia dan Reza, suami yang baru dinikahi, berhasil memiliki tabungan untuk uang muka KPR. Namun cita-cita untuk memiliki rumah, terpaksa harus ditunda ketika Ayah Putri terserang stroke yang menyebabkannya lumpuh. Mulai saat itu, beban ekonomi keluarga besar menjadi tanggungan Putri dan suami. "Roti lapis" menjadi masalah bagi Putri, tapi ternyata "roti lapis' pula yang mereka harap bisa menjadi solusi.
SINOPSIS:
Hari itu Putri sudah bikin janji dengan Reza, suaminya, untuk bertemu di depan bank yang akan menjadi tempat untuk mereka menandatangani akad KPR. Putri sangat senang berada dalam posisi ini. Sebagai pegawai biasa di sebuah perusahaan biasa dengan gaji yang biasa, akhirnya, sebentar lagi, akan memiliki rumah.
Putri mengingat masa-masa ketika pertama kali masuk kerja, menerima gaji, dan hidup berhemat agar bisa mewujudkan cita-citanya untuk memiliki rumah. Untungnya Reza yang juga pekerja dengan penghasilan yang tidak jauh berbeda dengan Putri, pandai juga mencari penghasilan tambahan dari menulis novel. Bahkan novel pertamanya sempat menjadi best seller sehingga royalty-nya bisa dialokasikan untuk melengkapi uang muka KPR. Namun cita-cita besar ini harus dibatalkan ketika Ayah Putri terkena serangan stroke sehingga harus menjalani operasi yang biayanya cukup besar.
Pasca stroke, Ayah Putri lumpuh dan tidak bisa bekerja lagi. Hal ini membuat Putri sebagai anak satu-satunya yang sudah punya penghasilan, harus mengambil alih tanggung jawab ekonomi keluarga. Hal ini, awalnya, tidak menjadi masalah bagi Putri dan Reza, selama mereka punya uang, mereka akan cukupkan kebutuhan keluarga. Apalagi saat itu Putri memulai usaha kecil menjual roti lapis di pantry kantor. Usaha kecil ini sangat membantu Putri untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan ekonomi keluarganya.
Ternyata masalah Putri bukan hanya menanggung ekonomi keluarga, tapi juga masalah-masalah keluarga lainnya, mulai dari Ayah Putri yang tidak punya semangat untuk sembuh. Adik-adik Putri yang sering melanggar aturan keluarga, sampai rencana Bude Rani dan Bude Rina, adik-adik Ayah Putri, yang berencana untuk menjual rumah warisan yang saat itu ditempati Ayah Putri dan keluarga.
Satu masalah selesai, satu masalah lain datang. Putri berusaha untuk tetap tabah dan tegar menjalaninya. Termasuk ketika kehamilannya bermasalah sehingga anaknya lahir prematur. Dan pada saat yang sama, Reza yang seharusnya ada di sampingnya, menghilang tak tentu rimba.
MUSIK BERIRAMA RIANG terdengar.
FADE IN:
1. EXT. KAWASAN BISNIS - SIANG
ESTABLISHING SHOT: Kawasan bisnis Kota Jakarta pada siang
hari sekira pukul 12.10 ketika para LELAKI dan PEREMPUAN
pekerja kerah putih sedang istirahat makan siang.
PUTRI (V.O.)
Kerja di kawasan bisnis seperti ini
adalah impian gue sejak masih
kuliah dulu...
(beat)
Kerja di perusahaan bagus, di
perkantoran yang bagus, pakaian
bagus, penampilan bagus... semuanya
serba bagus... dan tentu saja masa
depan yang... mudah-mudahan
bagus...
(beat)
Oh ya, kenalin... nama gue Putri.
Nama yang standar untuk cewek dari
keluarga standar. Nasib dan
pekerjaan gue juga standar--
2. EXT. KAWASAN BISNIS, DEPAN KAFE - SIANG
Ada sekelompok pekerja LELAKI dan PEREMPUAN yang keluar dari
kafe atau restoran mewah.
PUTRI (V.O.)
--nggak seperti mereka yang punya
jabatan dan gaji yang tinggi--
3. EXT. KAWASAN BISNIS, DEPAN WARUNG TENDA - SIANG
Ada juga sekelompok pekerja LELAKI dan PEREMPUAN lainnya yang
keluar dari warung-warung tenda yang menempel di tembok
pemisah antara gedung megah dan gang pemukiman padat.
PUTRI (V.O.)
--nggak juga seperti mereka yang
kerja di kawasan bisnis tapi
gajinya... you know lah--
4. INT. KANTOR PUTRI, PANTRY - SIANG
Pada sebuah pantri kantor yang kecil dengan segala
kelengkapannya termasuk sebuah meja makan.
PUTRI (V.O.)
--dan inilah gue yang nama, jabatan
dan gajinya standar--
PUTRI (karyawati 26th, tidak cantik tapi juga tidak jelek)
sedang tergesa menghabiskan sisa roti lapis dari kotak
tupperware-nya.
PUTRI (V.O.)
(nada marah)
--awas kalo lo bilang tampang gue
standar!
Pintu dibuka dari luar, JONO (office boy 25th) masuk. Putri
menutup wadah makan siangnya.
JONO
Mbak Putri kok buru-buru gitu, toh?
PUTRI
Ada urusan bentar, Jon. Titip
tupperware gue ya.
Putri memberikan kotak tupperware-nya pada Jono lalu berjalan
menuju pintu.
JONO
Cuci?
PUTRI
Nggak perlu. Simpan saja.
Putri membuka pintu.
PUTRI (CONT'D)
Oh ya, cuci saja.
Putri keluar. Jono tersenyum, potongan sisa roti lapis
mengundang selera untuk dihabiskan.
PUTRI (CONT'D)
Eh, jangan! Masih ada sisa.
Putri pergi. Jono batal menyantap postongan roti lapis dengan
kecewa.
5. INT. KANTOR PUTRI, KORIDOR - SIANG
PUTRI berjalan menelusuri koridor.
PUTRI (V.O.)
Gue seneng banget kerja di
perusahaan ini. Suasananya,
pekerjaannya, rekan kerjanya...
atasannya juga baik...
KARYAWAN JUNIOR yang membawa map tebal berjalan dari arah
depan.
PUTRI
Mau kemana?
KARYAWAN JUNIOR
Ini, ada yang musti difotokopi
untuk persiapan meeting nanti.
PUTRI
Di meja kerja saya ada coklat,
ambil aja buat kamu.
KARYAWAN JUNIOR
(senang)
Makasih...
PUTRI (V.O.)
Baik kan, gue...
PUTRI
Sekalian, di sana ada dokumen yang
musti difotokopi juga, titip ya...
KARYAWAN JUNIOR
(bete)
Oh, mmh iya bu...
Putri kembali berjalan menuju ruang kerja atasannya.
PUTRI
Cuma seratus lembar, kok...
6. INT. KANTOR PUTRI, DEPAN R. KERJA PAK ANTON - SIANG
PUTRI berhenti di depan pintu ruang kerja yang terbuka lalu
menengok ke dalam.
PUTRI
Pak Anton... pamit ya...
PAK ANTON (atasan Putri 50th) sedang duduk di kursi meja
kerjanya.
PAK ANTON
(menggoda)
Cie, yang mau akad KPR...
PUTRI
Hehe, doakan lancar ya, pak...
PAK ANTON
Jangan lama-lama! Selesai urusan
langsung balik!
PUTRI
Nanti kalau KPR saya jadi, bantu
saya ya, pak...
PAK ANTON
Bantu pindahan ke rumah baru?
PUTRI
Bantu bayarin cicilannya tiap
bulan, pak...
PAK ANTON
Enak aja!
PUTRI
Cuma lima belas tahun kok, pak...
PAK ANTON
Pergi sana!
Putri dengan santai berjalan menuju pintu keluar kantor.
7. INT. LANTAI DASAR, LOBBY GEDUNG KANTOR - SIANG
PUTRI keluar dari lift sambil tersenyum membayangkan sesuatu.
PUTRI
Yey! Akhirnya gue punya rumah...
ADIT (teman kerja Putri) dan NINA (teman kerja Putri)
berjalan dari arah berlawanan. Mereka baru selesai makan
siang di luar kantor
ADIT
Lo jadi ke bank?
PUTRI
Iya, ini baru mau berangkat.
NINA
Gue titip manager bank satu ya,
yang ganteng, jangan pakai isteri.
PUTRI
Kalo satpam bank mau nggak?
Tampangnya gahar, isterinya dua?
Adit ngikik, Nina bete.
NINA
Sial, lo!
Putri terus berjalan ke arah luar.
PUTRI (V.O.)
Setelah lima tahun kerja di
perusahaan ini, akhirnya impian gue
untuk punya rumah akan tercapai..
(beat)
Berkat rajin kerja dan tentunya
hidup hemat...
8. INT. RUMAH PUTRI - MALAM (FLASHBACK)
PUTRI memberi amplop isi uang pada IBU PUTRI (50th).
PUTRI
Bu, buat bulan ini.
IBU PUTRI
Makasih ya, Put... Ibu doain
rezekinya tambah lancar...
PUTRI
Aamiin...
PATRA (adik Putri 22th) dan BUNGA (adik Putri 17th) datang
lalu ikut berdoa.
PATRA
Gajinya tambah banyak...
SEMUA
Aamiin...
BUNGA
Gajinya tambah sering. Sebulan dua
kali.
SEMUA
Aamiin...
PATRA
Gajinya sebulan tiga kali.
SEMUA
Aamiin...
BUNGA
Gajinya naik empat kali lipat...
SEMUA
Aamiin...
Patra dan Bunga menengadahkan tangan.
PUTRI
Nggak ada jatah!
Putri pergi meninggalkan Patra dan Bunga yang tampak kecewa.
9. EXT. WARUNG PECEL LELE - MALAM (FLASHBACK)
PUTRI dan REZA (30th) sedang duduk di warung tenda ketika
PELAYAN datang menyajikan pecel lele di meja.
PUTRI
Bukan pelit mas, tapi hemat...
REZA
Tapi kan sekali-sekali boleh aja
kita makan di kafe...
PUTRI
Ya boleh dong... tapi nanti, kalau
ada undangan ulang tahun...
PUTRI (V.O.)
Oh ya, kenalin ini Reza. Waktu itu
masih pacar, sekarang sudah jadi
suami. Ganteng, kan? Jangan naksir
ya!
(beat)
Gue nikah sama Reza dua bulan yang
lalu.
10. EXT. TAMAN - SIANG (FLASHBACK)
PUTRI dan REZA yang berpakaian pengantin berdiri di pelaminan
diapit AYAH PUTRI (55 th) dan IBU PUTRI (50 th) juga BAPAK
REZA (70 th) dan IBU TIRI REZA (45 th).
IBU TIRI REZA
(senang, ke Ibu Putri)
Ternyata nikahan di taman beda,
ya...?
IBU PUTRI
(ke Ibu Reza)
Iya, nggak kaku, lebih meriah...
Suasana resepsi pernikahan dengan para LELAKI dan PEREMPUAN
(termasuk PUTRA (kakak Putri 30th), PATRA, BUNGA, PAK ANTON,
NINA dan ADIT. Ada yang berdiri sambil ngobrol, ada yang
berdiri sambil makan, ada yang antri di depan gerobak
makanan. Ada juga Anak-Anak yang lari-lari berkejaran.
PUTRI (V.O.)
Dan tentunya lebih murah karena
sewanya nggak semahal gedung, nggak
perlu bayar listrik--
Suasananya terlihat alami karena didekorasi oleh tetumbuhan
dan atau tanaman asli.
PUTRI (V.O.)
--dan dekorasinya juga gampang
karena cuma tinggal nambahin spot
spot yang terkesan kosong dengan
tanaman yang dibawa dari rumah atau
pinjam dari tetangga.
IBU TIRI REZA
Kamu pinter bikin dekorasinya,
Put...
Putri tersenyum setengah hati.
PUTRI (V.O.)
(agak sinis)
Ya ini juga kan karena bapak sama
ibu mertua nggak ngasih anggaran...
11. EXT. RUMAH PUTRI, TERAS - MALAM (FLASHBACK)
REZA dan PUTRI sedang duduk bersampingan menatapi laptop yang
tersimpan di atas meja.
REZA
Cukup nggak, uangnya?
PUTRI
Tabungan kamu cuma segini?
REZA
Itu dari royalty novel pertama aku
yang best seller itu, lho...
PUTRI
Dari gaji, nggak ada?
REZA
Gaji aku kan kecil. Aku belum bisa
nabung.
PUTRI
Sebenarnya aku punya tabungan, tapi
itu untuk uang muka KPR... Itu juga
baru setengahnya...
REZA
Ya sudah, kalau gitu kita nikahnya
di KUA saja, nggak perlu pakai
resepsi... Tetap romantis kok,
kayak di cerita novel aku...
Putri diam, berpikir, lalu menghela nafas berat dan mengambil
keputusan yang cukup berat.
PUTRI
Ya sudah, nggak apa-apa. Tabungan
aku dipakai aja. Ditambah tabungan
kamu, cukup kok untuk bikin resepsi
yang sederhana...
12. INT. KAMAR PUTRI - MALAM (FLASHBACK)
PUTRI sedang melepas riasan pengantinnya di depan cermin.
PUTRI (V.O.)
Tapi ternyata Tuhan senang banget
bikin kejutan...
REZA, yang masih mengenakan pakaian pengantin, menghampiri
Putri sambil membawa gentong (kotak) angpao.
REZA
(senang)
Put! Angpaonya banyak...
PUTRI
(biasa)
Alhamdulilah, buat tabungan uang
muka KPR lagi...
REZA
Ini bukan cuma cukup untuk tabungan
Put, tapi cukup untuk uang muka
KPR...
PUTRI
(kaget)
Hah?! Masa sih?! Kalo gitu balik
modal, dong?
REZA
Bukan cuma balik modal, tapi untung
dua puluh persen!
PUTRI
Kita bikin resepsi sekali lagi,
yuk?! Siapa tahu angpaonya nanti
cukup untuk beli rumah cash...?
13. EXT. DEPAN GEDUNG BANK - SIANG
REZA sedang berdiri menunggu di depan gedung bank, PUTRI
datang menghampiri.
PUTRI
Kita belum terlambat, kan?
REZA
Pas banget kok. Yuk, masuk
sekarang...
PUTRI
Tunggu, tunggu...
REZA
Apa sih?
PUTRI
(tersenyum)
Aku nggak percaya, akhirnya kita
punya rumah! Kayak mimpi...
Reza cubit perut Putri yang lalu teriak.
PUTRI (CONT'D)
AW!
REZA
Kamu nggak lagi mimpi, kok...
PUTRI
Tapi jangan dicubit gitu dong.
Sakiit...
Putri membalas cubitan Reza bertubi-tubi, Reza berusaha
menghindar sambil mengaduh dan tertawa-tawa. Tiba-tiba hape
Putri berbunyi.
SFX
KRING-KRING-KRING!
Putri melihat layar hape, terbaca nama BUNGA. Putri aktifkan
hapenya lalu menempelkannya di telinga.
PUTRI
Ada apa, Bunga?
(kaget)
Apa? Kapan? Kenapa?
(resah)
Oke, gue ke sana sekarang!
Putri mematikan hapenya, ia terlihat panik. Reza heran.
REZA
Kenapa Bunga?
PUTRI
Bapak masuk rumah sakit!
REZA
Ya sudah, nanti selesai akad KPR
kita ke sana...
PUTRI
Nggak bisa! Musti sekarang! Bapak
kena stroke!
Putri pergi mencari taksi. Reza sempat terdiam sebentar,
berpikir, lalu bergegas mengejar Putri.
14. EXT./INT. RUMAH SAKIT MEWAH, LOBBY - SIANG
PUTRI dan REZA bergegas memasuki pintu rumah sakit yang
terlihat megah dan mewah ini.
Dari bagian dalam rumah sakit, PATRA dan BUNGA menyambut
kedatangan kakak dan iparnya.
PUTRI
Di mana bapak?
BUNGA
Di ICU, katanya harus operasi.
PATRA
Tapi kita harus bayar deposit dulu,
mbak.
PUTRI
Bapak kan punya BPJS?!
PATRA
Iya, tapi rumah sakit ini nggak ada
kerjasama dengan BPJS.
REZA
Kalau gitu kita pindah ke rumah
sakit lain saja.
PUTRI
Jangan! Kalau terlambat bisa fatal!
(ke Patra dan Putri)
Mana bagian administrasinya?
Patra dan Bunga menunjuk ke arah yang sama, lalu bersama
Putri yang diikuti Reza bergegas ke sana.
15. INT. RUMAH SAKIT MEWAH, KORIDOR MENUJU R. OPERASI -
SIANG
BEBERAPA PERAWAT mendorong blankar tempat AYAH PUTRI
terbaring.
IBU PUTRI, PUTRI, PATRA dan BUNGA menyertai dari samping dan
belakang.
REZA yang berjalan beberapa langkah di belakang, tampak
sedang bertelepon.
Ketika sampai di depan pintu ruang operasi, PERAWAT #1
membuka pintu, PERAWAT yang lain mendorong blankar bapak
masuk ke ruang operasi. Perawat #1 menutup pintu sambil
memberi isyarat agar Ibu Putri, Putri, Bunga dan Patra
menunggu di luar.
16. EXT. RUMAH SAKIT MEWAH - TIME LAPSE
Siang telah berubah menjadi sore, lalu sore berubah menjadi
malam.
17. INT. RUMAH SAKIT MEWAH, DEPAN RUANG OPERASI - MALAM
Pintu ruang operasi dibuka dari dalam.
REZA dan PATRA yang sedang berdiri memberi kode pada PUTRI
yang lalu membangunkan BUNGA yang sedang menyenderkan kepala
di bahu IBU PUTRI.
DOKTER keluar dari ruang pintu ruang operasi, Reza, Patra,
Putri, Ibu Putri dan Bunga menghampirinya.
Dokter bicara (INAUDIBLE) sambil tersenyum. Semua tampak lega
lalu mengekspresikan kelegaannya masing-masing. Reza menepuk
bahu Patra. Putri dan Bunga bersamaan memeluk Ibu Putri.
Bersambung ke Part 2/9
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
