
Alen yang niatnya pulang untuk mengejar cinta, malah di hadapkan pada kenyataan jika pria impiannya telah menikah dan memiliki anak yang super duper lucu.
Kenzo seorang pilot maskapai penerbangan terbaik di Indonesia harus menerima kenyataan jika istrinya selama ini berselingkuh. Belum sampai disitu, dia harus menerima kenyataan jika istrinya mengalami kecelakaan dan meninggal bersama selingkuhannya.
Bagaimanakah takdir bisa menghubungkan mereka berdua? Lalu bagaimana Alen harus menghadapi tantangan menjadi seorang ibu sambung? Apakah hubungan mereka dapat berakhir bahagia?
Selamat Membaca ^^
Stepmother - 01
Disclaimer!
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
❤🧡💛💚
Kalena Prameswari
Halo kenalin nama gue Kalena Prameswari. Kalian bisa panggil gue kalen, lena, meswari atau apa aja asal jangan ena, pram, atau ari. Ngak lucu tahu.
Tapi gue lebih suka di panggil alen sih. Orang-orang terdekat gue juga manggilnya itu, lebih singkat dan lebih enak didengarnya.
Gue anak kedua dari dua bersaudara. Kakak gue laki-laki tulen yang duitnya bisa dipake 7 turunan, 8 tanjakan, 5 belokan, 6 tikungan. Pokoknya ngak habis-habis deh. Heran gue...
Saat ini gue terdaftar sebagai salah satu pengangguran di Indonesia. Sebelumnya gue menempuh pendidikan S1 di Amerika dan baru sekitar tiga bulanan balik ke indonesia.
Kerjaan gue setiap hari cuman ngabisin duit abang gue, mumpung dia belum nikah. Kalau udah nikah kan ada istrinya, ngak enak nanti.
Tok..tok..
"Len.. alen.. bangun alen... alen.."
Ya ampun!
Bisa ngak sih sehari aja hidup gue tenang baru juga mau tidur siang udah ada aja gangguan. Mana dari atm berjalan gue lagi. Ngak bisa ngebantah deh gue.
Cklek..
"Ada ap..."
Ucapan gue seketika tertahan oleh pekikan terkejut begitu melihat seorang bayi mungil nan lucu, imut, menggemaskan tengah berada digendongan abang gue.
"Len bisa tolongin abang ngak. Tolong jagain kiano sebentar yah, abang mau bikinin dia susu"
Belum sempat menjawab abang gue udah pindahin bayi itu kegendongan gue dan pergi dengan beribu tanya menghantui.
Siapa bayi ini?
Kok ada bayi?
Apa abang diam-diam punya anak?
Terus uang bulanan gue gimana?
Kebagi dong sama ini anak.
Huwah... jangan dong. Gue belum siap. Gue masih pengangguran.
Ditengah kebingungan, gue merasa geli saat sesuatu yang kecil dan lembut menyentuh dada gue. Pas gue nunduk untuk mastiin.
"Eh...eh... jangan dek.. itu belum ada isinya. Aduh... gimana ini..."
Tanpa rasa bersalah bayi bernama kiano itu terus mendusel sambil ngeraba dada gue. Dikira susu emaknya kali ah.
Lagipula ini bayi siapa sih sebenernya mana lucu banget lagi bikin kepengen bikin yang kayak gini.
Eh... Tunggu dulu.
Kok mukanya mirip seseorang yah?
Tapi siapa?
Abang?
Bukan.. bukan... ini lebih cakep dari abang..
Duh siapa yah? Kok gue lupa-lupa inget sih..
Sebelum gue mati karena penasaran, mending langsung gue tanya aja sama abang.
"Abang!"
"Ada apa len?" Tanya abang gue, masih asik berkutat dengan alat-alat didepannya.
"Jawab aku sekarang. Ini anak siapa? Abang ngak punya anak diem-diem kan?" Tuduh gue.
"Enak aja kamu kalau ngomong. Kakak masih perjaka ting ting yah" serunya tak terima
"Ya terus ini anak siapa? Abang ngak gabung sindikat penculikan anak kan?" Tuduh gue lagi.
"Kamu ini yah. Kamu pikir harta abang udah habis apa sampai harus gabung sindikat kayak gitu"
"Ya terus ini anak siapa abang?" Gue benar -benar penasaran.
"Dia itu anaknya kenzo" seru abang.
"Kenzo?"
Tunggu... jangan bilang..
"Iya Kenzo Wilmor. Sahabat abang yang dulu sering main disini bareng tian"
1
2
3
WT*!!
"Ngak mungkin!" Jerit gue dalam hati.
Tolong siapapun saat ini bangunin gue dan bilang sekarang cuman mimpi. Bayi ini ngak mungkin kan anaknya kak kenzo.
Orang yang selama ini jadi my future husband.
Belum apa-apa hati gue udah dipatahkan oleh kenyataan. Kak Kenzo yang selama ini jadi cinta pertama gue. Kak kenzo yang selama ini hadir dimimpi indah gue. Ternyata udah nikah dan sekarang anaknya ada didepan gue.
Seakan membenarkan pertanyaan gue bayi itu tersenyum kearah gue sambil ngedusel manja.
Oh My God!
Terus masa depan gue gimana?
Masa gue jadi perawan tua?
Oh no.. amit-amit jabang zigot!
"Abang bohong kan?"
Gue ngak boleh langsung percaya. Abang gue itu suka bercanda, walau kadang garing.
"Ngapain abang bohong. Kamu lihat aja mukanya seratus persen kenzo"
Seketika mata gue meneliti wajah bayi itu. Dan benar saja wajah familiar itu milik kak kenzo.
Huwaahhh...
Mamaa... Jodohku ketikung orang...
Gue benar-benar ngak terima, niat pulang ke indonesia biar bisa ketemu jodoh. Eh tahu-tahu malah ditinggal nikah. Mana udah nyetak bayi lucu nan menggemaskan ini lagi.
Pupus sudah harapan dan angan-angan gue.
"Jadi kak kenzo udah nikah?" Tanya gue menahan perih.
"Iya dua tahun yang lalu,waktu itu kamu masih di amrik" jelas abang mengambil kiano dari gendongan gue.
Gila! Dua tahun?
"Terus kenapa kiano ada disini? Kakak nyulik dia?" Seru gue kesel
Mood gue benar-benar hancur tak berbekas.
"Enak aja kamu. Kenzo nitip kiano disini soalnya dia masih terbang dan orang tuanya lagi ada acara" jelas abang gue.
"Kok dititip disini. Emang istri kak kenzo kemana? Harusnya kan dia yang jagain anaknya" seru gue kesal.
Enak aja tuh cewek main tinggal aja anaknya ditempat orang. Emangnya disini penitipan bayi apa. Mau enaknya aja sama kak kenzo, pas ngurus malah menghilang.
"Istrinya kenzo udah meninggal karena kecelakaan. Saat kiano baru dua bulan" jawab abang.
Seketika gue terdiam mendengar penjelasan abang gue. Memandang kiano yang saat ini tengah asik dengan makanannya prihatin.
Segala prasangka buruk dipikiran gue menghilang tergantikan oleh perasaan simpati pada mereka. Apalagi kiano yang masih sangat kecil. Walau belum mengerti, bayi itu pasti sangat kehilangan sosok ibu.
"Terus kiano sama siapa selama ini bang?" Tanya gue tanpa melepas pandangan dari kiano.
"Dia tinggal sama orang tuanya kenzo selama ini. Sesekali jika sedang libur kenzo datang menemuinya. Tapi kamu tahu kan gimana sibuknya kenzo"
Sekali lagi gue merasa simpati sama bayi ini. Bukan hanya sosok ibu, dia pasti merasa kehilangan sosok ayah.
Gue tahu betul bagaimana sibuknya kak kenzo sebagai kapten pilot, disalah satu maskapai penerbangan indonesia. Pasti sangat jarang ia bisa bertemu dengan anaknya.
"Hari ini orang tuanya kenzo sedang ada acara penting yang ngak bisa ditinggal. Jadi tadi dia hubungin abang buat jagain kiano sebentar. Lagipula kiano udah sering abang jaga, jadi ngak bakalan kesulitan" jelas abang gue.
Gue cuman diam sambil memikirkan sesuatu. Saat ini pikiran gue cuman satu yaitu kak kenzo.
Ya Kenzo Wilmor.
Cinta pertama gue hingga sekarang. Pria dengan sejuta pesona yang ngak mampu dikalahin oleh siapapun. Wajahnya yang rupawan perpaduan asia dan barat. Tubuhnya yang tinggi tegap. Kulitnya yang putih. Pembawaannya yang tenang dan ramah. Benar-benar membuat siapa saja yang melihatnya bisa hamil online, hingga mimisan.
Gue benar-benar masih belum percaya. Pria yang selama ini gue bayangkan bakalan jadi suami masa depan gue saat ini sudah menikah dan memiliki seorang anak. Namun dibalik itu semua ada kepedihan yang harus dia rasakan karena kehilangan sosok pendamping yang dia cintai.
•
•
•
Sejak hari itu alen menjadi dekat dengan keluarga kenzo terutama kiano. Entah bagaimana setelah menemani arka-kakaknya- mengantar kiano pulang kerumah orang tua kenzo.
Mereka menjadi lebih sering menitipkan kiano pada alen. Awalnya alen ingin menolak karena merasa tidak sanggup menjaga bayi itu. Namun kakaknya meyakinkan dirinya bahwa dia akan terbiasa nantinya. Ditambah lagi saat ini dirinya sedang tak kerja, jadi tidak ada salahnya membantu sesama teman.
Sejauh ini memang kiano termasuk anak yang pintar dan pengertian. Walau terkadang sedikit rewel tapi tak masalah itu memang sudah jadi kewajiban seorang bayi. Jadi alen mengerti hal itu.
Hari ini alen kembali menemani kiano untuk bermain. Saat berkunjung untuk membawa kiano pulang, ibu kenzo memintanya untuk tinggal sebentar karena wanita itu akan pergi kesupermarket untuk berbelanja. Kata ibunya hari ini kenzo akan pulang setelah selama sebulan melanglang buana kebeberapa negara dan kota.
Jadi mereka akan memasak banyak hari ini, untuk menyambut kenzo. Alen merasa gugup saat tahu dirinya akan segera bertemu kenzo setelah sekian lama. Dia takut pria itu melupakannya. Apalagi selama ini mereka tidak begitu akrab seperti sahabat kakaknya yang lain.
Setelah lelah bermain, alen segera membawa kiano menuju kamarnya. Bayi itu terlihat mengantuk, beberapa kali tangannya terlihat mengucek matanya berat.
Sambil menyanyikan sebuah lullaby untuk kiano, alen sesekali menepuk pantat bayi itu pelan membuat kiano tak mampu lagi menahan rasa kantuknya. Alen tetap setia menemani bayi itu hingga tanpa sadar membuatnya ikut tertidur disebelah kiano.
Beberapa saat setelah alen dan kiano tertidur seorang pria dengan seragam kebanggaannya terlihat memasuki rumah mewah itu. Walau wajahnya terlihat lelah, namun pria itu tetap bersemangat saat memasuki rumahnya. Sudah sebulan lebih ia tak menginjakkan kaki dirumah ini. Dia benar-benar merindukan segalanya, apalagi jagoan kecil yang tengah menunggunya saat ini.
Dengan langkah tergesa-gesa ia berjalan menyusuri rumah, berusaha mencari seseorang yang ingin dia temui. Namun tak ada siapapun yang dia temui, rumah itu kosong. Tak ada satupun orang yang menyambutnya saat ini.
Dengan lemas pria itu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya untuk berbenah dan membersihkan dirinya.
Ceklek...
Langkah pria itu terhenti saat dirinya mendapati seseorang tengah berbaring diranjangnya bersama kiano-putranya-. Dengan perlahan ia berjalan mendekati ranjangnya. Sesekali ia memiringkan kepalanya untuk melihat wajah wanita itu dengan jelas.
"Kenzo?!"
Pria itu berjengkit kaget mendengar panggilan seseorang dari belakangnya. Ia segera berbalik dan mendapati ibunya yang juga tengah terkejut melihatnya.
Bukan hanya kenzo wanita yang tengah berbaring diranjangnya juga terbangun mendengar suara itu. Sambil mengerjapkan matanya ia berusaha mencerna apa yang tengah terjadi.
"Kamu sudah pulang?" Ibu kenzo masuk dan memeluk putranya.
Keduanya kemudian berpelukan dan saling melepas rindu, hingga melupakan wanita yang tengah menatap mereka.
"Ooh astaga mama lupa" wanita itu melepaskan pelukannya dan segera menghampiri alen.
"Kenzo kamu ingat dia kan? Dia alen adiknya arka" ujar ibunya semangat.
"Alen? Kalena prameswari?" Seru kenzo tak percaya.
"Iya kak. Aku alen adiknya kak arka" jawab alen sedikit gugup.
Dia terpesona melihat pria itu saat ini. Tidak banyak yang berubah, hanya saja pria itu semakin terlihat berwibawa dan lebih dewasa dari terakhir kali alen melihatnya. Bahkan pria itu jauh berlipat kali ganda terlihat lebih seksi dengan seragam pilot yang dikenakannya.
"Aduh kak kenzo. Aku bisa mimisan kalau ditatap kayak gini kak" jerit alen senang.
Sedangkan tanpa sepengetahuan alen saat ini, pria dihadapannya juga merasakan hal yang sama. Ia mencoba mengontrol wajahnya yang terpesona oleh perubahan dari adik sahabatnya ini.
Wanita yang dulu masih mengenakan seragam putih abu-abu itu. Telah berubah menjadi sosok wanita dewasa dengan wajah yang semakin memikat, tubuh yang menggoda dan jangan lupakan suaranya yang lembut.
"Oh tuhan aku bisa gila!" Jeritnya dalam hati.
Alen kemudian turun membantu ibu kenzo menyiapkan makan malam dan membiarkan pria itu beristirahat dengan putranya.
Setelah semuanya siap kenzo telah turun menuju meja makan bersama kiano digendongannya. Bayi itu tampak sangat bahagia, seakan mengerti bahwa kini ayahnya telah pulang.
Alen dengan sigap menghampiri kenzo berniat mengambil alih kiano dari gendongannya.
"Biar aku aja len, yang gendong kiano" tolak kenzo.
"Biar aku aja kak. Kakak kan mau makan, nanti ribet kalau gendong kiano. Biar aku aja" kekeh alen.
"Ngak apa-apa kok. Aku juga masih kangen sama kiano" senyum kenzo melihat gadis itu cemberut mendengarnya.
Ibu kenzo hanya tersenyum melihat keduanya. Ia merasa senang melihat interaksi mereka, seperti sepasang suami-istri.
"Sudah... sudah ayo makan. Keburu makanannya dingin." Ajaknya mengintrupsi kedua orang itu.
Mereka kemudian mulai makan malam ditemani celotehan dari kiano yang belum lancar berbicara. Bayi itu hanya bergumam sambil sesekali berteriak kegirangan.
"Ken nanti kamu tolong antar alen pulang yah. Ibu khawatir kalau dia pulang sendiri malam-malam kayak gini" ujar ibunya.
"Ngak usah tante. Aku bisa pulang sendiri kok, lagipula kasihan kak ken kalau harus antar aku pulang dia kan baru nyampe. Pasti masih capek" tolak alen halus.
"Ngak apa-apa len. Aku juga ngak bakal biarin kamu pulang sendiri malam-malam kayak gini. Banyak bahaya" ujar kenzo.
"Tapi kak..." alen kembali berusaha menolak. Ia tahu saat ini kenzo pasti sangat lelah dan butuh istirahat yang banyak.
"Sudah tidak apa-apa alen. Tante akan merasa sangat khawatir jika tidak memastikan kamu pulang dengan selamat. Jadi biar kenzo yang mengantar kamu yah" ujar ibu kenzo.
Tanpa bisa membantah, akhirnya alen pulang diantar oleh kenzo. Sejak tadi jantungnya berdetak tak karuan. Perasaan yang sama dengan beberapa tahun lalu kembali hadir menghampirinya.
Apalagi sejak tadi kenzo tidak mengatakan apapun, hanya suara musik radio yang menggema diantara mereka. Alen takut jika kenzo ternyata hanya merasa terpaksa mengantarnya pulang. Ia takut pria itu membencinya dipertemuan pertama mereka setelah sekian lama.
Perempuan itu mengamit tangannya gelisah sambil sesekali berpaling menghadap kenzo.
"Ada apa?" Tanya kenzo yang tidak tahan melihat kegelisahan wanita itu.
"Eh? Ah itu... Ehm... maaf merepotkan kakak" ujarnya takut.
"Kenapa minta maaf?" Tanya kenzo bingung.
"Kakak pasti capek habis pulang kerja, harusnya sekarang istirahat. Bukan malah nganter aku" ujarnya sambil terus menunduk.
Kenzo hanya tersenyum mendengar perkataan alen. Sikap wanita itu ternyata tetap sama seperti dulu malu-malu dan polos.
"Aku emang capek banget. Daritadi udah pengen baring dikasur empuk." Ujarnya membuat alen semakin merasa bersalah.
"Maaf kak" ujarnya pelan.
Kenzo berusaha sekuat tenaga menahan tawanya melihat wanita itu.
"Ngak segampang itu, kamu udah buat waktu istirahat aku terbuang percuma" ujarnya berpura-pura kesal.
Alen semakin menunduk merasa bersalah.
"Terus aku harus gimana biar kakak maafin aku? Aku benar-benar merasa bersalah" ujar alen.
Kenzo meremas stir kemudinya erat, berusaha menahan tawanya.
"Siniin ponsel kamu" ujarnya sambil menjulurkan tangan.
Walau merasa bingung, alen tetap memberikan ponselnya. Kenzo terlihat tengah mengetikkan sesuatu diponsel itu. Tak lama nada dering terdengar dari ponsel lainnya didashboard mobil.
"Save nomor aku. Nanti aku bakalan ngasih tahu apa yang harus kamu lakuin buat nebus waktu aku yang terbuang"
Alen hanya mengangguk lemah mendengar perkataan kenzo. Sepertinya pria itu benar-benar marah padanya.
Huft!
❤🧡💛💚
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
