Tawuran Antar Kampus - BAB 1 (Anak Kampung Masuk kota)

0
0
Deskripsi

Kampus tempat cari ilmu? Bisa jadi. Tapi kalau lo salah jurusan... salah langkah... bisa tamat sebelum skripsi.

 "Tawuran Antar Kampus " 

Di balik seminar dan wisuda, ada dunia yang nggak diajarin di mata kuliah mana pun.

Buat sebagian orang, kuliah itu awal dari perjalanan hidup.
Buat Ujang, kuliah itu awal dari kebingungan besar dimulai dari tiket bus yang salah tanggal.

Baca Selanjutnya di Bab 1…

Buat sebagian orang, kuliah itu awal dari perjalanan hidup.
Buat Ujang, kuliah itu awal dari kebingungan besar dimulai dari tiket bus yang salah tanggal.

“Harusnya hari ini sampe, bukan berangkat, Pak!” teriak Ujang panik ke loket sambil megang tiket yang udah keriput.
Bapak loket cuma ngunyah kerupuk. “Yah, nasib…”

Akhirnya dia nyampe juga ke Padang, dengan baju dua stel, sandal swallow, dan satu mimpi besar: jadi orang sukses yang bisa bikin emak bangga.
Dan juga: “kalau bisa punya pacar.”

Kampus tempatnya kuliah, Institut Teknologi Merdeka, dari luar keliatan kayak gabungan antara gedung sekolah negeri, toko bangunan, dan kantor koperasi. Tapi buat Ujang, ini istana.

“Sumpah, keren banget,” gumamnya, meski temboknya retak dan catnya udah luntur.
Dia foto-foto depan gerbang sambil nyengir sendiri.

“Abang, geseran dikit, nutupin logonya tuh,” suara dari belakang bikin dia kaget.
Cewek. Rambut panjang. Pake dress merah. Bawa totebag. Wangi.

Ujang gugup. “Eh iya… maaf… eeh… mau saya fotoin sekalian?”

Cewek itu senyum, “Nggak usah, gue punya tripod.”
Langsung keluarin alat dari tasnya. Tripod lipat. Canggih. Ujang minder.
Dia cuma punya kayu selfie bekas buat gantungan kunci.

Masuk ke asrama, Ujang disambut bau campuran parfum cowok, mi instan, dan kaos kaki basah.
Kamar sempit. Ranjang tingkat. Kipas satu. Colokan rebutan.
Tapi hatinya bahagia.

Sampai kemudian, pintu kamar dibuka.
Remon datang. Kaos oblong, celana bola, rambut agak miring.
“Wassap bro! Anak baru? Gue juga! Remon, Sastra. Tapi jangan salah, kalo tawuran, gue duluan lari!”

Ujang senyum kecut. “Nama aku Ujang, Teknik Elektro.”
“Ohh… teknik keras. Pantes auranya kayak tiang listrik.”
Mereka ketawa. Dan langsung cocok.
Sama-sama baru. Sama-sama bingung. Sama-sama belum tahu kalau kampus ini bukan sekadar belajar.

Hari pertama orientasi. Ujang berdiri tegap.
Baju putih, celana hitam, sepatu pinjem.
Dia dengerin sambutan rektor, sampai tiba-tiba—

“SEMUA ANAK ELEKTRO! SIAP DI LAPANGAN! ADA YANG NANTANG!”

Ujang melirik Remon. “Nantang apaan?”

“Gue rasa bukan lomba cerdas cermat, Jang…”

Dan benar aja. Sekelompok mahasiswa datang sambil bawa spanduk gede:

“SIPIL TEGAK, ELEKTRO KORSLET!”

Langsung chaos.
Botol melayang. Meja kebalik. Senior teriak-teriakan.
Ujang masih berdiri, megang teh kotak penyok.
Shock. Tapi juga… penasaran.

Malamnya, Ujang duduk di kasur sambil ngolesin balsem ke jidat.
Matanya masih merah, tapi mulutnya senyum.

“Biar sakit, tapi… aku senang.”
Dia bukan cuma masuk kuliah. Dia masuk dunia yang baru.
Yang keras. Yang liar. Yang penuh luka. Tapi juga bikin hidup berasa nyata.

Dan Ujang tahu satu hal:
Kalau mau jadi yang terkuat di kampus ini,
dia harus nyalain semangatnya kayak listrik 20.000 volt.

Tiba-tiba, pintu kamar mereka diketuk keras.

Tok tok tok!

“Anak Elektro! Bangun! Sipil nyerbu ke lapangan tengah!”

Remon bangun duluan. “Lah... belum seminggu kita di sini, Jang!”

Ujang berdiri. Pelan. Tarik napas.
Dia ambil jaket almamater barunya.
Matanya tajam, tapi jantungnya deg-degan.

“Remon… kayaknya kuliah gue baru bener-bener mulai sekarang.”

Dan di luar sana, puluhan langkah kaki mulai berdentum.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Tawuran Antar Kampus - BAB 2 (Tawuran Pertama & Nama Yang Mulai Disebut)
0
0
📢BAB 2: Tawuran Pertama & Nama yang Mulai DisebutUjang baru jalan, eh… BRAKK!! Satu tonjokan mampir ke mukanya, gratis, tanpa diskon. Yang nonjok? Si Bara, juragan tangan keras dari kampus sebelah.Almamater merah VS almamater biru, tapi yang paling parah? Harga diri Ujang yang mental ke orbit.Mulai dari sini, nama-nama mulai disebut. Tapi yang disebut duluan? Yang jatuh duluan 🤕💥😂 Siap-siap ngakak sekaligus geregetan. Bab 2 datang dengan penuh tonjokan dan... sedikit trauma kampus!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan