
kisah seorang pemuda cupu yang jatuh cinta
Candu Gadis Kacamata
Ini kisahku.. seorang pemuda introvert yang mencari arti dari sebuah kata yang bernama cinta. Cerita ini merupakan cerita panjang dengan dibagi menjadi beberapa bagian. Nama karakter dan tokoh bukan nama asli dari kejadian, meskipun cerita yang disajikan ada unsur real storinya. Ini merupakan pertama kalinya saya menulis sehingga masih banyak kekurangan. Saya memohon bantu berupa saran agar dapat lebih baik dikarya mendatang. Terima kasih
Bagian 1. Pendaftaran sekolah
Kisah ini bermula dari 10 tahun lalu, tepatnya pada tahun 2012 dimana aku mulai masuk ke dunia SMA. Dunia dimana kata orang-orang merupakan dunia penuh cinta, asmara dan romansa. Namun semua itu tidak berlaku pada orang sepertiku, ini dimulai saat aku mendaftar SMA.
Pada suatu sore menjelang petang, aku mendapat kiriman brosur dari tetangga. Sontak aku nanya kan “ Brosur apa ini buk?” terus ibuknya menjawab “oh itu brosur dari sekolahannya munir, tadi pagi dia minta dari sekolahnya katanya buat kamu” akupun menjawab “oalah dari munir to,, iya makasih ya bu”. Setelah ibunya pergi, aku membaca brosurnya dan bener saja itu merupakan SMK tempat munir sekolah. Setelah kubaca kutaruh brosur tersebut di meja depan rumah.
Keesokan paginya jam setengah 8, aku duduk di depan rumah. Di depan rumahku itu ada sebuah meja dan kursi biasanya tempat ayah nongkrong sehabis pulang kerja. Saat baru duduk dikursi, ternyata di atas meja sudah ada beberapa brosur selain yang dikasih ibunya munir kemarin. Satu demi satu brosur tersebut kubaca dengan teliti. Setelah selesai membaca semua brosur tersebut, aku menegetahui bahwa itu merupakan brosur dari sekolah-sekolah SMA yang ada di kotaku.
Brosur tersebut kemudian aku bereskan dan akan ku taruh di laci kamarku. Saat hendak mau berjalan ke kamar, tiba-tiba ada yang suara seseorang yang bicara kearahku dari depan rumah. Aku langsung menoleh ke orang tersebut dan yang aku lihat seorang pria tinggi gagah dan agak berkumis berbicara kepadaku. Pria tersebut memakai baju biru tua dan celana coklat dan ternyata itu adalah ayahku. Ayahku ternyata baru pulang dari kerja dan melihatku memegang brosur. Ayahku bertanya “Sudah ketemu le mau masuk sekolah yang mana”. Akupun menjawab “masih belum tahu yah, mau daftar sekolah yang mana”. Ayahku berjalan kearahku sambal mengangguk “emm..”. kemudian dia meminta kepadaku untuk memperlihatkan brosur yang ada ditanganku. Dia mengambil satu brosur dan brosur itu merupakan brosur yang diberikan oleh si munir. Kemudian ayahku bilang “ini SMK 1 ya,, kok gk nyoba daftar disini saja kebetulan ayah punya kenalan guru disana”. Akupun langsung menyetujuinya, pikirku lumayan kan tidak usah repot-repot belajar buat ujian masuk. Dan kebetulan pendaftarannya dibuka seminggu lagi. Aku langsung bilang ke ayah “oke deh yah minggu depan aku daftar ke SMK 1”. Setelah percakapan tersebut aku jalan ke kamar dan menyiapkan kebutuhan buat pendaftaran.
Seminggu telah berlalu, hari senin jam setengah 7 pagi alarm handphone berbunyi. Aku terbangun dari tidur “Bu matiin radionya suaranya gk enak”. Sontak ada suara keras dari dapur “suara apa to le, ibu lagi masak ini lo”. Akupun bingung, dan ternyata itu bukan dari suara radionya ibu melainkan dari suara alarm handphoneku. Aku lupa kalau tadi malam handphoneku sudah ku setting alarm pake lagu young lex hehe. Selepas bangun dari kasur aku mematikan suara berisik dari handphone dan bergegas bersiap-siap untuk pergi ke pendaftaran di SMK 1. Aku menyetting alarm jam setengah 7, karena menurut brosur pendaftaran di SMK 1 itu dibuka mulai jam 8 pagi. Jarak antara rumakku dengan SMK 1 cukup jauh sekitar 15 km atau kira 45 menitan klo memekai motor. Pikirku jika aku berangkat jam 7 setidak dapat sampai di pendaftaran tepat waktu. Ditamah lagi kondisi jalanan yang kemungkinan macet, karena untuk sampai di sekolah harus melewati tiga lampu merah. Dengan perhitungan yang matang tersebut aku yakin pendaftran kali ini akan berjalan mulus. Tanpa rasa ragu dan PD yang luar biasa, aku dan ayahku yang mengantarku dengan motor bututnya berangkat ke pendaftran sekolah.
Sekitar satu jam lebih diperjalanan, akhirnya kami sampai di gerbang sekolah. Tadinya kupikir perjalanan kesekolah akan mulus seperti jalan tol. Namun, kenyataan berkata tidak “tidak semudah itu anak muda hahaha” dalam pikiranku. Banyak sekali halangan dan rintangan yang terjadi dijalan. Dari yang motornya lelet banget “namanya juga motor butut”, ditengan perjalanan kehabisan bensin pula “haduhh, nasib nasib”. Dan yang paling parah pas waktu macet di lampu merah. Itu sudah kayak karnaval tujubelasan, dari mobil yang jalannya beriringan, truk yang jalannya gandengan hingga motor yang ngegas sliweran. Dalam hati kuberkata inikah hingar bingar jalanan perkotaan. Maklum saja ini pertama kalinya aku melewati jalan perkotaan, karena rumahku berada di daerah pedesaan. Namun yang lebih memuatku takjub, ditengah padatnya kendaran, motor ayahku melaju santai di pinggir trotoar. Hal menakjubkan tersebut tidak akan mengubah fakta bahwa aku akan terlambat. Karena jam ditanganku menunjukkan angka jam delapan kurang lima menit dan kami masih di tengah jalan. Namun pada akhirnya aku dan ayah berhasil juga sampai di disekolah dan jam menunjukkan jam delapan lebih sepuluh menit. Meski terlambat nampak pintu gerbang masih terbuka, kami masuk ke dalam sembari memberi salam kepada satpam ”monggo pak”. Setelah masuk kami bergegas ke parkiran dan memarkirkan motor ayah.
Setelah selesai memarkirkan motor, aku dan ayah segera pergi ke loket pendaftaran yang katanya berada gedung aula sekolah. Menurut denah sekolah yang ada di brosur, aula sekolah berada di samping kiri depan sekolah. Sembari jalan sambil tergesa-gesa, aku melihat gedung-gedung sekolah yang sangat besar, lapangannya juga luas beda jauh sama SMPku yang dulu. Dan yang paling bagus yaitu taman yang berada di depan sekolah. Bunga dan rumput yang tertata rapi serta ada air mancur ditengah tengahnya. aku merasa ini bukan di sekolah malainkan di tempat wisata. Disaat mengagumi keindahan itu semua tiba-tiba tanganku ditarik
Ayah : “heh ayo cepet malah bengong, nanti keburu banyak yang antri lo”.
Aku : “i iya yah,, maaf maaf hehe”
Setelah berjalan beberapa lama, sampailah kami di depan gedung aula. Baru saja ku injakkan kaki naik di tangga masuk aula, itu didalam aula kayak lautan manusia, sudah kayak konser slank padet banget. Setelah berada didepan pintu seorang satpam menegor kami yang akan masuk dan menyuruh kami mengambil nomor antrian di samping pintu. Dan kami mendapat nomer antrian 278. Sembari menunggu panggilan untuk mengantri di dalam kami pergi ke kopsis (koperasi siswa) yang berada didekat samping aula untuk membeli minuman. 30 menit berlalu dan akhirnya terdengar suara nomer antrian 275, wah bentar lagi giliranku nih, semua minuman kebereskan dan langsung pergi ke aula. sesampainya di aula, pas banget nomer antrianku di panggil dan langsung masuklah aku. Di dalam aula ternyata masih antri panjang lagi buat ke loketnya. Selang beberapa lama mengantri ada si fathur lewat mau keluar aula. fathur adalah teman sekelasku waktu SMP. sontak aku sapa dia kan..
Aku : thur daftar disini juga kamu..
Fathur : oh kamu ki, iya,, kamu juga disini juga to..
Aku : hehe iya, mau kemana apa sudah kelar daftarnya?
Fathur : iya sudah, katanya habis di loket disuruh langsung tes fisik. Aku duluan ya,.
Aku : oo gitu ya, okok moga lulus bro
Fathur : okey
Fathur lalu pergi dengan ibunya keluar aula. aku kembali mengantri di loket dengan suasana yang panas dan pengap. “ini gak ada kah satu kipas angina gitu, meski ada AC rasanya kok masih kayak gini” ucapku dalam hati. Tidak selang beberapa lama ayah ketemu tuh sama kenalannya yang jadi guru disini dan ternyata dia juga jadi panitia disini. Mereka mengorol di samping ruangan, aku gk bias denger apa yang mereka omongin karena di ruangan ini sangat bising banget. Setelah mereka selesai mengobrol dipanggilah aku. Ku tinggalkan lah antrian itu lalu kuhampiri ayah “jadi gimana yah?”. Kata ayah aku disuruh mengeluarkan berkas-berkas pendaftaran sekalian pake map. Aku keluarkan lah semua berkas persyaratannya dan kujadikan satu di map warna biru. Dikasihlah sama ayah ke orang itu dan di cek apakah sudah lengkap apa belum. Semari orang itu mengecek berkasku, ternyata nama orang itu adalah pak joko. Nama itu tertulis jelas di kartu panitia yang tergantung didadanya. Nama lengkapnya yaitu joko susanto panitia bagian adminidtrasi. Setelah selesai di cek dan alhamdulillah semua berkas telah lengkap. Pak joko kemudian memberi stempel pada map dan menyurukku untuk langsung ke bagian tes fisik dan wawancara. Namun sebelum aku pergi pak joko memberi sedikit saran dan nasehat, akupun berterima kasih dan gas pergi.
Lima menit berjalan tibalah aku di ruang tes fisik. Ruangannya agak jauh dari aula dikarenakan aku mendapat ruang tes 3. Ruang tes sendiri berada di daerah tengah sekolah dan ruangannya sendiri nampaknya memakai ruang kelas. Kondisi ruangan tesnya sangat tertutup bahkan tidak ada satu jendelapun yang terbuka. Saking tertutupnya, orang yang hendak masuk dan keluar ruangan harus segera menutup pintu ruangan. Di depan ruangan tes masih ada 2 orang yang kayaknya mau tes fisik juga. Aku kemudian duduk disamping mereka dan ternyata aku kenal nih salah satu dari mereka. Namanya yosi, dia sekelas denganku juga waktu SMP, dia juga satu satunya anak yang jago main gitar di kelas waktu itu. Saat aku baru duduk, dia noleh kearahku “lah kamu ki,, mau ikut tes juga?”.
Aku : iya, ngapain lagi kesini klo gk ikut tes yos.
Tumben kamu kaya lesu gitu, biasanya selalu sumringah.
Yosi : grogi aku ki, takut ketahuan,kamu tau sendiri klo aku ini perokok.
Aku : santai aja yos, aman pasti.
Yosi : gimana bisa santai, klo aku nanti gagal tes cuma gara-gara rokok
bisa dipecat aku nanti jadi anak.
Aku : wkwk.. aman slow dari sini gak tercium bau rokok kok, pasti aman.
Setelah ngobrol panjang lebar akhirnya giliran dia masuk. 15 menit kemudian dia keluar ruangan dengan muka lesu dan bilang kearahku “ ki aku pulang dulu ya”. Aku mengangguk sembari gelisah karena sebentar lagi giliranku untuk masuk keruang tes. Komat kamit doa kubaca berharap yang nguji orangnya enggak galak. Saat aku focus berdoa terdengarlah suara pintu di geser ”sreeettt”, pertanda giliraku telah tiba. Perlahan kumasuk kedalam pintu sambil menenteng map biru ditangan kiriku. Di dalam ruangan yang sedikit gelap tersebut, ada seorang paruhbaya yang lumayan agak tua, jadi kupikir dialah pengawasnya. Kutaruh map biru itu di meja yang berada didepannya dan ku duduk berhadapan dengannya. Jantung ku makin kencang degupannya, seketika dia berkata ”sekarang kamu berdiri di belakang kursi ya”. Dalam hati maksudnya apa nih, karena bingung ku iyain aja kan. Trus dia bilang lagi “taruh tas kamu, habis itu tolong buka bajunya”. Kubuka baju kan tapi dalam hati “apa apaan nih, mau diapakan aku!!!” aku makin tambah takut dong. Setelah baju kulepas bapak tersebut berdiri dari kursinya dan berjalan ke belakangku. Jantungku sudah hampir mau copot itu, tapi kucoba untuk tetap tenang. Sembari mengatur nafas, berasa ada tangan yang meraba-raba dari bawah kaki. Semakin lama tangannya makin keatas, setelah tanganya sampai ditelinga aku bertanya kan. “pak saya mau diapain pak?” ucapku dengan gelisah. “ udah diam aja, ini lagi bapak periksa, kmu punya tindik apa tidak” ucap bapaknya dengan tegas. Setelah tubuh ku diperiksa, bapak itu kembali ke tempat duduknya dan menyuruhku memakai baju lagi. Secepatnya kupakai tuh baju, karena malu kan setengah telanjang di depan orang. Kemudian ku duduk lah di kursi yang berada didepan bapaknya. Disinilah tes yang sebenarnya dimulai!!!.
Bapak penguji kemudian menyodorkan sebuah buku yang berisi angka-angka. Aku langsung tahu kalau itu adalah tes kesehatan mata. kubaca angka-angka tersebut dengan lantang kan karena ku yakin mataku sehat sehat aja. Selesai dengan tes mata, sesi wawancarapun dimulai. bapak penguji menyuruhku menceritakan tentang diriku. Sebagai seorang yang pendiam sontak aku bingung dong harus ngomong apa. Namun kucoba perlahan.
Nama : kiki ahmad
Tempat tanggal lahir : 7 juli 1999
Asal sekolah : smp 1 bangsal
hobi : membaca komik dan bermain game
meski cuma sedikit yang dapat kujelaskan, tapi cuma kata-kata itu yang keluar dari mulutku. Kemudian bapak pengujinya bilang “sudah segitu saja, klo begitu sekarang bapak mau tanya”. Ditanyain tuh sama bapaknya dari mulai prestasinya apa, pernah pake obat obatan terlarang apa tidak, kenakalan, ini, itu, ada kali 20an pertanyaan yang ditanyakan. Sampe pusing dan lemes aku menjawab semua itu. Dan di akhir wawancara itu ditutup dengan tes urin, “ pantas dari tadi ada bau yang kurang sedap”. Setelah semua itu selesai aku keluarlah dari ruangan itu sambil sempoyongan karena sudah lemes banget. Tidak banyak cincong ku minta segera pulang ke ayah yang menungu diluar. pendaftaran hari pertama telah usai, tapi perjuanganku belum selesai. Karena masih ada tes tulis yang akan dilaksanakan minggu depan. Kebetulan aku dapat jadwal hari rabu jam 9 siang di ruang aula. kupikir ah masih lama cukuplah bersantai dan mempersiapkan itu semua.
Satu minggu kemudian, hari rabu pagi aku bangun pagi seperti biasa. Karena waktu tes tulis masih siang, aku baca-baca buku lah sambil nyruput teh anget ya kan. Jam 7.30 barulah aku berangkat kesekolah naik angkot sendirian. Seharusnya aku diantar sama ayah, dikarenakan ada suatu pekerjaan jadinya aku berangkat sendirian. Sesampainya disekolah rame banget tuh suasananya. Ada yang baru datang dan ada juga yang sudah mau pulang. Baru keluar dari aku buru-buru ke tempat ujian karena jam sudah mau pukul 9. Setibanya di aula ku duduklah di kursi samping depan, dan aneh di ujian kali ini aku gk merasa degdegan. Suara bel berbunyi dan ujian pun dimulai. Ku kerjakan soal dengan santai. Setelah selesai, aku kumpulkan kepada pengawas yang berada didepan. Habis itu aku pulang dan menunggu pengumuman senin depan.
Selasai dengan ujian tulis hari-hariku kembali seperti biasa. Hari yang diliputi baca komik seharian trus main game sampai larut malam. Keseharian seperti itu terus berulang setiap harinya. Berbeda dengan anak seumuran lainnya yang menghabiskan waktunya bermain diluar. Aku lebih nyaman berada dikamar dan berbaring seharian. Tanpa terasa tibalah hari pengumuman, pada hari itu aku berangkat agak siang. Tujuanku berangkat siang agar tidak berdempet dempetan saat di angkot. Karena jika naik angkot saat masih pagi, banyak para pedagang serta ibu-ibu yang ikut naik buat kepasar. Kali ini aku berangkatnya tidak sendirian. Tadi pagi aku sempat sms ke yosi buat berangkat bareng kesekolah. Meskipun rumah kita berdua jauh, namun kita masih lewat satu jalan yang sama untuk ke sekolah. Dan kebetulan dia setuju dengan ajakanku dan mau berangkat bareng siang-siang. Sesampainya di depan gerbang terlihat dari kejauhan ada sebuah papan besar dan panjang yang berada dihalaman depan. Kami berdua berjalan masuk kedalam sambil berbincang santai. Ketika sampai di depan papan pengumuman kondisinya sudah mulai sepi. Mungkin karena sudah siang, jadi sudah banyak yang pulang. Aku dan yosi sama-sama memilih jurusan yang sama yaitu peternakan. Karena di depan papan masih ada beberapa orang, aku dan yosi sepakat untuk berpencar. Aku mencari dari sebelah kanan dan si yosi mencarinya dari sebelah kiri. Seperti halnya mencari kerikil di tumpukan batu sekitar sepuluh menit namaku belum ketemu. Selang beberapa saat suara handphone berdering. Saat kuangkat ternyata itu si yosi, dia mengatakan letak jurusan peternakan ada di sebelah kiri bawah. Lantas aku balik kebelakang dan pindah kesebelah kiri. Si yosi saat itu sudah berada didepan. Karena badanku tinggi, jadi aku kelihatan tuh dari belakang nama-nama yang diterima pada jurusan peternakan. Aku mencari namaku dengan teliti dari ujung atas hingga yang paling bawah. tiga kali ku cari ulang, akhirnya ketemu juga nama kiki ahmad dengan skor 3541 jurusan peternakan. Langsung selebrasi dong saat tau namaku ada disitu. Rasa seneng, bangga dan gak espek juga bisa masuk disekolah sebesar itu. Kalo si yosi gk tau dah dia kemana, yang penting hari ini rasanya seneng banget. Lagi asik lompat lompat kegirangan, si yosi datang dari arah kerumunan. Dia menghampiriku dengan muka kusam. Saat kita sudah mulai dekat kemudian dia bilang :
Yosi : “ki aku..”
Aku : “kenapa yos, namamu kagak ada?”
Yosi : “aku diterima. Huuuuuu”
Aku : “huuuuuuu”
Cingkrak-cingkrak kegirangan dong kita berdua disitu. Entah mungkin karena terlalu berisik, orang orang disekitar situ pada ngelihatin kita. Ku jotoslah perut si yosi “husss”, dia akhirnya diam. Saat semua orang sudah tidak ngelihatin kita, ada satu anak yang dari tadi ngelihatin kita. Dalam hati curiga kan “kenapa anak itu ngelihatin kita mulu, emang kita terlalu berisik apa gimana’’ karena kagak mau ada masalah kucuekin aja lah dan segera pulang. Baru balik kanan dan melangkah kebelakang aku disitu nyenggol orang. “aduuhhh, aaahh” terdengar suara seseorang terjatuh ke lantai. Ku tengok orang itu kan, ternyata aku menyenggol seorang gadis. Dia terjatuh dilantai sambil mengerang kesakitan. Maklum saja karena meskipun aku dibilang anak rumahan, tetapi aku sering olahraga dikamar jadinya tubuhku agak besar. Wajar saja kalau dia sampai jatuh kesakitan karena senggolannya cukup keras. Setelah melihat gadis itu kesakitan, aku reflek menolongnya kan “maaf kak, kakak tidak apa apa, sini biar saya bantu”. Gadis itu lalu bilang ”adududuuuhhh, gakpapa kok, salah aku juga tadi jalannya terburu-buru”. “Enggak kak salah aku tadi tidak melihat sekitar” sambil ngobrol kubantulah dia berdiri dan membantu mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan. Dari yang kulihat tampaknya dia anggota dari paskibra di sekolah ini. Dilihat dari pakaian yang dia kenakan seperti tentara serta tubuhnya yang agak tinggi. Dan yang paling penting parasnya yang sangat cantik namun dilapisi kacamata hitam tipis sehingga tampak natural. Setelah semua kertas selesai dikumpulkan, gadis itu mengucapkan terima kasih dan berjalan kedalam sekolah. Aku juga segera keluar karena si yosi sudah menunggu di depan gerbang. Kami berdua kemudian segera pulang dengan menaiki angkot yang sudah ngetem di depan gerbang. Dalam perjalanan pulang bayangan tentang gadis berkacamata hitam itu masih melekat dipikiran. Sesekali aku berdoa kepada tuhan untuk bertemu dengannya lagi dan dapat berkenalan.
Apakah si kiki dapat bertemu dengan gadis berkacamata hitam itu lagi dan bagaimana cara mereka dapat bertemu. Tunggu di part/bagian selanjutnya..
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
