Deskripsi
SINOPSIS CIRCA 2007 (Tugas Kelas Menulis)
Anjani cukup tertegun ketika menjelang istirahat siang kerja dikejutkan oleh sebuah nomor telepon tidak bernama yang sangat dihapalnya. Nomor telepon yang tidak pernah terganti sejak dirinya duduk di awal kelas sebelas, empat belas tahun lalu. Anjani menatap dan membiarkan ponselnya bergetar tanpa suara, seperti dirinya saat itu. Tiga kali ponselnya bergetar tapi Anjani tetap tertegun. Jantungnya juga cukup berdegup kencang. Dikejutkan oleh bunyi petir pada...
2,169 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Sebelumnya
Circa 2007 (Tugas Kelas Menulis).
10
0
Anjani cukup tertegun ketika menjelang istirahat siang kerja dikejutkan oleh sebuah nomor telepon tidak bernama yang sangat dihapalnya. Nomor telepon yang tidak pernah terganti sejak dirinya duduk di awal kelas sebelas, empat belas tahun lalu. Anjani menatap dan membiarkan ponselnya bergetar tanpa suara, seperti dirinya saat itu. Tiga kali ponselnya bergetar tapi Anjani tetap tertegun. Jantungnya juga cukup berdegup kencang. Dikejutkan oleh bunyi petir pada siang mendung, Anjani segera mengantongi ponsel di saku kanan celananya, kemudian menyusul kawanan kerjanya di ujung lift untuk keluar kantor makan siang bersama. Tidak satu kali nomor tak bernama itu meneleponnya. Sengaja tidak Anjani beri nama. Setiap nomor itu meneleponnya, Anjani selalu mendadak diam barang seminggu memikirkan apa yang harus dilakukan dengan nomor tersebut. Sedangkan untuk menghubunginya kembali, sesuatu yang pantang untuk dilakukan. Bukan juga sebuah gengsi, tapi sebaiknya memang tidak perlu untuk direspon kembali. Sengaja Anjani sering mengganti nomor ponselnya agar tidak lagi dihubungi oleh nomor tersebut, tapi selalu saja si pemilik nomor tersebut bisa menemukan nomor barunya. Bahkan media sosial pun sanggup ditemukan si pemilik nomor tersebut. Anjani sudah merasa selesai dengan kisahnya empat belas tahun lalu, tapi mungkin bagi pemilik nomor tersebut, saat itu hingga kini, belumlah selesai dan masih menganggapnya sebagai utang yang harus dibayar lunas untuk Anjani. Bukanlah Anjani seorang yang mudah takluk oleh pria. Tapi jika sudah tertanam cintanya maka sulit Anjani lepaskan. Tapi tidak untuk sosok masa lalunya yang satu ini. Diamnya dalam bertahan dan menyimpan luka, sedih, serta cintanya, butuh perjuangan bertahun-tahun untuk tidak lagi menoleh ke belakang. Percaya diri akan selesai dengan semuanya, ternyata pun tidak sanggup Anjani beranjak kepada hati yang lain.Usianya yang sudah sering dipertanyakan kapan menikah, tidak membuat Anjani layu untuk melayani setiap pertanyaan itu. Dirinya hanya bisa tersenyum simpul tanpa jawaban menanggapinya. Dalam hati Anjani masih ada sosok masa lalu yang sulit dilupakan, walau besar ikhlasnya melangkah sendiri, berbahagia sendiri dengan rindunya. Jika rindu itu menyusahkan bagi banyak orang, maka bagi Anjani, rindu adalah hal yang paling bahagia yang bisa dirasakan.Rindu seperti apa yang membuat Anjani nyaman dan betah berlama-lama merasakannya. Sedangkan sahabatnya pun merasa iba dengan dirinya. Entah harus berapa lama Anjani menyimpan kebahagiaannya dengan rasa rindu yang diartikan salah oleh sahabat-sahabatnya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan