Penjaga Kenangan #RumahdalamDiri

3
0
Deskripsi

Di sebuah dunia distopia yang diawasi ketat oleh rezim totaliter, masyarakat hidup di bawah aturan yang tidak bisa ditawar. Pemerintah, yang dikenal sebagai "Penjaga Kenangan," memiliki kendali penuh atas ingatan warganya. Setiap harinya, mereka menghapus kenangan tentang sesuatu yang dianggap berbahaya atau tidak sesuai dengan narasi yang ingin mereka ciptakan. Orang-orang tidak hanya kehilangan ingatan tentang benda-benda atau peristiwa, tetapi juga tentang hubungan, perasaan, dan bahkan konsep abstrak seperti "rumah."

 

Terinspirasi dari 1984 George Orwell dan Memory Police Yoko Ogawa

Di suatu restoran terdapat sebuah TV usang tua berwarna hitam. TV itu menggantung di atas, di tempat dimana semua orang dapat melihat apa yang sedang disiarkan di TV tersebut. TV tersebut sedang menampilkan sebuah iklan. Seperti iklan propaganda bahwa kehidupan di tempat ini adalah kehidupan ideal yang diidam-idamkan semua orang. Ditampilkan wajah-wajah dengan model rambut yang mirip. Wanita memiliki rambut berwarna hitam yang menjuntai hingga sebahu. Sedangkan lelaki memiliki rambut yang sangat pendek atau bahkan botak. Ya, di tempat ini semua diatur. Mulai dari penampilan hingga memori.

Di dalam restoran itu juga terdapat bar dimana orang-orang biasanya duduk-duduk sambil berbincang-bincang. Di salah satu kursi tersebut terdapat seorang wanita dengan mata warna coklat gelap dan rambut warna hitam menjuntai hingga bahu. Ia mengenakan pakaian berwarna coklat muda. Gaya rambut dan warna pakaiannya mirip sekali dengan wanita yang ada di TV. Bahkan, seluruh orang yang berada di restoran itu mengenakan pakaian berwarna warna kelabu atau monoton. Ya, warna pakaian juga diatur oleh pemerintah otoriter yang berkuasa di tempat ini. Diantara bagian-bagian di pemerintah terdapat bagian yang mengatur memori yang dinamakan dengan Penjaga Kenangan. 

Para Penjaga Kenangan ini adalah mereka yang memutuskan apakah sesuatu dianggap boleh dan dianggap tidak. Belum lama ini mereka menyatakan di siaran TV bahwa warna pelangi tidak lagi diizinkan dan akan dihilangkan dari tempat ini. Entah bagaimana caranya tapi semua benda dengan warna pelangi menghilang, begitu juga dengan memori yang ada di kepala orang-orang yang berada disana. Semenjak Penjaga Kenangan menghapus warna pelangi dari tempat itu, langit tidak pernah lagi berwarna biru. Selalu kelabu seperti akan turun hujan. Membuat suasana di tempat itu semakin muram.

Mereka terbiasa melakukan apa yang pemerintah mau. Jika mereka membangkang atau mengatakan hal buruk maka akan ada Polisi Rahasia yang menangkap mereka. Tidak ada yang tau apa yang terjadi, tapi satu yang pasti, mereka tidak akan pernah kembali lagi.

Wanita yang duduk di kursi bar itu bernama Noelle. Noelle adalah wanita bertubuh mungil dan berwajah lebih muda dari umurnya. Noelle duduk di bar bersama seorang lelaki bernama Willem. Willem adalah lelaki dengan postur tinggi namun kurus. Sama seperti Noelle, ia mengenakan baju warna coklat muda, tampak seperti warna coklat yang memudar dibanding coklat muda. Semua orang di tempat ini hidup dengan kekurangan, kecuali mereka yang berkuasa. Oleh karena itulah, kebanyakan dari mereka menggunakan pakaian usang dan bertubuh kurus.

Noelle yang melihat TV lalu berkata tanpa sadar, “Mereka tampak bahagia tapi sebenarnya tidak ada yang merasa bahagia disini. Penjaga Kenangan mungkin sebaiknya mengambil kebahagiaan saja sekalian. Lagipula tidak ada yang merasakan itu disini, jadi tidak ada perbedaan apa pun”

Willem yang kaget mendengar Noelle berbicara seperti itu langsung menarik baju Noelle dan berkata sambil berbisik pelan, “Noelle! Kamu gila ya! Bagaimana kalau ada yang mendengar! Bagaimana kalau ada… Polisi Rahasia diantara kita?!” Willem berbicara sambil melihat ke kanan dan ke kiri. Memastikan tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

“Entahlah Willem, aku hanya lelah dengan siaran TV. Selalu hal yang sama. Jika bukan siaran iklan tentang bagaimana baiknya hidup kita di tempat ini, siaran tentang apa yang pemerintah mau lakukan atau apa yang Penjaga Kenangan ingin hilangkan.”

“Apa yang menyenangkan dari memori dan benda yang makin lama semakin sedikit?” kata Noelle sambil menjilat-jilat bibirnya. Sepertinya ada yang hilang dari mulutnya. Mulutnya terasa asam, aneh. Biasanya ada sesuatu dalam mulutnya, tapi ia tahu apa yang hilang.

Beberapa bulan sebelumnya, Penjaga Kenangan tiba-tiba menghapuskan rokok dari tempat ini. Tidak ada lagi rokok atau hal yang berhubungan dengan rokok. Setelah Penjaga Kenangan mengumumkan itu, semua orang menyerahkan rokok pada mereka. Dan seiring berjalannya waktu, kata-kata rokok dan memori akan rokok menghilang dari ingatan semua orang. Entah bagaimana caranya, tapi tidak ada yang bisa mengingat tentang rokok. Itu adalah kata yang asing, tidak ada lagi yang tahu. Namun demikian, sepertinya badan Noelle masih teringat akan rokok. Sensasi yang ia rasakan di mulutnya dan apa yang dia lakukan terjadi karena ia mulai menghilangkan nikotin dari tubuhnya. 

Noelle memang biasa merokok ketika ia minum di bar bersama Willem. Mungkin karena itu lah ia merasakan hal itu. Tetapi apa yang dialami Noelle adalah sebuah anomali. Hal itu seharusnya tidak terjadi. Ketika Penjaga Kenangan mengumumkan apa yang akan dilarang atau apa yang akan hilang, maka hal itu akan menghilang sepenuhnya. Tidak ada lagi yang tersisa. Anehnya, tubuh Noelle masih sering bereaksi dengan apa yang hilang.

Noelle kembali ke rumah malam itu. Ia pergi ke ruang bawah tanah dan menyalakan lampu berwarna kuning yang menyinari kegelapan di bawah tanah. Tidak terlalu terang, namun cukup bagi Noelle untuk melihat apa yang ada di ruangan itu. Di sana, ia mengambil sebuah kotak. Kotak yang sudah sangat tua, tapi sepertinya sangat berharga bagi Noelle. Ia membuka kotak itu dan di dalam sana terdapat berbagai macam hal, seperti botol dengan cairan.

Ia menyemprotkan cairan dari dalam botol itu ke tangannya. Bau yang wangi muncul dari semprotan itu. Baunya seperti wangi bunga lavender yang menenangkan. Ya, benda itu adalah parfum. Namun demikian, benda ini adalah benda terlarang. Parfum adalah salah satu benda yang sudah dinyatakan hilang oleh Penjaga Kenangan. Tidak ada yang boleh memiliki parfum, bahkan tidak dalam memori.

Noelle memiliki rahasia. Ia tidak pernah sepenuhnya lupa. Apa yang hilang, apa yang dilarang selalu tersimpan dalam dirinya. Atau setidaknya dalam badannya. Ini ia sadari ketika Penjaga Kenangan mengatakan bahwa rokok adalah benda yang harus dihilangkan. Seharusnya tubuh dan kepalanya tidak lagi merasakan kehilangan akan rokok. Tapi, sejak penghapusan rokok, Noelle merasa ada yang aneh di mulutnya. Ia merasakan sensasi yang mirip dengan saat dia merokok, meskipun rokok itu sudah lama dihapus dari kehidupan dan ingatannya. Ini menciptakan rasa kosong yang berbeda dari biasanya. Sensasi ini sangat kuat dan terasa seperti bagian dari dirinya yang terus berjuang untuk mengingat sesuatu yang penting.

Noelle mulai menyimpan barang-barang rahasia. Tidak pernah ia menyerahkan sepenuhnya hal yang harus dihilangkan. Memorinya pun tidak pernah sepenuhnya hilang, entah dia memiliki fragmen-fragmen kenangan atau seperti apa yang terjadi dengan rokok, tubuhnya memberikan reaksi.

Di ruangan gelap bawah tanah penuh debu dengan bau lavender yang mulai samar, Noelle berpikir apakah ada orang lain yang mengalami hal serupa dengannya. Tidak pernah benar-benar lupa. Terkadang Noelle merasa takut dengan apa yang dia miliki ini, tapi di saat yang bersamaan dia merasa bersyukur karena ia tidak pernah melupakan hal-hal ini.

Hari-hari Noelle berjalan seperti biasa ditemani langit berwarna abu-abu. Noelle pergi bekerja dan pergi ke kantin ketika saatnya makan siang tiba. Lalu ia pulang ketika sore hari dan menuliskan di buku hariannya apa yang terjadi hari ini. Di dalam buku itu dia juga mencatat benda apa saja yang dihilangkan oleh Penjaga Kenangan dan apa yang Noelle sembunyikan.

Ketika Noelle berada di bar bersama Willem, TV usang yang menyiarkan betapa indahnya hidup di rezim ini tiba-tiba tergantikan dengan pengumuman dari Penjaga Kenangan.

“Noelle, lihat siaran di TV. Sepertinya akan ada yang dihapuskan oleh Penjaga Kenangan,” kata Willem sambil melihat ke arah TV. Noelle pun melihat ke arah TV sambil mengangguk. Semua orang di restoran itu melihat ke arah TV. Menunggu apa yang akan dihilangkan oleh Penjaga Kenangan.

Di layar TV yang menggantung di restoran dan di seluruh tempat umum, seorang juru bicara dengan penampilan yang sama sekali tidak emosional tampil untuk menyampaikan pengumuman:

“Perhatian kepada semua warga. Efektif mulai tengah malam ini, konsep, kata, dan semua hal yang berkaitan dengan ‘rumah’ akan dihapus dari keberadaan. Tempat tinggal Anda akan tetap ada, tetapi makna dan semua kenangan terkait ‘rumah’ tidak akan lagi relevan atau dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami meminta kerja sama Anda untuk menyerahkan semua objek yang dapat memicu kenangan atau pemahaman tentang konsep ini kepada pihak berwenang. Ingat, ini adalah demi kestabilan dan ketertiban masyarakat kita.”

Tidak lama kemudian, Noelle dan Willem melihat para Penjaga Kenangan juga melakukan pengumuman publik di alun-alun kota dan menyebarkan flyer tentang pesan penghilangan konsep rumah. Entah apa maksudnya menghilangkan konsep rumah tanpa menghilangkan tempat tinggal. Noelle berpikir keras sembari mendengarkan pengumuman di alun-alun.

Esoknya hari masih berjalan seperti biasa, atau setidaknya untuk sementara ini terlihat seperti biasa. Penjaga Kenangan mulai melakukan aksi mereka untuk menghapuskan konsep rumah dengan berbagai cara. Penjaga Kenangan bersama Polisi Rahasia segera bergerak dari rumah ke rumah, menyita semua barang yang dianggap terkait dengan konsep "rumah." Ini termasuk foto keluarga, benda-benda sentimental, surat-surat pribadi, hingga dekorasi rumah yang dapat memicu kenangan emosional. Mereka bahkan mengambil buku, film, dan lagu yang menyebutkan atau menggambarkan rumah.Seiring dengan penghapusan fisik dan mental, Penjaga Kenangan juga merevisi semua catatan sejarah dan pendidikan. Buku teks, ensiklopedia, dan semua bentuk dokumentasi publik diperbarui untuk menghilangkan referensi apa pun tentang "rumah." Bahkan cerita rakyat, puisi, dan lagu-lagu lama diubah atau dihapus agar tidak ada jejak konsep tersebut yang tersisa dalam budaya kolektif. Setelah proses penghapusan, Penjaga Kenangan dan Polisi Rahasia mengawasi masyarakat dengan lebih ketat dari biasanya. Mereka memantau percakapan, mimpi, dan perilaku warga, mencari tanda-tanda ingatan yang belum sepenuhnya hilang. Jika ada yang tertangkap masih menyimpan kenangan tentang "rumah," orang tersebut akan "dihapus" juga—baik secara fisik maupun mental, melalui metode cuci otak atau penghilangan paksa.

Untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh hilangnya konsep "rumah," Penjaga Kenangan memperkenalkan istilah dan konsep baru yang lebih sesuai dengan kontrol mereka. Misalnya, tempat tinggal mungkin hanya disebut sebagai "Unit Tempat Tinggal" tanpa makna emosional, dan mereka mendorong warga untuk melihat tempat tinggal mereka hanya sebagai sarana utilitas, bukan sebagai pusat kehidupan atau ikatan keluarga.

Seiring berjalannya waktu, efek penghapusan konsep rumah ini mulai terasa dan terlihat. Begitu Penjaga Kenangan memutuskan untuk menghapus "rumah," semua kenangan terkait rumah—baik kenangan fisik, emosional, maupun konseptual—segera mulai menghilang dari ingatan orang-orang. Mereka tidak hanya kehilangan ingatan tentang tempat tinggal mereka dulu, tetapi juga makna dan rasa keterikatan yang datang dengan konsep "rumah." Mereka mungkin tetap tinggal di bangunan yang mereka sebut "tempat tinggal," tetapi tanpa pemahaman atau perasaan bahwa tempat itu pernah berarti sebagai "rumah."

Hilangnya "rumah" menciptakan kekosongan besar dalam diri banyak orang. Meskipun mereka tidak bisa lagi mengingat apa itu "rumah," mereka merasakan kehilangan yang tak terjelaskan. Ada rasa hampa dan kebingungan yang menyebar di antara warga, karena mereka merasa ada sesuatu yang hilang, tetapi tidak bisa menentukan apa itu. Mereka mulai hidup dengan ketidakpastian dan perasaan tidak nyaman, tanpa mengetahui asal dari perasaan tersebut.

Rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol dari identitas, keamanan, dan ikatan emosional. Ketika konsep "rumah" dihapus, banyak orang merasa kehilangan bagian dari diri mereka sendiri. Mereka kehilangan kenangan masa kecil, hubungan dengan keluarga, dan pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan rumah. Ini mengakibatkan disorientasi identitas yang membuat orang merasa terasing, baik dari diri mereka sendiri maupun dari lingkungan sekitar.

Penghapusan konsep "rumah" juga mempengaruhi interaksi sosial. Keluarga-keluarga mulai merasa jauh satu sama lain, meskipun mereka secara fisik masih tinggal bersama. Tanpa konsep rumah, hubungan antarmanusia menjadi lebih dingin dan terputus. Warga tidak lagi memiliki tempat yang mereka anggap sebagai pusat kehidupan mereka, sehingga mereka menjadi lebih terasing dan individualistis.

Noelle mulai mengalami kilasan ingatan yang tidak utuh dan sangat samar—seperti potongan gambar kabur tentang masa kecil, perasaan hangat saat duduk di ruang tertentu, atau aroma yang memicu nostalgia tanpa sebab. Dia tidak bisa mengaitkan ingatan ini dengan apa pun yang dia ketahui sekarang karena konsep "rumah" telah dihapus. Namun, ingatan-ingatan ini tetap ada di latar belakang pikirannya, membuatnya merasa gelisah dan tersesat.

Secara fisik, Noelle mungkin merasakan keinginan kuat untuk pergi ke tempat tertentu atau melakukan hal-hal yang berkaitan dengan "rumah"—meskipun dia tidak lagi memahami mengapa dia merasakan dorongan ini. Misalnya, dia mungkin mendapati dirinya berdiri di depan pintu yang tidak dia kenali, atau merasakan dorongan untuk menghias ruangnya dengan cara yang terasa familiar namun tidak dapat dia pahami.

Efek paling kuat pada Noelle adalah perasaan kehilangan yang tak terdefinisi. Dia merasa ada sesuatu yang sangat penting yang telah direnggut dari hidupnya, tetapi dia tidak bisa menjelaskan apa itu. Ini menyebabkan perasaan melankolis yang mendalam dan kerinduan akan sesuatu yang tidak dia pahami—perasaan ini terus menghantui Noelle, menjadi penggerak utama dalam pencariannya untuk mengungkap apa yang sebenarnya telah hilang.

Ia tahu hal-hal mengganggu ini akan terjadi. Karena dia berbeda dengan yang lain. Tapi, ketika Penjaga Kenangan memutuskan untuk menghapuskan konsep rumah, ia merasa sangat terganggu. Berbeda dengan ketika Penjaga Kenangan menghapus hal lain.

Ia berpikir keras apa yang harus ia lakukan. Ia mulai mempertanyakan otoritas Penjaga Kenangan dan mencoba mencari cara untuk mengembalikan apa yang telah hilang. Di tengah kekosongan, tumbuh keinginan untuk merebut kembali konsep "rumah" dan segala sesuatu yang terkait dengannya, meskipun hal itu sangat berisiko. Dia memutuskan untuk mencari orang lain yang ingin melakukan gerakan pemberontakan ini bersama dengan dia. Setelah berpikir keras, ia memutuskan untuk mempercayai Willem. Lelaki yang sudah lama ia kenal dan sebut sebagai temannya.

Suatu hari Noelle mengundang Willem ke unit tempat tinggalnya. Willem meminum secangkir teh dari cangkir berwarna coklat. Sambil memegang cangkir itu di tangannya, ia berkata pada Noelle, “Tumben sekali kamu mengundangku ke unit tempat tinggalmu.”

“Willem, ada yang ingin ku bicarakan. Dan ini penting,” kata Noelle dengan wajah serius sambil mengarahkan badannya ke Willem.

“Willem. Aku berbeda. Aku tidak pernah lupa”

“Apa maksudmu kamu tidak pernah lupa?”

“Willem… Aku tidak pernah melupakan apa yang dihapus oleh Penjaga Kenangan. Awalnya aku juga bingung dengan perasaan yang aku rasakan. Terkadang walau aku sudah tidak ingat dengan hal yang sudah dihapuskan, badanku masih bereaksi. Atau kadang aku mulai melihat fragmen-fragmen akan hal yang sudah hilang. Setelah itu aku mulai membuat Sentral Kenangan ku sendiri. Sama seperti yang mungkin dimiliki oleh Penjaga Kenangan, jika hal yang dihapuskan mereka simpan dan tidak mereka hancurkan”

Willem terlihat sangat terkejut dan tidak percaya. “Noelle, apa yang kamu bilang ini gila, kamu tahu?”

Noelle mengeluarkan kotak tua miliknya dan buku hariannya. “Willem, semua hal yang ku bilang ada disini. Semua catatan tentang apa yang hilang, barang-barang yang bisa kukumpulkan. Semua ada disini.”

Willem membuka kotak itu dan ia sangat kaget melihat barang-barang yang sudah dihapuskan, walau ia sendiri tidak tahu apa itu sebenarnya. Ia tidak bisa mengingat apapun yang ada di hadapannya. Hal itu membuat ia yakin bahwa apa yang Noelle bilang barusan adalah benar.

“Willem, aku percaya padamu. Aku ingin mencari orang-orang yang sama seperti aku. Aku ingin kita bergerak dan melawan pemerintahan otoriter ini! Ini tidak masuk akal”

“Noelle… Ini berat sekali… Berikan aku waktu untuk mencerna ini semua”

Setelah percakapan terakhir mereka di restoran, Willem kembali ke unit tempat tinggalnya dengan perasaan campur aduk. Sepanjang jalan pulang, dia merasakan ketegangan yang sulit diabaikan. Bayang-bayang keputusan yang baru saja dia ambil terus menghantuinya. Willem dan Noelle telah lama bersahabat, dan kedekatan mereka telah terjalin kuat seiring waktu, tetapi situasi di kota yang diawasi ketat ini tidak pernah benar-benar aman bagi siapa pun. Ada peraturan yang tidak tertulis bahwa kepercayaan bisa menjadi mata uang yang sangat mahal.

Di sisi lain, Noelle tidak bisa melepaskan rasa cemas yang muncul setelah pertemuan itu. Meskipun dia telah berbicara dengan Willem, orang yang selama ini dia percayai, ada sesuatu yang tidak beres. Willem tampak berbeda, lebih gugup dari biasanya, seolah-olah dia menyembunyikan sesuatu. Namun, Noelle menepis perasaan ini, memilih untuk percaya pada sahabatnya. Mereka telah melalui banyak hal bersama, dan dia yakin Willem tidak akan pernah mengkhianatinya. Namun, apa yang Noelle pikirkan ternyata jauh dari kenyataan.

Di unit tempat tinggalnya, Willem duduk sendirian di meja kecil, dikelilingi oleh dinding-dinding abu-abu yang mengekspresikan kekosongan hidupnya. Di depannya, sebuah ponsel tua tergeletak, menunggu untuk digunakan. Willem menatap ponsel itu dengan mata yang penuh konflik, tahu bahwa satu panggilan yang akan dia lakukan akan mengubah segalanya.

Willem sebenarnya telah dihubungi oleh Polisi Rahasia beberapa minggu sebelumnya. Mereka telah mencium sesuatu yang aneh tentang Noelle dan mencurigai bahwa dia tidak sepenuhnya terpengaruh oleh penghapusan ingatan seperti warga lainnya. Willem pada awalnya ragu-ragu untuk bekerja sama, tetapi ancaman yang disampaikan oleh Polisi Rahasia terlalu menakutkan untuk diabaikan. Mereka tahu segalanya tentang dia—kebiasaannya, kelemahannya, dan bahkan sedikit pemberontakan kecil yang pernah dia lakukan bertahun-tahun lalu. Polisi Rahasia menawarkan "perlindungan" bagi Willem jika dia setuju untuk memberikan informasi tentang Noelle.

Willem, yang terdesak oleh ketakutan dan rasa bersalah, akhirnya menyerah. Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia melakukan ini untuk melindungi dirinya sendiri, mungkin bahkan untuk melindungi Noelle dari sesuatu yang lebih buruk. Namun, semakin lama dia memikirkan hal itu, semakin besar rasa penyesalan yang muncul di hatinya. Dia tahu bahwa apa yang dia lakukan adalah pengkhianatan yang tidak bisa dimaafkan, tapi dia juga tahu bahwa dia tidak punya pilihan lain.

Dengan tangan gemetar, Willem meraih ponsel itu dan mulai menekan nomor yang diberikan oleh Polisi Rahasia. Setiap detik terasa seperti jarum yang menusuk kesadarannya, namun dia terus melakukannya. Ketika panggilan itu tersambung, Willem menyampaikan pesan singkat, hanya memberikan lokasi Noelle dan beberapa detail tentang percakapan terakhir mereka. Suaranya terdengar datar, seolah-olah dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini hanyalah tindakan kecil yang tidak akan membawa dampak besar.

Setelah panggilan itu selesai, Willem menatap kosong ke dinding di depannya. Dia merasa seolah-olah ada sesuatu yang telah hancur dalam dirinya, sesuatu yang tidak bisa diperbaiki lagi. Keheningan di unit tempat tinggalnya hanya memperkuat rasa bersalah yang semakin dalam. Willem tahu bahwa dia baru saja mengkhianati sahabat terbaiknya, dan meskipun dia berharap Polisi Rahasia tidak akan bertindak terlalu keras, dia tidak bisa menyingkirkan perasaan bahwa dia telah menandatangani nasib Noelle.

Sementara itu, di unitnya sendiri, Noelle masih mencoba untuk menenangkan pikirannya. Dia merasa ada yang tidak beres, tapi dia terus meyakinkan dirinya bahwa Willem pasti memiliki alasan yang baik untuk semua tindakan dan kata-katanya. Namun, ketika malam semakin larut, perasaan tidak nyaman itu terus tumbuh. Noelle tidak menyadari bahwa dalam beberapa jam ke depan, kehidupannya akan berubah selamanya, berkat keputusan yang dibuat oleh orang yang paling dia percayai.

Setelah Willem mengkhianati Noelle, dia tidak bisa lagi melarikan diri dari ancaman yang selalu mengintainya. Ketika Polisi Rahasia datang, mereka tidak menunjukkan belas kasihan. Noelle diborgol dan dibawa ke sebuah fasilitas yang terletak jauh di luar kota, di mana cahaya jarang sekali menembus kegelapan. Fasilitas ini dikenal sebagai tempat para pembangkang "diperbaiki"—sebuah kata yang menyiratkan kengerian yang tak terkatakan.

Di dalam fasilitas itu, Noelle dilemparkan ke dalam sebuah sel yang lembab dan dingin, dikelilingi oleh dinding beton yang berbau lembab. Waktu terasa melambat, dengan hanya suara tetesan air yang konstan menemani kesendiriannya. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Segera, proses "perbaikan" pun dimulai.

Para Penjaga Kenangan, dengan wajah-wajah tanpa ekspresi, memulai rangkaian penyiksaan yang tidak hanya bertujuan untuk menghancurkan tubuh Noelle, tetapi juga jiwanya. Mereka menggunakan metode yang telah disempurnakan selama bertahun-tahun untuk membuat Noelle kehilangan pegangannya pada realitas. Setiap hari, dia disiksa dengan teknik yang berbeda—dari rasa sakit fisik yang luar biasa hingga manipulasi mental yang mengerikan.

Mereka memperdengarkan suara-suara yang menyesatkan, memutar balik ingatannya, dan menghapus setiap fragmen kenangan yang pernah dia miliki tentang hal-hal yang penting baginya. Gambar-gambar samar tentang rumah yang pernah dia lihat dalam pikirannya kini menjadi kabur, hingga akhirnya lenyap. Noelle berusaha melawan, mencoba mempertahankan setitik kecil ingatannya tentang "rumah," tetapi setiap upaya melawan hanya membuat penyiksaannya semakin brutal.

Lama kelamaan, rasa sakit dan kelelahan yang luar biasa mulai mengikis keteguhan hatinya. Penjaga Kenangan menggunakan obat-obatan dan hipnosis untuk mencuci otaknya, membuatnya meragukan realitas yang dia ingat. Mereka menanamkan kebohongan dan ketakutan baru dalam pikirannya, meyakinkannya bahwa tidak ada yang pernah disebut "rumah." Bagian terdalam dari dirinya, yang selama ini menyimpan kenangan dan perasaan yang dia anggap tak tergantikan, akhirnya hancur.

Setelah berhari-hari yang tak terhitung jumlahnya, Noelle tidak lagi mampu melawan. Dalam kondisi yang sangat lemah, baik secara fisik maupun mental, dia menyerah pada tekanan yang tak terhindarkan. Semua yang pernah dia ingat tentang "rumah"—atau apa pun yang membuatnya berbeda—terhapus dari benaknya. Dia menjadi kosong, kehilangan semua yang pernah membuatnya unik dan istimewa.

Ketika Noelle akhirnya dilepaskan kembali ke masyarakat, dia hanyalah bayangan dari dirinya yang dulu. Dia berjalan di antara orang-orang dengan ekspresi tanpa jiwa, sama seperti mereka. Rutinitas yang dulunya terasa hampa kini menjadi satu-satunya yang dia tahu. Dia tidak lagi mempertanyakan apapun, tidak lagi merasa ada yang salah. Dalam pikirannya, konsep "rumah" telah lenyap sepenuhnya, hanyut dalam kegelapan yang dipaksakan oleh rezim.

Dunia di sekitarnya kembali normal, sesuai dengan keinginan Penjaga Kenangan—tanpa memori yang berbeda, tanpa kenangan tentang "rumah," dan tanpa keinginan untuk mencari lebih jauh. Noelle, yang pernah berusaha untuk melawan dan mempertahankan ingatan-ingatannya, kini menjadi salah satu dari mereka yang telah kehilangan arah, terjebak dalam dunia tanpa masa lalu dan tanpa harapan.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Labirin Kenangan #RumahdalamDiri
3
0
Seorang remaja bernama Leo yang baru saja kehilangan ibunya menemukan sebuah buku tua di loteng rumahnya. Buku itu, yang mengklaim sebagai Labirin Kenangan, membawa Leo ke dunia alternatif penuh dengan makhluk-makhluk aneh dan situasi yang mencerminkan ketakutannya. Setiap langkah di labirin mengungkapkan bagian-bagian dari ingatan dan perasaan yang ia coba lupakan, memaksa Leo untuk menghadapi trauma masa lalunya dan menemukan rumah sejatinya di dalam diri sendiri.Terinspirasi dari The Book of Lost Things oleh John Conolly
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan