
Karya : Kanganndrew
Sebagian cerita:
Setelah sampai di komplek gudang miliknya sekaligus tempat tinggalnya, Pak Ramdan lalu menyuruh mereka untuk turun dari mobil dan mengikutinya masuk ke dalam ruangannya.
Di dalam gudang tersebut terdapat sebuah ruangan pribadi, di mana tempat itu adalah ruangan yang luasnya lumayan besar, nyaman dan ber-ac. Di ruangan pribadinya terdapat ruangan kantor, juga ada ruangan tidur untuk tempatnya beristirahat. Terdapat juga dapur kecil, yang letaknya di paling pojok...
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Short Story
Selanjutnya
Room Boy Muscle Pujaan Hati
1
0
Karya : @Newann74 Sudah lama tak menuliskan cerita, boleh unggah lagi ya?Romansanya di sini dapet banget. Yang suka romance, yuk merapat!jumlah: 104 halaman. genre : romansa (switch role) *** “Permisi Pak/Bu, pesanannya!”Suara lelaki dari luar. Aku buru-buru memperbaiki celana pendekku yang tadi sudah setengah turun karena hendak coli.“Ya, sebentar …”
Aku pun langsung membuka pintu setelah siap. Dan saat aku membuka pintu lebar-lebar, aku bisa melihat lelaki yang mengantarkan nasi gorengku. Hey, dia lelaki yang tampan, bertubuh tegap, memiliki kulit cerah nan bersih. Potongan rambutnya rapi, disisir ke arah kiri. Dia tersenyum saat melihatku membuka pintu, berupaya memberikan layanan yang terbaik. Astaga, aku bahkan lupa mengedipkan mata saking aku terpesona dengan senyumannya. Bahkan aku sempat mematung, sampai dia bertanya, “permisi Pak, boleh saya bawa masuk pesanannya?”“Oh, iya, ya. Silakan. Terima kasih ya!”Lelaki tampan itu masuk. Dia langsung melakukan tugasnya dengan cekatan, meletakkan nasi goreng dan jus setelah meminta izinku untuk meletakkannya di atas nakas. “Sudah Pak, ada lagi yang bisa dibantu?”Otakku seketika melahirkan sebuah ide yang tak bisa kutolak mentah-mentah. Mungkin inilah jawaban dari kemungkinan-kemungkinan yang terus muncul di kepalaku.“Eh, saya butuh sesuatu mas.”“Apa itu Pak? Siapa tahu saya bisa bantu.”“Saya butuh Masnya di sini.”“Eh, maksudnya bagaimana Pak?”“Bisa kita ngobrol-ngobrol dulu sebentar?”Dia lalu melirik ke jam dinding yang ada di kamarku. Lalu setelah beberapa saat, dia mengangguk.“Kebetulan memang jam kerja saya sudah berakhir Pak, saya mau pulang setelah ini. Tapi kalau Bapak memang memerlukan saya, katakan saja Pak. Saya akan mengusahakan membantu Bapak.” Room Boy tampan itu kini telah siap menemaniku.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan