SERENDIPITY - Part 6 (A - Maaf)

0
0
Deskripsi

"Halo Sakura, Ini Jeff. Hari ini kamu ada acara?"


Sakura membeku untuk beberapa saat. Itu Jeffrey bukan Mbak Laras…

"Hyung, tolong jemput aku sekarang di hotel. Aku ikut makan malam." Suara Jeffrey terdengar muram dengan tatapan tajam. Ia baru saja menelepon salah satu manajer yang ada di lokasi makan malam tim.

10 menit perjalanan, Jeffrey sudah sampai di tempat makan bersama timnya. Tak banyak bicara dia disana. Hanya meminum beberapa teguk air mineral dan memainkan ponselnya saja.

"Jeff, gimana sakitnya? Udah mendingan?" Tanya Matheo yang merasa ada hawa tidak enak didepannya.

"Ohh? Ahh, iya. Udah mendingan. Tadi udah minum obat."

"Ada masalah?" Tanya Theo lagi dengan memelankan suaranya.

"Engga, semuanya baik-baik aja."

"Oke, makanlah sedikit. Mukamu masih pucat itu. Besok masih ada jadwal dari pagi." Lanjut Theo sembari menaruh potongan daging ke piring didepan Jeffrey.

"Ahh ngga apa-apa.” Jeffrey bermaksud menolaknya.

"Yaa! Makan atau ngga usah kesini sekalian. Aku tahu kamu ada masalah tapi kamu harus tetap makan!" Omel Henry disampingnya.

Dengan malas, Jeffrey menyuap daging dipiringnya. Disaat bersamaan, dia menangkap sosok seperti yang pernah dia liat. Berjalan menuju meja dibelakangnya.

***

"Sa, disini." Terdengar suara Mbak Laras memanggil dan melambaikan tangan ke arah Sakura yang baru memasuki restoran. Sakura segera menegakkan kepalanya dan menghampiri Mbak Laras. Dan sebentar, dia juga melihat member FAVO juga timnya makan malam disana.

"Mbak, kenapa kita makan disini? Bukannya Mas Tomo janji makan di kedai yang udah dijanjiin kemarin?" Tanya Sakura setelah duduk dengan muka yang begitu tak enak dipandang.

"Iya, tadinya mau makan disana. Tapi Mas Tomo masih harus banyak yang diurus. Nanti kalo udah slow, kita kesana ya."
Sakura hanya menganggukan kepala lalu meminum habis air mineral dingin didepannya.

"Sa, gimana pekerjaan hari ini? Tadi Mas Tomo sempet cerita dikit sebelum jemput kamu, katanya kamu gantiin volunteer ya? Kereeennn."

"Makasih, Mbak. Masih butuh adaptasi." Jawab Sakura dengan pertahanan penuh agar air matanya tidak jatuh lagi. Iya, selama perjalanan tadi Sakura menangis. Dia sudah tak bisa menahan tangisnya saat masuk ke dalam mobil Mas Tomo.

"Sa, semuanya baik-baik aja kan?"

Hampir saja air mata Sakura tumpah ruah lagi jika Mas Tomo tidak segera datang ke meja itu.

"Aleaaa, Papa datang. Kamu sudah makan, Nak?" Mas Tomo berusaha meredam suasana, tiba-tiba muncul dengan suara ceria.

"Mas~" Mbak Laras hampir saja melemparkan bom pertanyaan jika saja Mas Tomo tidak segera mencium pipi kirinya. Oke, pertanda ada yang tidak beres.

"Yaudah, sekarang kita makan malam dulu. Selamaaat konser hari ini lancar, Honey." Ucap Mbak Laras mencoba excited.

Sakura tampak merasa bersalah, dia bahkan belum mengucapkan selamat juga terimakasih untuk hari ini.

"Mas, konser hari ini luar biasaaa. Pecaahhh. Makasih banyak, Sasa dikasih kesempatan besar kaya tadi." Sakura mulai mengeluarkan kata dan berusaha baik-baik saja

"Selamaaatt untuk 3 hari ini! Masih trending loh Mas di sosial media." Tambahnya

"Woiyaa jelas, Masmu ini keren Sa. Jangan salaah." Bertiga lalu tertawa mendengar jawaban narsis Mas Tomo

"Dan, Mas minta maaf belum menuhin janji buat bawa kamu makan udon terenak disini. Janji, soon kita kesana buat makan malam ya."

"Iya ngga apa-apa, Mas. Sasa maafin, karena hari ini kita makan malam sama FAVO jugaaaa. Wkwkwkwk." Jawab Sakura yang terlihat mulai tenang

"Dasaaarrrr kamu Sa. Murah banget jadi anak." Timpal Mbak Laras sambil memotong daging.

"Mas, jangan bilang masih kerja sekarang?" Tanya Sakura tiba-tiba.

"Hehehehe, iya Sa. Kamu udah mulai tau ya ritme kerja Mas. Kenapa makan disini ya salah satunya karena acara entertaint untuk agensi. Jadi, sebentar lagi Mas pindah ke meja sana ya." Jawab Mas Tomo sambil cengengesan.

"Mas, kerjaan Mas itu apa sih? Sibuknya ngalahin menteri dari pagi tuh."

Tuk.

"Kalo ngomong suka bener kamu, Sa. Kan emang Mas mau nyalon jadi menteri nanti. Hahaha." Jawab Mas Tomo sambil memukul pelan kepala Sakura

Setengah jam berlalu. Sakura, Mbak Laras dan Alea sudah selesai makan. Kursi Mas Tomo sudah berganti pemiliknya. Miss Ayumi yang ada disana sekarang. Mas Tomo sudah bergabung lagi dengan orang-orang dari agensi.

Sakura meminta ijin untuk keluar resto dengan membawa Alea juga. Dia ingin mencari udara segar. Pembicaraan antara Miss Ayumi dan kakak perempuannya itu sudah tidak bisa Sakura ikuti.

Didepan resto ada taman kecil dengan beberapa bangku panjang dipinggirannya. Sakura menuntun Alea duduk disalah satu bangku yang dekat dengan pohon sakura. Suasana hatinya mulai membaik dengan menatap rimbunnya bunga-bunga yang sedang bermekaran itu.

"Alea, hati-hati. Jangan jauh-jauh larinya. Nanti jatuh." Baru saja menutup mulutnya, Alea benar jatuh terjerembab. Dia berlarian bersama dua anak lain yang ada di taman setelah beberapa saat tidak betah duduk disamping Sakura.
Tanpa pikir panjang, Sakura langsung berlari menghampiri Alea.

"Tanteeeee... huaaaa, sakiitttt tanteeee... lutut Lea sakiitttttt huaaaa." Pecah tangis Alea.

Belum sampai Sakura ditempat Alea terjatuh, ada sosok laki-laki yang sudah membantu Alea duduk dari jatuhnya. Dibersihkannya baju dan kaki Alea dari tanah yang menempel. Lalu menggendongnya ke bangku yang tadi Sakura duduki dan kemudian duduk disana.

Sakura mengekor tanpa suara. Lalu ikut duduk disampingnya. Mengambil paksa Alea lalu membersihkan sisa-sisa tanah yang masih ada.

"Alea, cup cup cup. Sini tante bantu bersihkan ya. Tuuhh udah nggak apa-apa." Hibur Sakura sembari meniup pelan lutut dan tangan Alea.

"Mana yang sakit lagi?"

Alea menunjuk lutut sebelah kanannya ditengah sesenggukannya. Tangisnya mereda setelah dia duduk tadi. Kini, laki-laki disebelah Sakura ikut berusaha menenangkan Alea dengan mengusap lembut lututnya.

"Anak manis. Sekarang sudah sembuh ya? Coba sini lihat, mana lagi yang sakit?" Tanyanya.

Alea menggeleng mengisyaratkan sudah tidak ada yang sakit. Lalu menenggelamkan kepalanya di leher Sakura. Hening, hanya sesekali terdengar sesenggukan dari Alea. Sakura menepuk pelan punggung Alea hingga beberapa saat dia tertidur dipangkuan Sakura.

Sakura hendak berdiri setelah tahu Alea sudah tertidur. Namun laki-laki tadi menahannya.

"Maaf. Maaf untuk kejadian tadi."

Sakura tidak menjawabnya. Pandangannya hanya lurus kedepan, tak sekalipun dia bisa menatap laki-laki disampingnya.

"Ngga seharusnya manajerku bertindak seperti tadi. Dan aku pun belum berterimakasih atas bantuannya tadi." Lanjutnya

"Sudah menjadi kewajiban saya untuk bekerja." Jawab Sakura dengan datar dan lirih. "Saya masuk dulu, permisi." Lanjutnya dan berusaha menghadap kearah Jeffrey.

Jeffrey ada didepannya. Jika saja tidak ada peristiwa tadi, mungkin akan berbeda rasanya. Sakura akan sangat bersemangat disana.

Kedua manik mata mereka bertemu. Muka pucat Jeffrey terlihat lebih jelas dari sebelumnya. Dia hanya memakai kaos hitam pemberian Sakura tadi tanpa memakai tambahan sweater atau hoodie. Padahal angin mulai berasa kencang dan dingin disana.

'Kenapa dia kesini, kenapa ngga istirahat saja? Kalopun mau datang, kenapa ngga pakai tambahan penghangat badan?' batin Sakura kesal.

"Maaf..."

Sakura terdiam. Suaranya tercekat di tenggorokan. Dia ingin menjawab jika dia bisa saja memaafkan Jeffrey karena memang dia menyebalkan sekali saat ia rawat tadi. Tapi dia sebegitu marah bukan pada Jeffrey, melainkan manajernya. Tapi kenapa Jeffrey yang berkali-kali minta maaf?

Dia mulai merasa tidak baik-baik lagi. Umpatan manajer tadi memenuhi kepalanya lagi. Nafasnya memburu dan rahangnya mengeras. Ingin rasanya mengumpat balik si manajer saat itu juga.

Tanpa ia sadar, air matanya mengalir meruntuhkan pertahanan yang berusaha dibuatnya dari tadi. Sakura mulai terisak dan memalingkan mukanya kebawah. Kembali menarik dirinya kesandaran kursi dengan Alea masih dipangkuannya.

Kembali hening diantara mereka, sekarang yang terdengar isakan pelan dari Sakura dengan tambahan suara teriakan dua anak yang bermain dengan Alea tadi. Mereka bersemangat berlarian kembali setelah sedikit takut melihat Alea terjatuh.

"Pakai ini." Jeffrey memberikan sapu tangannya namun Sakura tak segera mengambilnya.

Jeffrey mengambil paksa Alea dari pangkuan Sakura dan menggantinya dengan sapu tangan.

"Kalo mau masuk, cepat hapus air matanya. Kamu mau orang-orang didalam berpikir yang tidak-tidak? Terutama anggota. Mereka tahu, aku kesini."

Tanpa suara, Sakura mulai mengelap mukanya dari air mata. Sudah sekitar 10 menit dia terisak. Matanyapun sudah terlihat sembab.

"Kalau udah tenang, baru kita masuk." Lanjutnya

10 menit berlalu, tetap dengan keheningan. Tiba-tiba ponsel Sakura berbunyi.

"Sa, dimana? Yuk kita siap-siap mau pulang. Kalo Alea susah diajak masuk, langsung gendong aja."

"Ahh, iya Mbak. Alea tidur kok ini. Aku masuk sekarang."

"Oke." Klik. Mbak Laras menutupnya.

Jeffrey sudah terlebih dulu berdiri. Tetap dengan menggendong Alea. Sakura hendak mengambilnya paksa, tapi Jeffrey menahannya.

"Biar aku yang bawa masuk."

"Jeff, tolong masuk beberapa saat setelah aku masuk ya. Aku ngga mau kakakku tahu. Please..." Sakura membuka suaranya. "Dan makasih udah meminta maaf.." Tambahnya dengan sedikit senyum yang ia paksa.

Diambilnya Alea dari tangan Jeffrey. Lalu berjalan kedalam resto lagi meninggalkan Jeffrey yang kembali duduk di taman.

***

"Saaa, bangun udah siaaang" Suara Mbak Laras terdengar dari luar kamar Sakura.

"Iya Mbak, sebentar lagi boleh yaaaa." Jawabnya dengan suara yang entah terdengar atau tidak oleh Mbak Laras. Tanpa menunggu jawaban kakaknya, Sakura terlelap lagi. Ia begitu lelah dua hari ini banyak sekali kejadian yang tidak terduga.
Tentang menunggu di hari pertama juga tentang pekerjaan dadakannya kemarin. Sakura juga sudah ijin semalam jika dia ingin bangun siang hari ini. Istirahat sebelum dia benar-benar kerja dua hari lagi.

Ting

Sebuah pesan masuk ke ponsel Sakura. Dengan mata yang masih mengantuk dia buka pesan itu. Sedikit malas sebenarnya. Tapi Sakura terpaksa harus segera bangun karena panggilan alam menantinya.

Belum sempat membaca jelas, Sakura memilih untuk ke toilet lebih dulu daripada ia ngompol nantinya setelah menundanya dari sekitar setengah jam yang lalu. Ia terlalu malas berjalan ke toilet, tapi sekarang sudah tidak bisa ia tahan. Dia kembali ke tempat tidurnya. Sambil merebahkan badannya lagi, ia buka pesan yang tadi belum sempat dibaca

‘’Hi, ini Jeff. Maaf aku menghubungimu sepagi ini. Terimakasih, aku suka pilihan stylemu untuk hari ini. Aku pilih jeans hitam dan sweater coklat. Semoga hari ini menyenangkan.'

Sakura mencubit keras pipinya. Ia takut kalau sekarang sedang bermimpi. Tapi sakit ternyata. Lalu dia ke kamar mandi mencuci muka. Duduk kembali ke atas tempat tidur. Lalu membuka kembali aplikasi pesannya. Dan matanya membulat sempurna sekarang

"Haaahhh! Ini bukan mimpi! Pesannya masih ada!" Teriaknya

"Haruskah aku balas? Ah balas apa ya? Kenapa aku sesenang ini? Bukannya kemarin aku masih kesal? Aaaaahhhhh!" Sakura menenggelamkan lagi kepalanya kedalam bantal.

Tiba-tiba saja ringtone ponselnya berbunyi membuatnya kaget. Ah, Mbak Laras rupanya

"Halo, iya Mbak."

"Sa, maaf Mbak bangunin. Soalnya Mbak udah chat kamu tapi belum dibalas."

"Udah kok, Mbak. Kenapa Mbak? Mbak ngga dirumah?"

"Mbak ada acara di sekolah Alea. Sa, tolong liatin ke kamar Mbak dong. Ada dompet Mbak ngga disana. Semoga tertinggal bukan hilang. Maaf ya Sa, ganggu istirahatnya." Suara Mbak Laras terdengar panik diseberang sana.

"Ahhh, iya Mbak sebentar. Sasa cek dulu." Sasa kemudian berlari ke kamar kakaknya. Tapi tenyata nihil.

"Mbak, ngga ada di meja Atau Mbak taruh dimana?"

"Coba cek laci, Sa"

"Ngga ada juga Mbak."

"Aduuhh, kemana ya. Yaudah Mbak cek dulu ke Mas Tomo deh. Kamu jangan lupa makan ya. Mbak pulang sekitar jam dua sampai rumah."

"Oke, Mbak" Belum selesai Sakura bicara, telepon sudah dimatikan.

Baru saja ia taruh, ponselnya sudah berbunyi lagi.

"Iya, Mbak. Kenapa?" Sakura langsung mengangkat telfon tanpa lihat layarnya terlebih dahulu. Mbak Laras lagi pasti, pikirnya.

"Halo Sakura, Ini Jeff. Hari ini kamu ada acara?"

Sakura membeku untuk beberapa saat. Itu Jeffrey bukan Mbak Laras…

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya SERENDIPITY - Part 7 (L - Huru Hara Pilihan Sakura)
0
0
Halo Sakura, Ini Jeff. Hari ini kamu ada acara? 'Ini bukan Mbak Larassss' batinnya menggebu, detak jantungnya tak beraturan Oh, halo. Hari ini aku tidak ada acara. Jawab Sakura mencoba tenang dan sedatar mungkin. Oke. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan