
“Nanti Alea mau main sama Om lagi ngga?” tanya Jeffrey sambil mengeratkan pelukannya dari belakang pada tubuh mungil Alea.
“Mau mau mauuu!”
“Gimana kalau lusa ikut Om Jeff ke Korea?”
“JEFREYYYY!!!”
“Chan, untuk acara sore ini udah selesai diatur kan?” Jeffrey sudah mengganti pakaiannya setelah menyelesaikan syuting beberapa saat lalu.
“Iya, udah. Tapi Mr. Park minta tetap ada tambahan staf untuk berjaga kalau-kalau ada banyak penggemar nanti. Please, kali ini ngga ada penolakan Jeff.” jawab Sungchan menutup laptopnya dan menatap tegas orang yang berdiri didepannya.
“Berapa orang?”
“Tiga orang termasuk aku masuk ke rombongan kamu dan Sakura. Tiga orang lainnya menyebar di sekeliling kita. Jaga sikap, seperti biasa mereka yang akan mengambil beberapa foto kalian nanti. Usahakan tetap pakai masker dan topi.”
“Ya ya ya. Tapi jangan mengganggu aktifitasku. Kali ini aku betulan ingin bersenang-senang, Chan.”
***
“Sa, masih lama kerjanya?” Sudah lebih dari 3 kali Jeffrey menanyakan hal serupa pada Sakura sejak 15 menit yang lalu. Mereka masih duduk ditempat mereka bertemu dengan Mbak Laras tadi. “Saaa, ayolah nanti lagi kerjanya.”
“Jeff, bisa diam sebentar ngga? Istirahat atau main dulu sana sama Alea, aku tunggu konfirmasi Leo dulu buat jadwal besok. Harusnya kamu baru selesai jam tiga kenapa udah selesai aja sih. Lagi pula jadwal dari Sungchan kita explore disini pukul 15.30 kan. Kali ini tolong bantu aku ya, biarin kerjaan aku selesai dulu. Alea itu aktif harus benar-benar diawasin, ngga bisa kita sambil kerjain yang lain.” jelas Sakura panjang lebar dan masih mengirim beberapa laporan pekerjannya pada Leo.
“Sa, tau ngga cuma kamu yang bisa membuat seorang Jeffrey nunggu lama kaya gini.” Jeffrey duduk kembali setelah lelah berlarian bersama Alea. Diambilnya botol air mineral milik Sakura lalu meminumnya beberapa teguk. “Tapi ngga apa-apa. Soalnya aku sukaaa…. Alea. Ya aku suka Alea. Aleaaa ayo kejar om lagiiii.” tambahnya yang sudah bersiap mengejar Alea kembali.
“Jeff ih, itu punya aku. Tinggal bilang aja kan bisa aku ambilin nanti.” protes Sakura.
“Ngga bakal bikin kamu sakit juga Sa, kalau minum bekas aku.” Jeffrey sudah menjauh dari Sakura, membawa Alea berlarian kembali.
“Manusia aneh, untung cuma satu disini.” gerutu Sakura yang hanya bisa memandang aneh Jeffrey dari kejauhan.
Tak lama berselang, Alea yang mulai kelelahan berlarian sudah ada disamping Sakura sambil bergelayut manja di tangannya. “Tante, masih lama kejanya? Lea udah pengen esklim banget nih.” Sakura menghentikan aktifitasnya sesaat untuk melihat Alea dengan keringat yang sudah membasahi dahi juga lehernya.
Diberikannya bekal air minum di botol minie mouse favorit Alea yang Mbak Laras siapkan tadi. Dengan telaten Sakura mengelap keringat di dahi Alea dan melanjutkannya ke bagian leher juga lengannya.
“Kata om Jeff kalo bisa ajak tante sekalang, nanti langsung beli esklim putih. Ayooo tanteee udahan kejanyaaaa.” oceh Alea kembali sesaat setelah meminum bekalnya beberapa teguk.
“Mana Om Jeff? Biar tante pukul dulu omnya. Baru kita jalan ya.” Kesabaran Sakura sudah semakin menipis. Matanya mengedar mencari sosok provokator Alea namun tak ditemukannya disana.
“Omnya ngumpet. Takut kena malah tante.”
“Jeffreyyyyyyy!!!”
***
“Jeff”
“Hm?”
”Udahan aja yuk, aku ngga nyaman nih. Banyak banget penggemar kamu.” Sakura melihat dari berbagai sisi penggemar Jeffrey mengambil foto rombongannya. Ia tak mau jika muncul banyak berita besok karena kedekatan Alea dengan Jeffrey.
Banyak penggemar yang mulai menanyakan siapa anak kecil yang terlihat begitu dekat dengan Jeffrey. Suara mereka terdengar jelas ketika ia dan Jeffrey melewati penggemar yang mulai bergerombol di sisi-sisi jalanan.
Pun saat mereka membeli es krim vanila permintaan Alea tadi. Tak sedikit yang memotret interaksi Jeffrey dengan Alea. Mereka terlihat begitu dekat, bahkan beberapa diantaranya berbisik dengan jelas jika mereka mirip seorang ayah dan anak perempuannya yang tengah berlibur bersama.
“Tenang, Sa. Udah ada tim yang atur itu juga. Diantara mereka yang sedang berbisik, ada beberapa tim kita. Ngga akan ada berita aneh besok, paling viral aja kalo aku ituuuu, om idaman. Jadi, tenang aja.” Jeffrey terkekeh dengan jawabannya sendiri.
Memang, hal itu sudah diatur dan diantasipasi agensi Jeffrey. Tim yang tersebar akan membuat opini yang menggiring para penggemar bahwa Alea adalah anak seorang staf dan beberapa akan membuat narasi seolah-olah Alea adalah keponakan Jeffrey. Sungguh dunia tipu-tipu, apa yang terlihat di depan kamera dan sosial media sungguh tak sama dengan aslinya.
“Tapi Jeff, dimana-mana ada kamera. Aku belum terbiasa. Kamu jalan sama Alea aja ya. Aku sama Sungchan dibelakang kalian.” Mudah bagi Jeffrey yang memang hidup ditengah sorot kamera. Namun tidak untuk Sakura. Kamera-kamera itu membuatnya canggung dan takut.
“Enak aja. Kamu harus bantuin aku jaga Alea, nanti kalo Alea nyariin gimana? Lagi pula kamu juga harus mulai terbiasa, Sa. Akan lebih banyak kamera nantinya.”
“Ngga bakalan nyariin juga, Jeff. Aku cuma jalan dibelakang kalian bukan beda rombongan. Kalau ada apa-apa juga tinggal nengok udah ada akunya.”
”Ngga. Udah diem, jalan aja kaya biasa. Kaya ngga ada kamera dimana-mana. It’s okey, it’s takes time. Just enjoy it.” Jeffrey meyakinkan Sakura dengan tatapan teduhnya. Yang ditatap hanya bisa menundukkan kepalanya. Beruntung kini ia masih memakai masker sehingga rona merah dipipinya tidak terlihat langsung oleh Jeffrey.
“Ngga usah salting. Gitu doang salah tingkah.” goda Jeffrey.
Ingin rasanya Sakura berteriak dan memukul Jeffrey saat itu juga. “Jeff, aku punya rahasia. Mau tau?”
“Apa?”
“Kamu adalah orang paling meeeeenyebalkan yang pernah aku temui selama aku hidup!” Sakura berjalan cepat ke arah kastil lain setelah selesai mengelilingi Cinderella Castile.
“Sa, tunggu! Alea ayo kita kejar tante Sasaaaa!” panggil Jeffrey ditengah gelak tawanya yang berhasil menggoda Sakura.
Sungchan dan dua tim yang ikut bersama Jeffrey hanya bisa melongo dan beberapa kali menggelengkan kepala melihat tingkah aneh Jeffrey. Jarang sekali mereka melihat tinglah konyol Jeffrey. Mereka hanya akan menjumpai Jeffrey mode jahil seperti ini jika hanya bersama anggota FAVO. Bahkan dengan stafpun seingat mereka belum pernah tertawa selepas sekarang. Biasanya dia hanya banyak terdiam memainkan ponselnya atau sekedar menonton film-film kesukannya.
***
“Waaahhhh, uwaaahhhh” Alea mengerjapkan matanya berkali-kali setelah menaiki wahana berbentuk mangkuk di dalam Enchanted Tale of Beauty and the Beast Ride.
“Om Jeff lihat! Pilingnya begelaakkk! Lihaattt! Gelasnya jugaaa! Wah lilinnya menaliiii!”
“Om Jeffff ada kudaaaaa. Itu ada putelinya jugaaa! Waahh itu pangelannya, Om Jeff. Dia nanti belubaahh jadi pangelaannnn.” Alea terlalu bersemangat melihat yang ada didalam wahana. Semua ia tunjuk, semua yang dilihatnya dia sebut. Dia sudah begitu hapal dengan tokoh-tokoh didalamnya.
“Alea suka?” tanya Jeffrey dengan mata berbinar.
“Sukaaa, suka sekaliiiii. Telimakasih, Om!” jawab Alea yang tetap melihat sekelilingnya antusias.
“Jeff, Abis ini biar Alea aku yang jaga. Kamu istirahat dulu, daritadi kamu gendong kamu tuntun, ngga cape?” Sakura menawarkan diri untuk bergantian menjaga Alea.
“Ngga! Kamu cukup ngga kemana-mana. Cukup jalan samping aku. Biar Alea aku yang bawa.” Jeff tak kalah antusias dari Alea, menjawab Sakura tanpa menoleh padanya kemudian kembali berseru melihat karakter-kearakter yang muncul setelahnya.
“Yaahhhh udahaannn, Om.”
“Iya, yah. Kenapa udahan ya. Eh tapi habis ini ada yang seru juga? Siap?” Seperti tidak ada lelahnya, Jeffrey sudah menggendong Alea ketempat selanjutnya. Electrical Parade.
Sembari menunggu parade, mereka duduk dipinggiran jalan sambil memakan beraneka camilan yang sudah dibawa oleh tim.
“Alea, sini pakai dulu sweaternya ya.” Ajak Sakura. Hari sudah mulai gelap dan udara juga sudah mulai dingin.
Alea berpindah dari pangkuan Jeffrey kedepan Sakura. Dengan telaten Sakura mengelap bagian leher, lengan juga telapak tangan Alea menggunakan tisu basah sebelum memakaikan sweater.
“Udah cocok, bisa urus anak sendiri.” Jeffrey mengomentari aktifitas Sakura.
“Siapa aja juga bisa kali Jeff kaya gini doang.”
“Aku ngga.”
“Ya karena kamu ngga biasa sama anak kecil.”
“Benar dong, ngga siapa saja bisa.”
“Ya ya yaaaa.” Sakura malas beradu pendapat. “Alea mau makan apa? Minum susunya dulu ya.”
“Mau sama Om Jeff aja.” jawab Alea sambil beralih kepangkuan Jeffrey kembali.
Jeffrey terkekeh melihat ekspresi Sakura yang terlihat tidak percaya dengan tingkah Alea. “Udah udah, sini camilannya. Biar sama aku aja.” Jeffrey mengambil beberapa makanan di tangan dan di kantong dekat Sakura.
“Nanti Alea mau main sama Om lagi ngga?” tanya Jeffrey sambil mengeratkan pelukannya dari belakang pada tubuh mungil Alea.
“Mau mau mauuu!”
“Gimana kalau lusa ikut Om Jeff ke Korea?”
“JEFREYYYY!!!” Sakura benar-benar tak habis pikir dengan ocehan-ocehan Jeffrey dua hari ini yang baginya sangat melantur dan membahayakan dirinya tentu saja.
***
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
