
Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising.
Dan dengan ketekunan saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan
pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.
Ditengah kesusahan datanglah tawaran dari Nancy, junior saya yang telah
pindah ke Gokil Advertising, dan mengenalkan saya dengan Ibu Susan,...
4,202 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Cerita 18+Cerita CintaCerita DewasaCerita RomantisCintaDramaPerselingkuhanPetualanganRomantis
Selanjutnya
Hujan Menjadi Saksi Part 1 - 2 (Lengkap)
2
0
Tok..tokk..tokk..
Nes, kuliah nggak loe? suara Risa terdengar tak sabar menunggu di luar pintu kamar mandi.Aku masih sempat terbayang perlakuan pria itu semalam. Lidah-lidahnya benar-benar membuatku gila dan menyiksa semua syaraf-syaraf kenikmatanku. Perlakuannya yang sulit ditebak, kadang cepat dan kasar, kadang lembut penuh perasaan, membuatku terengah-engah melayang bergoyang dicabik badai. Tiada henti dia membiarkan diriku santai sejenak meresapi gesekan kulit dadanya di ujung-ujung payudaraku. Vaginaku diserang habis-habisan dengan tusukan-tusukannya yang semakin lama semakin menguras staminaku. Dansa kami di atas pembaringan berakhir pada saat musik indah tergantikan suara hujan di luar sana.Sial..!
Aku mendapati diriku basah kuyup oleh keringat dan baju tidurku yang tak mampu menutupi tubuhku secara normal. Aku beranjak bangun dan membenahi baju tidurku. Sekali lagi aku menghampiri pintu kamarku untuk memastikan kondisinya yang masih aman terkunci. Jam 3:20, Masih beberapa jam untuk melanjutkan tidurku. Aku terpaksa mengganti underwear-ku yang basah oleh keringat bercampur cairan kewanitaanku. Mudah-mudahan pria itu datang lagi ke dalam mimpiku. Berharap semu birahiku terpuaskan kembali.Aku menghampiri tempat tidurnya yang tertata rapi. Perlahan kubaringkan tubuhku, dan rasa dingin sejuk merayap di sekujur kulitku.
Sini. Ia tampak ragu, kembali kami saling berhadapan, tapi matanya menerawang jauh.
Take your shirt off.
Perintah itu seolah membawanya kembali ke bumi dan perlahan ia duduk di sisi tempat tidur. Ia menggigit bibir bawahnya, dan kembali lehernya berdetak.
Slowly. Aku memberi petunjuk dengan senyum merekah.
Ya, jawabnya singkat layaknya pasien yang terhipnotis.
Jari-jarinya merenggut ujung bawah kaosnya dan melepasnya dengan sigap. Terpampanglah dada seorang pria dewasa di depanku. Putingnya yang kecil bulat menegang dengan bertaburkan bulu-bulu halus di sekelilingnya. Urat-urat kebiruan sedikit menonjol di sepanjang lengan dan tangannya. Ia memperhatikan mataku yang menyapu dadanya. Tiba-tiba lengannya terangkat dengan tangan terbuka.Kenapa, ujarnya penasaran.
Gimme those hands.
Ia merangkak mendekat di atas tempat tidur mendekatiku.
Mau diapain? sepertinya dengan pikiran yang berkecamuk.
Celanaku basah.
Ia tersenyum tertahan. I hope so.
No. no. Aku tadi sempat kedudukan bangku yang basah waktu di angkot. Mau bantu aku melepaskannya?
Ia berkata, Boleh, tapi sama sekali tak bergerak.
Want me to? Aku meraih ujung celanaku dan mengangkat pantatku. Ia meletakkan salah satu tangannya di perutku untuk menahanku. Ia menatap kakiku, dadaku, dan mulutku. Ketika ia menatap mataku, matanya kembali turun ke bawah. Sudah cukup lama, katanya muram.
Dan kamu udach lapar sekali, khan?
Ia menarik nafas panjang memenuhi setiap sudut paru-parunya. Badannya bergetar kembali. Aku dapat melihat ketegangan di balik celananya. Posisinya benar-benar merangsangku seperti gelembung balon yang mau pecah. Ia menggenggam dengan tangannya sendiri dan meremasnya. Keras. Menghembuskan nafas dari hidungnya dengan menggigit bibir bawahnya.Aku mengangkat kembali pantatku dan berusaha melepaskan celana katunku beserta underwear-nya. Aku menunggu usapan tangannya dengan berdebar-debar. Ketika tangan itu datang, elusannya benar-benar halus. Kewanitaanku bergejolak menanggapi sensasi yang dibuatnya. Ia menarik celanaku menggantikan kedua tanganku yang sudah meremas sprei tempat tidur. Aku mengangkat kedua kakiku ke atas untuk memudahkannya terlepas sempurna. Ia melipat celanaku rapi dan meletakkan underwear-ku diatasnya. Wajahnya diletakkan sedekat mungkin dari kewanitaanku. Ia menghirupnya dalam dan menutup matanya. Sekarang giliran Indra yang melenguh tertahan. Tiba-tiba, ia melepas pegangannya di pahaku. Ia bangkit dan melepas celana jeans dan underwear.Would you mind? sambil membuat lirikan manja.
Ia menghampiri dan menatapku tajam. Ia membantu melepaskan kaitan bra-ku dan dengan sedikit gemas aku menggaruk punggungnya. Aku sudah mulai tidak sabar. Aku tidak memperhatikan lagi kemana perginya bra-ku. Kedua tangannya mendorong pundakku dan aku hanya mengikuti pasrah. Tubuhku sudah mulai berkeringat dan kewanitaanku sudah semakin melembab. Dinginnya sprei tempat tidur hanya memberikan kesejukan sementara pada syaraf-syaraf kulitku yang terombang-ambing kenikmatan duniawi. Ia kembali menatap dengan mata yang semakin berbinar.Kemudian badannya berbaring dan kepalanya mengarah pada wajahku. Tapi perkiraanku ternyata meleset! Untuk beberapa saat ia mencari sesuatu di atas kepalaku. Ketika ia kembali pada posisi duduk, mulutnya sudah menggigit…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan