
Di tengah gemerlap industri kreatif dan hiruk-pikuk proyek yang tak pernah berhenti, Kintan menjalani hidupnya dengan disiplin: tidak memberi ruang untuk perasaan, apalagi pada Kenji—rekan bisnis yang hanya menjadi teman berbagi ranjang. Namun satu kalimat dari mulut Kenji di sebuah private dining room mengubah segalanya. Bukan cemburu yang datang, melainkan sebuah rasa asing yang tak ia mengerti, merayap di antara tumpukan jadwal, perjalanan, dan rumah yang selalu menyimpan sunyi.
Ada chapter baru minggu ini!
BITTERSWEET
508
104
47
Berlanjut
Kintan hidup di antara sorotan lampu studio dan bayangan luka yang tak pernah padam. Ia tampil sempurna di depan lensa, tapi tubuhnya berbicara dalam bahasa lain—dengan tato, bahasa rasa sakit yang dilukiskan tinta, bukan kata. Di balik setiap garis di kulitnya, ada cerita tentang kehilangan, ketakutan, dan pengkhianatan yang tak pernah selesai.Ia tumbuh dengan rasa takut terhadap figur yang seharusnya melindungi. Ayah kandungnya menjadi titik mula dari semuanya—mengikis batas aman, mencemari makna cinta, dan meninggalkan trauma yang menjalar hingga dewasa. Sejak itu, Kintan tahu: cinta bukanlah kenyamanan, tapi perjuangan tanpa jaminan.Dalam hidupnya, hubungan bukan pelipur lara, melainkan ladang luka yang terus terbuka. Ia pernah percaya pada seorang pria selama tujuh tahun, hanya untuk ditinggalkan dengan kekerasan fisik, penghinaan verbal, dan pengkhianatan yang kejam. Ia jatuh lagi. Bangkit lagi. Dan terus mencari arti dari kata “layak dicintai.”Lingkungan kerja glamor yang dipenuhi wajah-wajah menarik tak membuatnya aman. Ia didekati, dikagumi, dan ditawar oleh pria-pria yang menjadikannya objek, bukan individu. Beberapa berbicara tentang seni, beberapa tentang proyek besar, tapi semua membungkus motif mereka dengan perhatian semu.Namun Kintan bukan korban pasif. Ia bertarung—dalam diam, dalam sorotan, dan dalam setiap frame yang ia abadikan melalui kamera. Ia belajar dari temannya yang juga terbelenggu kekerasan, dan dari seorang pria asing yang untuk pertama kalinya melihat sisi dirinya yang bahkan ia takut akui. Tapi pertanyaannya tetap: bisakah seseorang benar-benar sembuh dari luka yang sudah menyatu dengan identitasnya?
4,262 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
#Ceoganteng#Darkromance#Romance#ToxicAdultAgegapBosgantengBrondongCantikCintadalamhatiCintamonyetDarkFiksiFirstloveFotograferFotografiGantengHappyendingHighschoolJapaneseKisahromantisLoveLucuModelModellingOfficeromancePuppyloveRomantisSelingkuhRomansagelapViralWild
Selanjutnya
BITTERSWEET - Twenty-Sixth Bite
11
1
Sejak Kenji menghilang dari frekuensi harian Kintan, hidup terasa lebih bersih dari gangguan yang tak perlu. Waktu Kintan dihabiskan untuk dua hal: pekerjaan sebagai model dan memotret—minat lama yang kini dibawa lebih serius. Kamera analog Canon AE-1 selalu ada di tasnya; setiap jalanan, wajah asing, atau cahaya sore yang jatuh di dinding menjadi alasan untuk menekan tombol shutter. Foto-foto itu ia pajang di media sosial, bukan untuk validasi, tapi sebagai arsip kecil bahwa dirinya pernah melihat dunia dengan matanya sendiri.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan