
"Apa kau yang memesan ini?" tanyanya, alisnya sedikit berkerut.
Amarkhan menggeleng kecil, ekspresinya tetap tenang seperti biasa.
"Tidak. Aku juga tidak tahu siapa yang memesannya."
Isabella kembali terdiam. Tatapannya turun ke arah gelasnya, lalu beralih kepada pria di hadapannya yang masih tetap duduk dengan sikap santai.
"Lalu... siapa?"
Pria itu tidak langsung menjawab. Tatapannya sedikit berubah, ada kilasan pemikiran yang melintas di benaknya. Seakan ia mulai mencurigai sesuatu.
Hening...
Love Between Of Crowns
13
0
8
Berlanjut
"Ayah," katanya dengan suara yang lebih tenang,“Mengapa tidak Liylia saja, anak dari Permaisuri Leticia? Ia bisa dijodohkan dengan Pangeran Zafir Al-Rashid dari Kerajaan Al-Mahjar itu. Kenapa harus aku?”"Plakk" Suara tamparan itu menggema di ruang kerja yang sepi, pipi Isabella terasa panas, dan juga membengkak."LANCANG KAMU SEKARANG!" teriak Raja William dengan suara yang membentur dinding ruangan.“SUDAH BERANI MENENTANG KEPUTUSAN AYAHMU SENDIRI KAMU HEH!?”Princess Isabella, putri mahkota Netherland, telah dijodohkan dengan pangeran Zafir Al-Rashid dari Kerajaan Al-Mahjar, seorang pria yang belum pernah ia temui sama sekali. Hari demi hari, beban pernikahan itu semakin menghimpitnya. Ia merasa seperti boneka yang digerakkan oleh tali takdir.Namun, di tengah kegundahan itu, sebuah ide gila muncul di benaknya. Ia ingin menciptakan satu momen yang menjadi miliknya seutuhnya-bebas dari aturan, tradisi, dan beban kerajaan.Malam itu, dengan gaun sederhana dan jubah gelap yang menutupi wajahnya, Isabella menyelinap keluar dari istana. Ia berjalan jauh menuju sebuah tempat yang hanya ia dengar dari bisik-bisik para pelayan istana-tempat di mana orang-orang mencari pelarian, kebebasan, dan kenikmatan duniawi.Di sana, ia bertemu dengan seorang pria. Sosoknya tinggi, dengan mata tajam yang menyimpan misteri. Pria itu adalah Amarkhan, seorang pengelana yang tampak seperti bagian dari dunia yang sama sekali berbeda dari istana yang membelenggu Isabella.Malam itu, Isabella membuat keputusan yang akan mengubah hidupnya selamanya. Ia memberikan keperawanannya kepada pria itu, merasakan kebebasan yang selama ini hanya ia impikan. Namun, apa yang ia kira sebagai pertemuan singkat ternyata menyimpan takdir yang lebih besar.
1,739 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Sebelumnya
Bab VII - Love Between Of Crowns
1
0
Tiba-tiba, suara tinggi memecah keheningan. SESUATU HAL YANG BODOH?? MAKSUDMU KABUR DARI TAKDIR YANG BAHKAN BUKAN PILIHANKU SENDIRI? APA ITU MENURUTMU HAL YANG BODOH, HAH!? Amarkhan tetap diam. Ia membiarkan kata-kata itu menggantung di udara, membiarkan emosi yang meledak barusan mereda dengan sendirinya. Ia sudah menduga akan ada respons seperti ini, tapi mendengarnya langsung tetap memberikan perspektif baru. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, kedua tangannya bertumpu pada lutut. Napasnya teratur, matanya tak lepas dari wanita di hadapannya. Kini, kepingan informasi mulai tersusun. Ia mulai memahami lebih jauh situasi yang sedang terjadi. Kabur mungkin terasa seperti solusi, ucapnya akhirnya, suaranya dalam dan mantap. Tapi dunia di luar sini tidak sebaik yang kau bayangkan. Kau terlalu berharga untuk diabaikan... Ia membiarkan kata-katanya meresap, membiarkan ketegangan bertahan sejenak sebelum akhirnya melanjutkan—kali ini dengan nada yang lebih halus, namun tetap menusuk. ...Isabella. Atau lebih tepatnya... Ibel?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan