
Menceritakan awal mula Alec masuk ke akademi bondage
Note : Untuk Bab 1 memang tidak ada illustrasi nya tapi mulai bab 2 bakal ada illust nya.
_______________________________
Akademi Bondage BAB 1
Di sebuah aula yang cukup luas, berkumpul lebih dari seratus siswa yang duduk dengan rapi dan menunggu acara dimulai. Salah satu siswa yang duduk di bagian paling belakang adalah pria bernama Alec. Tahun ini Alec lulus dari SMP dan genap berusia 16 tahun. Alec saat ini sedang berada di acara sambutan untuk siswa tahun ajaran baru. Alec sendiri mendaftar ke akademi ini karena mendapatkan sebuah surat undangan dari akademi ini. Awalnya, Alec cukup curiga karena tidak pernah mendengar tentang akademi ini, namun dia akhirnya memilih untuk mencoba akademi ini, karena di rasa menarik dan terdapat beberapa keuntungan.
Keuntungan yang di dapat oleh siswa diantaranya adalah biaya hidup di tanggung oleh sekolah, lalu ada asrama karena siswa tidak diperbolehkan pulang hingga lulus kecuali alasan tertentu. Hal hal tersebut cukup untuk membuat Alec tertarik karena dia tidak perlu lagi memikirkan tentang biaya hidupnya. Alec sendiri adalah seorang yatim piatu, orang tuanya telah meninggal dalam sebuah kecelakaan ketika dia berumur 6 tahun. Selama ini Alec di beri uang setiap bulan oleh saudaranya, namun itu pun hampir tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Setelah beberapa menit suasana yang cukup ricuh, muncul seseorang yang berjalan menuju ke tengah panggung dan mengambil mic.
“Perhatian! Pertama tama aku ucapkan selamat untuk kalian karena telah berhasil menjadi siswa di akademi ini. Namaku Villetta Nu, mulai sekarang aku akan menjadi penanggung jawab murid kelas 1, yaitu kalian semua” dia berhenti sebentar kemudian melanjutkan lagi
“Seperti yang kalian tahu akademi kita berfokus untuk melahirkan seorang mata mata, namun karena 10 tahun belakangan ini situasi telah cukup tenang setelah perang dingin berakhir, maka melahirkan mata mata bukanlah prioritas kita” Villetta kemudian tersenyum dan menambahkan
“Saat ini akademi kita adalah sebuah akademi yang berdasar pada aspek perbudakan, ku rasa kalian pasti sudah mengetahui dasar dasarnya di SMP” jelas Viletta
“Haahhh!? Anjir yang bener aja, apa apaan tentang mata mata dan perbudakan, bukankah ini sudah gila!? ”
Alec sebenarnya hanya tau bahwa akademi ini adalah akademi yang tertutup, namun dia tidak mengetahui tentang mata mata dan perbudakan.
“Baiklah, kalau begitu langsung saja ke intinya. Pembelajaran di SMA akan berbeda dengan saat kalian di sekolah menengah. Di sini kalian akan mendapat nilai melalui pelajaran tertulis, praktek dan akan ada tugas harian dan special juga” Viletta kembali menjelaskan kemudian dia memberikan isyarat kepada seseorang di belakang panggung
“Lalu, mereka ini adalah contoh siswa tahun kedua yang menempati peringkat 10 terbawah” dia berkata sambil menunjuk ke 10 orang wanita yang terikat dan tersumpal
Terdapat 10 wanita yang hanya menggunakan pakaian dalamnya terikat menggunakan tali dan tersumpal oleh ballgag berwarna merah. Semuanya berjajar dan terlihat menundukan kepalanya.
“Seperti yang kalian lihat mereka di hukum karena mendapatkan nilai yang buruk, hal yang sama akan berlaku juga untuk kalian mulai sekarang” dia kemudian menjelaskan beberapa hal lagi tentang akademi ini
Beberapa hal penting yang Alec pahami dan membuatnya terkejut adalah
1. Kalian bebas untuk mengikat siswa lain, kecuali terdapat situasi tertentu yang tidak memperbolehkan. Kemudian, siswa yang kalian tangkap, dapat dijadikan sebagai budak kalian.
2. Ada beberapa cara untuk mendapat nilai di sekolah ini. Dari yang terendah adalah nilai dari tugas tertulis, lalu tugas praktek dan tugas special. Dibandingkan tugas tertulis dan praktek, nilai yang didapat dari tugas special cukup besar.
3. Meskipun sekolah memenuhi kebutuhanmu, namun beberapa barang tambahan harus dibeli dengan poin. Banyaknya poin tergantung dari seberapa bagus nilaimu.
Sejauh ini itulah informasi yang Alec ketahui. Alec pun menyadari bahwa sepertinya dia telah masuk ke akademi yang berbahaya, namun dia juga merasa cukup tertantang dan tertarik dengan akademi ini.
“Ni akademi emang bener bener ga masuk akal, tapi seenggaknya aku seharusnya ngga kaget sendirian, kan? ” gumam Alec dalam hati
Alec kemudian melihat ke siswa di sekitarnya, namun tidak seperti yang dia kira, para siswa terlihat cukup tenang bahkan ada beberapa yang tersenyum.
Alec lagi lagi dibuat terkejut dengan sikap siswa di sekitarnya, tapi ada hal yang membuatnya lebih terkejut, yaitu setelah diperhatikan dia tidak melihat adanya laki laki selain dirinya.
“Dan juga untuk tahun ini ada sesuatu yang special, setelah 15 tahun untuk pertama kalinya sekolah kita akan menerima siswa laki laki lagi” setlah Villetta menjelaskan hal tersebut, para siswa mulai berisik
Tak lama pandangan para siswa mulai ditunjukkan kepada Alec, tentu saja tidak semua siswa dapat melihatnya, namun hal tersebut benar benar membuatnya cukup gugup, terlebih mengetahui bahwa dia adalah satu satunya laki laki di akademi ini.
“Oke, ku rasa cukup sampai disini untuk acara penyambutan kalian, info atau detail lebih lanjut bisa kalian lihat di aplikasi sekolah” Villetta kembali berbicara yang membuat siswa kembali tenang dan mendengarkan
“Sekali lagi aku ucapkan selamat datang di akademi ini dan kalian boleh bubar lalu kembali ke asrama kalian” dia kemudian menutup acara dan membubarkan para siswa
Alec pun sudah bersiap siap untuk keluar dari aula, namun Villetta memintanya untuk tetap tinggal dan menemuinya.
“Oh dan untuk kau siswa laki laki, tunggu sebentar dan kemarilah, ada beberapa hal yang harus ku beritahu”
Alec segera menuju ke sumber suara yaitu di panggung. Villetta mengajaknya berbicara di belakang panggung
“Kalau tak salah namamu Alec, kan? Duduklah ada beberapa hal yang akan ku beritahu” dia berkata sambil duduk dengan kaki menyilang yang membuat pahanya yang terbalut stocking terekspos
“Umm, oke” Alec pun mengambil sebuah kursi dan duduk berhadapan dengannya
Alec merasa cukup gugup karena di sekitarnya masih terdapat 10 wanita terikat dan tersumpal yang katanya adalah siswa tahun kedua peringkat bawah.
“Mungkin saat ini kamu merasa sedikit bingung, tapi ku rasa kamu hanya perlu beberapa adaptasi, lagipula kamu adalah siswa yang direkomendasikan orang itu ” kata Villetta sambil tersenyum
“Maaf, tapi siapa sebenarnya “orang itu” yang kamu maksud?” Alec benar benar tidak punya petunjuk siapa orang tersebut
“Hahaha, suatu saat kamu pasti akan tahu, yang lebih penting aku ingin memberi tahu lokasi asramamu, kamu pasti belum tahu kan?” dia menanyakan sebuah pertanyaan yang tak terfikirkan oleh Alec
Kalau dipikir pikir lagi, Alec benar benar mempunyai sedikit pengetahuan tentang akademi ini, bahkan dia tidak tahu sama sekali denah sekolah ini.
“Ah, kurasa itu memang benar” Alec mengangguk setuju
“Untuk lokasi asrama tahun pertama kamu bisa lihat denah di luar asrama dan untuk kamarmu berada di lantai 2 kamar paling pojok” kata dia menjelaskan
“Oke terima kasih, bu Villetta, kalau begitu aku pamit undur diri” Alec berterima kasih dan beranjak dari tempat duduknya
“Tunggu dulu, aku belum selesai” Villetta menghentikan Alec yang hendak pergi
“Oh maaf, ku kira hanya itu” kata Alex yang kembali duduk di kursinya
“Seperti yang kau tahu, di akademi ini kalian hanya diperbolehkan menggunakan ponsel yang diberikan oleh akademi, kau pasti belum memilikinya, kan?” Sekali lagi Villeta bertanya pada Alec
“Ah iya benar juga, sial banyak yang terjadi sampai aku melupakan banyak hal” kata Alec yang kembali tersadar
“Nanti akan ada seseorang yang mengantarkan ponsel ke kamarmu dan pastikan untuk mengecek aplikasi sekolah, karena banyak informasi disana” katanya menjelaskan
“Oke, sekali lagi terima kasih, bu Villetta” Alec membungkukkan kepalanya untuk menunjukan rasa terima kasih
“Ini memang sudah tugasku” di balik wajahnya yang tegas dia terlihat tersenyum pada Alec
“Kalau begitu saya permisi” Sekali lagi Alec beranjak dari kursi dan berjalan menjauh
“Ah, dan satu lagi saran pribadi dariku, berhati hatilah dan jangan remehkan siswa di akademi ini” Villeta juga ikut beranjak dan berjalan menuju salah satu siswa yang terikat
“Mereka mungkin cukup berbahaya, tapi jika kau cukup handal, sekolah ini mungkin akan menjadi surga bagimu” dia menyelesaikan perkataanya kemudian meremas payudara siswa yang terikat
“Mnnggghhh …” siswa yang terikat hanya bisa pasrah dan menerimanya
“Eeehhh, hal yang seperti itu aku sudah sadar dari tadi” Alec tersenyum dan kembali berjalan pergi
“Benar benar laki laki yang menarik, bukankah begitu, Rossweisse?” dia bertanya kepada seseorang yang ternyata mendengarkan mereka secara diam diam selama ini
“Kita lihat saja, apakah laki laki itu bisa bertahan, walaupun itu cukup mustahil” perempuan itu menjawab dan berjalan pergi
Sementara itu Alec saat ini sudah berada di pintu masuk asrama nya. Sebelumnya dia sudah cukup mengingat beberapa lokasi yang keliatannya penting di sekolah ketika melihat denah sekolah. Di sepanjang jalan menuju asrama dia berpapasan dengan beberapa siswa, tentu saja mereka langsung menatap Alec dan membicarakannya.
Alec langsung menuju ke tempat resepsionis dan menanyakan kunci kamar nya. Resepsionis pun segera menyerahkan kuncinya. Tanpa basa basi, Alec menerima kunci tersebut dan segera menuju ke kamarnya.
Setelah masuk, kamarnya ternyata cukup luas dengan satu kamar tidur, kamar mandi dan juga satu ruangan kosong serbaguna. Saat Alec masih mengelilingi ruangannya, dia menemukan 3 utas tali dan 1 lakban warna hitam. Sepertinya barang tersebut memang disediakan oleh akademi.
Baru beberapa menit memeriksa kamarnya, ia langsung mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Alec pun bergegas untuk membukanya berpikir bahwa itu adalah orang yang akan mengantarkan ponsel miliknya.
Setelah pintu dibuka, terlihat seorang perempuan yang seumuran dengan dirinya. Dia mengenakan sweater berwarna merah dan rok pendek berwarna hitam. Dia memiliki mata aqua dan rambut coklat panjang dengan gaya rambut dua sisi yang terdiri dari bagian yang dibuat menjadi ekor kembar diikat dengan pita hitam.
“Jadi, apa kamu yang mau nganterin ponselku?” Alec bertanya pada perempuan itu
“Hah..? Oh ya, itu benar, aku kemari untuk mengantarkan ponselmu” dia menjawab dengan sedikit gugup
“Terima kasih, kalau begitu bolehkah aku mendapat ponselku?” Tanya Alec padanya
“Ah, sebelum itu, bolehkah aku masuk dulu?” dia meminta untuk masuk ke kamar Alec
“Eh? Oh ummm iya, silahkan” Alec pun menyingkir dari pintu dan mengantar perempuan tersebut masuk
“Terima kasih” perempuan itu pun masuk mengikuti Alec sambil mengambil sesuatu dari sakunya
Sebenarnya Alec sudah menyadari bahwa perempuan ini mencurigakan. Dia melihat sakunya yang cukup menonjol dan berbentuk lingkaran. Tentu saja itu bukan ponsel maupun kardus ponsel. Alec pun berkesimpulan bahwa itu adalah lakban yang sama dengan miliknya.
Ketika Alec membelakangi perempuan itu, dia menyadari bahwa dia mencoba untuk menyergapnya dari belakang. Menyadari itu Alec segera berbalik, kemudian menahan tangan perempuan tersebut. Alec kemudian memaksa tangan perempuan tersebut dan menahannya di belakang tubuhnya. Setelah itu Alec menendang dengkulnya dari belakang sehingga perempuan tersebut jatuh tengkurap.
“Ngghh...!” dia menggeliiat mencoba untuk lepas dari cengkraman Alec
Tidak menanggapi perempuan tersebut, Alec segera mengambil lakban yang dijatuhkan oleh perempuan itu. Dia mengikat pergelangan tangannya menggunakan lakban kemudian dilanjutkan dengan bagian bawah payudara yang diikat menjadi satu dengan lengannya.
“Sial kok bisa sih?! Padahal kamu cuma siswa baru” dia kembali mengoceh dan masih melawan
Sebenarnya sebelum datang ke akademi ini, Alec sudah cukup mengenal tentang ikat mengikat. Di sekolah pertamanya, Alec bisa dibilang cukup bandel, hingga membuat guru BK nya marah dan mengikatnya. Alec yang cukup kesal dengan perlakuan guru tersebut, juga membalas gurunya dengan mengikatnya dan rutinitas tersebut berlanjut hingga dia lulus.
“Jadi, kau ini siapa dan mau apa?” Tanya Alec setelah selesai mengikat pergelangan kakinya
“Hah? Kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu?” perempuan itu menolak menjawab Alec dan terus melanjutkan perjuangannya
“Sepertinya kau belum menyadari posisimu ya” Alec sambil membawa lakban ditangannya kembali mendekati perempuan itu
“Aku Tanya sekali lagi, siapa kau dan mau apa?” Tanya Alex yang menunjukan tatapan mengintimidasi
“Sudah kubilang untuk apa aku menngghhmph…” belum selesai dia berbicara, Alec sudah menempelkan lakban ke bibirnya
Setelah selesai dengan satu lembar, Alec menambah 2 lembar lagi kebibirnya dan memastikannya kencang dan rapi.
SPANK!
Selesai dengan sumpalannya, Alec langsung menampar pantat perempuan itu.
“Ngghhh..!” dia berteriak kesakitan karena tamparan Alec, dan mencoba untuk mengubah posisi tubuhnya menjadi telentang
Melihat hal tersebut, Alec segera memegangi tubuh wanita tersebut dan memaksanya untuk bersujud. Tangan kanannnya menahan perut perempuan itu agar tetap terangkat, sedangkan tangan kirinya mulai menampar pantatnya lagi.
SPANK…! SPANK…! SPANK..!
“Nggffh.. mmppffh….” Perempuan itu menggelengkan kepalanya meminta agar Alec berhenti.
Tidak terganggu olehnya Alec tetap lanjut untuk memukul pantatnya.
SPANK..!
“Ku rasa, aku sudah bertanya baik baik tadi, jangan salahkan aku kalau sedikit kasar” kata Alec yang tetap memasang wajah mengintimidasi
Alec berhenti memukul pantatnya setelah melihat wajah perempuan itu memerah dan seperti ingin menangis
“Hnnmffh…” perempuan itu hanya menundukan kepalanya dan tidak menunjukan perlawanan
Merasa cukup, Alec melepaskan lakban di bibir perempuan itu. Kemudian setelah beberapa saat, ketika perempuan itu sudah terlihat cukup tenang, Alec kembali bertanya padanya.
“Jadi, kamu ini siapa dan mengapa kau mengincarku? Ku rasa aku belum membuat masalah apapun sejak datang ke akademi ini” Tanya Alec yang masih penasaran
“Tohsaka Rin, aku siswa tahun pertama sama denganmu” dia berkata sambil memalingkan wajahnya
“Nah, bukankah akan lebih mudah jika sejak awal kau menjawab, lalu apa tujuanmu, Rin?” Tanya Alec sekali lagi
“Kau bodoh ya? Bukankah itu sudah jelas untuk menyelesaikan tugas special, memangnya kau pikir apa lagi!?” Rin menjawab dengan nada judes
Mendengar kata tugas special membuat Alec segera menyadari garis besar apa yang sedang terjadi saat ini.
“Yah maaf saja nona Rin yang pintar, seharusnya kau sudah sadar kalau aku belum mendapatkan ponselku” Alec berkata dengan nada menggoda
“A-apa apaan itu, jangan panggil aku dengan panggilan seperti itu” Rin menanggapi dengan sedikit grogi
“Hmmm, padahal ku kira itu akan cocok,” dia menjawab dengan nada yang terlihat frustasi
Saat itu Rin menganggap bahwa Alec adalah orang yang aneh. Terkadang dia bisa sangat mengintimidasi, namun dapat bertingkah main main. Terlebih kemampuan Alec saat menangkapnya dan dengan cepat memaksa agar dia menyerah, bukanlah tindakan pemula.
“Lalu Rin, sebenarnya seperti apa tugas special ini? Apakah isinya semacam untuk menangkap diriku?” Alec bertanya penasaran meminta penjelasan
“Ya, seperti yang kamu bilang, siswa diminta untuk menangkap dirimu dan yang berhasil akan mendapat 50 poin dan tambahan nilai” kata Rin menjelaskan
“Poin itu yang kamu gunakan untuk membeli barang tambahan, kan?” Tanya Alec
“Benar sekali, kita mendapat 100 poin awal dari sekolah untuk sebulan, jadi mendapat 50 poin dan tambahan nilai itu benar benar menggiurkan” tambah Rin
Mendengar hal tersebut Alec pun memahami mengapa Rin langsung mengincarnya. Jujur saja jika mendapat poin sebesar itu, siapapun pasti akan tergiur.
“Begitu ya, terima kasih, berarti ku rasa sekarang aku menjadi incaran satu angkatan huh” kata Alec dengan wajah cukup kesulitan
“Aku rasa tidak semua siswa akan mengincarmu, lagipula ini baru hari pertama, banyak siswa yang ingin istirahat dan tidak mau mengambil resiko” kata Rin yang membuat Alec sedikit tenang
Ketika masih bertukar informasi dengan Rin, tiba tiba terdengar suara seseorang mengetuk pintu. Alec pun langsung segera sigap dan meminta Rin untuk diam.
“Diam disini Rin, aku akan memeriksanya” kata Alec yang segera menuju ke pintu kamarnya
“Siapa disana dan mau apa?” Tanya Alec yang kali ini berhati hati dengan tamunya
“Aku Rossweisse, penjaga asrama tahun pertama ingin mengantarkan ponsel” kata seseorang dari balik pintu
Merasa cukup yakin, Alec membukakan pintu untuknya dan benar saja, terdapat seorang wanita dengan rambut perak yang membawa sebuah kardus ponsel.
“Ah, Terima kasih bu Rossweisse dan juga salam kenal, namaku Alec, mulai sekarang mohon bantuannya” Alec berkata sambil sedikit menundukan kepalanya
“Ya, salam kenal, jika ada keperluan apapun jangan sungkan untuk mengatakannya padaku” kata Rossweisse yang juga terlihat mengintip isi ruangan Alec
“Ooohhh, kelihatannya kau cepat beradaptasi ya, bahkan kau sudah menangkap salah satu murid di sana” katanya sambil tersenyum melirik pada Rin
“Ti-tidak ini sebenarnya bukan aku yang menginginkanya” Alec segera menyanggah perkataan Rossweisse dan mencoba menutupi pintu kamarnya
“Yah terserahlah, kalau begitu aku akan kembali ke ruanganku dulu, jangan terlalu bersenang senang, besok adalah hari pertamamu” katanya mengundurkan diri
“Ya, terima kasih bu” kata Alec dengan cukup lega
Setelah Rossweisse pergi, Alec segera mengunci pintu dan kembali menghampiri Rin.
“Bu Rossweisse, ya? Tanya Rin
“Ya, dia kemari mengantarkan ponselku” kata Alec sambil membuka kardus ponselnya
Setelah itu, Alec segera mencoba menyalakan ponselnya. Dengan bantuan Rin, Alec mendaftarkan akun miliknya untuk menggunakan aplikasi sekolah. Rin sendiri sudah memiliki ponsel dan akun sejak dia berada di SMP, begitu pun dengan siswa yang lain. Mengingat di akademi ini SMP dan SMA nya terhubung, jadi semua siswa disini berasal dari SMP yang sma.
“Omong omong Rin, kenapa kamu langsung mengincarku? Sejauh ini aku rasa tidak ada orang lain selain dirimu yang datang mengincarku ” Alec bertanya penasaran sambil masih mengotak atik ponselnya
“Tentu saja karena hadiah yang di dapat dari tugas special dan juga aku beruntung karena melihatmu ketika di resepsionis dan mengikutimu” Rin menjawab dengan tenang
“Begitu ya, jadi kau mengincar peringkat tertinggi huh” Alec merespon acuh tak acuh
“Ya, aku tidak akan mempermalukan keluargaku dan menjadi yang terbaik” dia berkata dengan percaya diri
“Yah berjuanglah, aku rasa jalanmu masih panjang melihat kondisi dirimu saat ini” dia berkata menggoda Rin
“Ja-jangan sombong dulu kau..! Tadi itu aku hanya lengah karena meremehkanmu” Rin memalingkan kepalamnya karena malu
“Oh ya, tentang keluargamu ….”
Lalu Rin pun menjelaskan tentang keluarganya dan sejarah akademi ini. Seperti yand diketahui tujuan akademi ini dulunya adalah untuk melahirkan seorang mata mata, namun karena situasi yang telah damai, akademi ini terancam tertutup. Saat itulah beberapa keluarga penting dan kaya mengambil alih akademi ini dan menjadikannya akademi perbudakan seperti saat ini. Walaupun tidak berpengaruh besar, keluarga Rin juga merupakan salah satu keluarga penting di akademi ini.
“Akhirnya selseai juga, baiklah kita lihat” Alec dengan bahagia memriksa isi dari aplikasi sekolah
“Hmm, jadi ini yang dinamakan tugas special, ku rasa miliku sedikit berbeda” dia berkata sambil memerhatikan layar ponsel
Di ponsel milik Alec, tampak bahwa tugas specialnya sedikit berbeda. Tugasnya adalah untuk tidak tertangkap oleh siapapun dan jika dia berhasil maka akan mendapatkan 80 poin dan jika dia bisa menangkap siswa lain, maka akan mendapat tambahan 20 poin untuk satu tahanan.
Alec juga memriksa barang barang untuk mengetahui harga barang jika dibeli dengan poin. Untuk sebuah tali bernilai 30 poin, begitu juga dengan lakban. Nampaknya sekolah menyediakan beragam barang untuk perbudakan, seperti ballgag, borgol, rantai, chloroform dan banyak lainnya.
“Jadi, jika aku menyerahkanmu dan tidak tertangkap hingga besok, maka aku akan mendapat total 100 poin, huh” dia berkata sambil memerhatikan Rin
“Apa? Jika kau ingin menyerahkanku, maka segera lakukan” Rin menjawab tanpa keraguan
“Tidak, lagipula jika aku pergi keluar saat ini, mungkin siswa yang lain akan menyerangku dan aku rasa aku sudah cukup lelah” Alec berkata sambil mulai mengangkat Rin dan menggendongnya ke kasurnya
“Tu-tunggu dulu, apa yang kau lakukan, turunkan aku!” Rin nampaknya malu yang membuatnya meronta minta di turunkan oleh Alec
“Pasti tidak nyaman kan di lantai sana, ayo kita lanjutkan di kasur” dia berkata dan meletakkan Rin di kasurnya
“Tidak, ini tidak boleh, walaupun akademi kita memperbolehkan perbudakan, tapi hal seperti ini sudah terlalu berlebihan!” Rin berteriak panic, karena mengira Alec akan melakukan sesuatu yang mesum padanya
“Apa yang kau pikirkan? Aku ingin kau membantuku untuk menguji ikatanku dan aku juga ingin mencoba beberapa metode pengikatan” Alec menjelaskan sembari berjalan untuk mengambil tali miliknya di meja
“Ehhh… jadi itu yang kamu maksud, mau bagaimana lagi, karena kamu siswa baru, maka aku akan membantumu” dia menjawab dengan nada sombongnya
“Ya ya, kalau begitu mari kita mulai ” Alec kemudian mulai melepas lakban di pergelangan kaki Rin
“Pertama tama, mari pastikan bahwa ini akan menjadi tenang dan nyaman” dia berkata sambil melepas stocking milik Rin dan mulai mengepalkannya hinnga berbentuk mirip bola
“Hey Alec, jangan bilang kau ingin memasukan itu ke mulutku? Tidak, tolong jangan, aku akan diam, jadi tolong gunakan lakban itu saja” Rin dengan cepat menolak dan mencoba kabur dari Alec
Sayangnya Alec segera menahan Rin dan memaksanya untuk membuka mulutnya. Dia menekan bola stocking tersebut ke hidung Rin, yang membuatnya mau tak mau membuka mulut.
“Mmffhhh ugghhff..!” Suara Rin kini sudah tertahan oleh sumpalannya
Tanpa ampun Alec memasukan bola stocking tersebut hingga memenuhi Mulut Rin. Setelah dirasa cukup kencang, Alec kemudian merobek beberapa lakban lalu menempelkannya ke bibir Rin untuk menjaga sumpalannya tidak keluar.
“Grrrfffhh..! Hngghhh…!” Rin pun mengerang marah kepada Alec dan memberi tatapan marah
“Hahaha, maaf ya Rin, tapi kalau tidak begitu, maka tidak akan realistis kan?” Alec menjawab sambil tertawa menikmati hal ini
“Hmmpph…” perempuan dengan kuncir kembar itu terlihat pasrah dan mau mengikuti permainan Alec
“Kalau begitu, mohon kerja samanya” Tanpa basa basi Alec langsung memulai latihan mengikatnya
Tidak hanya Alec yang berlatih, namun di lain sisi Rin juga berlatih untuk melepaskan diri, yang membuat latihan ini menguntungkan kedua pihak.
Tak terasa jam telah menunjukan pukul 7 malam, sudah hampir 4 jam sejak Rin datang ke kamar Alec. Dalam rentang 4 jam tersebut, beberapa kali pintu Alec diketuk, namun setiap kali ditanyai tentang identitas dan tujuannya, tidak ada satupun yang menjawab.
Sudah banyak metode mengikat yang di coba oleh Alec, Rin pun juga berhasil untuk meloloskan diri beberapa kali. Kini mereka terlihat cukup lelah dan berniat untuk mengakhiri permainan mereka.
“Yah tak terasa, ternyata sudah jam 7 malam, setidaknya aku sudah lebih terbiasa dengan tali” Alec berkata sambil menghela nafas
Disampingnya terdapat Rin yang masih terikat hogtied tanpa perlawanan apapun. Kelihatannya Rin juga telah kelelahan karena sejak tadi selalu dalam keadaan terikat
“Hmmpp mmppgghh…” Rin mengerang memberi kode pada Alec untuk melepaskan sumpalannya
“Baiklah tunggu sebentar, akan ku lepaskan, aku juga sudah cukup untuk hari ini” kata dia sambil mulai melepaskan sumpalan Rin dan dilanjutkan dengan ikatannya
“Guahh… hah… mulutku benar benar mati rasa” Rin mendesah dan juga merasa sedikit jijik dengan stcokcing miliknya
“Hahaha, kerja bagus Rin, aku rasa kau memang sangat ahli” Alec berkata memuji kemampuan Rin
“Apa apaan itu, kau mengejekku hah?” dia merasa tersinggung karena tidak bisa lolos dari semua ikatan Alec
“Tidak tidak, aku jujur memujimu” kata Alec yang telah selesai melepas hamper semua ikatan Rin
“Hei Rin, bagaimana kalau setelah ini makan bersama? Saat aku mengecek tadi, aku menemukan beberapa mie instan dan juga bahan masakan” Alec berkata mengajak Rin untuk makan malam
“Serius? Kau mengajak seorang perempuan makan malam mie instan di kesempatan pertama?” dia mengeluh dan terlihat cukup frustasi pada Alec
“Eh, aku rasa mie instan itu cukup nikmat, apalagi sangat praktis membuatnya” Alec berkata meyakinkan
“Kau ini benar benar payah ya, mau bagaimana lagi, coba sini ku lihat ada bahan apa saja, akan ku masakkan sesuatu untukmu” Rin berkata dengan nada sombongnya lagi setelah seluruh ikatannya telah lepas
“Eh, jadi kau bisa masak ya!?” kata Alec terkejut
“Tentu saja lah, kau pikir siapa aku, sekarang duduklah disana dan tunggu masakannya jadi dengan tenang” Rin berkata sambil mulai bersiap memasak
Setelah itu mereka berdua makan malam dengan masakan buatan Rin. Alec dan Rin keduanya menikmati waktu yang mereka habiskan saat itu. Setelah selesai makan, Rin pun pulang karena sudah lelah dan ingin langsung tidur.
Alec yang saat itu sedang berbaring mencoba untuk tidur pun memikirkan akan seperti apa hari pertamanya belajar di akademi tersebut, dia benar benar tertarik dan menantikannya.
Keesokan harinya Alec terbangun setelah tidur dengan cukup lelap dan nyaman. Tubuhnya terasa sangat fit dan siap untuk beraktifitas hari itu. Jam saat itu menunjukan pukul 07.30 pagi, sedangkan kelas dimulai jam 8 pagi. Alec buru buru mandi dan bersiap kemudian languns menuju ke kelasnya.
Jadwal pelajaran pertama Alec adalah “Pelajaran Mengikat”. Meskipun sedikit aneh, namun Alec sudah tidak terkejut lagi tentang hal semacam ini. Tiba di depan kelas, Alec mendengar suara seperti erangan dari dalam kelas. Mendengar itu dia buru buru masuk dan mengecek keadaan kelas. Ternyata di dalam kelas sudah ada sekitar 20 siswa dan 4 diantaranya terikat dan disumpal di kursi.
“Apa apaan ini!? Bukankah ini masih terlalu pagi?” seru Alec di depan pintu kelas
Seketika seluruh siswa di dalam kelas memerhatikan Alec dan segera berlari mengerumuninya.
“Waah, ternyata beneran ada laki laki, satu kelas denganku lagi!” teriak seorang wanita dengan heboh
“Beruntung banget, apalagi dia cukup ganteng juga” kata siswa yang lain ikut nimbrung
“Hey hey, boleh cerita ga gimana bisa kamu masuk ke akademi ini? Aku penasaran~”
Saat Alec sedang bingung untuk menanggapi serbuan para perempuan, dari belakangnya muncul seorang wanita dengan rambut pink yang nampaknya adalah seorang guru.
“Ada apa ribut ribut ini!? Cepat duduk di tempat kalian masing masing” Guru tersebut langsung menenangkan situasi dan menyuruh kerumunan bubar
Para siswa pun segera membubarkan diri dan duduk di kursinya masing masing dengan patuh. Alec pun mendapat tempat duduk paling belakang di baris paling kiri. Setelah duduk dia mengamati para siswa yang terikat. Mereka diikatkan ke kursi dengan cukup banyak tali dan disumpal menggunakan ballgag hitam. Ditambah, kancing baju bagian atas mereka semua dilepas sehingga memerlihatkan bra mereka.
“Hey, apa yang kau lihat, dasar mesum” suara yang tak asing terdengar dari siswa yang duduk di bangku depan Alec
“Tidak.. aku tidak bermaksu.. ehh Rin!? Ternyata kita sekelas ya” Alec berkata dengan gembira karena ada seseorang yang dikenalnya dikelas
“Bagaimana bisa kau baru sadar, dasar” Rin berkata dengan nada mengambek
Belum sempat panjang lebar mengobrol, mereka segera teralihkan oleh sang guru yang memulai kelasnya.
“Pagi semuanya, namaku Asami Lilith, mulai hari ini aku akan menjadi guru pelajaran mengikat kalian” Guru berambut pink itu menyapa dan memperkenalkan diri dengan ramah
“Pagi bu~!” semua siswa serentak membalas sapaan Bu Lilith dengan bersemangat
“Aku baru saja menjadi guru tahun ini, jadi mohon kerja sama dan bantuannya ” Bu Lilith berkata sambil menundukan kepalanya
“Jadi dia guru baru ya, pantesan kelihatan masih muda”
“Umm… Bu Lilith kalau boleh tau berapa umurmu sekarang” salah satu siswa mengangkat tangannya dan bertanya
“Aku 19 tahun, setelah lulus aku langsung bekerja disini” Bu Lilith menjelaskan sambil meletakkan tasnya
“Hahh..!?” Hampir seluruh siswa terkejut dengan umur dari Bu Lilith
“Tidak perlu seterkejut itu, yang lebih penting kita akan mulai pelajaran hari ini,” Bu Lilith menanggapi dengan tenang dan mengambil tali dari tasnya
“Hari ini, materi yang akan kalian pelajari adalah bagaimana cara membuat ikatan box tie” dia berkata dan mulai menjelaskan pada siswa
“Seharusnya kalian sudah punya dasar tali menali di SMP, jadi kali ini aku akan langsung mempraktekannya, kemudian kalian akan mencobanya dengan teman disebelah kalian” Guru berambut pink itu menjelaskan dengan ringkas
Mendengar tu, Alec segera menoleh untuk melihat siapakah yang akan menjadi pasangannya. Di sebelahnya duduk perempuan dengan rambut oranye setengah panjang yang mencapai lehernya yang ditata dengan poni yang menutupi sisi kiri dahinya. Saat Alec sedang memerhatikannya, perempuan berambut oranye itu pun menoleh ke Alec karena merasa diperhatikan
“Kenapa kau menatapku seperti itu? Menjijikan, kau pasti tidak popular, kan?” Tanpa basa basi dia memberikan tanggapan yang sinis pada Alec
“Hah…!?”
“Yo, aku Kugisaki Nobara, berbahagialah laki laki, kita satu tim” dengan nada yang agak sombong perempuan itu menatap Alec
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
