[Oneshot] Howaito dē

0
0
Deskripsi

Ringkasan Cerita:  

"Kau memberikan hadiah untuk kedua adikmu dan juga gadis shinigami itu. Tapi tidak untukku? Aku ini pacarmu, 'kan?"

Ichigo yang berniat menjahili Grimmjow malah mendapatkan balasannya.

***  

Disclaimers: Semua karakter yang dipakai dalam fanfiksi ini bukanlah milik saya. Mereka adalah milik Tite Kubo. Namun karya fanfiksi ini adalah sepenuhnya milik saya.  

Setting: Canon Divergence  

Rating: T  

Pairing: Grimmjow Jeagerjaques x Kurosaki Ichigo 

Genre(s): Family, General.

Status: Oneshot  ...

"Kau tahu tidak kafe yang baru buka di dekat stasiun? Kemarin saat aku lewat, gadis-gadis pelayan yang bekerja di dalam kafe itu cantik dan manis! Bahkan juga punya oppai yang menakjubkan. Jadi, apa kau mau ikut aku dan Kojima untuk mampir ke kafe itu sepulang sekolah nanti, Ichigo?" Asano Keigo menatap dengan kedua alis terangkat.

Tanpa perlu berpikir lama, Ichigo langsung menjawab dengan wajah dan suara datar, "Tidak."

Pemuda yang duduk di depannya berdecak. Lagi-lagi penolakan. Padahal hampir setiap hari ia selalu mengajak Ichigo untuk main bersama! Sementara Kojima Mizuiro yang duduk di samping Ichigo hanya terkekeh geli. Sudah hafal dengan tabiat pemuda bersurai oranye itu; dipaksa atau tidak, Ichigo tetap tidak akan pergi jika bukan kemauannya sendiri.

Bel pulang akhirnya berdering nyaring. Guru yang ada di depan kelas keluar lebih dulu. Meninggalkan murid-muridnya yang masih sibuk membereskan properti di atas meja masing-masing.

"Ayolah, Ichigo! Hari ini saja ikut dengan kami berdua!" Masih belum menyerah dengan ajakannya, Keigo memasang wajah memelas.

"Aku sudah bilang tidak, kenapa kau masih bersikeras? Bukannya kau masih bisa pergi ke sana dengan Mizuiro?" balas Ichigo dengan wajah setengah kesal. "Lagipula hari ini aku ada urusan."

"Kau selalu ada urusan tidak jelas setiap hari!" dengus Keigo. 

"Jaa ne, Mizuiro." Ichigo hanya berpamitan pada pemuda bertubuh pendek di sampingnya, sebelum menuju pintu kelas. Ia tak memedulikan Keigo yang masih mengomel-ngomel sambil menyerukan namanya tanpa jeda.

Sembari menuruni tangga, Ichigo melirik arloji yang melingkari pergelangan tangannya yang menunjukkan angka digital 17:38. Masih ada waktu sebelum makan malam di rumah. Sebelum pulang, ada satu tempat yang harus dikunjunginya.

Tanpa disadari pemuda oranye itu, seseorang sedang mengawasinya dari atas langit.

***

Mengabaikan tatapan aneh orang-orang yang berjalan di sekitarnya, Ichigo memasuki salah satu pusat perbelanjaan di kota. Mungkin karena mereka melihat rambut oranyenya yang menyolok. Ichigo tak peduli, karena kedatangannya ke tempat ini untuk membeli beberapa barang.

Satu per satu toko dimasukinya. Dari lantai bawah sampai lantai atas. Ternyata cukup memakan waktu karena barang yang ingin dibelinya lumayan sulit untuk ditemukan. 

"Mungkin yang ini cocok untuk Karin." Ichigo bermonolog sendiri sambil menatap topi berwarna putih dengan ordiran kecil buah pir di bagian pinggiran. Adik perempuannya yang terlihat tomboy itu memang sering memakai topi, makanya Ichigo yakin topi yang akan dibelinya ini pasti akan dipakai oleh Karin.

Setelah membayar di kasir, Ichigo menuju toko selanjutnya. Kali ini ia langsung menuju rak dengan berbagai aksesori perempuan. Sepasang pupil cokelat musim gugurnya meneliti jepitan rambut yang ada di depannya. Karena Yuzu sering mengenakan jepit rambut, ia berniat membelikan untuk adiknya.

"Permisi, apa ada sesuatu yang bisa saya bantu carikan untuk Anda?" Salah satu karyawan wanita yang bekerja di toko menghampiri pemuda oranye itu dengan senyum ramah.

Ichigo menoleh dan langsung menggeleng, "Ah, daijoubu. Saya bisa mencarinya sendiri kok."

"Oh, apakah Anda mau membeli jepit rambut untuk pacar Anda?"

"Bukan, tapi untuk adik perempuan saya."

Karyawan wanita itu menutup mulutnya dengan sebelah tangan, sebelum membungkuk meminta maaf. Tak menyangka. Ternyata meski tampilan luarnya yang terlihat seperti berandalan, pemuda dengan rambut oranye di depannya ini punya sisi lembut sebagai kakak yang sayang dengan adiknya. 

Pilihan Ichigo akhirnya jatuh pada jepit rambut berbentuk bunga daisy dan sebuah ribbon putih dengan hiasan buah jeruk. Kemudian ia menuju rak yang lain. Kali ini tanpa perlu waktu lama, Ichigo langsung mengambil sebuah gelang dengan hiasan kelinci-kelinci imut. 

"Terima kasih. Lain kali datanglah lagi ke sini!" seru si karyawan wanita begitu melihat Ichigo sudah berbalik dari meja kasir.

Ichigo yang baru saja akan melangkah keluar dari toko akhirnya menoleh dan sempat tersenyum tipis melihat lambaian tangan karyawan wanita itu.

***

"Onii-chan! Kenapa baru pulang jam segini?" Dengan spatula di sebelah tangannya, Yuzu menyambut kakak tertuanya yang baru pulang tepat jam makan malam. "Ayo segera makan malam!"

"Iya, iya." Dengan senyum di bibir, Ichigo mengikuti adiknya yang berjalan menuju meja makan. Karin sudah duduk dan menyantap makanan di piringnya.

"Ichi-nii, tumben baru pulang jam segini?" Kedua alis Karin terangkat. Biasanya setiap pulang sekolah, kakaknya itu langsung menuju rumah dan jarang berkeliaran ke mana-mana. Jangan-jangan—"Apa mungkin Ichi-nii sudah punya pacar?" 

"Tadi hanya mampir ke toko kok." Meletakkan tas sekolahnya di samping kursi yang didudukinya, Ichigo menerima semangkuk nasi yang diberikan Yuzu.

"Toko?" Kepala Yuzu miring ke samping. "Memangnya Onii-chan membeli apa?"

Pemuda oranye itu tersenyum misterius. "Ada deh. Pokoknya nanti akan kuberikan pada kalian berdua selesai makan."

Kedua adik kembarnya yang tidak identik itu saling pandang, sebelum berseru kompak. "Kasih saja sekarang, Onii-chan/Ichi-nii!" 

"Makan dulu!" Ichigo jadi gemas karena kedua adiknya memperlihatkan ekspresi memelas. "Ngomong-ngomong, Otou-san belum pulang?"

"Ah, tadi Tou-chan telepon akan pulang tengah malam. Katanya ada sedikit urusan di pinggiran kota," jawab Yuzu sambil menyuapkan potongan ikan bersama nasi ke dalam mulutnya. 

"Aku jadi penasaran dengan apa yang dibeli Ichi-nii..." 

"Benar! Onii-chan lebih baik berikan saja ke kami sekarang!"

"Kalian ini..." Ichigo menarik napas panjang, akhirnya mengalah juga. Setelah meletakkan mangkuk nasi dan sumpitnya, ia mengambil tas sekolahnya. Dua kantung kertas dikeluarkan dari dalam tas. Satu diberikannya untuk Karin, dan satunya lagi untuk Yuzu. 

"Tapi hari ini 'kan bukan ulang tahun kami, Ichi-nii?" Kedua alis Karin mengerut bingung.

Ichigo menggeleng, "Kalian lupa ini hari apa?"

Karin dan Yuzu tampak terdiam berpikir.  

"Hari ini tanggal empat belas Maret..." Karin berkata dengan wajah yang masih berusaha mengingat.

"Ah!" Yuzu tiba-tiba berseru begitu akhirnya tahu. "Howaito dē! Ini White day!"

Ichigo bertepuk tangan. "Benar." 

Kedua adik perempuannya dengan semangat membuka isi kantung tas di tangan masing-masing dan menjerit kegirangan melihat isinya.

"Ichi-nii/Onii-chan, arigatou ne!"

"Itu balasan karena Valentine bulan lalu kalian memberikan cokelat untukku." Ichigo tersenyum geli begitu melihat Karin dan Yuzu yang saling memamerkan topi dan jepit rambut. Untunglah keduanya suka dengan hadiah pemberiannya dan tidak saling iri. "Nah, simpan dulu itu, dan habiskan makanan kalian sebelum dingin."

***

"Okaeri."

Ichigo yang baru saja melangkah masuk ke dalam kamarnya nyaris terlonjak kaget mendengar suara familiar yang menyambutnya. Di samping pintu, Grimmjow berdiri bersandar dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Sejak kapan kau di sini?"

"Sejak kau pulang tadi."

Hanya perasaannya saja atau memang suasana hati Arrancar bersurai biru muda itu memang sedang tidak bagus?

"Kenapa tampangmu bete begitu?" tanya Ichigo akhirnya. 

"Tampangku selalu begini." 

Ichigo memutar kedua bola matanya, sebelum berjalan menuju meja belajarnya. Ia mengeluarkan satu kantung tas kecil yang akan diberikan pada Rukia nanti. 

"Jadi, mana bagian untukku?" Tanpa basa-basi, Grimmjow menadahkan sebelah tangannya begitu pemuda oranye itu berbalik dari meja belajar. 

Ichigo mengerjap. "Apa maksudmu?"

Urat pertigaan kecil mendadak muncul di pelipis Grimmjow. Emosinya mulai terpancing. "Kau memberikan hadiah untuk kedua adikmu dan juga gadis shinigami itu. Tapi tidak untukku? Aku ini pacarmu, 'kan?"

Pemuda oranye itu ber-oh. Akhirnya mengerti dengan perkataan si Arrancar di depannya. Sebelah tangannya merogoh saku depan celananya. "Tapi hanya tersisa satu permen ini saja. Mau?" Satu bungkus permen yang masih tersegel ditunjukkan.

Wajah Grimmjow mendadak berubah setengah gelap. "Kau benar-benar pilih kasih, ya?"

"Ya sudah kalau tidak mau." Ichigo mengangkat bahunya santai, lalu membuka bungkusan permen di tangannya, sebelum memasukkannya ke dalam mulut. Entah sengaja atau tidak, ia mengemut permen di mulutnya dengan ekspresi jahil.

Sudut bibir Grimmjow berkedut-kedut. Sebelum Ichigo sempat menduga, sebelah tangan Grimmjow menarik tengkuknya dan mempertemukan kedua bibir mereka. Ichigo mengerang tertahan begitu lidah Grimmjow menyusup masuk dan berusaha mengambil permen di dalam mulutnya. Rasa stroberi dari permen langsung terasa di indera pengecap saat Grimmjow berhasil mengambil permen itu. Tidak mau mengalah, Ichigo berusaha merebut kembali permen itu. Suara decakan lidah terdengar. Ciuman itu baru usai begitu permen berhasil direbut Grimmjow, kemudian digigitnya hingga hancur.

Dengan punggung tangannya, Ichigo menyeka air liur yang menetes dari sudut bibirnya. Suara 'Krauk!' renyah permen yang dikunyah Grimmjow masih terdengar. Arrancar itu menatapnya dengan senyum kemenangan. 

"Baiklah, sudah cukup. Aku mau mandi, lalu tidur."

"Aku masih mau yang lain."

"Tak ada lagi permen di saku celanaku."

"Kata siapa aku mau permen?" Sebelah lengannya tiba-tiba melingkari pinggang ramping, sementara tangannya yang bebas meremas gemas bokong pemuda itu. 

Ichigo tersentak dan langsung menahan kedua dada bidang di depannya dengan setengah panik. "Tidak, tunggu! Aku bisa memberimu yang lain selain—" kalimatnya urung tuntas. Bibirnya sudah kembali dibungkam oleh ciuman. Grimmjow tak memberinya pilihan untuk menolak.

.

.

.


Selesai


 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya [Oneshot] Otanjoubi Omedetou, Grimmjow
1
0
Ringkasan Cerita:   Ichigo hanya berniat meredam kebosanannya dengan menonton video di laptopnya, tapi siapa yang menduga kalau Grimmjow juga ikut melihat. ***   Disclaimers: Semua karakter yang dipakai dalam fanfiksi ini bukanlah milik saya. Mereka adalah milik Tite Kubo. Namun karya fanfiksi ini adalah sepenuhnya milik saya.   Setting: Canon Divergence   Rating: M   Pairing: Grimmjow Jeagerjaques x Kurosaki Ichigo  Genre(s): Romance.   Status: Oneshot   PERINGATAN: Fanfiksi ini bertema Boys Love dan Yaoi; yang menceritakan hubungan antara laki-laki dan laki-laki. A lil' bit OOC, tapi diusahakan tetap In Chara. Jangan bilang saya tidak memperingatkan kalian. Tidak menerima apresiasi negatif atas semua hal yang sudah saya peringatkan.  Catatan Jeanne:   Cerita ini sudah pernah saya publikasikan di AO3, tetapi saya memutuskan untuk menghapusnya di sana, dan memublikasikannya di sini. Enjoy!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan