
Jeonghan terdiam sejenak, mengamati wajah tampan di atasnya yang juga sama menginginkan dengan dirinya.
"Kamu udah nindih aku dan masih nanya?", balas Jeonghan berani.
Sementara Seungcheol terkekeh. "I still need your consent", Seungcheol memegangi rahang Jeonghan.
"Just kiss me, bastard", ucap Jeonghan pelan.
2,576 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Selanjutnya
Behind The Chair
3
0
Hari ini, Jeonghan mengadakan pertemuan online dengan para peserta kursusnya. Dia duduk di tengah ruang apartemennya yang nyaman, di meja besar yang sering menjadi tempatnya untuk melakukan meeting online.Namun berbeda dengan kesehariannya, pria beraroma vanilla itu saat ini mengenakan kemeja putih dan dasi. Meskipun bawahannya tetap celana pendek. Toh, kamera tak akan menyorotnya sampai bawah. Pikir Jeonghan.Kamu jangan disini, aku nanti gugup gimana?, ucap Jeonghan pada Seungcheol yang duduk berhadapan dengannya.
Pria tampan itu menopang kepalanya di atas meja, kepalanya berlindung di belakang laptop Jeonghan yang sudah menampilkan puluhan orang dari berbagai penjuru Indonesia yang bergabung dalam meeting online tersebut. Microphone Jeonghan masih nonaktif tentunya.
Aku sembunyi disini nih, jangan liatin aku, ucap Seungcheol seraya mengedipkan matanya pada Jeonghan, lalu wajahnya kembali berlindung di belakang laptop. Lagian kenapa sih pengen banget liat aku ngasih materi course?, tanya Jeonghan. Kini ia mematikan kameranya. Mau liat sayangku kerja masa gak boleh?, tanya Seungcheol. Hanya rambutnya yang kelihatan di balik laptop Jeonghan yang terbuka. Masih pdkt udah manggil sayang-sayang aja, decak Jeonghan.
Terdengar suara Seungcheol tertawa, Aku panggil pacar gak mau, dipanggil istri juga gak mau, mending panggil sayang Jeonghan ingin menyahut namun moderator dalam agenda online coursenya sudah meminta mereka untuk mengaktifkan kamera mereka semua sebab kursus akan dimulai. Jeonghan menegakkan bahunya dan mulai bersiap untuk menjelaskan materi course tentang bisnis hari ini.
Terdengar kekehan Seungcheol yang memberinya semangat di belakang layar sembari membuat tanda love dengan kedua tangannya untuk Jeonghan yang kini menaikkan kedua sudut bibirnya.Kursus pun dimulai, Jeonghan menjadi pembicara pertama dalam kursus ini. Kameranya terbuka dan mikrofonnya sudah menyala. Jeonghan mulai menjelaskan topik pertama hari itu, yang berkaitan dengan strategi pemasaran. Dengan penuh antusiasme, dia membagikan pengetahuannya tentang bagaimana membangun merek dan menjangkau target pasar yang tepat. Seungcheol merekam Jeonghan diam-diam saat pria itu menjelaskan, kelincinya yang beraroma vanilla itu terlihat sangat ahli menjelaskan materinya menggunakan grafik, diagram, dan contoh nyata untuk mengilustrasikan konsep-konsep bisnis agar mudah dipahami peserta.Pria yang kesehariannya terlihat polos itu, bukanlah sekadar kelinci yang tersesat untuk mencari kesibukan di balkon apartemen, namun seorang pebisnis muda yang sukses dengan produk plushienya dan rutin menjadi pembicara dalam kursus-kursus bisnis setiap minggunya. Seungcheol begitu bangga saat Jeonghan mampu menjelaskan materi yang mereka buat bersama itu dengan sempurna. Seungcheol tersenyum tak henti-henti. Bersamaan dengan ponselnya yang kini ia pasangi tripod, untuk menyorot Jeonghan hingga selesai.Jeonghan begitu pintar dalam membangun suasana. Sehingga peserta dalam ruang virtual itu menjadi interaktif. Setiap topik Jeonghan jelaskan dengan detail.Hingga akhirnya sesi Jeonghan habis, moderator menghimbau para peserta untuk bertanya pada sesi pertanyaan setelah pembicara kedua menyampaikan materinya. Sebab mereka sangat antusias dengan penjelasan Jeonghan. Jeonghan mendapatkan apresiasi dan pujian yang meriah dari seluruh peserta kursus.Kini tiba giliran pembicara kedua, Jeonghan mematikan microphonenya dan mendengarkan dengan seksama. Kamera masih menyala, memperlihatkan tangannya yang menulis sesuatu. Sementara para peserta fokus pada materi pembicara kedua.
Jeonghan menggeser kertas yang ditulisnya ke depan, ke arah Seungcheol yang tak henti-henti memujinya dan memberikan satu botol air putih dingin untuk Jeonghan minum. 'Cape. Bosen. Pengen tidur', begitulah kira-kira tulisan Jeonghan yang membuat Seungcheol tertawa saat membaca.Jeonghan sebenarnya bisa saja langsung mengeluh, namun pria polosnya itu berkata sejak tadi pagi bahwa tidak sopan jika terlihat berbicara saat kamera menyala.Sini gue tidurin, ucap Seungcheol yang membuat Jeonghan tersentak hebat. Sebab pria itu kini merangkak ke bawah meja dan membuka paksa celana pendek Jeonghan hingga terlepas. Jeonghan mencoba menetralkan wajahnya dari kamera, saat tangan Seungcheol melebarkan kedua kakinya yang tadi ia lipat saat Seungcheol mendekat.Namun tentu saja, Jeonghan kalah dalam kekuatan. Cheol, jangan dulu, keluh Jeonghan pelan. Berusaha tetap profesional di depan layar yang menyala. Jeonghan tertunduk menyembunyikan desahannya saat Seungcheol menggerayangi pahanya dengan liar, tangan pria itu membelai kejantanan Jeonghan dan meremas pelan buah zakarnya. Jangan mmmhhh, Jeonghan mencoba melepaskan tangan Seungcheol yang mengocok penisnya dengan hebat. Fokus sayang, masih meeting kan?, ucap Seungcheol jahil.Jeonghan melihat layar kembali dan mengangguk-angguk seolah fokusnya terkendali. Berusaha kuat menetralkan mimik wajahnya, dengan mengulum bibirnya. Agar desahnya tak terlepas, namun tetap saja, nafasnya kini tersengal. Kursus masih berlanjut, para peserta menyimak materi dengan tenang. Namun tidak dengan Jeonghan, dirinya begitu bergetar di bawah sana sebab Seungcheol kini menjilat-jilat penisnya seperti kesetanan.Mata Jeonghan terpejam, tangannya bergerak mematikan kameranya agar ia bisa berteriak hebat. Menikmati lelehan liur Seungcheol yang membasahi penisnya serta lubang kencingnya yang disentuh secara memutar oleh Seungcheol.AAAANGGGHHH CHEOLHH-AAHHH, Jeonghan mendongak. Tangannya meremas kepala Seungcheol yang ada di depan perutnya sebagai pelampiasan. Seungcheol tersenyum licik dalam permainannya.Han, kursusnya masih berjalan loh itu. Perhatiin kalo pembicaranya ngomong, goda Seungcheol.Tangannya mengocok penis Jeonghan sembari mendorong mundur kursi Jeonghan untuk melihat layar laptop pria itu yang masih terbuka. Oh, udah dimatiin ya?, tanya Seungcheol, Coba liat han, kamu ditonton merekaJeonghan membuka matanya dan melihat layar kamera peserta yang masih aktif, seolah menontonnya tak berdaya. Namun bukan itu yang Jeonghan khawatirkan, kamera dan microphonenya sudah nonaktif tentu saja. Tapi tidak dengan ponsel Seungcheol yang masih setia merekamnya.
Seungcheol terkekeh, dan menaikkan sedikit kemeja Jeonghan ke atas perut pria itu agar tak kotor. Lalu menaikkan kedua kaki Jeonghan ke atas bahunya, sebelum pria itu merapatkan kedua kakinya lagi.Sssshhhh jahat banghhheeett hmmpphhh ahhJahat apa sayang?, kekeh Seungcheol. Jeonghan mulai bersandar lemas pada kursinya saat Seungcheol melahap seluruh batang penisnya. Menggesekkan penis Jeonghan pada dinding-dinding mulut Seungcheol yang basah.Emmmhhhhhh Seungcheoliee sshhhhh Jeonghan mendongak, ia menjepit kepala Seungcheol diantara kedua pahanya. Respon otomatis saat Seungcheol mengisap kuat kepala penis Jeonghan yang memerah sembari mengocok bagian penisnya yang tak terjamah oleh mulut pria itu. Ah ahhh.. engghhhhhh mauu ahhhh hampir mhhSeungcheol mengeluarkan penis Jeonghan yang berkedut di mulutnya, pertanda ingin ejakulasi. Seungcheol menutup lubang kencing Jeonghan dengan telunjuknya, lalu beralih menjilati buah zakar pria yang kini menggelinjang hebat.Emhhh jangan ditahan ahhh cheol shhh, rengek Jeonghan. Tangannya mencoba melepaskan tangan Seungcheol yang menggenggam penisnya, menahan lubangnya untuk menembak putihnya.Belum boleh, Seungcheol menaikkan satu kaki Jeonghan yang ada di bahunya ke atas kursi, Masa cepet banget keluarnya, lidahnya menjalar untuk turun dari buah zakar Jeonghan menuju lubang pria itu.Mmpphhh hah hahh, Jeonghan menggeleng kuat dengan mata terpejam, tangannya meremas kepala Seungcheol dan membuat surai pria itu berantakan.Kaki Jeonghan bergetar, tubuhnya lemas dengan kedua bongkahan pantatnya yang terangkat ke atas saat lidah Seungcheol membasahi lubangnya. Seungcheol melepaskan tangannya dari penis Jeonghan dan membiarkan cairan putih pria itu meleleh ke perut ramping kelincinya itu. Materi pembicara kedua telah selesai, saatnya sesi tanya jawab. Jeonghan mencoba mengaktifkan pendengarannya untuk mengingat pertanyaan yang tertuju padanya. Ssshhhh sebenhhtaar ahhNamun tubuhnya tak bisa diajak kompromi, Jeonghan merasa tuli saat jari Seungcheol memasukinya dan mengocok liar di dalam lubangnya. Seungcheol berdiri dan mendekatkan mulutnya pada telinga Jeonghan, Tiga pertanyaan buat kamu sayang.., Seungcheol menyadarkannya dengan suara rendah. Yang malah membuat nafsu Jeonghan semakin liar.Tangan Seungcheol masih keluar masuk di dalam lubang Jeonghan, Syukurnya pembicara kedua minta jawab duluan Sayang denger gak pertanyaannya apa?, tanya Seungcheol. Asshhhhh haahhh emmhhh, Jeonghan hanya menggeleng dan mendesah. Mulutnya yang sedari tadi tak bisa diam itu dilumat Seungcheol dengan lembut, Jeonghan memeluk Seungcheol pada awalnya. Membiarkan saliva mereka bercampur dan mengurai di belah bibir masing-masing.Namun tangan Jeonghan kini merayap pada tonjolan keras yang ada di tengah paha Seungcheol, meremas dan menekan benda itu sebagai pembalasan. Seungcheol melepas ciuman mereka, terkekeh pelan saat tangan Jeonghan meremas penisnya dari balik celana. Ia mempercepat kocokannya pada lubang Jeonghan tanpa ampun.Balas dendam ya maksudnya?, tanya Seungcheol, Aku malah suka kalo kamu dendamnya begini Seungcheol mengecupi pelan telinga Jeonghan dan mendesah di telinga pria itu, membuat Jeonghan menggila.Ah ahh cheoliee sshhhhh cepethhhh cepettt eennhhh Beg, baby, perintah Seungcheol rendah. Mmhhhh cheolie Jeonghanhh mau cepethh hahPromise to date with me after this?, tanya Seungcheol berbisik pada telinga Jeonghan.Jeonghan mengangguk, Sssshhh yess ahh ahhhhh, tangannya meremat bahu Seungcheol.Seungcheol mempercepat temponya di dalam lubang Jeonghan, ujung jari-jarinya menyapa prostat Jeonghan dengan tusukan yang kuat.
Jeonghan memasukkan tangannya pada celana Seungcheol dan meremas batang kemaluan pria besarnya itu. Sementara dirinya mengejar puncak nafsunya yang hampir sampai.Sayanggghhh ahhh ah ah ahhhhh..hampir aaaaaahhh, rintih Jeonghan. Tubuhnya kemudian mengejang tertahan saat putihnya melesak dan mengotori meja hingga laptop Jeonghan yang masih menyala. Menampilkan para peserta yang hampir selesai berdiskusi bersama pembicara dua.Seungcheol mengeluarkan jarinya pada lubang Jeonghan, ia mengeluarkan tangan Jeonghan dari celananya dengan terkekeh.Yang ini nanti dulu hehe, kekeh Seungcheol, ia mengusap wajah Jeonghan yang berkeringat dengan punggung tangannya yang bersih, membuat Jeonghan membuka matanya untuk saling menatap.Seungcheol tersenyum lembut dan mengecupi wajah Jeonghan, lalu melumat sekilas pada bibir tipis pria beraroma vanilla yang sedang lemas itu. Tentunya aroma vanilla di apartemen Jeonghan kini bercampur dengan aroma sperma kelincinya. Seungcheol mengakhiri lumatannya dengan mengecup bibir Jeonghan dan menatap pria yang berantakan itu, Pertanyaan pertama tentang manajemen keuangan, pertanyaan kedua soal perencanaan bisnis, dan yang ketiga tentang strategi pertumbuhan, tutur Seungcheol. Membuat Jeonghan menatapnya kagum. Seungcheol melepaskan bajunya seraya tersenyum, memperlihatkan tubuh atletisnya yang berkeringat dengan tonjolan besar di area bawah. Membuat Jeonghan membelalakkan mata dan menegakkan bahu.Kenapa sayang? tenang aja, aku cuma mau ngelap cairan kamu yang terbang kemana-mana, kekeh Seungcheol membelakangi Jeonghan dan mengelap meja serta laptop Jeonghan dengan baju seharga satu buah motor tersebut, Rapiin dulu kemeja kamu, aku pengen rapiin tapi tanganku kotorIya, cicit Jeonghan yang bergerak merapikan bajunya. Jujur saja pipinya memanas saat melihat Seungcheol mengelap spermanya dengan menampilkan punggung berotot pria itu. Seungcheol berbalik dan menarik kursi Jeonghan ke posisi semula. Jeonghan mengelap dahinya dengan lengan kemeja lalu berdeham saat Seungcheol mencuri kecupan di keningnya saat poni depan Jeonghan terangkat. Lalu pria itu berlalu meninggalkannya. Entah maksudnya apa. Tapi jantungnya mengamuk kegirangan.Kini Jeonghan sudah rapi, ia menyalakan kamera dan microphonenya untuk menjawab pertanyaan saat dipersilahkan oleh moderator, lalu tak lama Seungcheol kembali dan membawakannya sewadah air hangat dengan lapnya, beserta tisu basah.Jeonghan mengkonfirmasi pertanyaan sebelum menjawab, dan beralasan bahwa tadi jaringannya tidak stabil. Jeonghan mulai menjawab satu persatu pertanyaan dari peserta dengan lugas. Dan benar saja, tiga pertanyaan yang telah disebutkan Seungcheol pada dirinya. Pipi Jeonghan memanas saat tangan kanannya kini diraih oleh Seungcheol yang mengambil duduk di lantai sebelah kanan kursi Jeonghan, untuk mengelap tangan Jeonghan dengan tisu basah. Jeonghan sedikit gagap dan Moderator sampai menanyai apakah Jeonghan dalam kondisi sakit, sebab wajah Jeonghan sangat merah di kamera. Jeonghan beralasan bahwa dia hanya kepanasan, meski kini pipinya terasa benar-benar terbakar sungguhan karena Seungcheol mengelapi cairan yang meleleh di kakinya dengan lap basah yang hangat.Jeonghan menutup presentasinya dengan singkat dan cekatan, ia menelan ludah tepat saat moderator belum selesai menutup kegiatan kursus mereka. Jeonghan keluar dari virtual room tersebut dan menutup laptopnya. Memundurkan kursi dan menghentikan kegiatan pria di bawahnya yang sedang mengelapi kaki hingga perut Jeonghan yang terkena sperma.Jeonghan membuka kedua kakinya saat Seungcheol berdiri keheranan, Cheol.. better u enter me right now, ucap Jeonghan.
Gak mau, jadian dulu, goda Seungcheol.Jeonghan merengut. Lalu duduk dengan benar, Gak jadiYaudah enggak, ucap Seungcheol yang berjalan mengambil ponselnya -yang entah sejak kapan sudah berhenti merekam Jeonghan- di atas meja.
Cheol....., panggil Jeonghan. Gak ada seks dulu sebelum jadian Jeonghan merengut, Kalo putus gimana? kalo kamu ternyata ga sesuka itu sama aku gimana? Seungcheol menoleh pada Jeonghan yang kini berdiri membereskan laptopnya dengan mulut yang mendumel. Udah kubilang pdkt dulu yang bener, aku gamau jadian cepet terus tiba-tiba putus terus kita asing satu sa-, Ucapan Jeonghan terhenti kala Seungcheol memeluknya dari belakang, -ma lain Iya. Ayo pdkt yang bener, ayo kenal yang bener, ayo ngedate dengan bener. Ayo, pinta Seungcheol lembut di telinganya. Seungcheol memeluk erat Jeonghannya dan berujar dalam. Ayo ngelakuin itu semua, pegangan tangan kemana pun kek orang nyebrang dan pelukan sambil main game di balkon. Ayo ciuman saat kita bahagia, sedih, kacau dan ngerasa dunia kita runtuh. Ayo pdkt yang bener Jeonghan membalik tubuhnya, tersenyum sembari menyentuh wajah pria di depannya, Iya. Ayo ngelakuin semuanya
Seungcheol tersenyum dan mencium Jeonghan lembut di keningnya, lalu mendesah saat Jeonghan meremas bagian bawah tubuhnya.Ahhh Jeonghan....
Jeonghan melepaskan dasi serta kemejanya, Ayo pdkt yang bener, Jeonghan mengedipkan matanya, Tapi syaratnya keluar di dalem, hihii
Sialan. Seungcheol lupa bahwa Jeonghannya tak sepolos itu.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan