Bukti Bahwa Sholat adalah Sahabat Kita

6
0
Deskripsi

Tanpa kita sadari, kita sedang memeluk agama, tetapi kedua tangan kita justru sedang membicarakan dunia di balik punggung agama yang sedang kita peluk tersebut. Jadi, apa sebenarnya manfaat dari kata “Bismillah” yang sering kita ucapkan setiap hari? Sementara kita masih sering lalai akan akhirat yang perlu diutamakan. Jangan jadikan “Bismillah” kita sia-sia, jadikan “Alhamdulillah” kita sebagai tujuan yang istimewa. 

Bukti Bahwa Sholat adalah Sahabat Kita

Tidak akan pernah ada kemiskinan, kesialan dan kegagalan yang lahir karena manusia melakukan hubungan cinta dengan cara beribadah kepada Allah. Salah satu ibadah itu adalah sholat. Di mana pun kita berada, sahabat paling setia adalah sholat yang ditegakkan. Sebab, di mana lagi kita dapat memiliki 5 sahabat yang dapat mendekatkan diri kepada yang kuasa jika tidak di dalam sholat?

Mungkin sahabatmu adalah pengantar cita-citamu, mungkin sahabatmu adalah penimbul tawa di malam kelam, mungkin sahabatmu adalah tempat di mana suka dan duka bisa jadi seimbang dan dapat dinikmati, tetapi jika sahabatmu bukan tempat untuk mengingatkanmu kepada pentingnya sholat, maka yang kamu sebut sahabat itu bukanlah sahabat yang utuh penuh, melainkan sahabat yang rapuh.

Lantas, kenapa sholat adalah sahabat yang utuh penuh? Berikut kejelasannya:

  1. Sholat adalah Pembentuk Tata Letak Sebuah Hidup

Tata letak dari hidup dapat dengan mudah terbentuk dengan sholat, kenapa bisa begitu? Sebab di dalam sholat, ada beribu doa yang terpanjat. Setelah itu, yakinlah bahwa Allah akan mengabulkan semua hajat.

Setuju tidak setuju, hidup yang terasa berantakan berawal ketika tidak adanya nikmat sholat di dalam hidup. Sholat adalah revisi hidup, sholat adalah peninjauan hidup, sholat adalah mengkaji hidup dan sholat adalah fokus dan ketelitian untuk hidup.

Sebuah naskah artikel yang berantakan, bermula dari penulis yang belum merivisi ulang naskah artikel tersebut. Sebuah hidup yang berantakan, bermula dari manusia yang belum berdoa secara persisten (terus-menerus).

Seorang klien berkata, “Bagaimana bisa aku membayar jasa tulisan artikelmu untuk dapat dipasang ke dalam situs web milikku? Sedangkan tata letaknya saja jauh dari kata rapi.” Maka, penulis naskah artikel itu perlu merevisi, meninjau, mengkaji dan fokus serta teliti dalam mengurus ulang naskah artikel yang dipesan oleh klien demi memfinalisasi tata letak naskah artikel yang berantakan.

Setelah usai semua tindakan revisi, klien pun puas dan memberikan apa yang seharusnya memang diberikan kepada si penulis, yaitu upah.

Merujuk dari studi kasus di atas, tidak akan ada lagi keraguan tentang kebenaran yang mengatakan bahwa sholat adalah sahabat dan tata letak paling indah dari hidup manusia itu sendiri. Hal seperti demikian didukung dengan apa yang kita yakini saat sedang menunaikan sholat.

Saat sedang sholat, ada aktivitas afirmasi yang sangat kuat sedang terjadi di dalam otak. Sholat membuat kita secara tidak langsung menunjuk mimpi-mimpi dan cita-cita kita untuk dijadikan basis utama di dalam setiap doa. Berupa kebahagiaan, kesehatan, rezeki, kebutuhan dan cita-cita hidup. Sholat kita berfokus pada hal-hal seperti itu, sehingga terjadilah pola rencana yang terbentuk saat doa telah usai. Ketika meninggalkan masjid atau selesai melipat sajadah, maka perjalanan menempuh cita-cita kebaikan akan dimulai. Di antara lain, yaitu berbuat kebaikan dengan cara mengambilkan barang orang yang jatuh di jalan, menjawab pertanyaan orang lain dengan ramah, memberikan tempat duduk untuk anak-anak dan orang tua di dalam angkutan umum, atau sekadar merapikan piring, sendok dan garpu saat selesai makan di tempat makan dengan meringankan pekerjaan para pegawainya. Kebaikan-kebaikan sederhana itu, adalah tata letak indah di dalam hidup yang berasal dari sholat.

Dengan sholat, tata letak hidup kita menjadi rapi, sebab sholat yang benar-benar sholat adalah cara Allah dalam menjauhkan segala bentuk keburukan pola hidup di diri kita sebagai manusia.

Bukankah sahabat yang sejati memang harus dinilai dari seberapa besar dia mengingatkan kita kepada kebaikan dan kebenaran?

2. Sholat adalah Rekan Dunia

Saat kita mengingat bahwa sholat adalah rekan dari dunia, maka dunia akan ikut berpartisipasi dalam implementasi strategi kita sebagai manusia dalam mengambil cita-cita. Hal itu mungkin terjadi karena sholat dan dunia sudah lama menjadi partner dan kita sebagai manusia sebetulnya sudah sadar sejak lahir, tetapi hanya sering melupakannya.

Kita tahu betul, dunia sifatnya hanyalah sementara dan tidak lebih berharga dari sayap seekor nyamuk. Membawa fakta tersebut, sholat hadir sebagai penyempurna kehidupan manusia di dunia. Dunia yang didampingi dengan sholat, maka dunia itu dapat berjalan dengan cara yang paling kooperatif untuk kehidupan manusia.

Bukti bahwa sholat adalah sahabat manusia adalah tentang bagaimana sholat dapat memberikan dampak nyata tentang mudahnya dunia. Ketika kita sholat, maka kita meminta. Ketika kita meminta, maka kita berusaha. Ketika kita berusaha, maka kita akan kembali kepada sholat untuk berdoa. Sebab, doa itu seperti utang yang perlu dibayar ketika kita selesai mengusahakan sesuatu.

Ingat kembali tentang pernyataan bahwa dunia tidaklah lebih berharga dari sayap seekor nyamuk. Ketika kita berdoa meminta apa-apa yang baik perihal dunia, sering kali efek dari doa tersebut tidak langsung hadir di depan mata, karena doa itu disimpan untuk dinikmati di akhirat nanti.

“Kenapa harus begitu? Sedangkan kita sedang butuh dunia saat ini, detik ini.”

Benar, kebutuhan mengenai dunia akan terpenuhi jika kita mau berbicara dengan lembut kepada sholat, berlaku ramah kepada sholat dan menghargai sholat. Saat ketiga hal itu dilakukan, maka sholat sebagai rekan dunia yang profesional akan mengajukan sebuah proposal kepada Allah agar dunia bisa sedikit menghibur kita.

Sebelum itu, perlu diketahui bahwa ada alasan mengapa ribuan juta doa yang berbeda-beda tentang keinginan di dunia tidak semuanya dikabulkan, itu terjadi karena dunia hanyalah remeh belaka yang terlalu diidam-idamkan, sedangkan fokus Allah adalah memberikan nikmat akhirat terlebih dahulu untuk hambanya.

Bukankah sahabat yang benar adalah dia yang memberikan kita bantuan dengan cara mencari bantuan?

3. Sholat Telah Menjadikan Manusia Sebagai Prioritas

Sholat memang bukan makhluk hidup, tetapi sholat telah menjadikan kita sebagai prioritas dengan cara melahirkan lantunan adzan yang indah dan sarat makna. Kamu tidak sedang salah baca, memang manusia prioritasnya. Jika bukan manusia, maka putri malu di taman belakang rumahmu akan melakukan gerakan sujud mengarah kiblat setiap harinya.

Allah berfirman dalam Q.S Al-A'ala ayat 16-17:

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿ ١٦﴾

“Bal tu’tsiruunal hayaatad dun-yaa.” (Sedangkan kamu, wahai kebanyakan manusia, lebih memilih kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat. Kalian melalaikan hal-hal yang menjamin kebahagiaanmu di akhirat dan terlena dengan gemerlap dunia). 

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ﴿ ١٧

“Wal aakhirotu khairun wa abqoo.” (Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal).

Kalimat Allah di atas secara tidak langsung menyadarkan kita tentang di mana posisi kita sekarang, yaitu memijakkan kaki terlalu lama untuk urusan dunia, sementara kita bisa duduk dengan khidmat di atas sajadah untuk sejenak saja, tetapi kita sering tidak bisa. Astaghfirullah.

Buktinya terpampang di mana kita lebih takut datang terlambat di pekerjaan daripada takut terlambat bertemu (baca: menunaikan) sahabat kita, yaitu sholat. Padahal, tanpa sholat pun, Allah mengabulkan sebagian keinginan kita di hidup ini, lantas mengapa dengan sholat kita malah takut dan ragu? Bukankah seorang sahabat akan memberikan dampak positif yang tidak perlu ditakuti?

Ciri-ciri yang membuktikan bahwa sholat akan terus memprioritaskan kita terletak pada Surat Al-Baqarah Ayat 45:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Wasta’inu bis-sabri was-salah, wa innaha lakabiratun illa ‘alal-khasyi’in.”

Melalui firman Allah tersebut, Allah telah mengirimkan sholat sebagai syarat datangnya solusi, pertolongan dan kebahagiaan. Sejatinya seorang sahabat yang datang secara cuma-cuma hanya untuk membuat kita merasa terpenuhi dalam segi solusi, keselamatan dan kenyamanan. Begitulah cara sholat memprioritaskan kita sebagai manusia, tanpa dusta dan tanpa meminta imbalan, cukup temui sholat dan berbahagialah di dalam masjid dengan sholat secara benar serta sungguh-sungguh, maka mustahil apabila sebuah masalah tidak akan terselesaikan.

Penutup

Sahabat adalah orang yang selalu mengingatkan kita tentang kekurangan sebuah tempat umum. Seperti contoh: “Jangan makan di tempat itu, nasinya habis diinjak-injak semut.” Atau “Jangan berlibur di sana, karena ada banyak orang joget sambil kayang tanpa alasan.”

Maka, sholat sebagai sahabat kita, punya kebiasaan mengingatkan yang sangat berarti, yaitu seruan adzan. Di dalam adzan, kita biasa mendengarkan seruan yang berbunyi, “Hayya Alash Shalah” yang memiliki arti dirikanlah sholat (temuilah sholat). Untuk apa? Untuk Falah (kemenangan) yang terdengar jelas dalam seruan “Hayya Alal Falah” yang berarti menjemput kemenangan atau kesuksesan.

Kemudian, perhatikan baik-baik apa yang terkandung dalam QS. Al-Mu’minun Ayat 1:

قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ

“Qod aflahal-mu-minuun.” (Orang beriman, semua tanpa kecuali, akan dekat dan bahkan memeluk kemenangan dan kesuksesan di dalam hidupnya). 

Begitu juga dengan QS. Al-Mu’minun Ayat 2:

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلٰو تِهِمْ خَاشِعُوْنَ

“Allaziina hum fii sholaatihim khoosyi’uun.” (Kemenangan itu ialah datang kepada orang-orang yang khusyu dalam sholatnya). 

Dengan demikian, kita ulangi sekali lagi, mustahil apabila seorang manusia ditundukkan oleh kesialan jika setiap harinya ia menemui sholat dengan benar dan khusyu. Oleh karena itu, teruslah bersahabat dengan sholat.

Terakhir, tanpa kita sadari, kita sedang memeluk agama, tetapi kedua tangan kita justru sedang membicarakan dunia di balik punggung agama yang sedang kita peluk tersebut. Jadi, apa sebenarnya manfaat dari kata “Bismillah” yang sering kita ucapkan setiap hari? Sementara kita masih sering lalai akan akhirat yang perlu diutamakan. Jangan jadikan “Bismillah” kita sia-sia, jadikan “Alhamdulillah” kita sebagai tujuan yang istimewa.

Kenapa tulisan seperti ini hadir? Sebab para pembaca (kamu) adalah bagian dari penulis (saya). Mungkin dari dalam hati ada yang berkata, “Tidak perlulah kau ingatkan aku untuk sholat dan ibadah, aku bisa mengurus diriku sendiri dan juga memanajemen risikoku sendiri.” Maka saya akan menjawab, “Dengan mengingatkanmu, maka di saat itulah aku sedang mengurus diriku sendiri.” Sebab saat bertemu Allah nanti, saya akan ditanya oleh Allah perihal kenapa dulu saat di dunia tidak mengingatkan kawanmu untuk melakukan hal-hal yang bajik dan bijak. Sayalah yang ditanya, bukan Anda.

Karya tulis ini sangat gratis untuk dibaca dan akan selalu gratis, tetapi Anda bisa mendukungnya dengan membagikan tulisan ini ke saudara-saudara Al-Muslimun Wal-Muslimat Ikhwani, memberikan saran, kritik atau diskusi secara langung dan juga paling penting, ialah doa-doa baik. Terima kasih. Semoga menjadi amal jariyah kita semua. Amin. Alhamdulillah. 

Sumber referensi:
- Ceramah Ustaz Adi Hidayat, Lc., M.A.

- Ceramah Dr. Syafiq Riza Hasan Basalamah, Lc., M.A.

- Alam bawah sadar diri sendiri. MasyaAllah.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Ayo Tobat
Selanjutnya Ayo Berharap Tertimpa Musibah
0
1
Motivasi memang punya pengaruh besar untuk menembus otak manusia agar mau berjuang melawan hidup. Apalagi kalau masa lalu salah satu orang yang sukses sangat serupa dengan yang dialami beberapa orang lain, maka keinginan untuk sukses juga semakin besar.Namun, motivasi bisa dikatakan seperti obat batuk eceran di warung-warung. Menyembuhkan sejenak, lalu kambuh lagi. Sedangkan musibah seperti obat herbal yang berasal dan tumbuh dari alam semesta untuk dikonsumsi demi kesehatan manusia secara jangka panjang.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan