[3]- Mari 'Makan'⚠️

1
0
Deskripsi

πŸ”ž

"Sampai kapan kau akan menunda lamaran kita?"

Jaemin terdiam sejenak, mencoba berpikir. Kemudian, dia dengan penuh tekad menatap Jeno. "Sampai Nana sukses? Sampai Nana merasa yakin bisa memberikan yang setara dan membuat bangga Jeno?"

Hening.

Selama beberapa menit Jeno belum juga membalas kembali ucapan Jaemin.

Hening tersebut membuat suasana kembali tegang di antara mereka. Jaemin merasa jantungnya berdegup kencang, tidak sabar menunggu respon dari Jeno.

Matanya terus terpaku pada wajah Jeno, mencari...

Harap bijak terdapat adegan dewasaπŸ”ž

"Sampai kapan kau akan menunda lamaran kita?"

Jaemin terdiam sejenak, mencoba berpikir. Kemudian, dia dengan penuh tekad menatap Jeno. "Sampai Nana sukses? Sampai Nana merasa yakin bisa memberikan yang setara dan membuat bangga Jeno?"

Hening.

Selama beberapa menit Jeno belum juga membalas kembali ucapan Jaemin.

Hening tersebut membuat suasana kembali tegang di antara mereka. Jaemin merasa jantungnya berdegup kencang, tidak sabar menunggu respon dari Jeno.

Matanya terus terpaku pada wajah Jeno, mencari tanda-tanda apa pun dari ekspresi dan perasaan kekasihnya itu.

Saat Jeno akhirnya membuka mulutnya, Jaemin menahan napas dengan tegang, siap mendengarkan kata-kata yang akan diucapkan oleh Jeno.

"Na," ucap Jeno dengan lembut namun terdengar tegas. "Aku mendukung impianmu sepenuhnya. Aku percaya dan tahu bahwa kau akan berhasil meraih semua yang kau inginkan. Jika itu adalah syarat yang kau tetapkan untuk lamaran kita, maka aku siap menunggu."

Jaemin merasa seolah dunia seketika berhenti berputar.

Hatinya dipenuhi dengan perasaan campuran antara haru, bahagia, dan rasa lega.

Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan betapa bersyukurnya ia memiliki Jeno sebagai pendukung dan pasangan hidupnya.

Dengan perlahan ia pindah beralih duduk dipangkuan sang dominan.

Jaemin memandang mata Jeno dengan penuh kasih, lalu dengan lembut mulai menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman yang penuh makna.

Detik-detik tersebut penuh dengan rasa saling mengerti, dukungan, dan cinta yang dalam. Bagi keduanya, momen ini adalah bukti bahwa mereka dapat menghadapi tantangan dan berkomitmen untuk saling mendukung dalam hubungan mereka.

Ciuman mereka terasa lembut dan penuh dengan kehangatan, seakan menyatukan hati dan pikiran mereka. Jaemin merasakan getaran perasaan yang dalam, seolah semua keraguan dan kebingungannya tadi telah lenyap begitu saja.

Saat bibir mereka lepas, mata mereka bertemu dalam pandangan penuh makna. Jeno tersenyum dengan penuh kelembutan, menghapus keraguan yang sempat ada di dalam hati Jaemin.

"Terima kasih, Jeno," bisik Jaemin dengan suara lembut, matanya masih terpejam karena momen indah yang baru saja mereka bagikan

Jeno menjawab dengan ciuman singkat di dahi Jaemin, mengirimkan pesan penuh kasih dan dukungan.

"Mimpimu adalah mimpiku juga, Na. Kita akan meraihnya bersama," ucap Jeno dengan tulus.

Jaemin tersenyum lebar, ia kembali memangut bibir Jeno. Bunyi kecipak antara perpaduan dua bibir mereka tersebut menjadi suara hangat yang memenuhi ruang apartemen.

"Engh.."

Jaemin sedikit mendesah, ciuman mereka mulai menuntut satu sama lain. Jeno mulai memasuki lidahnya untuk berperang dalam mulut hangat Jaemin. Bertukar saliva dan terus saling memangut.

Jeno merasa sudah lama tidak merasakan sensasi kenikmatan ini. Mungkin sudah berbulan-bulan mereka cuti untuk saling menghangatkan tubuh satu sama lain, alias berhubungan intim.

Ya, semenjak Jaemin mulai fokus dengan skripsinya Jeno berusaha menahan hasrat hormonalnya agar tetap memberikan fokus dan dukungan kepada sang kekasih.

Bukankah sekarang adalah waktu yang tepat untuk Jeno berbuka puasanya dan menyelesaikan masa cutinya?

Ia sudah rindu kehangatan dari sang kekasihnya itu.

Sebelumnya mereka sudah terkuras emosinya, bersitegang dengan berbagai pendapat yang berbeda.

Sekarang waktu yang tepat untuk mengisi ulang energinya kan?

Dengan tiba-tiba Jeno mengangkat tubuhnya.

"Akh." Jaemin menjerit, ia terkejut dan tidak sengaja menggigit bibir Jeno.

Jeno tiba-tiba berdiri dan menggendong dirinya dihadapannya.

"Je-jeno, kita mau pergi ke mana?" tanya Jaemin setelah tersadarkan dari kenikmatannya tadi

Jeno tersenyum misterius, matanya berbinar penuh goda. "Ke kamar, kita akan makan untuk mengisi ulang energi," jawabnya dengan nada penuh godaan, seolah memiliki rencana rahasia di balik kata-katanya.

Jaemin merasa pipinya memanas, merona merah karena malu. Matanya melirik Jeno dengan perasaan campur aduk.

Jaemin mengerti betul apa yang dimaksud Jeno. Jaemin tidak polos!

Mana mungkin mereka harus mengisi ulang energi setelah perdebatan panjang itu dengan masuk ke dalam kamar. Seharusnya mereka pergi ke dapur, menyantap makanan untuk mengisi ulang energi yang telah terkuras habis.

Tapi ini Lee Jeno dengan segala pemikiran sensualnya. Selalu memiliki cara yang berbeda dalam meresapi segala hal.

Rencananya yang sensual dan menggoda ternyata melibatkan hal yang lebih intim.

Versi makan untuk mengisi ulang energi ala Lee Jeno itu berbeda pada umumnya.

Jaemin merasa ketegangan saat mereka sudah sampai dikamar mereka.

Ini bukan ketegangan yang Jaemin rasakan seperti sebelumnya, tapi ini ketegangan Jaemin yang sudah lama tidak melakukan hubungan seksual dengan kekasihnya.

Ya, mereka memang sudah sering melakukan hubungan seksual selama masa pacaran. Tapi kini mereka sudah lama tidak melakukannya, dan Jaemin sedikit malu juga kaku.

Meski merasa malu, Jaemin tidak dapat menahan senyuman kecil yang muncul di bibirnya. "Ja-jadi, kita benar-benar hanya akan makan untuk mengisi ulang energi, kan?" ujarnya, suara gugup terdengar jelas.

Jeno hanya tertawa ringan, memperdalam rasa intim diantara mereka. "Kau akan tahu nanti," ucapnya sambil mengedipkan mata.

Jeno dengan perlahan menurunkan Jaemin dikasur, ia memperlakukan Jaemin dengan lembut.

Jaemin mencoba tetap tenang saat Jeno mulai melepas pakaiannya. Meskipun merasa malu, dia juga merasakan getaran hasrat dan cinta di setiap sentuhan yang diberikan Jeno.

"Nghh J-Jeno.."

Jaemin sungguh tidak kuat.

Mereka saling berbagi sentuhan hangat dan mesra, menciptakan momen yang penuh dengan rasa kasih sayang dan keintiman.

Jaemin terseyum malu, "Jangan lupa pengamannya Jeno."

"Ah, aku hampir lupa." Jeno terkekeh lalu dengan cepat membawa kondom di laci samping ranjang mereka.

Mereka dari dulu memang selalu melakukannya dengan aman, tak ingin ada nyawa yang tidak bersalah -- seperti bayi -- datang di antara mereka berdua saat mereka belum siap.

Sentuhan sensual terus diberikan Jeno terhadap Jaemin. Jaemin menggelengkan kepalanya antara gelisah dan nikmat tercampur aduk dikarenakan Jeno terus bermain dengan salah satu puting dadanya.

Itu salah satu titik sensitif Jaemin!

"Jenoohh..hh ahh"

Jeno tersenyum melihat kekasihnya kelimpungan karena rangsangan yang ia beri.

"Aku haus Na, sebelum ke menu utama untuk makan aku harus mendapatkan hidangan pembuka terlebih dahulu kan?"

Jaemin membuka matanya, melihat Jeno yang berada tepat diatasnya.

"Huh?" Tanya Jaemin heran.

"Aku izin menyusu, sayang."

Jaemin otomatis memalingkan wajahnya, wajahnya makin memerah. "Ya, silahkan Jeno," cicit Jaemin dengan nada yang pelan tanpa melihat langsung kearah sang kekasihnya.

Jaemin malu! Tapi disatu sisi ia sangat tersentuh, walaupun Jeno selalu berlaku sensual dan terus menggodanya tapi ia selalu tidak lupa untuk meminta izin melakukan hal-hal tersebut terlebih dahulu pada Jaemin.

Jaemin selalu diperlakukan lembut oleh kekasihnya itu. Dia beruntung memiliki kekasih seperti Jeno.

Ya, walaupun ia juga terkadang kelabakan saat hormonal Jeno sedang tinggi-tingginya.

Jeno mulai mendekatkan mulutnya pada puting Jaemin, ia ingin segera menyantap hidangan pembuka yang sudah terpampang dihadapannya.

Mulut, lidah, terkadang gigi Jeno terus menggoda area tersebut. Membuat Jaemin menggelinjang nikmat, hingga kakinya menekuk dan tangannya terus meremas rambut Jeno.

Ini salah satu aktivitas favorit Jeno, sekaligus aktivitas favorit Jaemin juga agar dadanya tidak terasa penuh.

Ya, Jaemin adalah salah satu dari sekian persen submissive yang istimewa.

"Jeno tolong pelan, tidak akan ada yang mengambilnya."

Jeno tersenyum disela aktivitasnya, ia terus menghisap puting kekasihnya itu dengan kuat dan merasakan cairan manis masuk kedalam mulutnya.

Setelah merasa cukup ia lalu dengan cepat beralih kedaerah bibir Jaemin dan mengajak berkecup saling menggoda.

Dirasa ia sudah memberikan rangsangan yang cukup Jeno akan melanjutkan ketahap intinya.

"Mari makan." Ucap Jeno dengan seringai tampan yang menggoda.

Jaemin dengan cepat mengalungkan tangannya pada leher Jeno saat merasakan sesuatu yang lunak namun keras mulai mengetuk lubangnya.

Punya Jeno sudah keras.

Bagaimana tidak keras, jika ia disuguhkan pemandangan indah seperti Jaemin.

Wajah imut nan cantik itu memerah menahan hasratnya, rambut acak-acakannya yang menambah kesan seksi dirinya. Jangan lupakan tubuh yang mulus, halus, putihnya sedang bertelanjang itu dihiasi keringatnya.

Ah, Jeno tidak kuat.

Dengan lembut ia memasukkan penis kerasnya kedalam lubang Jaemin yang sudah siap. Jeritan terdengar dari Jaemin karena merasa asing, lubangnya sudah lama tidak diisi jadi sedikit merasa kaget rasanya seperti pertama kali berhubungan intim.

"Mmmh, ketat sayang."

"Nghh.. Jen? Mengapa lebih besar? Ahhh.. sepertinya ti-tidak akan masuk."

Jaemin merasa penis Jeno lebih besar semenjak terakhir mereka berhubungan, karena ia merasa sedikit ngilu saat Jeno mencoba masuk seutuhnya.

Peluh keringat terlihat diwajah Jaemin, bukti ia menahan sedikit sakit.

Namun Jeno dengan berusaha terus mencoba masuk seutuhnya dan setelah berhasil, terdengar suara desahan kencang dari Jaemin disertai geraman dari Jeno.

Setelahnya Jeno hanya mendiamkannya saja membuat Jaemin mengernyitkan dahinya heran, ia tidak nyaman jika Jeno tidak bergerak.

"Jen?"

"Akhh, diam Na. Kita sedang mengisi ulang energi," jawab Jeno dengan senyum lebarnya yang membuat matanya melengkung membentuk bulan sabit.

Setelah beberapa saat Jeno mulai menggerakkannya pelan, penuh kelembutan. Membuat Jaemin merasa makin dicintai oleh Jeno.

Suara desahan dan terkadang jeritan terdengar mengalun bebas mengisi ruangan kamar apartemen Jeno. Peluh keringat terus bercucuran dari keduanya dan mereka masih saling mencumbu menghantarkan kehangatan untuk masing-masing.

"Ahhh Jeno.."

Gelombang putih itu semakin dekat, Jeno mempercepat gerakannya hingga kaki Jaemin bertengger pada bahu Jeno agar mempermudah gerakannya.

Semakin cepat dan dalam, menjemput kenikmatan yang tiada tara.

"Ahh..ahh, nghh.."

"Akhhh..."

Terdengarlah suara nikmat dan nafas yang saling beradu lomba menandakan mereka sudah sampai pada puncak kenikmatan.

"Terimakasih sayang," ucap Jeno tulus dan mengecup kening lembut Jaemin. Sedangkan Jaemin hanya menganggukan kepalanya lalu mulai terlelap karena kelelahan.

-
-
-

TBC..

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi πŸ₯°

Sebelumnya [2] - Independent Submissive?
1
0
Independent Submissive? Jeno mengernyitkan keningnya, wajahnya penuh dengan kebingungan. Istilah itu terdengar asing baginya.Pertanyaan Jeno membuat Jaemin menyadari bahwa istilah yang dia ucapkan mungkin tidak umum atau dikenal oleh Jeno. Dengan sabar, Jaemin mencoba menjelaskan. Jaemin tersenyum lembut. Iya Jeno, Independent Submissive. Istilah yang sering Nana temui dikomunitas online belakangan ini.Lalu, apa artinya?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan