Lasya & Mila: Selembar Lima Ribu

3
0
Deskripsi

Lasya dan Mila adalah kakak beradik yang menghabiskan masa kecil mereka pada dunia yang abu-abu. Dibesarkan dengan penuh rasa kekecewaan yang diberikan oleh ibu-bapaknya, mereka berdua memutuskan untuk pergi meninggalkan kenangan menyebalkan yang mencekik leher mereka tiap kali mereka bernapas.
 

Apakah pergi adalah sebaik-baiknya cara untuk melupakan luka-luka masa lalu?

Hari senin, 10 menit lagi adalah pukul 7, di mana aku dan adikku saat ini seharusnya sudah ada di sekolah kami masing-masing. Tapi tidak, kami berdua masih ada di rumah, dengan memakai seragam lengkap dan tas yang bertengger di punggung. Aku dengan setelan putih abu-abu, dan adikku dengan setelan putih birunya. Kami berdua telah siap untuk berangkat sedari pukul enam tadi, kami sudah sarapan dengan sisa nasi semalam dan kerupuk yang sudah tak bisa dibilang renyah lagi. Kami berdua duduk di dipan kayu yang ada di ruang depan, sambil berayun-ayun kaki, kami berdua terpaku pada pagar bambu rumah kami, berharap sosok yang kami tunggu segera datang melewati pagar bambu itu.

Adikku sudah ingin melepas seragam sekolahnya, tapi ibu kami melarangnya. Ibu berkata bahwa kami harus tetap sekolah. Baiklah, maka kami berdua kembali menunggu. Aku takut ibuku lupa akan jarak sekolah kami yang lumayan jauh, bisa menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk ke sekolah, sedangkan saat ini hanya tersisa waktu yang tak lebih dari 10 menit dari jam masuk sekolah. Terlebih lagi, sekarang adalah hari Senin, 'Ah sudahlah, Bu, kami ingin bolos saja hari ini,' ingin sekali aku berkata demikian.

Setelah hampir satu jam kami menunggu, sosok yang kami tunggu akhirnya tampak, ayah, dengan napasnya yang terengah-engah dia melewati pagar rumah kami dengan penuh hati-hati, 'Apakah Ayah tidak tahu bahwa kami telah terlambat untuk ke sekolah?' Ingin sekali aku berteriak seperti itu. Ah, tentu saja tidak aku lakukan, aku hanya diam, mengharap bahwa penantian kami tidak berujung pada sia-sia.

“Ini lima ribu, dibagi berdua. Bapak cuman dapet pinjeman segitu aja, jangan rebutan.” Sambil berlalu ke ruang tamu ayah memberikan selembar uang lima ribu rupiah kepada kami. Lima ribu, dibagi untuk berdua? Padahal ongkos angkutan umum saja saat ini sudah seribu rupiah, aku ingin protes dengan uang saku yang hanya lima ratus rupiah sisa dari ongkos angkutan ke sekolah. Namun, sekali lagi semua kata yang ingin aku katakan tertelan kembali.

Penantian kami hanya untuk selembar uang lima ribu, tapi, sudahlah. Mungkin besok kami akan lebih beruntung daripada hari ini.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Lasya & Mila
Selanjutnya Lasya & Mila: Makan Malam Kami
3
0
Pukul 5 lewat 45 menit sore. Sudah lebih dari 30 menit yang lalu ayah pergi ke sebuah acara kenduri yang diadakan oleh tetanggaku. Biasanya tak selama ini ayah pergi, apa mungkin karena hujan? Maka ayah agak lama dari biasanya? Ah, aku tak terlalu memikirkan berapa lama ayah pergi, yang aku pikirkan saat ini adalah makan enak, ya, makan enak.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan