
Deskripsi
Menceritakan Arya seorang anak laki-laki SMA yang mendapatkan pengalaman tragis saat pulang sekolah dihari pertamanya bersekolah.
Selamat membaca !
Ketika itu arya berada di dalam angkutan kota, dia hanya berdua dengan seorang perempuan akademi keperawatan (akper). Dari awal, sopir angkot ini memiliki niat yang jahat terhadap perempuan itu dan kemudian mengarahkan kendaraannya kesebuah tempat sepi.
“pak...
Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Cerpen
Sebelumnya
AKU DAN DUNIA SIHIR : CHAPTER 2
1
0
SERANGAN MONSTER Nasibku hari ini sangatlah buruk. Aku masuk kedunia lain dan bertemu dengan gadis yang kurang dalam hal kesopanan. Dan sekarang aku harus berhadapan dengan seekor monster. Sial banget! “hey, sekarang kita harus bagaimana?” tanyaku. “tentu saja, kita harus membunuh moster itu” jawabnya dengan tatapan yang tidak lepas dari monster itu. “tapi monster itu cukup besar, bagaimana cara membunuhnya?” Gharrr.... suara raungan monster di sertai angin yang kuat mengarah ke kami. “tidak ada waktu lagi, kita harus melawannya sekarang juga” ucapnya dengan kedua tangan yang menahan kekuatan angin dari monster itu. kemudian gadis itu melompat ke sisi kiri, dan mengangkat kedua tangannya. Lalu muncul dua lingkaran aneh yang masing-masing mengeluarkan sebuah pisau tapi bentuknya lebih mirip seperti sebuah pedang. Diapun berlari dan menyerang monster tersebut. Kalau dilihat dari cara ia menyerang, sepertinya gadis ini terbiasa dalam bertarung. Tapi semua serangannya sangat lemah, bahkan tidak mampu menggores sedikitpun kulit monster itu. Aku juga terkejut ketika melihat penampilannya dengan pakaian yang robek dibeberapa bagian. Sepertinya dia telah bertarung sebelumnya. “kau ! larilah dan cari bantuan untuk melawan monster ini” perintahnya sambil menahan serangan monster itu. “tapi bagaimana dengan dirimu?” “aku akan menahannya agar tidak lari kepemukiman penduduk” Walau terkesan tak sopan, tapi sepertinya dia memiliki hati yang baik. Bahkan dia masih mengkhawatirkan orang lain di saat dirinya sedang bertarung seperti ini. mungkin aku salah menilainya dari caranya berbicara. “kau sepertinya tidak dapat menggunakan sihir. lagi pula kau sedang ketakutankan sekarang!” ucapannya yang terkesan meremehkanku. Aku tarik kata-kataku barusan, dia bukanlah gadis yang tidak sopan, melainkan gadis yang benar-benar tidak tau arti dari menghargai seseorang. “larilah! aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi” “berisik! siapa juga yang mau lari, aku akan tetap disini dan membantumu” “agh............” teriaknya yang terkena serangan dan terpental “hah, apa kau baik-baik saja? Hey! ” teriakku yang mengkhawatirkannya Monster itu terus mendekatinya yang sedang terkapar, sepertinya dia pingsan akibat serangan tadi. “konsentrasinya pasti tergangu karena aku tadi. Aku harus segera menolongnya! Tapi, bagaimana?” ucapku dalam hati selagi mencari cara menghentikan monster itu. Kemudian pandanganku mengarah kesebuah batu yang cukup besar, mungkin tidak dapat melukai moster itu tapi cukup untuk mengalihkan perhatiannya. Aku tidak dapat bertarung ataupun menggunakan pedang, tapi aku harus melakukannya. Aku tidak akan mengetahui hasilnya jika tidak mencobanya. Tanpa fikir panjang aku mengambil batu itu dan menatap lurus ke arah monster. aku sudah menentukan target lemparanku. Yaitu kepala monster jelek itu. dan kemudian aku melemparkan batu tersebut ke arahnya. Benar saja, aku mengenai kepala monster itu, dan membuatnya berbalik dan melihat kearahku. “hey, dasar monster jelek. Sini kau kalau berani. Ayo lawan aku” teriakkan ku sambil melakukan lompatan-lompatan kecil. Monster tersebut kembali mengeluarkan suaranya yang menyeramkan, bahkan lebih menyeramkan dari yang sebelumnya. Tampaknya dia sangat marah kali ini. Aku mengetahui monster jelek itu kan menyerangku dengan cara menginjakkan kakinya kearah ku. Aku yang mengetahui hal itu, menentukan waktu untuk berlari ke arahnya. Akupun menarik nafas dan bersiap untuk berlari. Setelah melihat sedikit pergerakan dari monster itu, akupun berlari dengan teriakan semangat. “aa........gh” Aku yang tengah berlari, menjatuhkan tubuh dan terperosok melewati kolong kaki monster itu. Dan BOOMM.... suara hantaman yang sangat keras akibat serangan monster itu. Akupun membawa gadis itu bersembunyi dibalik pohon. “sial debunya banyak sekali” ucapku dalam hati sambil menutup hidungku dengan tangan kananku. “a- apa yang kau lakukan?” suara gadis itu yang terkejut karena terbangun dari pelukanku “ssssssssss” dengan menaikan jari telunjuk tangan kananku didepan bibir, aku memberikan kode bahwa kita sedang dalam persembunyian. “sekarang kita harus bagaimana?” tanyaku “andai saja aku bisa menggunakan sihir elmental, kita pasti tidak akan kesusahan menghadapinya” gadis itu mengucapkannya sambil menunduk. “sihir ya. Apa itu sama seperti pisau yang kau keluarkan tadi?” “itu bukan pisau, tapi sebuah pedang. Hanya saja, kemampuanku yang sekarang belum bisa mengembangkan senjata yang lebih besar dari itu” jawabannya dengan suara yang dia keluarkan cukup keras. Membuat monster jelek itu menyadari keberadaan kami. “dia datang! kalau begitu, kita harus mencari cara agar bisa lolos dari monster ini” “oh iya, aku lupa kalau aku punya kalung ini!” melepaskan kalung dilehernya “apa maksudnya!” “pokoknya kau bawa saja kalung ini. lalu.....” tangannya menyodorkan sebuah kalung kepadaku Akupun mengikuti rencananya. Dia mengatakan, jika kalung ini berisikan mana untuk mengaktifkan sihir elmen yang kau inginkan. Kalung ini diisikan mana sihir agar orang yang tidak dapat menggunakan sihir menjadi bisa menggunakan sihir. Tapi hanya sihir jenis elemental saja yang dapat dikaitkan dengan benda seperti kalung permata ini. Target utama serangan kami adalah kristal yang juga merupakan jantung dari monster itu. Tugasku adalah mengalihkan perhatiannya untuk memberikan timeing agar gadis itu melakukan sekarangan yang tepat mengenai jantungnya. Tapi yang menjadi masalah adalah, jantungnya berada tepat didahi monster itu. Posisi yang cukup tinggi untuk digapai. “apa dia bisa melakukannya?” ucapku dalam hati sambil berlari menghindari serangan yang bertubi-tubi dari mosnter jelek ini. “gawat, aku kehabisan tenaga” ucapku dalam hati sambil duduk karena kelelahan “Eh-” Monster itu kembali menyerangku menggunakan ekornya, kali ini dia menyerangku dari atas. Akupun membantingkan tubuhku kesisi kiri untuk menghindari serangannya. “oy, apa semunya sudah ok?” teriakku untuk meminta kode pada gadis itu yang sedang bersembunyi dibalik pohon, tepat di belakangku. “ok! Lakukanlah” jawabnya dengan teriakan. “baiklah” “sepertinya sudah saatnya menggunakan kalung ini” uacapku dalam hati. Cara kerja kalung ini cukup sederhana, kau cukup membayangkan posisi targetmu dan rapal mantranya. Akupun berdiri dan mulai merapal mantra. “dengan menggunakan kekuatan penguasa dari seluruh alam, aku sudah menentukan targetku dan aku perintahkan untuk mengeluarkan api atas kehendaknya. Keluarlah bola api” rapalan mantraku dengan sedikit teriakan diakhir rapalan. Aku tidak tau apakah menggunakan benda sihir seperti ini memiliki efek samping atau tidak. Tapi, tiba-tiba saja jantungku terasa berdetak diatas duri. Dengan memegang dada sebelah kiriku aku terduduk kesakitan “apa yang”. Disaat yang sama, gadis itu melompat sangat tinggi diatasku. Kemudian muncul lingkaran sihir tepat diatas kepala monster itu dan tiba-tiba keluar bola api raksasa yang langsung jatuh dan membakar sang monster. Kemudian gadis itu melemparkan pedangnya yang kecil kearah bola api raksasa yang membakar monster itu dan ketika itu monster jelek yang kami lawan mengeluarkan suara, sepeti raungan kesakitan. Sepertinya kami berhasil. Seperti yang dikatakannya, monster itu akan mati jika jantungnya kami hancurkan. Monster itupun lenyap tak bersisa. “lemparan yang sangat bagus” ucapku. “ya, terima kasih” dia mengucapkannya membelakangiku. Aku tidak tau apa yang ada difikirannya, dengan tatapan yang tajam dia langsung melihat kearahku. “kau, bagaimana kau bisa mengeluarkan bola api sebesar itu?” “entahlah, aku juga tidak tau. Tapi, saat aku selesai merapal mantra, dadaku terasa sakit. Apa menggunakan benda sihir seperti tadi memiliki efek samping?” ucapku yang masih terduduk ditanah. “sepertinya tidak, aku telah menggunakannya berkali-kali. Tapi tidak merasakan apapun” “begitu ya, aneh sekali. Apa aku punya riwayat penyakit jantung ya?” gumamku. “yah, apapun itu. yang pasti kita telah berhasil mengalahkan monster itu” ucapnya sambil mengulurkan tangan kearahku. “iya” ucapku sambil menjulurkan tangan untuk menerima bantuannya. “apa yang kau lakukan?” “eh, bukannya kau ingin membantuku” “bodoh, aku ingin mengambil kembali kalungku” “bilang dong dari tadi, tidak usah mengulurkan tangan seperti ingin menolongku” ucapku kesal “sudahlah, cepat berikan kalungku” “iya, iya” Gadis ini benar-benar tidak bisa dimengerti. Akupun memgembalikan kalung miliknya dengan melemparkannya kearah yang salah. Aku ingin membuatnya kesal juga. “ah... tanganku masih sakit dan tidak bisa melempar dengan baik. Maaf ya!” “kau, barusan kau melakukannya dengan sengaja bukan?” ucapnya yang tampak seperti dikendalikan oleh iblis. Akupun ketakutan dan terdiam. “tuan putri” terdengar suara seorang wanita dan suara tapak kuda yang menuju kearah kami. Tampak seorang wanita yang cukup tinggi, memakai pakaian serba hitam dan beberapa orang berkuda lainnya diikuti dengan sebuah kereta kuda dibelakangnya Sepertinya wanita itu adalah pengawalnya. “tuan putri, ya” wajar saja dia sombong. “maaf kami datang terlambat, kami kewalahan mencari anda. Apa anda baik-baik saja?” “iya aku baik-baik saja” ucapnya dengan senyuman. Sangat berbeda dengan expresinya yang tadi “tuan putri, dia siapa?” “hanya rakyat jelata” ucapnya yang sedang mengambil kalung itu. “apa katamu” ucapku yang kesal “saya mohon maaf atas ucapannya tadi, sikapnya memang seperti itu saat bertemu dengan orang yang baru ia kenal” “iya, tidak apa-apa. Saya mengerti” “Selly-san ayo kita pulang” gadis itu berjalan menuju ke-kereta kudanya. “kami permisi dulu” “oy tunggu dulu, aku butuh bantuanmu” “bagaimana ini tuan putri?” “sudah petang, kita harus segera kembali” “sekali lagi saya mohon maaf” “tapi” Merekapun pergi meninggalkanku sendirian. “Tapi kenapa gadis itu terlihat begitu marah?. Tadikan cuma bercanda” ucapku merasa keanehan. Dengan kondisi tubuh yang sangat lelah, akupun berlari mengikuti jejak yang mereka lalui untuk mencari orang yang bisa dimintai pertolongan. “dasar gadis itu, padahal aku telah menolongnya” ucapku dalam hati. Setelah beberapa menit berlari, aku merasa seperti diikuti oleh seseorang. “siapa kau. Keluarlah!” teriakanku saat berhenti berlari. Dari belakang aku mendengar suara semak-semak, lalu aku berbalik dan melihat seseorang memakai jubah berwarna hitam. “apa yang kau inginkan dariku?” dengan perasaan takut aku perlahan melangkahkan kakiku kebelakang. Dan ketika aku melirik kesekitar, orang itu tiba-tiba menghilang dan pandanganku menjadi gelap. Note : jika ada kata atau kalimat yang salah dalam penulisan, silahkan memberi tau author dengan cara komen di kolom komentar atau DM melalui instagram.“Terima kasih sudah membaca!”'Link'aran Karya: https://linktr.ee/Itsukikun
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan