
Seorang perempuan duduk di tepian ranjang seraya mengamati sebilah pisau berlumur darah di tangannya. Kasur putih itu sempurna menjelma menjadi warna merah. Bau anyir menguar memenuhi ruangan. “Kau pantas mendapatkannya, Pengecut,” bisik perempuan itu di telinga jasad yang telah terbujur kaku dalam pelukannya.
Seorang perempuan duduk di tepian ranjang seraya mengamati sebilah pisau berlumur darah di tangannya. Kasur putih itu sempurna menjelma menjadi warna merah. Bau anyir menguar memenuhi ruangan. “Kau pantas mendapatkannya, Pengecut,” bisik perempuan itu di telinga jasad yang telah terbujur kaku dalam pelukannya.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya
Sebelum Hari Itu
0
0
Bapak sekarat.Katanya, ia selalu menyebut namaku dalam tidurnya. Mungkin Bapak lupa dengan apa yang telah dilakukannya padaku dan ibuku. Mungkin Bapak lupa bahwa aku amat membencinya. Bahwa luka-luka yang ia torehkan masih basah dan bernanah. Tapi ternyata, aku telah salah menilai Bapak.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan
