
Air mata Jimi hampir menetes menyerupai hiasan di bawah matanya yang sangat cantik. Sebelum itu terjadi, muncul laki-laki dengan pakaian senada dengannya, tetapi terlihat agak ... kebesaran. Bagaimana fitting baju dilakukan? Oh, itu tidak sempat dipikirkan karena pelan-pelan tenang menguasai Jimi. Tidak ada drama pembatalan pernikahan, pasangannya sudah datang, semua akan baik-baik saja, kan?
Jimi menduga kalau pernikahannya tidak berjalan lancar ketika lebih dari dua puluh menit harus menunggu pasangannya datang. Beberapa saat lalu, dia baru saja mengunggah foto di Twitter dan membalas komentar Ve serta Haska penuh kekonyolan. Tentu saja itu untuk mengalihkan segala cemas yang melanda sejak pagi sekali. Sudah tak terhitung berapa kali Jimi pergi ke kamar mandi tadi, tulang belakang yang ngilu saking paniknya, sesak napas, dan menelan pil penenang tidak ada efeknya sama sekali!
Air mata hampir menetes menyerupai hiasan di bawah matanya yang sangat cantik. Sebelum itu terjadi, muncul laki-laki dengan pakaian senada dengannya, tetapi terlihat agak ... kebesaran. Bagaimana fitting baju dilakukan? Oh, itu tidak sempat dipikirkan karena pelan-pelan tenang menguasai Jimi. Tidak ada drama pembatalan pernikahan, pasangannya sudah datang, semua akan baik-baik saja, kan?
Jimi tidak tahu kalau Saga menggantikan kakaknya, sampai saat pembacaan janji suci. Nama awal yang tercetak, dicoret dan diganti menjadi Sagara Armika.
“Sagara Armika, aku mengambil engkau menjadi pasanganku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Tuhan, dan inilah janji setiaku yang sangat tulus.”
Setelahnya, Jimi sudah tidak ingat lagi. Semua berjalan seperti seharusnya, dengan raga di situ tetapi jiwa entah di mana.
Baiklah. Dia harus menerima kalau dirinya tidak diterima.
***
Kembali ke ruang ganti untuk baju berikutnya, tidak disia-siakan Jimi. Masih dengan tangan tremor, dia mengirim pesan kepada Haska dan Ve. Bingung dan terkejutnya harus dibagi dengan orang lain.
Pasanganku yang asli kabur. Sagara Armika yang jadi pengganti.
Tanggapan dari dua temannya tidak kalah heboh. Haska menyalahkan keluarga Jimi yang seperti kurang diskusi untuk saat-saat seperti ini. Ve tak kalah marah. Dia tidak terima karena Jimi seperti disia-siakan.
“Bisa minta tolong letakkan ponselmu? Aku cukup sulit untuk merapikan bajumu di bagian depan,” ucap orang yang sedari tadi mengurus pakaian Jimi.
“Oh … iya. Aku minta maaf.”
Dia tersenyum, “Aku paham pasti kamu sangat gugup. Tenang, semua akan baik-baik saja. Kamu sangat tampan.”
Jimi membalas dengan senyuman juga, meski dalam hati ingin mengeluh. Pandangan matanya tertuju pada baju yang masih rapi, tadi letaknya bersisian dengan baju yang sekarang dia kenakan.
“Kan, yang grogi bukan cuma kamu. Dari tadi Saga belum keluar dari kamar mandi. Oke, kamu sudah siap. Bisa duduk di situ, sambil nunggu Saga,” jelasnya dengan kerlingan mata menggoda.
Tepat Jimi duduk di kursi seperti yang disarankan, Saga masuk dengan tubuh membungkuk serta kalimat maaf dari mulutnya. Ponsel masih ada di genggaman. Ada banyak orang yang dihubungi selama memakai alasan ke kamar mandi. Jean dan Juna, aktor utama hari ini, juga ibu. Dua temannya yang sudah punya rencana, harus bubar jalan setelah Saga bilang dialah yang menikah hari ini. Ada penyesalan Juna juga Jean karena tidak bisa hadir langsung ke pernikahan Saga. Namun, semua ini peristiwa tak terduga. Pesan yang dikirim kepada ibu mendapat jawaban lebih mengejutkan, salah satunya tentang rumah yang harus ditinggali Saga bersama Jimi. Oh, ibu juga memberi kontak Jimi dan sudah disimpan di ponselnya. Lalu, panggilan dan pesan yang ditujukan Saga untuk aktor utama hari ini, kakaknya, tidak mendapat balasan apa pun.
“Kalian sepakat untuk tidak melepaskan ponsel? Ayolah, Saga, jangan seperti Jimi tadi. Tolong letakkan ponselmu sebentar dan aku akan memberimu baju senada yang dipakai Jimi sekarang.”
Ucapan itu membuat Jimi dan Saga saling tatap. Hanya sebentar, kemudian sama-sama berpaling.
***
“Gimana live report dari Julio? Kamu udah hubungi dia?” tanya Jean melalui sambungan telepon.
Dia ingin mendengar langsung dari Saga tentang kejadian ajaib hari ini. Sayangnya, itu tidak bisa karena masih ada rangkaian prosesi menunggu. Dalam pesannya tadi, Saga bilang agar Juna yang tanya ke Julio. Sepupunya itu ada di tempat kejadian, sudah pasti bisa cerita dengan baik dan runtut.
“Julio kirim emot banyak banget. Kalau aku kiloin bisa buat beli emas antam kayaknya,” jawab Juna.
“Hahaha. Please, kenapa sih anak itu. Nggak berubah sama sekali. Mereka sepupuan, tapi Julio ngotot banget buat jadi pasangan Saga.”
“Kadang jatuh cinta nggak milih saudara atau bukan. Lagian kalau hubungan sepupu bukannya masih boleh, ya?”
“Hah? Masa, sih?” heran Jean.
“Kenapa malah bahas ini!?
“Hahaha iya juga. Hm, terus baiknya kita gimana, ya? Mau ketemu Saga jelas nggak mungkin.”
“Jangan culik dia di hari pernikahan. Gimana kalau kita keluar makan sekalian beli kado buat Saga. Aku siap-siap dulu,” saran Juna.
“Oke. Aku jemput.”
Di tempat lain, Haska sibuk dengan ponselnya. Kepalanya celingukan karena tidak menemukan Ve di area pesta. Sekilas tadi dia melihat sosok yang tidak asing, tetapi dugaan itu dienyahkan dulu.
“Di mana?” Itu pertanyaan yang dilontarkan begitu Ve menjawab panggilannya.
“Kamar mandi. Aku lagi sembunyi. Gila. Nggak paham banget sama tamu yang malah antre mau foto sama aku.”
“Siapa sih yang lebih ngartis dibanding mempelai?!”
“Hahahaha. Acara bentar lagi selesai, kan? Apa baiknya aku pulang aja? Soal reservasi restoran gimana, ya? Kan niatnya kelar acara kita mau ajak Jimi sama pasangannya.”
“Kamu pulang duluan nggak apa-apa. Biar aku di sini sampai acara selesai. Reservasi batalin, deh. Nggak mungkin banget keadaannya kayak gini.”
“Aku pergi nggak apa-apa? Aku kabur nggak, sih? Apa bedanya aku sama calon pasangan Jimi yang kabur lalu diganti sama siapa tadi namanya?”
“Saga. Sagara Armika. Mending kamu segera pergi daripada drama ini lebih panjang.”
“Aku sedih. Harusnya kamu paham—”
Haska menutup panggilan sebelum Ve lebih mendramatisir keadaan. Dari posisinya sekarang, dia bisa melihat Jimi dan Saga yang sibuk menyalami tamu. Mereka tersenyum, dan hanya orang-orang tertentu yang paham kalau senyum itu tidak begitu tulus. Baru ingin mendekat, ponsel di genggaman kembali bergetar. Di layar terpampang sebuah nama yang baru-baru ini akan bekerja sama dengan VDANMINT. Haska tidak bisa mengabaikan. Dia menoleh ke sisi kiri, mencari tempat lebih kondusif untuk menjawab telepon. Lagi, matanya menatap sosok yang tidak begitu asing. Kalau Jimi dan Saga tersenyum paksa, maka ekspresi murung yang ditunjukkan orang ini. Haska sangat ingin menyapanya.
VDANMINT terbentuk tanpa sengaja. Saat ini, siapa pun yang membuka YouTube dan mengetik di kolom pencarian tentang rekomendasi make-up, bisa dipastikan urutan pertama adakah kanal VDANMINT. V adalah Ve dan MINT adalah Jimi. Terbentuknya mereka, dengan Haska sebagai manajer, bisa dibilang ajaib. Ve yang lebih dulu terjun di dunia review produk. Respons pertama tidak bisa dibilang bagus, bahkan sangat buruk. Banyak yang mencibir kenapa laki-laki harus merawat wajah, memilih lip balm yang tepat, rutin memakai sheet mask, dan lain sebagainya. Sebab, banyaknya anggapan kalau yang boleh melakukan itu hanya perempuan. Jebakan stereotip yang menyebalkan.
Ve dan Jimi mempunyai jenis kulit berbeda, bibir yang berbeda, dan banyak perbedaan lain. Maka, ketika kanal yang dulu hanya memunculkan satu sudut pandang, bergabungnya Jimi membuat bahasan lebih luas. Bukti terkenalnya VDANMINT sudah dialami Ve yang malah menjadi artis di pernikahan rekan kerjanya.
Apa tidak ada kekhawatiran tentang respons penggemar kalau “idola” mereka menikah? Satu bulan sebelum hari ini, Jimi sudah memberi bocoran di siaran langsung Instagram tentang statusnya yang sebentar lagi berubah. Ada yang tidak setuju, ada yang sangat mendukung. Itu tidak begitu dipikirkan. Pro dan kontra bukan yang pertama mereka alami. Bahkan hujatan keterlaluan sudah pernah dilalui Ve yang membuat kanal mereka lebih besar dan dikenal luas. Siapa tahu, kan, dengan Jimi menikah juga akan membuat VDANMINT makin terkenal?
Jimi, aku minta maaf harus pulang duluan. Banyak yang minta selfie. Aku lelah.
Aku urus kerja sama produk. Sebel banget kenapa harus hari ini. Sori nggak bisa sampai acara selesai.
Pesan pertama dari Ve, pesan kedua dari Haska. Jimi tidak membalas, hanya mengunci ponselnya lagi dan memasukkan ke dalam saku celana. Dia dan Saga sedang kembali ke ruang ganti untuk bersiap meninggalkan gedung, menuju rumah mereka.
“Jimi. Jimi Swastika.”
Jimi menoleh, dikira itu panggilan untuknya.
“Apa? Nggak usah teriak bisa, nggak? Ya! Kirim tautannya biar aku cari tahu sendiri. Hei, jangan mengejekku begitu! Oke. Hm … ya … aku akan segera pergi. Nanti aku hubungi lagi.”
Saga menutup sambungan telepon, lalu menoleh ke samping karena merasa ada yang mengawasi. Dia cukup terkejut karena Jimi sejak tadi menatapnya.
“Hm. Udah siap?”
Jimi mengangguk. Mereka sama-sama menarik napas panjang, lalu mengembuskan. Saga dengan ragu dan kikuk menggerakkan lengan, lalu dengan tak kalah canggung Jimi meraihnya: membuat mereka bergandengan dan tersenyum lebih tulus menghadapi tamu untuk terakhir kalinya.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
