
Rafael berniat ingin menggendong tubuh Zahira, namun Rafael hampir terjatuh karena dengan tiba-tiba Zahira menarik kemejanya.
"Tolong aku Raf!" pinta Zahira menatap sayu Rafael.
"Iya, Zahira."
"Touch me Rafael!" ucap Zahira dengan suara sensual.
Rafael tidak bisa menahan diri lagi, ia sebenarnya ingin menggendong Zahira ke kamar mandi dan mengguyurkan air dingin supaya Zahira sadar. Namun, ia juga seperti telah dipenuhi kabut nafsu.
Dengan cepat Rafael melumat bibir Zahira, ia melumatnya dengan agresif seperti ingin memakannya.
Malam ini Zahira memakai short dress selutut berwarna merah maroon dengan kerah yang berbentuk v neck. Polesan make up minimalis dan tidak terlalu mencolok dengan model rambut messy bun yang menampilkan leher jenjangnya membuat Zahira terlihat cantik.
Zahira melangkahkan kakinya di lobi apartemen. Zahira berjalan sambil memainkan ponselnya membalas pesan dari Rafael. Tapi tak sengaja ada seseorang yang menabraknya dan ponselnya pun jatuh di lantai.
"Maaf nona aku tak sengaja," ucap seseorang yang menabrak Zahira kemudian mengambil ponsel Zahira yang tergeletak di lantai.
"Ahh tidak apa-apa," balas Zahira.
Lelaki itu pun berdiri setelah mengambil ponselnya dan menyodorkan ponselnya ke Zahira.
Satya tertegun. "Zahira itu kau?"
Zahira memicingkan matanya. "Kenapa kau ada disini?"
Zahira melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Satya. "Satya, kenapa kau bisa ada disini?" ulangnya.
Satya tak menyadari bahwa dia sudah tertangkap basah memperhatikan Zahira.
"Mmm Zahira. Kau mau kemana?"
Bukannya menjawab, Satya malah berbalik tanya.
"Aku mau pergi ke pesta."
Satya mengerutkan keningnya. "Pesta?"
"Zahira!" Suara bariton dari belakang menginterupsi keduanya.
"Kau sudah siap?" tanya Rafael setelah mendekat ke mereka.
Rafael dan Satya saling pandang. "Kau?" tunjuk Satya.
"Aku Rafael, bukankah kita pernah bertemu sebelumnya?"
Satya menganggukan kepalanya. Kemudian menatap Zahira. "Ponselmu rusak aku akan menggantinya nanti."
"Sebenarnya ada apa?" tanya Rafael.
"Aku tak sengaja menabrak Zahira dan ponselnya jatuh," sahut Satya.
"Tak apa Satya aku juga ceroboh karena berjalan sambil memainkan ponsel."
"Jadi kau ingin pergi ke pesta bersama Rafael?" tanya Satya.
"Iya, kau ngapain kesini?"
"Sebenarnya aku ingin mengajakmu makan malam. Tapi karena kau ingin pergi bersama Rafael mungkin lain kali saja."
"Ya sudah kalau begitu aku pamit. Silahkan lanjutkan apa yang ingin kalian berdua lakukan," pamit Satya.
Rafael dan Zahira saling pandang. Namun setelahnya Rafael membuang pandangannya ke arah lain.
"Satya itu kekasihmu ya?" tanya Rafael setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil.
Rafael merasakan jika Satya tak menyukai kehadiran dirinya. Satya seperti merasakan api cemburu saat Rafael mendekati Zahira. Jika Rafael bertanya hubungan dengan Satya. Zahira hanya mengatakan sebatas teman, hanya saja Satya telah mengenal Zahira lama. Rafael yakin jika sebenarnya terjadi sesuatu diantara mereka. Entah itu sekarang, atau masa lalu yang belum selesai.
"Dia bukan kekasihku."
"Tapi dia terlihat menyukaimu."
"Ya, dia memang seperti itu dari dulu."
"Lalu, apa kau mempunyai kekasih Zahira?"
"Aku tidak mempunyai kekasih."
***
Setelah hampir satu jam, akhirnya mobil Rafael sampai di sebuah kawasan perumahan elit di Jakarta Pusat.
Saat memasuki halaman kediaman itu, mulut Zahira menganga tak percaya melihat megah dan mewahnya rumah bak kastil.
Sungguh, Zahira baru pertama kali melihat rumah semewah ini. Rumah mewah ini bahkan lebih cocok disebut kastil. Apa pemiliknya seorang pangeran seperti di negeri dongeng? Sebenarnya apa pekerjaan teman Rafael sehingga memiliki rumah sebesar ini? Apa dia seorang CEO juga. Apa rumah Rafael juga megah seperti ini? Entahlah, Zahira bahkan belum pernah diajak ke rumahnya.
"Kita sudah sampai, ayo turun!" seru Rafael.
Zahira menganggukkan kepala kemudian turun dari mobil.
Rafael kemudian menggandeng tangan Zahira. Zahira sempat tertegun, jantungnya berdegup kencang karena tiba-tiba Rafael menggandeng tangannya. Tapi sebisa mungkin Zahira berusaha santai.
Saat masuk ke dalam Zahira berdecak kagum melihat mewahnya pesta.
"Hello Rafael!" sapa lelaki tampan yang tiba-tiba datang. Lelaki tersebut berwajah bule dengan bola mata berwarna biru.
"Hai Victor!" balas Rafael.
"How are you Rafael?" tanya Victor.
Rafael dan Victor pun berpelukan sambil tertawa.
"Baik-baik, bagaimana dengan kau?"
Kemudian Rafael melepaskan pelukannya.
"I'm fine, thank you. And who's he?" tanya Victor sambil menatap Zahira kebingungan.
"Ini temanku namanya Zahira. Zahira kenalin ini Victor rekan bisnisku."
Victor mengulurkan tangan kanannya. "Victor," ucapnya tersenyum ramah memperkenalkan diri.
"Zahira," balas Zahira tersenyum menjabat uluran tangan Victor.
"Where is Jelena really?" tanya Victor.
"Sedang di Dubai, acara fashion show."
Bahkan pertunangan Rafael dan Jelena sudah tersebar luas. Zahira merasa ia sudah menjadi orang ketiga. Setelah ini Zahira berjanji akan menjaga jarak dengan Rafael apapun caranya. Termasuk tidak mengiyakan ajakan Rafael.
"Ayo Rafael, Zahira, kita ke dalam!" ajak Victor.
Kemudian mereka pun berjalan masuk ke dalam bersama dengan para tamu yang lainnya.
"Rafael, Zahira, please enjoy the party I'm staying for a while."
"Thank you," ucap Rafael.
Victor pun meninggalkan mereka berdua kemudian terlihat menyambut tamu yang lainnya.
"Zahira, Victor itu yang mengadakan pesta ini," ucap Rafael.
"Mewah sekali pestanya," puji Zahira.
"Ya, dia seorang bule yang tinggal di Indonesia. Dia berasal dari Denmark," jelas Rafael.
Zahira sempat merasa tidak percaya diri dengan penampilannya. Padahal ia sudah berusaha semaksimal mungkin dandan dan di bantu dengan Iren. Tetapi tamu-tamu yang lainnya terlihat lebih cantik. Mungkin memang tamunya dari kalangan atas. Zahira juga tidak mungkin bisa datang di pesta mewah ini jika tidak diajak Rafael.
"Cari minum yuk!" ajak Rafael dan di jawab anggukan oleh Zahira.
Akhirnya mereka pun menuju ke meja yang menyediakan makanan dan minuman.
Rafael mengambil white wine, dan Zahira mengambil red wine.
Selanjutnya ada beberapa orang dengan jas hitamnya yang menyapa Rafael dan Zahira, akan tetapi setelah itu mereka pun terlihat obrolan santai dengan Rafael yang Zahira ketahui membicarakan tentang bisnis.
Zahira pun merasa di kacangin oleh Rafael. Ia pun merasa jenuh, Zahira menghela nafas lelah. "Rafael, aku ke toilet sebentar ya," bisik Zahira.
"Biar ku antar."
"Tidak perlu, aku bisa menanyakan kepada pelayan."
Kemudian Zahira pun merasa lega setelah pergi dari pembicaraan yang sama sekali tidak Zahira pahami.
Ia melangkahkan kakinya menuju toilet berniat ingin buang air kecil.
Setelah masuk ke toilet Zahira sempat berdecak kagum dengan toilet rumah ini seperti di hotel bintang lima.
Kemudian Zahira pun keluar, tetapi tiba-tiba Zahira terlonjak kaget karena ada seorang pria yang menghadangnya.
"Hai cantik mau kemana?" sapa lelaki tersebut.
"Permisi saya mau keluar."
"Temani aku sebentar aja yuk." Seringai lelaki tersebut.
Zahira merasa ketakutan, bulu kuduknya meremang. Ia merasakan hawa panas di sekitarnya.
"Maaf, tidak bisa saya sudah ditunggu teman saya di depan."
"Sebentar saja." Lelaki tersebut mendekat dengan seringainya.
Zahira panik, ia memundurkan langkahnya kebelakang. Zahira merasa lelaki tersebut mabuk karena bau alkohol yang menyengat masuk ke indra penciuman Zahira.
"Tidak perlu takut, kau akan menikmatinya nanti."
Dengan segera Zahira memberanikan diri mendorong lelaki tersebut dengan keras. Lelaki tersebut jatuh tersungkur. Zahira langsung berlari keluar dari toilet.
"Syukurlah," ucap Zahira terengah-engah setelah keluar dari toilet.
Dari kejauhan terlihat Rafael masih mengobrol dengan rekan bisnisnya. Zahira merasa jenuh, ia pun mengurungkan niatnya mendekati Rafael.
Tiba-tiba ada seorang waiters yang menawari minum. Zahira pun menolak karena ia tadi sudah minum.
"Kau tidak terbiasa minum?" Suara berat dari belakang membuat Zahira menoleh.
"Aa … aakuu tadi sudah minum."
"Minuman ini enak," sahut lelaki tersebut.
"Kau harus mencobanya."
Zahira merasa sungkan, tetapi ia pun akhirnya mengambil minuman yang di bawakan waiters.
Lelaki tersebut tersenyum. "Cheers!"
Perasaan Zahira tidak enak, tetapi ia tetap meminum minumannya. Ia berharap tidak akan terjadi apa-apa.
"Enak?" tanya lelaki tersebut dan di jawab anggukan oleh Zahira.
"Siapa namamu?"
"Zahira," ucap Zahira.
"Nama yang bagus," puji lelaki tampan tersebut.
"Kesini sama siapa?"
"Temanku."
Lelaki tampan tersebut terkekeh. "Aku kira dengan kekasihmu."
"Aku tidak memiliki kekasih."
"Mustahil wanita secantik dirimu tidak memiliki kekasih," goda lelaki tampan tersebut.
Zahira tiba-tiba merasa pusing, ia pun menunduk sembari memegangi kepalanya yang terasa pening.
"Kenapa?" tanya lelaki tersebut sambil memegang lengan Zahira.
"Aku merasa sedikit pusing."
"Kalau begitu istirahat saja."
Lelaki itu pun membawa Zahira menuju ke lift. Rumah mewah milik Victor ini tak heran jika ada liftnya. Kamarnya pun juga banyak bak hotel bintang lima.
"Aku merasa sangat panas," ucap Zahira mengibas-ibaskan tangannya ke wajah.
"Mana yang panas?"
"Semuanya, aku merasa … hah panas." Nafas Zahira terengah.
Tubuh Zahira semakin terasa panas, dan seluruh inti tubuhnya terasa berkedut kencang.
Lift kemudian sampai di tempat yang dituju. Lelaki tersebut kemudian menggendong Zahira bak princes keluar dari lift dan melangkahkan kakinya menuju salah satu kamar.
Zahira kemudian diturunkan ke ranjang king size berwarna putih.
Pikiran Zahira tidak waras, yang Zahira inginkan adalah kepuasan.
Zahira menatap sayu lelaki di hadapannya.
"Apa yang harus aku lakukan agar tubuhmu tidak panas?" tanya lelaki tersebut.
"Ahh ... aa ... akuuu." Nafas Zahira tersenggal.
"Katakan!"
Zahira menggelengkan kepalanya. Ia merasa tubuhnya sangat panas. Padahal ac di dalam ruangan cukup dingin.
"Apa hmm?" ucap lelaki tersebut dengan suara paraunya dan mengusap pipi Zahira sensual.
Zahira tidak mengetahui bahwa minuman wine yang dibawa waiters tadi telah dicampur obat perangsang wanita. Dan sekarang obat perangsang itu sudah bekerja.
Zahira berusaha melepas pakaiannya sendiri. Lelaki tersebut tersenyum licik. "Biar ku bantu."
Kini dress merah maroon Zahira terlepas menyisakan bra dan celana dalam berwarna merah.
"Masih panas?" tanya lelaki tersebut.
Zahira menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba Zahira memegang tengkuk lelaki tersebut.
Lelaki tersebut memajukkan wajahnya berniat ingin mencium bibir tipis Zahira.
Saat akan menempel tiba-tiba ada seorang lelaki yang menarik kemejanya dari belakang.
"Brengsek!" umpatnya dan langsung meninju pipi tampan lelaki tersebut.
"Rafael …," lirih Zahira yang melihat Rafael datang. Walaupun wajah Rafael samar-samar tetapi Zahira menyadari yang datang adalah Rafael.
"Brengsek kau, bajingan!" Rafael menarik tubuh lelaki tersebut kemudian menindih tubuhnya dan menonjok wajah lelaki tampan tersebut tanpa ampun.
"Kendalikan emosi anda Pak!" Lerai rekan bisnis Rafael yang menemani Rafael mencari Zahira.
Kemudian Rafael bangkit dan menyuruh rekan bisnisnya membawa lelaki tersebut keluar sebelum emosinya memuncak.
Rafael lalu mendekati Zahira yang tergeletak tak berdaya di ranjang.
"Zahira kau tidak apa-apa?"
"Rafael panas …." ucap Zahira menatap sayu Rafael.
Kemudian Zahira berusaha melepaskan bra nya. "Apa yang kau lakukan Zahira?"
Dengan tiba-tiba Zahira meremas-remas payudaranya. "Hentikan Zahira! Apa yang kau lakukan? Apa yang sebenarnya terjadi?" Tubuh Zahira menggeliat seperti cacing kepanasan.
Kemudian Rafael pun menyadari bahwa Zahira telah dijebak meminum minuman yang telah dicampur obat perangsang.
"Brengsek!" umpat Rafael.
Tanpa diduga Zahira tiba-tiba menarik tengkuk Rafael dan mencium rakus bibirnya.
Rafael menarik diri dan mengambil nafas banyak-banyak, ia terlalu tercengang ketika Zahira dengan tiba-tiba menciumnya.
"Sadar Zahira sadar!" Rafael menepuk-nepuk pipi Zahira.
"Kita ke kamar mandi, kau butuh air dingin untuk menyadarkanmu."
Rafael berniat ingin menggendong tubuh Zahira, namun Rafael hampir terjatuh karena dengan tiba-tiba Zahira menarik kemejanya.
"Tolong aku Raf!" pinta Zahira menatap sayu Rafael.
"Iya, Zahira."
"Touch me Rafael!" ucap Zahira dengan suara sensual.
Rafael tidak bisa menahan diri lagi, ia sebenarnya ingin menggendong Zahira ke kamar mandi dan mengguyurkan air dingin supaya Zahira sadar. Namun, ia juga seperti telah dipenuhi kabut nafsu.
Dengan cepat Rafael melumat bibir Zahira, ia melumatnya dengan agresif seperti ingin memakannya. Bibir ranum milik Zahira sangat menggoda, ia tidak bisa mengendalikan nafsunya yang sudah di ubun-ubun. Tangan Zahira pun meremas-remas rambut belakang Rafael. Sesekali menekan tengkuknya agar memperdalam ciuman mereka.
Kemudian Rafael melepaskan bra dan celana dalam Zahira. Kini Zahira telah telanjang bulat. Rafael melepaskan kemeja yang ia pakai dan hanya tersisa celananya.
Ia mengecup pipi Zahira kemudian turun mengecup tengkuk Zahira, menggigitnya, meninggalkan jejak bekas merah kehitaman. Sambil terus mengecupi tengkuk Zahira, tangan Rafael meremas-remas payudara Zahira sambil memainkan putingnya.
Kemudian Rafael memasukkan puting Zahira ke mulutnya. Rafael memejamkan matanya, menikmati dirinya mengulum buah dada Zahira. Mata Zahira terpejam dan mulutnya terbuka mengeluarkan desahan nikmat.
Kemudian Rafael melepaskan celana dan tak menyisakan apapun lagi. Keduanya telah telanjang bulat, dengan segera Rafael melakukan hal yang lebih ke Zahira, ia memposisikan kejantanannya di kewanitaan Zahira. Ia mengusap-usap pelan kejantannya ke kewanitaan Zahira yang berkedut kencang. Membuat wanita di bawahnya terengah menahan gairah. Tak menunggu lama Rafael segera melesakkan kejantanannya ke kewanitaan Zahira yang basah. Zahira mendesah nikmat, di bawah sana terasa penuh.
Rafael mengerang sambil meremas bergantian payudara Zahira yang bergoyang seiring dengan hujaman Rafael pada tubuhnya.
Zahira memejamkan matanya, namun sesekali membuka mata menatap Rafael yang terus menghujam miliknya keras.
Kejantanan Rafael terasa makin dijepit kencang, Rafael lalu menundukkan tubuhnya, ia mengulum bibir Zahira yang merah menggoda. Bersamaan dengan itu Zahira merasakan semburan hangat dari kejantanan Rafael pada kewanitaannya.
Keduanya pun lepas kendali dan berakhir melakukannya lagi seperti malam pertama kali mereka bertemu.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
