
Ini adalah sambungan dari cerita sebelumnya di part 1.
Mendapat bantuan disaat diperlukan memanglah sangat beruntung,Pak Ziken yang datang entah dari mana membantu keempat pemuda untuk menumpang dirumahnya semalam. Agar suasana menjadi hidup,mereka saling bercengkrama didalam mobil milik Pak Ziken.
Silvi yang paling banyak bertanya, melontarkan pertanyaan terakhirnya kepada Pak Ziken,namun dijawab dengan jawaban yang membuat teman lainnya terkejut,itu adalah Izar. Izar sangat peka dibanding ketiga temannya.
Lantas,bagaimanakah Izar memberitahu teman-temannya itu..?
Malam yang sunyi
Menemani mereka saat sampai disebuah rumah sederhana milik pak Ziken. Dari luar,rumah tersebut kelihatan sudah sangat lama dan jarang dirawat,yah itu memang wajar sih mengingat pak Ziken tinggal seorang diri disini,dia sempat mengatakannya tadi di mobil bahwa dia hidup sendirian dirumahnya.
“Nah,ini rumah bapak. Memang tidak mewah tapi cukup untuk beristirahat,mari masuk duduk dulu” ucap pak Ziken mempersilahkan keempat pemuda itu.
“Terimakasih pak.” Balas mereka bersamaan
Sementara pak Ziken pergi ke dapur untuk mempersiapkan minuman
Mereka ber-empat duduk diruang tamu untuk melemaskan otot-otot mereka,berjalan kurang lebih 1 jam ternyata membuat Silvi dan Lia sangat lelah. Sambil beristirahat,Andra mencoba mengoperasikan handphone miliknya tapi tetap saja tidak ada sinyal,mungkin itu karena mereka jauh dari pusat kota. Disisi lain,Izar masih diam saja sambil menatap ke atas rumah,seperti sedang memikirkan sesuatu yang terlewatkan olehnya namun dia masih belum mendapatkan jawabannya.
“Anak anak,ini minuman untuk kalian. Kalian pasti sangat lelah.” ucap pak tua itu sambil membawakan minuman untuk mereka
“Duhh,jadi ngerepotin pak..” balas Lia
“Gapapa kok dek,bapak juga sudah biasa memberikan minuman buat mereka. Kalo gitu,bapak mau ke kebun dulu ya,ada buah yang matang sepertinya” balas pak tua itu yang langsung pergi meninggalkan mereka.
Setelah mereka minum dengan cukup terburu buru,mereka berbaring sebentar
Silvi dan Lia yang membawa camilan langsung membuka dan memakannya,berbeda dengan Andra yang sudah terlebih dulu tertidur di kursi milik pak tua itu. Lagi lagi Izar masih dalam kondisi yang sama,berpikir keras dan mencoba mengingat perjalanan mereka sebelum sampai dirumah milik pak tua ini. Menurutnya,percakapan mereka dengan pak tua ketika berada di mobil ada yang janggal dan menganggu pikirannya,baru saja ketika Izar ingin bertanya pada Silvi,si Andra terjatuh dari kursi dan bangun dengan setengah sadar.
“Ehh Andra! kamu ngapain sih?!” bentak Lia yang terkejut
“Maaf maaf,aku ngantuk banget” balas Andra yang berdiri dengan badan sempoyongan.
Izar mencoba membantu temannya yang ngantuk itu,ketika temannya berhasil duduk,ia kembali diam memikirkan hal yang tadi ia pikirkan.
“Zar,kamu mikirin apa sih? kok daritadi diem terus kaya lagi mikir sesuatu” ucap Andra yang tampaknya sudah sadar dari tidurnya
“Kalian ngerasa ada yang aneh ga sih?” balas Izar dengan nada datar
“Aneh gimana? Ga ada yang aneh aneh kok daritadi” ujar Silvi
“Iya sama” sambung Lia
“Ini loh,kenapa roda travel tadi bisa kempes padahal ga ada paku atau benda lainnya” lanjut Izar menjelaskan
“Oh itu,mungkin aja rodanya terlalu lama terus lupa diganti,kan supirnya mungkin sibuk” ucap Lia yang memang sudah biasa dengan urusan travel
“Terus,inget ga tadi pak supir bilang kalo mau nunggu kendaraan yang lewat buat minta tolong,harusnya kan dia minta tolong pak Ziken,karna jalurnya sama.” jelas Izar kepada teman temannya
“Oh iya,bener juga. Kalo gitu,kita ga bakal ketemu sama pak Ziken dan minta bantuannya.” sambung Lia yang mulai paham apa yang Izar bicarakan
“Ah,itu halusinasi kamu aja mungkin zar,bisa jadi pas mobilnya pak Ziken lewat pak supir travelnya lagi ketiduran..” ucap Andra
Silvi yang hanya diam saja mulai merasakan ketakutan,apa yang dikatakan Izar memang ada benarnya jugaMalam semakin larut,suara jangkrik mulai bermunculan,Silvi yang ingin ikut memberikan pendapat tentang kejadian yang mereka alami mendadak berhenti,ketika pak Ziken kembali dari kebun dengan membawa buah semangka yang cukup besar.
Pak Ziken yang kembali dari kebunnya dengan membawa buah semangka itu paham bahwa keempat pemuda yang tadi ikut bersamanya pulang sudah sangat lelah dan ingin beristirahat. Pak Ziken menawari mereka untuk istirahat didalam kamar,ada 3 kamar dirumah ini,termasuk kamar milik pak tua itu. Keempat pemuda itu lantas memasuki kamar yang ditunjuk pak tua tadi,kamar mereka dibedakan menjadi kamar laki laki dan kamar perempuan.
Lia dan Silvi yang berada di satu kamar langsung membersihkan dan menata tempat itu,yah namanya jarang dipakai jadi wajar jika agak sedikit kotor dan berantakan. Setelah beberapa menit mereka membersihkan tempat tersebut,mereka langsung berbaring dikasur yang terasa nyaman setelah dibersihkan.
Dikamar lain,Andra dan Izar juga bekerja sama membersihkan tempat istirahat mereka sebelum mereka gunakan untuk melepas penat disepanjang hari ini. Ketika selesai,mereka berdua saling berbincang dan membahas apa yang akan dilakukan esok hari. Izar sedikit membahas lagi keanehan tadi,dia menjelaskan kepada Andra bahwa tidak hanya itu saja hal aneh yang ia rasakan.
“Ndra,gimana si menurut kamu tentang pak Ziken itu?” tanya Izar
“Pak Ziken? biasa aja tuh,baik orangnya,dia juga udah nolongin kita. Emang menurut kamu gimana?.” tanya Andra bingung
“Agak aneh sih. Inget ga waktu di mobil,pas Lia bilang minta maaf karna Silvi banyak tanya. Pak Ziken jawab dia udah biasa ditanyain sama mereka waktu masih hidup,maksudnya gimana coba sama kata waktu masih hidup??” ucap Izar mencoba menjelaskan kejadian anehnya secara runtut
“Oh iya bener juga,tadi aku juga denger gitu zar. Aku baru sadar,kira kira apa maksudnya ya..” balas Andra yang mulai mengingat percakapan mereka di mobil si pak tua itu.
Tak lama setelah mereka berdua membicarakan kejadian anehnya,terdengar suara gesekan dua besi kasar dari arah luar rumah,suara itu tepat terdengar jelas dibelakang kamar Andra dan Izar. Dan ketika mereka ingin pergi mengeceknya, tiba tiba..
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
