
Deskripsi
Halo. Untuk cerita kali ini, aku mau bahas issue yang sering aku angkat, yaitu tentang Mental Health. Aku sering ngangkat issue ini, karna as far as i know, kesehatan mental ini adalah sesuatu yang penting dalam keseharian kita, tapi seringkali terabaikan.
Padahal kenyataannya banyak masalah yang kita hadapi, akarnya ada di kesehatan mental kita, akan tetapi kita sering tidak sadar. Akhirnya, masalah itu kalo dianalogikan seperti "air di gentong yang terus di isi, tapi tidak ada saluran keluarnya,...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya
“Mereka Mencoba Berteman Dengaku..”
4
0
PART 1 : “Aku punya firasat buruk..” Sebuah kisah nyata yang diambil dari pengalaman seseorang yang mencoba peruntungannya dengan bekerja ke luar negeri.Di awal tahun 2017, sebut saja Eci, seorang wanita dari kota Bandung berusia 25 tahun kala itu, mencoba peruntungannya lagi dengan mencoba apply pekerjaan yang ditawarkan salah satu temannya, sebut saja Dinda. Sebelumnya Eci juga pernah belajar dan bekerja di negara tersebut pada tahun 2011. Kemudian ia melanjutkan perjalanan hidupnya lagi dengan bekerja di beberapa perusahaan di tanah air. Namun, dengan rasa kurang puas hati dengan pekerjaan di perusahaan itu, ia mencoba mencari pekerjaan lain yang pada akhirnya mendapat tawaran tersebut. Pekerjaan yang di tawarkan ini bergerak di bidang wedding planner. Tentu saja dengan persyaratan wajib bisa berbahasa inggris, karena CEO dari perusahaan tersebut dari Taiwan yang membuka usaha dan memiliki 3 cabang workshop, 2 di Malaysia yaitu di Kuching kepulauan Sarawak dan Petaling, Kuala Lumpur. Sementara 1 cabang lagi ada di kota Taiwan negara asalnya. Mereka sedang membutuhkan karyawan untuk di tempatkan di cabang Kuala Lumpur, Malaysia. Eci merasa ini adalah peluang ia untuk menggapai impiannya. Dengan berbagai pertimbangan, Eci akhirnya memutuskan untuk mengambil tawaran pekerjaan tersebut. Tentu saja, keluarga dengan sangat berat hati mengijinkan karena tidak ada lagi yang bisa menahan tekad bulatnya untuk merantau kembali ke negara yang sebelumnya ia tempati. Termasuk kekasih Eci, yaitu Amar. Eci dan Amar telah menjalin hubungan sejak tahun 2014. Kala itu, Amar pun tak dapat lagi menahan keinginan kuat Eci yang ingin menerima tawaran pekerjaan itu. Amar adalah anak indigo sejak kecil. Pertemuan pertamanya dengan Amar pun ketika itu mereka mengikuti kegiatan Wisata Mistis para anak-anak indigo. Akhirnya, pada bulan Februari 2017, Eci mempersiapkan diri untuk kepergiannya ke negara tersebut. Mulai dari passport, hingga persiapan lain seperti memberikan surat resign ke perusahaan yang ia bekerjan selama 1 tahun terakhir. Sebelum melepas kepergian Eci, Amar sang kekasih, ingin menghabiskan liburan bersama. Amar pun mengajak Eci berlibur ke Pantai, kala itu menjadi hadiah ulang tahun Eci yang belum sempat Amar berikan. Ya, Eci yang berulangtahun di bulan Desember, namun Amar belum sempat memberikan hadiah apapun pada hari ulangtahunnya.Mereka menghabiskan waktu bersama selama 2 hari di Pantai. Sampai pada pada waktunya tiba, 13 February 2017, adalah hari kepergiannya ke Malaysia. Eci diantar ke bandara oleh sang Ibunda, beserta 2 kakaknya dan juga Amar sang kekasih.Terlihat raut wajah kesedihan dari mereka yang mengantar Eci, terutama Amar. “Jangan telat makan, jangan tinggalin solat disana. Harus bisa jaga diri disana ya, jangan keras kepala ketika di omongin sama orang disana”Ucap sang Ibunda sambil memeluk dan menahan tangis, dengan lembut membelai kepalanya. Eci meneteskan air mata ketika itu, melihat wajah orang-orang yang menyayangi Eci melepaskan kepergiannya. Tak terkecuali juga dengan Amar sang kekasih. Namun Amar berniat ketika nanti akan sesekali mendatangi Eci ke negara tetangga tersebut. Mungkin itu yang membuat Amar berbesar hati melepas kepergian kekasihnya.“Kamu disana jangan telat makan ya, jaga kesehatan, jangan nakal ya” ucap Amar seraya mengantar kepergian kekasihnya.“Iyaa, kamu juga jangan telat makan, rajin kabari aku. Jangan nakal disini, janji ya kamu cepetan nabung buat nyusul aku ke sana” Jawab Eci menenangkan kekasihnya yang terlihat pucat dan sayu tidak seperti biasanya.Waktu terus berjalan, waktunya boarding pass telah tiba.“Dah, Ma, Kak, Yaang.. Aku pergi dulu” Sambil melambaikan tangan ke arah mereka, Eci berlari memasuki pintu masuk untuk melakukan check in tiket.Tapi jalan hidup berkata lain. Inilah awal dari perjalanan buruk dalam hidup Eci yang tidak akan pernah ia lupakan. Seperti halnya firasat yang dirasakan oleh Amar. Hal-hal buruk terjadi yang mempengaruhi mental Eci, yang dikenal sebagai wanita kuat dan cerita.Berawal dari ditempatkannya di cabang Kuching, kepulauan Sarawak. Ya, Eci memang semula akan in charge di KL, namun Eci harus melakukan trainee di cabang terlebih dahulu sebelum ditempatkan di cabang KL. Flight dari kota tempatnya tinggal menuju ke Kota Kuching tersebut membutuhkan 2 kali penerbangan pesawat yaitu transit di KL kemudian lanjut flight ke-2 menuju Kuching Airport. Selumnya Eci sudah berkordinasi dengan pihak perusahaan wedding planner tersebut. Termasuk membelikan tiket pesawat dari Indo ke Kuching. Mereka menginformasikan bahwa sesampainya di Kuching Airport, Eci akan dijemput oleh salah satu PIC cabang disana, sebut saja Miss Yuan.Miss Yuan menjabat sebagai supervisor cabang Kuching, Sarawak, Malaysia. Dialah yang dipercayakan oleh CEO perusahaan tersebut untuk mengurus segala kebutuhan Eci selama trainee disana. Selama perjalanan, rasa excited dan juga gugup bercampur dirasakan Eci. Sesampainya di KLIA Airport, kemudian ia pergi ke bagian informasi untuk menanyakan flight ke-2 nya, yaitu menuju Kuching kepualauan Sarawak, Malaysia. Eci berjalan menyusuri bandara KLIA Airport, sambil melihat arah menuju gate untuk flight tersebut. Lalu Eci mampir ke salah satu toko kartu perdana untuk membeli sim card provider Malayisa agar bisa memberi kabar ke pihak wedding planner tersebut dan juga memberi kabar ke keluarga Eci dan juga Amar. “Sayang, aku udah sampe KL ya, ini mau ke gate berikutnya buat flight ke Kuching. Nanti aku telfon lagi ya.”Ucap Eci melaui telfon whatsapp dengan Amar. “Alhamdulillah, kamu baik-baik aja kan? Yaudah kabarin terus kalo udah sampe Kuching ya.”Jawab Amar dengan sedikit lega karna telah mendengar kabar dari kekasihnya.Tak lupa Eci pun menelfon sang Kakak yang sedang bersama Ibundanya. Terdengar suara ibu yang senang mendengar kabar Eci.“Alhamdulillah, hati-hati disana. Kabarin lagi kalo udah sampe tujuan ya. Mama selalu berdoa disini, nak.” Ucap sang Ibunda yang sedari tadi menunggu kabar dari Eci. PART 2: “Kemunculan sang penghuni..” Sore hari, sampailah Eci di Kuching Airport dan bertemu dengan Miss Yuan. Sambil melambaikan tangan dan tersenyum, Miss Yuan seorang wanita berusia sekitar 30 tahun itu menyapa Eci dengan ramah.“Halo, bagaimana perjalanan kamu? Perkenalkan saya Yuan, senang bertemu denganmu, Eci” Ucap Miss Yuan sambil menjabat tangan Eci. “Halo, Miss Yuan, terimakasih sudah datang menjemput. Akupun senang bertemu denganmu, Miss” Jawab Eci dengan tersenyum malu yang juga masih merasa gugup.Lalu Miss Yuan menambahkan, “Kamu sudah selesai ambil barang-barang bagasimu? Kalau sudah kita lanjut ke workshop. Saya sudah memesan taksi” Lalu Eci pun menjawab “Oh, ya. Saya sudah selesai mengambil semua barang-barangku. Kita bisa pergi sekarang, Miss” Kemudian mereka lanjut menaiki mobil taksi yang sudah menunggu sebelumnya. Selama perjalanan Miss Yuan banyak bertanya ke Eci. Terlihat mencairkan suasana agar Eci tidak merasa canggung. Setelah perjalanan selama 1,5 jam, sampailah mereka ke workshop tersebut. Disana sudah ada 1 orang staff bernama Miss Cindy dan juga CEO wedding planner tersebut, bernama Mr. Lucky. Mereka biasa memanggil pria tersebut dengan panggilan Lucky Sir.“Halo selamat datang Eci, apakah semua baik-baik saja? Ini ada Miss Cindy, silahkan kalian berkenalan” Sapa Lucky Sir ke Eci yang baru masuk ruangan tersebut.Lalu Eci dan Miss Cindy saling menyapa. Berbeda dengan Miss Yuan, Miss Cindy terlihat agak sedikit jutek ketika bertemu dengan Eci. “Hai Miss Cindy, perkenalkan aku Eci, mohon bimbingannya ya.” Ucap Eci menyapa Miss Cindy dengan ramah. Miss Cindy hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Lucky Sir ini terlihat seperti boss yang tegas, namun ramah dan perhatian terhadap karyawannya. Terlihat dari cara Lucky Sir menyapa dan memperlakukan Eci bukan seperti orang asing. Tak lama mereka berbincang, datanglah 3 orang team dari KL datang. 2 orang wanita Miss Alice dan Miss Jenny, dan 1 orang pria bernama Mr. Desta. Mereka terlihat sebaya dengan Miss Yuan.Lalu kami pun semua memperkenalkan diri dan saling menyapa. Mereka semua begitu ramah terhadap Eci. “Besok, 14 february 2017, akan kita akan ikut salah satu event di Mall sini. Itulah kenapa team KL datang. Besok kamu ikut gabung ya. Kamu akan banyak belajar disana sebelum di tempatkan di KL”.Ucap Lucky Sir ke Eci pada saat briefing.“Baik, saya akan banyak belajar. Semuanya mohon bimbingannya.” Jawab Eci dengan lugu. Setelah itu, mereka semua termasuk Eci bergegas menuju venue untuk loading in persiapan event besok. Semua properti seperti meja, banner, backwall dibawa ke venue. Sesampainya di venue, semuanya terlihat sibuk menata meja. Tidak terkecuali dengan Eci yang berusaha membantu dan mengerjakan apa yang ia bisa. Setelah persiapan selesai, mereka semua makan bersama di salah satu resto terdekat. Sekitar pukul 23.00, sampailah mereka semua kembali ke workshop. Workshop ini adalah rumah yang sangat besar. Dijadikan sebagai kantor, sekaligus tempat mess Eci atau pun team dari KL tinggal, termasuk Lucky Sir pun tidur disana ketika ia berkunjung ke Kuching. Halaman depan yang sangat luas, begitupun halaman belakang. Terdapat beberapa rumput hijau, dan tanaman-tanaman kecil.Pintu utama akan masuk ke 1 ruangan yang dijadikan kantor, mereka menyebutnya office room. Terdapat sofa, dan air mancur dengan patung anak kecil. Terdapat didepan air mancur itu 2 mannequin yang berbusana baju brides yang indah. Di ujung ruangan ada 2 komputer yang biasa dipakai oleh Miss Yuan dan Lucky Sir. Didepan meja komputer ada 1 ruangan lagi, yang dijadikan sebagai kamar yang biasa ditempati oleh team yang menginap di sana. Dari pintu masuk utama, ke sebelah kiri ada ruangan sangat besar, seperti ruangan tamu. Namun ruangan ini biasa dipakai untuk photoshoot. Terdapat 1 sofa yg besar, juga jendela menghadap ke jalan raya. Sebelah kanan ruangan besar tersebut ada 2 kamar. 1 kamar dengan cermin yang sangat besar menutupi dinding kamar tersebut. Itu adalah ruangan yang dipakai Cici tidur sementara disana. Ruangan tersebut dinamakan fitting room. Sebelah kanan fitting room, ada ruangan lagi yang berisi beberapa properti yang biasa digunakan untuk kebutuhan event. Dan ruangan itu disebut property room. Sebelah kiri fitting room adalah kamar mandi yang besar, ada mesin cuci didalam kamar mandi tersebut. Itu adalah toilet room. Sebelah kiri toilet room, ada lorong kecil menuju ruangan yang berisi gaun-gaun cantik dan wedding dress yang sangat mewah dan sangat mahal harganya. Itu adalah baju-baju yang biasa disewakan ke client mereka dengan harga yang fantastis. Mereka biasa menyebut ruangan itu adalah gown room. Di ujung gown room itu ada 1 pintu, yaitu kitchen room. Didalam sana terdapat 1 meja makan, dan kompor listrik, kulkas dan juga wastafel. Diujung kitchen room ini pun terdapat 1 pintu menuju keluar, biasa digunakan untuk menjemur pakaian sekaligus akses keluar menuju halaman belakang. Halaman belakangnya pun sangat luas, ada 1 pohon mangga yang sangat besar.Gerbang maupun lampu disana menggunakan sistem otomatis, seluruh ruangan, halaman depan dan juga halaman belakang ada CCTV terpasang, terkecuali fitting room, kamar tidur, dan toilet room. Sesampainya di workshop tersebut, tak lupa Eci memberi kabar kepada Amar.“Aku baru sampe nih, besok pagi aku harus siap-siap ke venue untuk event. Aku mau istirahat yaaa..” ucap Eci dalam telfon. Namun, Amar merasakan hal yang tidak biasa. Perasaan Amar dipenuhi dengan rasa gelisah dan khawatir. Seperti ada yang mengganggu pikiran Amar. Tidak biasanya Amar tegas terhadap Eci terkait menjalankan ibadah sholat. “Kamu udah sholat belum? Sholat dulu sana sebelum tidur, kalo bisa ngaji dulu ya.”Ucap Amar dengan lugas.Lalu Eci pun menjawab dengan santai tanpa ada rasa kecurigaan.“Iyaaaaaa, aku solat dulu nanti.” Keesokan paginya, Eci bangun subuh, dan melaksanakan sholat subuh. Disana tidak terdengar adzan seperti biasanya, karena mayoritas disana beragama non islam.Namun Eci menggunakan aplikasi adzan di smartphone nya. Seperti biasa, sambil menunggu yang lain yang tengah bersiap untuk pergi, Eci mengirim foto ke Ammar yang dikirim melalui Whatsapp dengan layar depan kaca besar yang ada di kamar tersebut. “Aku udah siap-siap mau pergi yaa sayang..”Tidak ada sesuatu yang aneh pada saat itu. Namun, kejanggalan terjadi ketika Eci pulang dari event. Eci melihat ada tanda telapak tangan pada kaca besar itu. Lalu Eci pun konfimasi hal tersebut ke Amar. “Kok ada bekas tangan di cermin, ada 3 telapak tangan gitu. Apa ya itu? Aneh banget.”Namun Amar yang mencoba menghibur Eci agar tidak khawatir akan hal itu. “Ah bekas tangan kamu kali, tadi abis dandan kamu sambil pegang kacanya. Udah gausah di fikirin.” Jawab Amar seraya menenangkan Eci. Eci pun merasa aneh, karna setelah melihat foto tadi pagi yang ia kirim ke Amar, tidak ada tanda telapak tangan tersebut di cermin itu. Karena workshop kosong selama mereka pergi, dan sepulangnya mereka dari event pun tidak ada yang masuk kedalam kamar tersebut.Namun Eci menepis kecurigaan itu dengan berasumsi bahwa betul itu adalah bekas tangannya yang tak sengaja memegang cermin pada saat ber-makeup.Sampai pada keesokan harinya, tidak ada hal lain yang mencurigakan. Eci dan team lain pun melakukan kegiatan event seperti hari sebelumnya. Sampai hari ke-3, akhirnya Lucky Sir, Desta, Jenny, dan juga Alice kembali pulang ke KL. Eci pun akhirnya tinggal di workshop tersebut sendiri. Sebelum pergi, Lucky Sir menitip pesan kepada Eci.“Kamu jaga diri disini, jangan sembarangan membiarkan orang masuk ke sini. Disini aman, seluruh ruangan di lengkapi CCTV. Jadi kamu tidak perlu khawatir, saya bisa memantau dari KL.” Ucap Lucky Sir untuk menenangkan Eci yang sedikit khawatir. Namun pada hari ke-3 Eci tinggal disana, Eci mengalami menstruasi. Akhirnya ia tidak dapat melakukan ibadah sholat seperti biasanya. Lalu kejanggalan perlahan mulai dirasakan oleh Eci. Terutama ketika ia sedang berhalangan untuk melakukan ibadah. Gangguan demi gangguan kecil dirasakannya, namun selalu ditepisnya untuk menenangkan hatinya sendiri. Pada satu malam menuju toilet room, ketika Eci melewati ruang tamu yang besar itu, sepintas ia melihat bayangan hitam. Namun ia mengira itu hanya sugestinya saja, dan berusaha menepis hal yang menganggu pikirannya. Semakin lama semakin mengganggu, tanpa ia sadari. Semakin jelas ketika ia mengalami mimpi-mimpi yang aneh. Ia merasa didatangi oleh orang-orang aneh bergerombol mendatangi kamarnya. Seperti nyata, mimpinya itu semakin jelas terasa dan mulai menganggu pikirannya. Lalu ia mengeluhkan hal tersebut ke Amar. Namun Amar seperti biasa menepis kekhawatiran kekasihnya itu.“Udah kamu banyakin sholat, jangan telat apalagi sampe tinggalin sholat.”Yang lebih mencurigakan lagi adalah ketika Amar tidak pernah sekalipun meninggalkan Eci ketika malam datang. Ia selalu menunggu Eci sampai tertidur. PART 3: “Mereka ingin berteman denganku...” Tibalah di malam puncak gangguan itu semakin kuat, di bulan ke-3 itu.Ketika itu pagi datang seperti biasanya, Eci menjalankan aktifitas bekerja. Namun, hari itu adalah hari datangnya masa periode Eci (menstruasi). Awalnya memang Eci merasa sedikit khawatir, pasalnya Eci sudah menyadari gangguan-gangguan itu pasti datang ketika dia sedang dalam keadaan menstruasi. Sebelum pergi tidur, seperti biasa Eci mandi dulu. Setelah mandi, tidak ada keanehan apapun. Namun gangguan muncul ketika Eci baru masuk kedalam tidur. Tiba-tiba, ketika dia sedang tidur, dia merasakan ada seseorang yang tidur disebelahnya, lalu memeluknya dengan erat. Ketika Eci tersadar bahwa yang dirasakannya bukan mimpi, namun itu terasa ketika Eci terbangun. Pada saat terbangun, eci sama sekali tidak bisa menggerakkan badannya. Seakan membeku, Eci berusaha berdoa semampunya dalam hati. Karena ingin teriakpun Eci tidak sanggup. Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya Eci lepas dari sesuatu yang seakan menjeratnya itu, kemudian Eci mengambil handphone dan langsung mengirim pesan kepada Ammar. Pada saat itu jam menunjukkan pukul 03.10 pagi.“Kamu dimana? Udah tidur belum? Temenin aku, lagi gak bisa tidur”Ketika itu Eci tidak berani memberitahukan apa yang baru saja terjadi kepadanya.Dan ternyata malam itu Ammar memang sedang menunggu pesan dari Eci.“Iyaa Sayang, aku temenin sok”Hingga pagi datang, Eci tidak berani tidur lagi. Dia terus gelisah dengan apa yang terjadi kepadanya tadi malam. Tetapi ia berusaha bersikap seperti tidak terjadi apa-apa dan kembali bersiap untuk bekerja.Pada malam tiba, Eci seperti biasa buru-buru ke kamar mandi untuk mandi, selagi teman kerjanya yaitu Yuna. Oh ya, Yuna adalah karyawan baru, seumuran dengan Eci. Yuna juga sama merantau dari salah satu pulau. Eci dan Yuna berteman akrab, terkadang Yuna datang bahkan ketika libur atau mereka mengobrol sampai tengah malam, sebelum pada akhirnya Yuna pulang. Lalu malam tiba, malam dimana lebih terasa mencekam dari biasanya. Setelah selesai mandi, Eci langsung masuk kamar. Ketika itu Eci tidur di kamar yang ujung, depan ruangan office.Eci seperti biasa mengirim pesan kepada Ammar. Pada malam itu, Eci yang trauma dan tidak ingin tidur. Dia memutuskan untuk terjaga semalaman, karena rasa traumanya ketika tidur ia takut hal yang tadi malam terjadi lagi.Ketika itu, Ammar sedikit marah kepada Eci karena tidak memberitahukan alasan mengapa ia ingin terjaga semalaman. Eci yang pada saat itu hanya memaksa kepada Ammar agar menemaninya agar terjaga sampai pagi. Disela-sela chatingan-nya dengan Ammar, Eci melihat obrolan di salah satu group whatsapp sahabat-sahabat Eci yang sedang berdiskusi untuk sebuah acara salah satu pertunangan sahabat kami. Namun, tiba-tiba Eci teringat ingin mengirim pesan teks kepada salah satu anggota group whatsapp tersebut yaitu Putri. Eci cukup dekat dengan Putri. “Put lagi apa? Sibuk gak? Gue mau cerita dong” pesan itu dikirim Eci ke Putri melalui personal chat.Kemudian Putri membalas pesan Eci, “Lagi di kamar aja, Lu mau cerita apa?”.Seakan mendapat firasat yang kuat, Eci menceritakan hal yang menimpanya kemarin malam, alih-alih bercerita kepada Ammar, Eci menceritakannya kepada Putri. Karena Eci takut Ammar khawatir dan juga Eci pun tidak siap dengan respon yang akan diterima Eci dari Ammar nantinya, sehingga ia memilih untuk tidak menceritakannya.“Gue kemaren abis kejadian gak enak, gue kayak ngerasa ada orang berbaring sebelah gue banget dan tangannya meluk gue. Kerasa banget, Awalnya gue kira mimpi, tapi pas gue sadar masih kerasa. Malam ini aja gue gak berani tidur, karena gue ketakutan banget Put. Gue trauma tadi malem.”Kemudian Putri membalas pesan tersebut, “Duh kasian banget Lu ya, yaudah tar malem gue coba solat berdoa buat Lu. Dan Lu juga coba ruqiyah diri. Lu tau caranya gak?”Eci yang baru pertama mendengar soal ruqiyah diri ini kebingungan dan menanyakan bagaimana cara melakukannya.“Ini gampang kok. Lu bikin air masukkin ke botol. Lu doain itu air, pake surat Al-fatihah, Al-Falaq, An-Nas, dan Al-Ikhlas. Masing-masing bacain 7x. Setelah selesai dibacai per 1 surat, tiupin ke air. Gitu seterusnya. Udah selesai tuh air Lu minum, trus basuh ke muka, trus cipratin ke tempat Lu. Baru lu tidur”. Eci melakukan apa yang disarankan oleh Putri, namun tetap saja Eci masih tidak berani untuk tidur. Dia tetap terjaga sampai pagi menjelang sambil ditemani oleh Ammar.Ketika waktu subuh datang, tiba-tiba ada pesan masuk dari Putri.“Ci, Lu baik-baik aja kan? Sumpah gue sebelum tidur, gue solat dan doain Lu. Tiba-tiba gue dikasih mimpi. Gue mimpi liat lu di dalam rumah besar banget, tapi serem banget itu rumah. Dan didalam rumah itu gue masuk, gelap banget. Pas didalem gue liat ada 1 ruangan yang isinya banyak mannequin, serem banget, Ci. Trus Gue liat ada didepan kamar Lu sebelah toilet, yak? Itu gilak serem banget. Gue liat ada hantu-hantu kayak di film horror China jaman dulu. Kayak ada vampire, dan hantu-hantu pake pake baju chinese gitu. Putih-putih semua kulitnya, tapi mukanya serem. Giginya ada taringnya panjang banget. Fix, Ci, Lu harus keluar dari rumah itu. Please, Lu keluar, Ci.” Bak di sambar petir pada saat membaca pesan itu. Eci seketika gemetar dan ketakutan. Pasalnya, detail yang diceritakan oleh Putri terlalu jelas. Padahal Eci tidak pernah menceritakan detail rumah ini, apalagi ketika Putri bilang kalau dalam mimpinya ia melihat mannequin. Sontak Eci panik dan langsung menceritakan kepada Ammar melalui pesan teks whatsapp. Lalu Ammar mengiyakan yang diceritakan Putri. Ammar sempat kecewa, pasalnya hal yang Ammar sembunyikan selama ini, di ceritakan semua oleh Putri. Sebetulnya Ammar sudah mengetahui terkait pandangan yang dilihat oleh Putri, namun Ammar tidak ingin membuat Eci takut. Makanya Ammar selama ini hanya diam dan hanya menemani Eci ketika Eci terjaga. Kemudian Eci mulai dipandu oleh Ammar setiap melakukan sesuatu. Karena Eci ketika panik, dia akan blank tidak bisa berfikir apapun. Waktu itu Ammar meminta Eci untuk melakukan meditasi, karena pagi sampai matahari terbit. Itu adalah waktu terbaik untuk melakukan meditasi.Eci memiliki gangguan kecemasan, ketika ia dihadapkan dengan situasi yang membuat insecure, ia akan selalu melakukan hal-hal yang buruk. Maka dari itu, Ammar berusaha menenangkan Eci dengan menyuruh Eci melakukan meditasi. Setelah itu, Eci memutuskan untuk melaporkan kepada Lucky Sir. Namun Eci berusaha menceritakan hal yang diluar logika ini, agar dapat diterima dengan baik oleh Lucky Sir. Waktu itu Eci mengirim pesan teks kepada Lucky Sir, ia menceritakan bahwa ia mengalami gangguan-gangguan ketika malam hari.Namun seperti sebelumnya, Lucky Sir menjawab bahwa Eci sedang tertekan dan stress karena rindu dengan keluarga dan pacarnya di kampung halaman. Namun, kali ini Eci menceritakan apa yang di rasakannya. Lalu menceritakan ruangan-ruangan yang dirasa sangat besar kekuatannya.Kemudian setelah itu, Lucky Sir meminta Miss Yuan untuk mengajakku mengobrol sambil memberikan 1 batang rokok. Kala itu pada saat jam kerja, Eci merasa aneh karena hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Kali ini Lucky Sir menanggapi serius keluhan Eci. Miss Yuan menunjukkan kalung yang dipakainya, itu adalah jimat sebagai penangkal segala gangguan termasuk gangguan jin. Ya, Lucky Sir dan Miss Yuan adalah orang yang taat agama dan percaya hal-hal yang mistis. PART 4: “Mereka tidak ingin aku pergi...” Setelah lama berbincang dengan Miss Yuan, ternyata dia diberikan arahan dari Lucky Sir untuk melakukan ritual perkenalan dengan arwah pernghuni. Mereka percaya bahwa penghuni yang ada dirumah merasa Eci adalah orang asing. Sebelumnya, Miss Yuan menjelaskan bahwa ini bukan bermaksud mengajak Eci mempercayai kepercayaannya, namun cukup mengikutinya dari belakang, mengelilingi seluruh ruangan dan penjuru yang ada dirumah tersebut selama ritual. Ritual ini dimulai dengan menyalakan dupa, yang sudah tersedia didalam lemari yang ada di kitchen. Selama ritual, Miss Yuan berpesan jangan berbicara apapun, cukup mengikuti setiap langkahnya dari belakang. Pada waktu itu ada Miss Cindy dan Yuna yang hanya duduk di office room selama kami melakukan ritual. Dimulai dari ujung ruangan, yaitu kitchen room, sambil membuka seluruh jendela disetiap ruangan yang kita masuki sambil mengacungkan dupa. Dalam bahasa mandarin, Miss Yuan seperti sedang melakukan doa dan sedikitnya Eci mengerti ucapan tersebut. Di setiap rungan ada beberapa kalimat yang berulang-ulang diucapkan oleh Miss Yuan.“Permisi, tolong jangan menggangu. Ini team kami, ini salah satu dari kami, tolong diterima dengan baik”. Ucap Miss Yuan dalam bahasa mandarin sambil membuka pintu-pintu yang tertutup, membuka jendela yang tertutup. Sampai ke ujung rumah, yaitu ke halaman belakang. Selama ritual, Eci hanya mengikuti Miss Yuan dari belakang tanpa berkata sepatah kata pun.Setelah ritual selesai, Miss Yuan menjelaskan ke Eci bahwa yang dilakukannya dalah sebuah ritual seperti permisi kepada para penghuni yang ada disini. Persis seperti apa yang Eci dengar dalam kalimat yang berkali-kali diucapkan Eci dengar selam ritual berlangsung.Miss Yuan menenangkan Eci dengan berkata, “Setelah ini kamu akan merasa tenang dan tidak akan ada lagi gangguan. Kamu akan tidur nyenyak malam ini”. Setelah jam bekerja habis, Eci menceritakan kepada Ammar terkait ritual yang di lakukan tadi siang. Selain itu, Miss Cindy juga menambahkan, bahwa yang terjadi kepada Eci adalah hal yang wajar terjadi. Karena bulan ini adalah “Bulan Hantu”, bagi kepercayaan mereka, Bulan Hantu adalah dibukanya langit dan pintu 2 alam. Makanya kalau diperhatikan, pada momen ini akan sering ditemukan sebuah sesajen disetiap rumah. Memang betul apa yang dikatakan oleh Miss Cindy, pada bulan ini memang banyak dijumpai sesajen disetiap rumah yang mempercayai kepercayaan tersebut.Ammar tidak ingin lagi Eci berlama-lama disana, ia menyarankan agar Eci meminta agar segera pulang karena tentu saja disana adalah tempat yang tidak aman ketika dikelilingi oleh makhluk-makhluk yang sewaktu-waktu akan menganggu Eci lagi. Kemudian akhirnya Eci dibantu oleh sang Kakak Eci, mencoba berbicara kepada Lucky Sir terkait niatnya untuk pulang ke kampung halaman. Lalu Lucky Sir pun meminta waktu untuk memtuskan. Keesokan harinya, Lucky Sir memberikan jawaban bahwa beliau mengijinkan hal itu dengan alasan keperluan keluarga dan pada saat itu kebetulan memasuki bulan ramadahan. Akhirnya Lucky Sir mengurusi segala dokumen dan tiket kepulangan untuk Eci. Selama proses beberapa hari kepulangan Eci, Miss Yuan ada memberikan boneka yang lucu berwarna pink. Miss Yuan berkata ia hanya iseng mendapatkan boneka tersebut dari permainan di salah satu mall, dan boneka itu untuk menemani Eci ketika merasa takut untuk tidur. Ya, setelah kejadian itu memang Eci mengalami trauma yang cukup hebat. Trauma untuk tidur, setelah kejadian itu, Eci selalu menunggu sampai mengantuk dan tertidur karena takut untuk sengaja tidur dan memejamkan mata. Ada kejadian aneh di hari H-1 kepulangan Eci, pada saat itu Eci meminta ijin kepada LuLi Sir dan Miss Yuan untuk mengijinkan Yuna menginap 1 malam di malam terakhirnya Eci berada dirumah itu. Hari itu adalah hari rabu, dimana hari diliburkannya aktifitas bekerja. Dan kebetulan Yuna baru bisa menemani Eci malam, karena dia ada aktifitas menjadi model untuk temannya yang mengikuti sebuah event. Temannya yang juga make up artist, sama seperti Yuna. Namun ada keanehan terjadi di sore hari menjelang malam. Tiba-tiba listrik bermasalah, sebagian lampu mati. Namun hanya ruangan depan yang mati yaitu kamar Eci dan office room, dari ruangan tengah sampai belakang lampu menyala. Entah aliran listrik yang berbeda atau bagaimana, tapi itu membuat Eci cukup ketakutan. Pasalnya, mau tidak mau Eci harus tidur diruangan semula pada saat Eci pertama datang, yaitu ruangan dengan cermin besar itu. Eci sempat menelfon Lucky Sir dan melaporkan terkait listrik yang bermasalah, dan Lucky Sir awalnya menyuruh Eci menunggu sampai tekhnisi datang. Akan tetapi tidak lama kemudian Lucky Sir menelfon lagi dan memberikan info bahwa Eci sementara tidur di ruangan tengah dulu karena Lucky Sir khawatir kalau tekhnisi datang dan kondisi dirumah itu hanya ada Eci sendiri. Lucky Sir takut terjadi hal-hal yang buruk. Akhirnya Eci dengan berat hati mengiyakan saran Lucky Sir. Eci sangat yakin seakan suasana itu sudah di setting oleh penghuni dirumah itu, karena seperti sengaja hanya beberapa ruangan saja yang mati lampu. Seakan memaksa Eci untuk tidur lagi diruangan awal itu. Namun Eci terkadang menepis firasat buruk itu dan berusaha seperti tidak terjadi apa-apa. Eci ingin fokus terhadap kepualangannya yang sebentar lagi akan tiba. Hari semakin gelap, Eci mendapat pesan dari Yuna bahwa ia akan datang agak malam karena eventnya belum selesai. Di dalam rumah suasana semakin mencekam, karena ruangan depan gelap gulita. Eci kebingungan harus menunggu Yuna dimana, akhirnya Eci memberanikan diri menunggu Yuna diruangan depan yang gelap didepan pintu, hanya ada penerangan dari lampu luar saja. Akhirnya jam sekitar jam 9 malam terlihat mobil Yuna datang. Eci segera bergegas menuju depan dan membukakan pintu untuk Yuna. Dengan senang Eci menyambut Yuna, karena pada saat itu Eci betul-betul ketakutan dan khawatir Yuna tidak bisa datang. Mereka bergegas ke ruangan kamar untuk menyiapkan kasur untuk tidur. Eci dan Yuna menghabiskan malam dengan mengobrol dan membuat beberapa video dan foto bersama. Eci dan Yuna cukup akrab, sehingga malam berjalan tidak terasa sampai akhirnya tengah malam dan mereka bersiap untuk tidur. Yuna sempat bercerita soal hal-hal yang terjadi kepada Eci, ia mengatakan bahwa tidak mempercayai hal mistis semacam itu. Makanya ia tidak pernah merasa diganggu oleh hal-hal yang ia anggap tidak masuk akal. Akhirnya mereka berdua tertidur, namun Eci merasa tidak tenang. Pasalnya itu adalah ruangan pertama kali ia menemukan kejanggalan. Eci merasa seperti ada yang memperhatikan pada saat ia tidur. Tapi beruntung akhirnya Eci mengantuk dan tertidur, yang sebelumnya ia terjaga beberapa menit setelah Yuna sudah tertidur duluan. Keesokan harinya, Yuna harus pulang karena ada beberapa barang yang harus ia ambil dari rumah. Yuna pergi di pagi hari. Dan hari itu adalah hari terakhir Eci ada dirumah itu, karena malam besok Eci akan menginap dirumah Yuna. Karena Yuna yang akan mengantar Eci pagi ke terminal bus antar negara. Ya, Eci tidak dapat ticket pesawat ke Indonesia. Waktu itu dalam waktu 5 hari kedepan, tidak ada flight satupun menuju KL. Entah karena pada saat itu high session. Namun Eci memutuskan tetap pulang biarpun menggunakan bus, daripada harus menuggu beberapa hari lagi untuk tinggal disana. Pagi hari setelah Yuna pulang, ada keanehan lagi terjadi.Ketika itu hari dimana Eci akan bersiap keluar dari rumah itu, dan dijemput kembali oleh Yuna nanti siang. Eci pergi ke kamar mandi untuk mandi, namun ketika di kamar mandi Eci mendengar beberapa suara yang berasal dari ruangan tepat berada di depan kamar mandi, yaitu ruangan tengah yang besar. Ketika itu Eci sedanga menyikat gigi sambil mengahdap cermin. Eci sambil menajamkan pendengarannya, dan benar saja, ada suara-suara semakin lama semakin terdengar jelas. Suara itu seperti suara meja dan kursi yang di geser-geser. Semakin Eci menajamkan pendengarannya, semakin jelas suaranya. Namun pada saat itu Eci hanya berbicara sendiri didepan cermin.“Silahkan saja bermain sesuka kalian, aku tidak peduli lagi. Hari ini aku akan pergi meninggalkan kalian”.Ucap Eci sambil meneruskan aktifitasnya didalam kamar mandi. Diluar semakin kuat suaranya, namun Eci mengacuhkan suara itu. Ketika selesai mandi, Eci tidak melihat apapun yan berubah dari ruangan itu, masih sama seperti tadi. Kemudian Eci buru-buru masuk ke kamar dan bersiap. Jam 8 tiba, jam dimana Miss Yuan, Miss Cindy dan Yuna datang.Ketika itu tak lama Eci berpamit kepada Miss Yuna dan Miss Cindy untuk pergi. Namun Eci ingat pesan dari ibunya. Bahwa ia harus mengelilingi seluruh ruangan dan berpamit agar nantinya tidak “tertinggal” disana. Ya, ini juga menjadi salah satu adat dan budayaku di dalam keluarga. Agar setiap datang dan pergi harus permisi dan pamit agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Kemudian Eci meminta ijin kepada Miss Yuan untuk mengelilingi seluruh ruangan untuk pamit, ia bilang bahwa ini juga salah satu ritual dalam kepercayaannya. Akhirnya Miss Yuan mengijinkan. Sambil mengelilingi seluruh ruangan dan sudut rumah, Eci bercucap salam dan pamit “Badagna, lembutnya Eci bin... mari ikut pulang kembali ketempat asalku. Jangan ada yang tinggal disini, mari semua bawaannya Eci kita pulang kembali”.Setelah itu, akhirnya Eci bersiap pergi dan menaikkan barang-barangnya ke dalam mobil Yuna, dan berpamit ke Miss Yuan dan Miss Cindy. Itulah saat terakhir Eci dirumah itu, dan meninggalkan rumah yang ditempatinya selama beberapa bulan terakhir.Eci segera menuju rumah Yuna dan menginap dirumah Yuna, disana Eci disambut oleh tante dan paman Yuna. Karena keluarga Yuna berada diluar pulau, makanya Yuna tinggal di rumah paman dan tantenya. Pada keesokannya, Yuna mengantar Eci ke terminal bus antar negara yang nantinya akan menyambung flight dari Pontianak ke Bandung. Dan itulah hari terakhir Eci di negara tersebut. Dari kejadian ini, banyak perubahan yang dialami oleh Eci. Termasuk trauma yang dialami Eci sampai saat ini. Yaitu trauma untuk tidur memejamkan mata dengan sengaja. Eci harus mengantuk sampai tertidur atau harus melakukan kesibukan lain seperti menonton film, atau sebelum bermain handphone sebelum tidur. Karena ketika Eci sengaja memejamkan mata, pasti langsung ketakutan dan mengalami kepanikan.Begitupun Eci trauma di ruangan gelap, atau berada sendiri diruangan yang besar. Eci akan langsung mengalami kepanikan dan merasa sesak, gemetar. Perlahan Eci melawan itu dengan memperbanyak meditasi. Semoga para pembaca dapat mengambil hikmahnya, kisah ini berdasarkan kisah nyata dari pengalaman penulis dan tidak ada yang dilebihkan. Nama dan tempat disamarkan, karena tidak ingin diketahui oleh publik. Terutama itu menyangkut bisnis orang lain.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan