Negara selalu ada uang untuk memberantas pengangguran

0
0
Deskripsi

Perjalanan uang dalam sistem moneter sekarang dimulai dari pembelanjaan pemerintah.

Sumber: http://www.matchesinthedark.uk/we-pay-for-it-by-spending-the-money/ 

"Jadi, bagaimana MMT membantu pemahaman kita tentang ilmu ekonomi? Bagaimana MMT membantu kita membangun masyarakat yang lebih baik? Singkatnya, saya akan membahas dua aspek terpenting:

- Pertama, MMT menjawab pertanyaan standar kapitalis: Bagaimana anda membiayainya? Dalam paradigma MMT pertanyaan ini menjadi selalu bisa dijawab karena kita membiayainya dengan membelanjakan uang — sesederhana itu.

- Kedua, MMT menunjukkan bahwa pengangguran adalah pilihan pemerintah. Pemerintah memilih tingkat pengangguran yang berlaku.

Setelah dua poin ini dipahami pemerintah (yang benar-benar) mengerti, pemerintah dapat mulai menerapkan rencana ekonomi radikal, yang dibangun berdasarkan pelayanan publik kelas satu dan program Jaminan Pekerjaan. Jaminan Pekerjaan adalah inti MMT karena dua hal: memberikan pekerjaan yang berarti dan Penghasilan Layak bagi siapa saja yang menginginkannya; serta membantu mengendalikan inflasi.

Singkatnya, MMT membantah semua omong kosong tentang kekurangan uang dan perlunya pengangguran untuk memastikan inflasi tetap rendah.

...

Kebanyakan orang berpikir mustahil pemerintah mendapatkan kembali semua pembelanjaannya terlepas dari tarif pajak yang berlaku. Mereka menganggap ini adalah ocehan orang gila karena telah dikondisikan berpikir secara neoliberal. Secara khusus:

- mereka berpikir bahwa pajak adalah beban sektor swasta agar pemerintah mendapatkan uang belanja;

- mereka berpikir bahwa uang hanya dikutip pajak sekali saja, yang memperkuat konsep beban dan mengarahkan mereka berfokus sepenuhnya pada pajak yang mereka bayar sendiri;

- mereka tidak mempedulikan apa yang terjadi ketika mereka membelanjakan pendapatan mereka atau dari mana asal pendapatan mereka;

- mereka tidak menyadari bahwa semua pembelanjaan sektor pemerintah memulai rantai pembelanjaan pada sektor non-pemerintah;

- mereka tidak menyadari bahwa pada setiap mata rantai sejumlah pajak kemungkinan besar harus dibayar — pajak penghasilan, asuransi nasional, pajak perusahaan, PPN, bea materai, tarif impor;

- dan mereka tidak dapat melihat bahwa pemerintah akhirnya akan selalu mendapatkan kembali hampir semua uang yang dibelanjakannya.

Untuk melihat cara kerjanya, mari kita lihat salah satu pembayaran dari daftar di atas dan menganalisis rantai pembelanjaannya. Saya mengasumsikan sistem pajak sederhana di mana semua transaksi dikenakan pajak sebesar 20%.

- Pemerintah membayar 100 kepada pembersih jendela;

- Pembersih jendela tersebut membayar pajak 20% dari 100, jadi 20 langsung kembali ke pemerintah;

- Dia membelanjakan sisa 80 di supermarket Aldi untuk makanan dan kebutuhan sehari-hari dirinya dan putrinya;

- Aldi membayar pajak 20% atas penjualan sehingga 16 kembali ke pemerintah;

- Aldi membelanjakan sisa 64 untuk membayar pekerja yang mengeoperasikan mesin kasirnya selama sehari;

- Pekerja tersebut membayar pajak penghasilan 20% sehingga pemerintah mendapatkan kembali 13;

- Tersisa 51, yang digunakan pekerja tersebut untuk membeli tiket kereta api ke rumah ibunya;

- Perusahaan kereta api Virgin membayar pajak 20% untuk harga tiket sehingga 10 lagi kembali ke pemerintah;

- Virgin membelanjakan sisa 41 untuk membayar pembersih jendela di salah satu stasiunnya.

Dan begitulah seterusnya, uang bergerak di sepanjang rantai pembelanjaan (yang terkadang menjadi berlipat ganda dari uang asal).

Hanyalah peningkatan geometris sederhana di mana pembelanjaan pemerintah menyebabkan pengutipan pajak — bukan sebaliknya. Ini adalah poin kunci MMT: pembelanjaan terjadi terlebih dulu sebelum pengutipan pajak. Pembelanjaan inilah yang memungkinkan pengutipan pajak. Pembelanjaan pemerintah bergerak di dalam perekonomian — menghasilkan pendapatan bagi rumah tangga dan perusahaan — dan sedikit demi sedikit kembali ke pemerintah di setiap mata rantai.

...

Benar, untuk memastikan anda paham, berikut ringkasan dua poin utama sejauh ini:

- Pertama, 'defisit' hanyalah nama lain dari arus uang ke tabungan, baik domestik maupun asing, yang terjadi dalam perekonomian selama periode tertentu. Yang kita sebut sebagai 'Utang Negara' hanyalah akumulasi defisit sebelumnya. 'Utang' adalah total stok uang dalam tabungan pada saat tertentu. Defisit dan utang bukanlah hal-hal yang kita — atau cucu-cucu kita — perlu khawatirkan.

- Kedua, pembelanjaan mendahului pengutipan pajak. Urutannya terbalik dari apa yang lazim dipahami. Pemerintah membelanjakan uang baru ke dalam perekonomian yang secara bertahap dihapus oleh pajak. Pembelanjaan secara efektif terbiayai sendiri, jadi pertanyaan 'Bagaimana anda membiayainya?' tidak ada artinya. Kita membiayainya dengan membelanjakan uang.

Sekarang, bahwa pemerintah mendapatkan kembali 90 untuk setiap 100 yang dibelanjakannya terdengar terlalu muluk untuk menjadi kenyataan, bukan? Kejadian yang tampaknya ajaib ini tidak berlaku bagi anda atau saya, untuk toko grosir atau untuk perusahaan trans-nasional. Ketika kita berbelanja kita mendapatkan barang dan jasa sebagai imbalannya. Ketika pemerintah berbelanja ia mendapatkan barang dan jasa sekaligus 'mendapatkan kembali' uang dalam bentuk pajak. Itu satu dari dua alasan mengapa anggaran pemerintah tidak boleh dibandingkan dengan anggaran rumah tangga.

Alasan lain adalah pemerintah merupakan produsen monopoli uang. Pemerintah adalah pencipta mata uang. Rumah tangga, seperti semua entitas lain dalam sektor non-pemerintah, adalah pengguna mata uang.

Saya akan mendiskusikan sejenak tentang perbankan. Sejumlah orang khawatir tentang kemampuan bank menciptakan uang. Memang benar bank menciptakan apa yang disebut kebanyakan orang sebagai 'uang' yang menjalankan perekonomian. Namun, apa yang hilang dari analisis mereka adalah semua kredit bank ketika dijumlahkan akan menjadi nol. Setiap aset bank selalu berkoresponden dengan liabilitasnya dan setiap 'uang' yang diberikan dalam bentuk pinjaman selalu dihapus saat pinjaman tersebut dilunasi.

Faktanya, bank tidak menciptakan uang; bank memberikan kredit. Artinya tabungan tidak akan pernah bisa berasal dari pinjaman bank. Jika anda percaya bahwa aset keuangan neto dapat berasal dari kredit bank, maka anda percaya bahwa meminjam 100 dari bank dengan bunga 6% dan memasukkannya ke dalam rekening lain yang membayar 2% dapat dianggap sebagai 'tabungan'. [7]

Perbedaan uang yang diciptakan pemerintah dan kredit yang diciptakan bank menjadi jelas jika kita memikirkan pembelanjaan pemerintah sebagai 'pinjaman tanpa bunga' ke dalam perekonomian. Ia adalah pinjaman yang secara bertahap 'dilunasi' pajak yang dikutip di setiap mata rantai pembelanjaan. Bedanya ia tidak pernah tuntas terlunasi karena kita memilih menyimpan sebagian uangnya. ...

Yang membawa kita kembali ke pemerintah sebagai satu-satunya entitas yang dapat menciptakan uang. Untuk mendapatkan tabungan di dalam sistem, kita harus memiliki jenis uang khusus — para ekonom menyebutnya uang berdaya tinggi — yang disuntikkan ke dalam sistem dari luar sistem. Semua uang yang diciptakan bank ada di dalam sistem, tetapi setiap angka pembelanjaan pemerintah adalah uang berdaya tinggi.

Intinya adalah pemerintah tidak perlu 'meminjam' dan — ini penting — pemerintah selalu dapat menciptakan mata uang sebanyak yang dibutuhkannya. Artinya pemerintah dapat membeli apa pun yang diinginkannya yang dijual dan dihargai dalam mata uangnya sendiri.

...

... Semua pembelanjaan, baik oleh pemerintah atau sektor swasta, berisiko menyebabkan inflasi, tetapi uang saja tidak menciptakan inflasi. Risikonya juga tergantung pada ketersediaan sumber daya riil dalam perekonomian — orang dan barang. Tentu, pemerintah selalu mampu mengalahkan sektor swasta untuk membeli sumber daya apa pun yang dapat dibeli dengan mata uangnya, dan hal ini dapat menaikkan harga jika sumber daya itu terbatas dan sektor swasta terus ingin membelinya. Jadi, ya, pemerintah memang perlu memperhatikan kemampuan uniknya.

Tetapi bagaimana jika pemerintah membeli semua hal yang tidak diinginkan sektor swasta? Lagi pula, sulit menaikkan harga sesuatu jika tidak ada permintaan terhadapnya.

... ada banyak orang yang digolongkan sebagai 'tidak diinginkan' — bahkan jutaan. Menurut definisi, pengangguran dan setengah pengangguran tidak diinginkan karena mereka tidak mendapatkan harga penawaran dari sektor swasta.

Di sinilah Jaminan Pekerjaan berperan. Ia adalah bagian inti MMT — bagian yang menentukan — dan penting karena membantu menjaga stabilitas harga. Ia membantu mengendalikan inflasi melalui pembatasan pembelanjaan pemerintah. Tapi bukan karena kendala pendapatan; melainkan karena kendala sumber daya riil.

Model ekonomi yang dominan memberitahu kita ada hubungan terbalik antara inflasi dan pengangguran. Ekonom arus utama, termasuk para pemenang Nobel, mengatakan bahwa upaya menurunkan pengangguran akan selalu menaikkan inflasi. Mereka mengatakan jika kita ingin menghindari inflasi, kita perlu jutaan orang menganggur atau setengah menganggur atau bekerja dengan gaji rendah dan kondisi siap dipecat.

Model ini adalah kurva Phillips dan pendampingnya yang kejam, Tingkat Pengangguran yang Tidak Mendorong Percepatan Inflasi (NAIRU), hasil teori yang mengklaim bahwa ada tingkat pengangguran alami di mana perekonomian entah bagaimana menjadi 'optimal'. Teori ini tidak lebih dari cara menjelaskan model yang gagal dan kebijakan yang tidak efektif.

Jaminan Pekerjaan menunjukkan bahwa ada pilihan lain dari stok penyangga pengangguran sebagai pengendali inflasi: kita dapat menggunakan stok penyangga pekerjaan. Ini bukan ide baru dan pertama kali disarankan pada tahun 1965 oleh Hyman Minsky:

"Pekerjaan harus tersedia bagi semua orang yang menginginkan pekerjaan dengan upah minimum nasional. Ia akan menjadi undang-undang dukungan upah, seperti dukungan harga untuk produk pertanian. Ia akan menggantikan undang-undang upah minimum; karena, jika pekerjaan tersedia pada tingkat upah minimum, tidak ada orang yang mau bekerja di sektor swasta dengan upah lebih rendah… Untuk bekerja dalam program ini, yang diperlukan hanyalah mendaftar di kantor ketenagakerjaan lokal." [8]

Tujuan utama Jaminan Pekerjaan adalah menyediakan pekerjaan yang bermanfaat dan bermakna dalam sektor publik dengan upah minimum tetap bagi siapa saja yang menginginkan pekerjaan dan tidak mendapatkannya dalam sektor swasta — atau, tidak ingin bekerja dalam sektor swasta. Meskipun upahnya tetap, ia akan menjadi upah inklusif sosial yang ditetapkan pada tingkat minimum yang menurut masyarakat adil dan masuk akal bagi seseorang yang bekerja penuh waktu. Ia harus memberikan Penghasilan Layak, bukan Penghasilan Dasar.

...

Jaminan Pekerjaan bukan 'Workfare'. Juga bukan skema penciptaan lapangan kerja yang dijalankan dan dihentikan pemerintah berdasarkan penafsirannya terhadap 'kesehatan' perekonomian. Tingkat pelaksanaan program sepenuhnya tergantung pada permintaan masyarakat. Jika anda menginginkannya, makan anda berhak berpartisipasi dalam program Jaminan Pekerjaan dan menjadi tugas pengelolanya untuk menemukan pekerjaan yang cocok bagi anda.

Yang terpenting, hak itu berlaku bagi siapa saja yang sedang bekerja sehingga memberikan tekanan yang sangat kuat pada sektor swasta. Jika perusahaan ingin mempekerjakan orang, mereka harus menawarkan gaji dan kondisi yang lebih baik daripada Jaminan Pekerjaan. Akibatnya, pemerintah, melalui Jaminan Pekerjaan, menggunakan kekuatan pasar untuk memaksa sektor swasta memperlakukan pekerjanya secara adil dan bertanggung jawab.

Selain itu, Jaminan Pekerjaan juga berperan sebagai penyeimbang naik turunnya siklus bisnis. Jaminan Pekerjaan adalah penstabil otomatis sektor publik, mekanisme kontra-siklus yang meratakan pertumbuhan dan penurunan pesat dalam sektor swasta serta menjadi jangkar inflasi.

Beginilah cara kerjanya. Ketika sektor swasta mengalami penurunan akan ada pemecatan dan siapa pun yang kehilangan pekerjaan dapat memilih menerima tawaran Jaminan Pekerjaan. Hal ini menyebabkan peningkatan yang signifikan dan segera dalam pembelanjaan pemerintah ke dalam perekonomian, memastikan rantai pembelanjaan dan semua pendapatan lain yang bergantung padanya dipertahankan. Jaminan Pekerjaan membuat perekonomian terus berjalan dan menghentikan penurunan menjadi resesi. Tak kalah penting adalah pemeliharaan kesejahteraan kolektif kita dengan memberikan sesuatu yang berguna yang dapat dikerjakan setiap orang.

Sebaliknya, ketika sektor swasta sedang bertumbuh pesat, jumlah peserta Jaminan Pekerjaan berkurang karena mereka tertarik masuk ke dalam sektor swasta. Saat itu, pembelanjaan pemerintah secara otomatis berkurang, perekonomian tidak terlalu panas dan risiko inflasi juga berkurang.

Mekanisme ini sederhana dan elegan, dan karena otomatis, tidak memerlukan sekelompok teknokrat untuk memutuskan berapa banyak harus dibelanjakan pemerintah ke dalam perekonomian. Selain itu, ia menunjukkan bahwa resesi sebenarnya bersifat diskresioner. Sama seperti pengangguran, resesi adalah pilihan pemerintah. Ingat, jika sektor swasta entah bagaimana tidak mampu atau tidak mau menyediakan pemekerjaan penuh, maka masih ada sektor pemerintah yang selalu mampu dan harus mau.

Dalam kondisi ekstrim, efek stabilisasi otomatis dari Jaminan Pekerjaan mungkin tidak mencukupi dan pemerintah mungkin perlu menaikkan pajak atau mengurangi pembelanjaan untuk mencegah inflasi. Langkah pertama harus selalu menaikkan pajak terhadap orang kaya dan jika ini menyebabkan pemecatan maka Jaminan Pekerjaan selalu ada untuk menampung orang-orang yang kehilangan pekerjaan. Jaminan Pekerjaan mengekang inflasi dengan memindahkan pekerja dari sektor yang mengalami inflasi ke sektor upah tetap.

...

Kita juga harus berhati-hati berbicara tentang 'investasi' pemerintah dalam perekonomian. Semua pembicaraan tentang 'investasi' pemerintah dalam perekonomian adalah contoh utama beroperasi dalam kerangka neoliberal — mengemas pembelanjaan dengan cara yang terlihat bertanggung jawab, sehingga tampak seolah-olah pemerintah seperti perusahaan. Kita harus jujur ​​dan memberitahu semua orang bahwa pemerintah hanya perlu membeli semua sumber daya yang tidak terdayagunakan — mempekerjakan penganggur. Ketika ada yang bertanya 'Bagaimana membiayainya?', kita menjawab dengan mudah. Perdebatan perlu beralih dari uang ke sumber daya jika kita ingin menang.

Kemudian, dilengkapi pengetahuan bahwa mata uang fiat memberi pemerintah kemampuan mempekerjakan kita semua, kita perlu mempertanyakan relasi kekuasaan kapitalis — kepercayaan arus utama bahwa pajak dari orang kaya diperlukan, memanjakan korporasi karena mereka menciptakan lapangan kerja, menganggap sektor keuangan sebagai mesin pertumbuhan, dan meyakini pemerintah nasional dibatasi globalisasi.

Omong kosong semua kepercayaan itu.

...

7. Sebenarnya mungkin mendapatkan tabungan neto antara entitas yang berbeda dalam sektor non-pemerintah dengan kredit bank, tetapi tidak mungkin baik pada tingkat individu atau tingkat agregat.

8. Poverty in America, Hyman P. Minsky (Margaret S Gordon, editor), 1965, Chandler Publishing. Reprinted in Ending Poverty: Jobs, Not Welfare, Hyman P. Minsky, 2013, Levy Economics Institute of Bard College."


Sumber gambar: http://www.matchesinthedark.uk/wp-content/uploads/2018/09/feature-gb-1946-264-520x246.jpg 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Teori Umum untuk Abad ke-21
0
0
Nina Eichacker: Tinjauan Buku 'Raising Keynes: A Twenty-First-Century General Theory' oleh Stephen Marglin
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan