
Kutipan dari kitab `Ilaawat’l-Muttaalib: “Ilmu geomansi, onomatomansi, dan tabel ramalan melingkar, Dan demarkasi, yang artikulasinya sulit”.
Sumber: Farid, Shaykh Muhammad Shareef bin. The Increase of the Spiritual Aspirant in Gratitude of the Benefactor for the Divine Overflowing Given to Those He Favors. 2nd ed. The Palace of the Sultan of Maiurno, Maiurno, Sennar, Sudan: SANKORE’ Institute of Islamic-African Studies International, 2013. https://siiasi.org/digital-archive/shaykh-muhammad-shareef/ilaawatl-muttaalib/. Halaman 95-104 berdasarkan penomoran dokumen pdf.
{Mengutip dari al-Muntakhib, Syekh Muhammad ibn Ali at-Tahaanawi dalam Kashaaf Istilaah’l-Funuun wa’l-`Uluum mengatakan: “Ini adalah ilmu yang diturunkan kepada Nabi Daniel as, melalui petunjuk Jibril dengan menggunakan sejumlah titik.” Contoh enam belas tetra gram dengan titik yang digunakan dalam geomansi digambarkan oleh Abu Abdallah Muhammad az-Zanaati dalam Risaalat Fee Usuul `Ilm ‘r-Raml-nya sebagai berikut:
Barisan titik atau garis lurus berpasangan mewakili genap/keluar dan satu baris titik mewakili ganjil/ke dalam. Kadang-kadang pola-pola ini dibentuk dengan penulisan otomatis, penulisan manual, atau dengan pelemparan kerikil di pasir lalu memeriksa inskripsi yang terhasil.
Sehubungan dengan kekhawatiran terus menerus oleh para ulama Muslim konservatif terhadap ilmu geomansi, bukti menunjukkan bahwa ilmu yang didasarkan pada pemanfaatan bilangan biner ini telah lama digunakan dalam pengertian pragmatis melalui delapan trigram dan enam puluh empat heksagram pada teks-teks klasik Cina berjudul Yi Qing di mana yang adalah 1 dan yin adalah 0.
Pada tahun 1937, seorang mahasiswa pascasarjana MIT, Claude Shannon menerapkan matematika biner pada relai dan sakelar elektronik, yang merupakan landasan desain sirkuit digital, yang saat ini merupakan dasar bagi era elektronik, yang dinikmati para ulama Muslim konservatif yang paling keras mengkritik ilmu geomansi sekalipun. Karena angka biner 0 dan 1 adalah angka Arab, seseorang dapat menegaskan bahwa bahasa Arab adalah dasar dari era elektronik dan digital yang kita nikmati saat ini. Jika kita menerapkan estimasi numerik biner modern ke enam belas tetra gram di atas yang digunakan dalam ilmu geomansi, ia memberi kita kisi digital:
1111.1110.1101.1011.0111.1100.1010.1001.0101.0011.0110.1000.0100.0010.0001.0000
Kisi ini menunjukkan bahwa ilmu-ilmu dasar (`ilm awaa'il), yang sebagian dianggap sebagai unsur sihir gaib pada zaman kuno, saat ini sedang digunakan sebagai dasar teknologi digital modern. Ini menggarisbawahi teori ateis Arthur C. Clarks: 'Teknologi apa pun yang cukup maju tidak dapat dibedakan dari sihir.'
Apa yang disimpulkan di sini adalah budaya dominan sekarang adalah ia sama fetisis, mitologis, dan magisnya dengan peradaban kuno, bahkan mungkin lebih. Fakta bahwa para pemuka agama dari semua agama dengan sungguh-sungguh mengutuk ilmu-ilmu dasar sebagai ilmu gaib, bid'ah dan murtad, sementara mereka sendiri mendukung dan menggunakan pemanfaatan ilmu gaib dan ajaib berbentuk teknologi modern seperti komunikasi instan, penciptaan kekayaan secara digital, peramalan masa depan dalam perbankan investasi dan pengobaran kerusuhan sosial melalui jaringan sosial daring; menyoroti ironi dan kemunafikan para pemuka agama ini.
Saya sangat percaya bahwa ilmu-ilmu dasar, bahkan yang dikutuk, dapat digunakan untuk tujuan yang lebih praktis dan pragmatis seperti matematika lanjut dan terapan, fisika teoretis dan terapan, sistem informasi dan teknologi elektronik, teknik mesin dan sipil, psikologi dan kedokteran, perdagangan dan bisnis global, serta diplomasi dan strategi militer.
…
Para ulama Fudiawa menggabungkan ilmu geomansi dengan ilmu huruf, kotak paranormal, astronomi, dan aritmatika dan menyusun banyak teks mistik tentang pemahaman masa depan Kekhalifahan Sokoto, yang memprediksi ‘Zaman Umat Nasrani' saat ini dan menghitung kemunculan 'Manusia yang Akan Datang’, Imam al-Mahdi dan turunnya Isa bin Maryam, yang secara bersama-sama akan memberantas ketidakadilan, ketidaksetaraan, tirani, keserakahan, konsumerisme, dan materialisme dari muka bumi.
Dua pembimbing spiritual saya, Syekh Muhammad Brima'l-Yarubi dan Syekh Umar bin Ahmad Zaruq mengatakan bahwa pada saat kemunculan Mahdi, semua ilmu, termasuk ilmu-ilmu dasar, akan diambil dari Al-Qur'an. Penggalian ilmu-ilmu ini dan ilmu-ilmu lain yang belum diketahui dari Al-Qur'an oleh Mahdi akan terjadi seolah-olah Al-Qur'an sedang diturunkan lagi.
Karena alasan inilah telah dilaporkan dalam hadis bahwa: 'Al-Qur'an dan Mahdi adalah saudara'. Di antara teks-teks yang menunjukkan penguasaan jenis pemahaman ini di antara para Fudiawa adalah: al-Qawl al-Mukhatsar Fee Amr’l-Imam’l-Mahdi dan Miftaah’l-Basaa’ir Sultan Muhammad Bello ibn Shehu; di mana penulis kedua kitab ini menggabungkan ilmu-ilmu dasar ini dalam bentuk perkembangan geometris paranormal untuk melihat kemungkinan-kemungkinan pada masa depan.
Penulis puisi ini, r.a., mempelajari ilmu ini dari mertuanya Sultan Muhammad Bello, dan menggabungkannya dengan ilmu penglihatan mimpi. Dari sinilah dia menyusun karya apokaliptik berjudul: Muddat’d-Dawla’l-Uthmaniyya di mana dia, dengan mengikuti cara Nabi Daniel, menceritakan visi mimpi tentang cobaan dan kesengsaraan yang akan menimpa Kekhalifahan Sokoto sampai kemunculan Imam al-Mahdi.
…
Dalam salah satu karya Arabnya, Muhammad Tukur menegaskan bahwa dia belajar sejumlah aspek ilmu dasar dari sumber-sumber Islam dan sejumlah lagi dari sumber-sumber tradisional Afrika. Ini penting karena menunjukkan bahwa Fudiawa ini tidak melihat sesuatu yang hina dalam beberapa tradisi Afrika pra-Islam. Atau ini menunjukkan bahwa tradisi-tradisi ini telah dimurnikan dari unsur-unsur pagan dengan cara yang sama seperti komunitas Muslim awal menyaring ilmu-ilmu dasar Yunani, India, dan Persia.
Ini menunjukkan bahwa Fudiawa berpikiran maju dalam gerakan reformasi mereka, berbeda dengan intoleransi yang muncul pada periode yang sama dari Najd di antara al-Ikhwaan, pengikut Muhammad Abd'l-Wahaab. Namun, ada bukti yang jelas bahwa di antara para Fudiawa ada kritik keras dan celaan terhadap ilmu-ilmu dasar.
Kita memiliki karya puisi Muhammad al-Wali ibn Sulaiman ibn Muhammad al-Wali al-Fulaati yang secara terbuka mengutuk para astrolog dan penggiat kotak paranormal. Sementara pada saat yang sama dia sendiri menyusun karya menggunakan ilmu 'jafr' dan sifat-sifat khusus dari Nama-nama Allah yang disebut Manhal Maa `Adhib Li `Ilm Asraar Sifaat’r-Rabb. Kita memiliki keputusan hukum yang diumumkan Shehu ini dalam Siraaj'l-Ikhwaan di mana dia berkata:
“Di antara tugas yang wajib atas Amir 'l-Mukminin dan para wakilnya di negerinya adalah mengubah perbuatan tercela orang-orang yang dengan dusta mengklaim bahwa mereka memiliki kemampuan menulis sesuatu yang dapat mendatangkan keuntungan - seperti: memperbanyak rezeki sehari-hari; membuat orang jatuh cinta; atau yang dapat mencegah keburukan - seperti: mengalahkan musuh selama perang; mencegah besi menembus; atau mencegah panah menyerang dan sejenisnya seperti yang diklaim para penyihir dengan tindakan mereka.”
Ini adalah kecaman yang tegas terhadap pemanfaatan umum ilmu-ilmu dasar dan dari sini orang dapat mengandaikan bahwa pemimpin gerakan reformasi yang diprakarsai para Fudiawa menentang studi dan penggunaan aspek apa pun dari ilmu-ilmu ini. Namun, dalam teks yang sama setelah mengutip fatwa konservatif Muhammad ibn Abd'l-Karim al-Maghili, Shehu ini memperinci dan memperhalus kritiknya dengan kata-katanya:
“Saya katakan, apa yang telah kami sebutkan di sini sama sekali tidak mengharuskan larangan memanfaatkan (tahrim 'l-isti`maal) hal-hal yang sesuai dengan hukum ilahi (syariat). Sebaliknya, diperbolehkan memanfaatkan segala sesuatu yang sesuai dengan syariat tanpa memandang apakah tujuannya untuk mendapatkan keuntungan atau melindungi dari bahaya, atau apakah penggunaannya diminum atau dipakai. Yang diharamkan hanyalah hal-hal yang bersifat sihir (as-sihriyaat) seperti jimat, jampi-jampi dan sejenisnya yang tidak sesuai dengan syariat.”
Kita juga memiliki kritik singkat terhadap studi dan penggunaan astrologi oleh Muhammad Bello ibn Shehu dalam Tanbeeh Ahl’l-Fuhuum-nya. serta kutipan dalam Infaq’l-Maysuur-nya Umar ibn Muhammad at-Turuudi yang memasukkan Shams’l-Ma`arif’l-Kubra dari al-Buni sebagai bagian buku-buku apokrif yang harus dihindari. Sementara pada saat yang sama Muhammad Bello ibn Shehu menyusun karya independennya sendiri tentang ilmu 'jafr' yang berjudul Kitaab’l-Kaafi Fee `Ilm’l-Jafr wa’l-Khawaafi di mana dia merujuk pada rahasia yang ditunjuk untuk urusan Shehu dan hubungan mistiknya dengan Imam al-Mahdi.
…
Di Sokoto, salah satu kegunaan praktis ilmu 'awfaaq', dan 'ziyaarij' adalah dalam pembangunan lingkungan binaan masjid, pembangunan benteng dan tata kota. Penulis puisi ini, r.a, menegaskan dalam Nubdhat Ibn Mustafa-nya bahwa mertuanyalah, Sultan Muhammad Bello, yang memberinya nasihat tentang aturan dan prinsip metafisik konstruksi dan lingkungan binaan.
Bello juga menugaskan dan mensubsidi gilda pembangun utama di wilayah timur Khilafah, seperti yang dipimpin Mubana Ghani Malam Muhammad Mika'il dan banyak muridnya dalam menciptakan dan mengatur gaya arsitektur vernakular yang unik dengan memanfaatkan ilmu-ilmu dasar 'awfaaq' dan 'ziyaarij', mirip dengan sistem 'geomansi' Cina kuno (feng shui 風水) dalam mengoptimalkan lingkungan fisik dan metafisik secara total.
Dengan bantuan Allah ta`ala, saya dapat menggunakan ilmu-ilmu dasar dalam menyusun rencana pembangunan sebuah rumah, komunitas dan kota berdasarkan 'awfaaq' dan 'ziyaarij' dari Nama Agung – ALLAH. Sinonim yang sering digunakan untuk 'awfaaq' dan 'ziyaarij' adalah kata 'hijaab' (cadar/penghalang/jimat). Ketika 'hijaab' ditempatkan di dalam sebuah kotak dan dipakai ia disebut 'bayt'l-hijaab' (rumah perlindungan).
Dengan terlebih dahulu menciptakan 'hijaab' dari Nama Agung, ia mengabadikan ruang suci berisi rahasia dan keuntungan yang luar biasa, baik di dunia roh (ruuhaniya) dan dunia indrawi (hissiya). Ini adalah hijaab yang melindungi dari bahaya spiritual dan fisik. Ketika diterapkan pada sebuah struktur, ia akan melindungi dari panas, dingin, hujan dan angin serta penutup/pelindungprivasi keluarga; tetapi yang lebih penting lagi, ia menghasilkan alam suci (daa'ira ruuhaniyya) yang bertindak sebagai jimat yang meliputi rumah, komunitas, dan kota dengan cara yang terhubung dengan keluasan Nama Agung - ALLAH.
Ilustrasi di atas menunjukkan Nama Agung Allah dapat ditulis 8 kali untuk membuat tabulasi segi empat (jadwaal maraba`a). Sembilan ruang dalam 'awfaaq' (dikenal dalam geomansi China sebagai diagram sembilan ruang (jiǔ gōng tú - 九宮圖) kemudian dapat diubah menjadi delapan ruang (ba gua - 八卦) yang mengelilingi atrium terbuka atau taman di tengah, dari dimana lima fase elemen (wu xing -五行) yang terdiri dari: cahaya, angin, tumbuh-tumbuhan, suhu dan kelembaban dapat masuk ke dalam rumah.
Hal-hal ini menghasilkan lingkungan spasial di rumah yang melihat ke dalam, di mana setiap elemen berfungsi sebagai ruang hunian Islam yang definitif - 'ribaat' (garnisun militer). Biksu Tao Xu Xuanping mendefinisikan interaksi antara 8 aula dan lima elemen tengah dengan kata-katanya: "Tangan memegang delapan trigram, kaki menjalani lima elemen." ((shŏu è bāguà, jiăo tà wǔxíng - 手扼八卦 * 腳踏五行).
Meskipun aksioma ini mengungkapkan esensi dari apa yang kemudian dikenal sebagai tiga 'seni bela diri internal Cina' dari tai qi, ba gua dan xing yi; pernyataan tersebut dapat diterapkan pada fungsi spasial dan dinamika lingkungan binaan juga. Ungkapan 'tangan' (shŏu - 手) menyiratkan 'fungsi' yang dapat diterapkan pada delapan ruang atau kamar yang masing-masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri, seperti: pintu masuk/ruang tamu (zaure), ruang tamu, perpustakaan/masalla, ruang makan, dapur, kamar kecil, kamar tidur utama dan kamar tidur kecil. Ungkapan 'kaki' (jiăo - 腳) menyiratkan 'interaksi' yang merupakan ruang terbuka/atrium pusat yang memungkinkan lalu lintas dan arus antara delapan lingkungan spasial.
Karena lingkungan pelindung yang ideal ini berkembang secara alami dan organik menjadi sebuah komunitas, tabulasi segi empat yang sama (jadwaal maraba`a) akan berlaku untuk menghasilkan komunitas delapan rumah yang mengelilingi ruang terbuka pusat untuk lima dinamika sosial seperti: pasar, sekolah, pusat pemerintahan, taman dan tempat ibadah, yang berorientasi ke dalam, dan menyerupai 'ribaat' (garnisun militer).
Dengan mengoptimalkan lingkungan fisik dan metafisik total menggunakan ilmu dasar, terjadi rangsangan terhadap angin dan air (feng shui - 風水), yang diperlukan untuk pertumbuhan yang secara alami dan organik berkembang dari komunitas kecil 8 (ba gua - 八卦) menjadi kota kecil 64 rumah di sekitar kawasan pusat dimana lima dinamika sosial dapat menyatukan dan mengintegrasikan seluruh kota/kabupaten/desa. Dengan demikian, kota tersebut diatur sebagai benteng jimat, mirip dengan 64 heksagram Yi Qing.
Dapat dibayangkan bahwa perpaduan antara ilmu huruf (`ilm'l-huruuf), ilmu berhitung (`ilm'l-hisaab), ilmu Nama-nama Ilahi (`ilm'l-asma'), ilmu ilmu onomatomansi (`ilm'l-jafr), ilmu kotak paranormal dan tabel ramalan melingkar (`ilm'l-awfaaq wa'z-ziyaarij) semuanya dapat disintesis untuk menciptakan 'Kota Tuhan' (Medinat'l -Allah), di mana konsep, penggambaran dan aplikasi spasial secara sadar berorientasi untuk mengingatkan kepada Nama Agung ALLAH.
Dengan demikian, setiap aspek ilmu dasar dapat didekodekan dan kemudian ditransmutasikan untuk diterapkan pada ilmu-ilmu praktis seperti gilda seni, kerajinan, konstruksi bangunan, dan perencanaan kota.
Sepanjang perjalanan saya di Bilad's-Sudan dari Mali ke Sudan, saya melihat homogenitas dan kesatuan bentuk budaya dan estetika dalam apa yang diidentifikasi dengan tepat oleh Labelle Pruissin sebagai 'hatumere'. Kita berhutang budi kepadanya, dan para pemikir modern lain seperti Hassan Fathy, Samer Akkach, Akel I. Kahera, Nader Ardalan, Abu Bakr Sirajuddin (Martin Lings), Seyyed Hossein Nasr, Yasser Tabba, dan lain-lain terhadap penafsiran mereka atas korelasi antara ide, metafisika, simbolisme, kosmologi mistik Islam serta pengaruh hal-hal ini terhadap lingkungan binaan, penataan ruang, pakaian, dan seni dekoratif. Ilmu-ilmu dasar 'huruuf', 'awfaaq', 'ziyaarij', 'seemiyya' dan 'hay'a' digabungkan dalam peradaban Islam Afrika sehingga melahirkan gilda seni yang pusat inspirasinya adalah Al-Qur'an.
Dibangun di atas ilmu-ilmu dasar kelompok rahasia Afrika pra-Islam, telah muncul di Bilad's-Sudan, gilda alfa yang bertanggung jawab atas transmisi seni juru tulis, menjahit, pembuatan kain, dan bordir. Ada gilda arma yang bertanggung jawab untuk transmisi kerajinan pembuatan kertas, penyamakan kulit dan kerajinan kulit. Ada gilda modibe 'yang bertanggung jawab untuk transmisi perencanaan kota, arsitektur, pembangunan masjid dan kerajinan penting menggali kuburan (malu).
Modibe' juga mengawasi gilda gabibi tukang batu (soro banna), pertukangan dan peleburan besi (diamouasi). Semua gilda ini terhubung dengan madrasah (tempat belajar) di mana ilmu-ilmu dasar Islam ditransmisikan bersama ilmu-ilmu mistik dan simbolik yang terekspresikan dalam lingkungan binaan, pakaian dan peralatan sehari-hari.}
Sumber gambar: https://www.academia.edu/8092195/Ilaawatl_Muttaalib_fee_Shukrl_Waahib_al_Mufeedal_Mawaahib_The_Increase_of_the_Aspirant_in_Gratitude_of_the_Benefactor_for_the_Divine_Overflowing_Given_to_Those_He_Favors_by_Shaykh_Muhammad_Shareef
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
