
Kutipan dari kitab `Ilaawat’l-Muttaalib: “Ilmu Awfaaq & Huruuf”.
Sumber: Sankore' Institute of Islamic-African Studies International, https://web.facebook.com/sankoreinternational/posts/pfbid0pVb6tQgy8f16GL3uHb62UU34sG4MknHH8oFUmSxVYUnEn3nqzcHxFgXtW4R3x5JNl
"TENTANG ILMU AWFAAQ & HURUUF
oleh Syekh Muhammad Shareef bin Farid
Kata 'awfaaq' adalah jamak untuk 'wafq' (harmonisasi) yang berakar dari kata kerja 'wufaqa' yang berarti dibantu, mendapat keberuntungan atau disukai Allah. Dengan demikian, ia terkait pencapaian keberhasilan seseorang dalam upayanya, atau pencegahan kegagalan dan kemalangan.
Syekh dari syekh kita, syarif terpelajar Imam Muhammad Murtada az-Zabidi mengatakan dalam kitab Taaj'l-`Aruus-nya: “Dari situ muncul kata 'wafq' bagi para pemimpin ilmu huruf; yang mengacu pada keserasian, keharmonian dan korespondensi di mana semua unsurnya sama sisi. Jamaknya adalah kata 'awfaaq'.”
Secara teknis 'awfaaq' adalah sinonim dari 'jadaawil' (tabel, daftar atau diagram) dan khawaatim (segel). Kotak paranormal (awfaaq) sebagian besar adalah diagram segi empat, tetapi kadang-kadang digambar dalam bentuk geometris lain yang memiliki jumlah kotak horizontal dan vertikal yang sama, baik tiga, empat, lima atau lebih yang di dalamnya tersusun huruf mistik, angka, kata-kata Al-Qur’an, segmen ayat-ayat Al-Qur'an, Nama-nama Allah, nama-nama Nabi atau Malaikat.
Unsur-unsur tersebut disusun sedemikian rupa sehingga keselarasan, penjumlahan dan perhitungan bidang horizontal, vertikal dan diagonal adalah sama, atau harmonis; oleh itu, istilah 'wafq' (harmonisasi/sinkronisasi); seperti yang ditunjukkan pada cincin yang diunggah Imam Thalib berikut serta 'wafq' yang diambil dari Kitaab 'l-Ism 'l-`Aadhem Shehu Utsman ibn Fuduye (lihat gambar 1 dan gambar 2):

Unsur-unsur setiap bidang diatur sedemikian rupa sehingga ketika ditambahkan secara horizontal, vertikal atau diagonal jumlahnya selalu 15, yaitu 3 kali bidang pusatnya (5). Para ahli ilmu ini percaya bahwa ada harmoni dan korelasi rahasia antara komponen-komponen 'wafq' (kotak paranormal) yang ketika unsur-unsur ini disusun secara sinkron pada waktu yang tepat; akan menghasilkan keberuntungan atau menangkal kemalangan.
Imam al-Qanuuji berkata dalam bukunya Abjad'l-`Uluum: “Dikatakan dalam Medinat'l-`Uluum: 'Ilmu menghitung kotak paranormal (wafq), ilmu menghasilkan kelimpahan yang cepat (dafaq) dan ilmu tabulasi segi empat (jadwaal maraba`a) memiliki bidang kotak yang di dalamnya ditempatkan angka-angka numerik atau huruf sebagai pengganti angka; dengan syarat bidang-bidang horizontal, vertikal dan diagonal adalah sama sisi jumlahnya, di mana tidak ada angka berulang pada tabel.
Diyakini bahwa keharmonian dan keseimbangan angka-angka dalam kotak paranormal memiliki pengaruh berbeda-beda yang luar biasa yang mengalir dari kualitas spiritual angka dan huruf tersebut; menghasilkan pengaruh yang luar biasa dan efek yang menakjubkan. Kemanjurannya tergantung hal yang dilakukan pada waktu yang harmonis dan sepadan pada jam-jam yang terpuji'. Ilmu ini merupakan bagian dari cabang-cabang ilmu perhitungan yang berkenaan dengan aritmatika. Ia juga merupakan bagian dari cabang-cabang ilmu tentang sifat-sifat khusus sehubungan pengaruhnya terhadap penciptaan.”
Ilmu 'awfaaq' tergantung pada keharmonian penuh antara keadaan spiritual praktisi, waktu, huruf, angka atau unsur dari kotak paranormal dan efek atau pengaruh yang diinginkan. Ia memerlukan pemahaman tentang asal-usul dan hierarki keberadaan (nasab 'l-mawjuudaat) seperti yang dikatakan Syekh Dan Tafa r.a., dalam kitab Nasab'l-Mawjuudaat-nya:
“Sadarilah saudaraku, bahwa setiap makhluk yang ada memiliki empat silsilah: satu sehubungan esensinya (dhaat); satu sehubungan sifatnya (sifaat); satu sehubungan daya hidupnya (naamuus); dan satu sehubungan wataknya (tabee`iyya).
Realitas Ilahi (haqaa'iq ilaahiya) adalah penguat esensinya. Roh halus (lataa'if ruuhaaniyya) adalah penguat sifatnya. Kenaikan astronomi (tawaali` falakiyya) adalah penguatan daya hidupnya. Unsur-unsur alam (ashyaa’ tabee`iyya) adalah penguat wataknya. Manusia adalah makhluk ciptaan yang paling sempurna, karena ia memiliki bagian paling lengkap dari empat tingkat silsilah ini. Dia adalah kumpulan kehidupan, pengetahuan, kemauan dan tindakan. Kehidupannya yang sebenarnya diperkuat Kehidupan Ilahi. Pengetahuannya yang sebenarnya diperkuat Pengetahuan Ilahi. Kehendaknya yang sebenarnya diperkuat Kehendak Ilahi. Tindakan nyatanya diperkuat Kekuatan Ilahi.”
Karena alasan inilah manusia memiliki kemampuan untuk membawa keharmonian dan korelasi kepada hierarki makhluk yang berbeda dan menetapkan kisi-kisi yang menghubungkan hierarki ini ke dalam kronogram yang bertindak sebagai kunci (miftaah) atau penghubung antara Realitas Ilahi dan alam. Mengutip Syekh al-Qunawi, Syekh Dan Tafa r.a,, mengatakan dalam kitab al-Bahth `An 't-Tafaadul Bayna Jinsiyya 'l-Malak wa'l-Bashar:
“Manusia Sempurna akrab dengan Zat Ilahi, Nama-nama Ilahi, Sifat-sifat Ilahi, dan Tindakan Ilahi. Dia akrab dengan semua hierarki dunia dan makhluk yang tinggal di dalamnya; dengan kondisi dunia dan apa yang terkait dengannya; dan dia akrab dengan setiap lokasi dan lokus dari semua lokasi dan dengan tuntutan dunia masing-masing, baik secara umum maupun terperinci. Ini adalah perincian tingkat kemanusiaan, karena dia adalah penjumlahan dari semua hal yang diciptakan.”
Allah ta`ala berfirman berulang-ulang dalam Al-Qur'an-Nya yang Sempurna: “Dia juga telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia pun telah menundukkan sungai-sungai bagimu. Dia telah menundukkan bagimu matahari dan bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah pula menundukkan bagimu malam dan siang. Dia telah menganugerahkan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat zalim lagi sangat kufur..”
Ayat-ayat ini dengan jelas menunjukkan kemampuan manusia memanipulasi ciptaan untuk kebaikan atau kejahatan. Ilmu 'awfaaq' dan ilmu huruf adalah bagian dari kemampuan manusia memanipulasi ciptaan dan membawanya ke dalam harmoni atau perselisihan untuk kebaikan atau kejahatan. Karena alasan inilah ada perselisihan yang cukup besar di antara para ulama tentang bagaimana ilmu ini berasal, oleh siapa dan apakah ia dianggap diperbolehkan (mubaah) atau dilarang (haraam).
Imam al-Qanuuji mengatakan bahwa pengkajian dan pemanfaatan ilmu ini dilarang karena fakta bahwa ia tidak diturunkan dari Nabi saw., dapat digunakan untuk sihir murni dan dapat menghubungkan kekuatan dan pengaruh kepada selain dari Allah ta`ala; sehingga mengarah pada politeisme. Namun, banyak ulama yang menganggap ilmu 'awfaaq' sebagai salah satu ilmu alam seperti astronomi, kedokteran, dan sejenisnya yang memungkinkan manusia memanipulasi, mengontrol dan mempengaruhi lingkungannya.
Bukti pertama tentang keberadaan kotak paranormal setelah Nabi Idris ada di China sekitar 2500 tahun yang lalu dalam 'Prasasti Sungai Luo' yang disebut 'luò shū' (洛書). Dalam kitab Yi Da Zhuan (Risalah Besar) yang merupakan komentar paling awal atas Yi Qing yang disusun pada tahun 2200 SM, 'lu shū' pertama kali diungkapkan kepada Dà-Yǔ dan merupakan representasi ringkas dari alam semesta dalam mikrokosmos di mana langit dan bumi dibawa ke dalam keseimbangan yang harmonis oleh bidang pusat diwakili oleh angka 5, yang melambangkan manusia sempurna atau bijak. Di dalam kitab ini penulis menjelaskan:
“Langit menciptakan hal-hal Ilahi; dan orang-orang bijak suci menjadikan mereka sebagai model. Langit dan bumi berubah dan bertransformasi; dan orang-orang bijak suci meniru mereka. Di langit tergantung gambar yang mengungkapkan nasib baik dan nasib malang; dan orang-orang bijak suci mereproduksi ini. Sungai Kuning menghasilkan sebuah diagram dan Sungai Luo menghasilkan sebuah prasasti; dan orang-orang bijak suci mengambil ini sebagai model.”
Diagram ini kemudian dikenal sebagai jiǔ gōng tú (九宮圖 - diagram sembilan ruang) dan merupakan dasar untuk fase lima unsur (wu xing -五行) dan delapan trigram (ba gua - 八卦) yang merupakan dasar geomansi, pengobatan Tiongkok, kosmogoni, seni perang; dan seni bela diri internal China. Menurut Ts`ai Yuang Ting, angka ganjil di luò shū mewakili Yang dan angka genap mewakili Yin seperti digambarkan dalam versi awal kotak ini (lihat gambar 3):
Simbol ini kemudian diganti dengan simbol 'Yin-Yang' yang mewakili langit/bumi dan semua pasangan berlawanan yang ada. Ketika digabungkan, simbol-simbol ini adalah penggambaran manusia sempurna sebagai penjumlahan dari semua hal di langit dan bumi. Jelas bahwa ilmu tentang kotak paranormal digunakan secara luas di China kuno, Mesir serta Bani Isra`il kuno seperti yang ditunjukkan diagram berikut menggunakan huruf-huruf Ibrani, karena bahasa tersebut tidak memiliki sistem numerik (lihat gambar 4):
Kotak ini adalah representasi simbolis dari nama rahasia Wujud Mutlak – YHWH dan melambangkan hubungan internal antara manusia dan Sang Pencipta. Ia digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kekuasaan atas alam, memanipulasi ciptaan dan melakukan tindakan paranormal di dunia. Pada semua peradaban pra-Islam sebelumnya, kotak paranormal pada awalnya adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan kosmos, dan alat untuk mengendalikan ciptaan.
Ia kemudian berpindah dan akhirnya merosot menjadi alat untuk geomansi, ramalan dan sihir. Dengan demikian, sebagian ilmu ini dianggap boleh oleh para ulama dan sebagian lagi dianggap haram.
Adapun '`ilm 'l-huruuf' (ilmu huruf), ia adalah ilmu tentang sifat-sifat khusus dari masing-masing 28 huruf abjad Arab, serta sifat-sifatnya yang beragam jika digabungkan satu sama lain. Oleh itu, ia tidak terlepas dari ilmu kotak paranormal.
Menurut para ahli ilmu ini, huruf-huruf alfabet Arab dibagi menjadi huruf bercahaya dan huruf gelap. Huruf-huruf ini dibagi lebih lanjut berdasarkan empat unsur api, air, udara dan bumi; dan sesuai dengan empat temperamen panas/kering, dingin/basah, panas/basah, dan dingin/kering; seperti yang ditunjukkan bagan berikut (lihat gambar 5):
Urutan huruf seperti yang tercantum dalam diagram di atas mengikuti sistem yang digunakan para Muslim di Afrika barat laut, Andalusia dan Bilad's-Sudan. Urutan asli penulisan huruf Arab, dan sistem al-jafr yang digunakan umat Islam di timur adalah sebagai berikut: alif - 1; ba - 2; jim - 3; daal - 4; ha - 5; waw - 6; za - 7; ha - 8 ; taw - 9; ya - 10; kaaf - 20; lam - 30; mim - 40; nun - 50; sin - 60; 'ayn - 70; fa - 80; sad - 90; qaf - 100; ra - 200; shin - 300; ta - 400; tha - 500; kha - 600; dhaal - 700; dad - 800; shaw - 900; dan ghayn – 1000; dengan negasi lam-alif ('tidak') menjadi simbol untuk sifar – 0.
Dalam al-Fuutuuhaat'l-Makiyya-nya, Syekh Muhy'd-Deen Ibn Arabi menyebut dua mazhab yang berbeda ini sebagai 'ahl'l-asraar' (ahli rahasia) mengacu pada sistem yang dirancang di barat, dan 'ahl'l-anwaar' (orang-orang pencerahan) mengacu pada sistem yang dirancang di timur. Susunan asli huruf-huruf Arab ini memiliki arti jika dirangkai menjadi frase.
Pada zaman dahulu orang Arab biasa mengatakan: “abjad hawwaza huttiya kalamanna sa'afasa qarashat thakhadha dadhaghalaa”. Dari empat huruf pertama dalam pernyataan inilah kata Arab untuk alfabet - "abjad" - lahir. Enam kata pertama dari pernyataan ini mengungkapkan makna kosmologis dan ontologis yang mendalam bagi orang-orang Arab.
Penulis al-Muhkam, Syekh Ibn Sida berkata: “Ia diriwayatkan atas otoritas Abu 'Amr Utsman ibn Sa'id ad-Daani atas otoritas Ibn Abaas yang mengatakan: 'Semua hal memiliki interpretasi (tafsir).
Siapapun yang mengetahuinya, mengetahuinya. Siapa pun yang tidak mengetahuinya, tidak mengetahuinya.’ Dia kemudian menafsirkan pernyataan: 'abjad' yang berarti: 'Adam menolak (aba) ketaatan dan menjadi bernafsu (wajada) dengan memakan pohon itu'. Dan 'hawwaza' berarti: 'Dia tergelincir (zalla) dan jatuh (hawaa) dari langit ke bumi.' Dan 'huttiya' berarti: 'Kesalahannya merendahkan (hatat) dia.'
Dan 'kalamana' berarti: 'Dia makan ('akala) dari pohon dan kemudian diberi (manna) berkah taubat.' Dan 'sa'afasa', berarti: 'Dia memberontak dan dikeluarkan dari berkah ke dalam kesulitan.' Dan 'qarashat', berarti: 'Dia mengakui ('aqarra) dosa-dosanya dan diselamatkan dari hukuman'.”
Dari sini, kita mencatat bahwa bahasa Arab, pada tingkat yang paling mendasar, memiliki hubungan dengan awal mula manusia. Oleh itu, sebuah kosmologi dibangun dalam susunan huruf-hurufnya, yang tidak hanya memfasilitasi komunikasi, tetapi juga menggambarkan asal-usul manusia, posisi dan keadaan, tingkatan dan siklus baik secara umum maupun secara terperinci. Oleh itu, tidak mengherankan jika muncul ilmu-ilmu `ilm 'l-huruuf dan `ilm'l-jafr.
Karena Al-Qur'an adalah Perkataan Allah Ta'ala yang Tidak Diciptakan, dan merupakan penjumlahan dari semua 28 huruf Arab, maka ilmu huruf dikatakan sebagai cabang dari ilmu-ilmu Al-Qur'an. Termasuk dalam '`ilm'l-huruuf' adalah ilmu-ilmu tentang kualitas spiritual, psikis dan obat-obatan khusus dari huruf-huruf, pemanfaatan ayat-ayat Al-Qur'an dan Nama-nama Ilahi secara efektif dalam mencapai keberuntungan dan mencegah kemalangan, serta pengungkapan Nama Allah Yang Maha Besar.
Justru karena 28 huruf tersebut dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan empat unsur alam yaitu api (naar), udara (hawaa), air (maa’), dan bumi (turaab); dan empat temperamen alami (tabee`at arba`a): panas (haraara), kering (yabuusa), basah (ratuuba); dan dingin (baruuda); ilmu-ilmu 'awfaaq' dan 'huruuf' tentu saja mengiringi ilmu kedokteran fisik dan metafisika. Salah satu aksioma fundamental kunci dari pengobatan Islam terapan dalam penyakit fisiognomik atau fisik adalah prinsip:
"إِنَّ دَوَاءَ كُلِّ عِلَّةٍ بِضِدِّهَا"
"Obat setiap penyakit adalah kebalikannya."
Dengan demikian, setiap penyakit fisik atau metafisik/psikis yang bersumber dari ketidakseimbangan unsur-unsur alam dan temperamen dapat disembuhkan dengan kata-kata Al-Qur'an, ayat-ayat, surah-surah, Nama-nama Allah, nama-nama Nabi atau Malaikat yang berlawanan dengan unsur dan temperamen alami dari penyakit itu.
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa ada huruf bercahaya dan huruf gelap dalam alfabet Arab. Huruf-huruf gelap ada tujuh – huruf: 'jeem' (ج), 'zaa' (ز), 'fa' (ف), 'thaa' (ث), 'khaa' (خ), 'dhaw' (ظ) , dan 'syin' (ش).
‘Gelap’ dalam konteks ini tidak berarti jahat atau malang seperti yang dijelaskan Imam as-Suyuti. Tak satu pun dari tujuh huruf 'gelap' ini dapat ditemukan dalam bab pembuka Al-Qur'an yang disebut al-Faatihah dan karena alasan inilah bab ini secara universal dianggap sebagai obat untuk semua ketidakseimbangan fisik dan metafisik dan penyakit.
Telah diriwayatkan oleh al-Bayhaqi atas otoritas Abd'l-Malik bin Umar dalam sebuah hadis yang mursal bahwa Rasulullah saw. berkata: “Faatihah dari Al-Qur’an adalah obat untuk setiap penyakit.”
Telah diriwayatkan oleh al-Bayhaqi dan al-Khurasani atas otoritas Abu Sa`id'l-Khudri r.a. berkata: "Faatihah dari Kitab adalah obat terhadap toksin dan racun.” Kemampuan menyembuhkan Al-Qur'an dengan demikian dimulai pada tingkat 28 huruf Arab.
Didasarkan pada gagasan utama tentang kemanjuran dari kemampuan penyembuhan Al-Qur'an, maka ilmu-ilmu 'awfaaq' dan 'huruuf' dikembangkan ke tingkat yang lebih tinggi dalam berbagai ilmu fisika dan metafisika dalam Islam.
Ahli utama ilmu 'awfaaq' dan 'huruuf', Syekh Shihaab'd-Deen Ahmad bin Ali al-Buni r.a. berkata:
“Melalui ilmu ini seseorang dapat mencapai semua keinginan dan dapat dihubungkan melaluinya dengan setiap kebutuhan. Orang yang menganut ilmu ini akan melihat manifestasi hasil, mengalami penyingkapan yang jelas dan menyaksikan pengungkapan rahasia yang gaib.
Adapun kemanfaatan ilmu ini dalam urusan duniawi, yaitu memberikan penerimaan, penghormatan, kehormatan, berkah dalam harta seseorang, dengan menggunakan kalimat Allah, mengikuti perintah Allah ... Ini merupakan rahasia besar di antara ilmu-ilmu yang tidak dapat diingkari baik oleh syariat maupun akal.”
Di antara karya-karya awal yang paling penting dalam Islam tentang ilmu 'awfaaq' dan 'huruuf' adalah:
1. Bahr'l-Wuquuf `Ilm 'l-Awfaaq wa'l-Huruuf dan Syams'l-Ma`aarif 'l-Kubra dari Syekh Shihaab'd-Deen Ahmad ibn Ali al-Buni;
2. Syams'l-Aafaaq `Ilm 'l-Huruuf wa'l-Awfaaq dan Biaya Darrat'l-Aafaaq `Ilm'l-Huruuf wa'l-Awfaaq dari Abd'r-Rahman bin Muhammad al-Bustami ;
3. al-Adwaar `Ilm'l-Huruuf wa'l-Asraar dari Yusuf ibn Abd.r-Rahman al-Maghribi; al-Kashif'l-Kulli wa'l-`Ilm al-Aani dari Muhy'd-Deen Ibn Arabi al-Hatimi; dan
7. Kanz'l-Asraar wa Dakhaa'ir 'l-Abraar dari Abu Abdallah Ya'eesh ibn Ibrahim al-Umawi.
Bani Aal pada umumnya dan bani Fuduye`(Fodiyo/Fodio) khususnya di kalangan Turudbe` Fulbe terkenal karena mengenal rahasia esoteris dan mistik dari Al-Qur'an.
Di antara para pendukung utama ilmu-ilmu ini di antara para Fudiawa adalah: Syekh Muhammad Bindu, dan ayah dari Shehu, Fuduye` Muhammad ibn Utsman ibn Shalih, yang darinya Shehu mempelajari ilmu-ilmu Al-Qur'an dan matematika di mana kedua-dua 'ilm'l-awfaaq' dan '`ilm'l-huruuf' merupakan cabang-cabangnya.
Di antara mereka juga adalah murid dari guru yang disebutkan di atas, Syekh Muhammad ibn Muhammad al-Fulaati al-Katsinawi yang belajar bersama mereka ilmu matematika, huruf mistik dan kotak paranormal. Dia kemudian melakukan perjalanan ke timur dan akhirnya menjadi kepala pelaksana perkebunan ahli geografi terkenal al-Hasan al-Jabarti di Kairo.
Di antara karya-karyanya tentang ilmu 'awfaaq' dan 'huruuf' adalah:
1. ad-Duur'l-Mandhuum wa'l-Khulaasat 's-Sirr'l-Maktuum fee `Ilm't-Talaasim wa'n-Nujuum;
2. Buhjat 'l-Aafaaq wa `Idaah 'l-Lubs wa'l-Ighlaaq Fee `Ilm'l-Huruuf wa'l-Awfaaq;
3. ad-Durar wa'l-Yawaaqeet `Ilm 'l-Huruuf wa'l-Asma'; dan
4. as-Sirr 'l-Maktuum Fee Makhaatabat'n-Nujuum.
Di antara mereka juga adalah paman dari pihak ayah Shehu, Syekh Muhammad Sanbu ibn Abdullahi ibn Muhammad ibn Sa`d ibn Muhammad Ladan yang darinya Shehu mempelajari Mukhtasar dan komentarnya oleh al-Karashi, tetapi juga menguasai ilmu mistik dan esoteris di bawah pengawasannya. 'awfaaq' dan 'huruuf'.
Dalam Kitaab 'l-Isma' al-Aadhem-nya, Shehu mengatakan bahwa dia telah menerima rahasia Nama Allah yang Maha Besar yang dia gambarkan sebagai: “...harta di antara harta Raja para hamba yang saleh, yang diberikan kepadaku sebagai izin dari paman dan guru dari pihak ayahku, Imam Muhammad Sanbu, pada hari Selasa tanggal 15 bulan Ramadhan tahun 1191 H (sekitar tahun 1777 M).”
Shehu menularkan ilmu 'awfaaq' dan 'huruuf' kepada istrinya Iyya Gharka `Aisha binti Muhammad ibn Utsman ibn Hamm ibn `Aal, putri mereka Khadijatu binti Shehu Utsman, suaminya, kepala juru tulis Mustafa ibn Muhammad at-Turuudi, ayah Syekh Dan Tafa; serta saudara tirinya, Sultan Muhammad Bello ibn Shehu Utsman, ayah mertua Syekh Dan Tafa.
Dari para ulama inilah Syekh Dan Tafa r.a. menerima ilmu-ilmu ini dan belajar menerapkannya dalam pengobatan, konstruksi bangunan, perencanaan kota, strategi militer dan dalam gilda seni.
Contoh penentuan awqaaf yang menguatkan semua yang telah saya diskusikan sebelumnya adalah yang saya temukan di arsip Syekh Bello ibn Abd'r-Raaziq ibn Utsman ibn Syekh Abd'l-Qaadir Dantafa di kota Nil Biru Maiurno, Sennar, Sudan. Saya diberitahu bahwa ia disusun oleh paman dari pihak ayah Syekh Bello. Namanya Syekh Abd'r-Rahman al-Ya`baana ibn Utsman ibn Syekh Abd'l-Qaadir. (lihat gambar 6)
Tentu saja para salafi, karena ketidaktahuan mereka, akan mengabaikan semua ini sebagai omong kosong dan menyatakan ilmu-ilmu ini sebagai sihir dan kekafiran.
Penolakan dari mereka ini muncul dari ketidaktahuan yang parah. Orang bijak berkata: "Mereka yang tidak mengetahui sesuatu pada akhirnya menjadi musuhnya."
Sanad saya untuk studi `ilm al-awfaaq berasal dari empat ulama:
1. Syekh Muhammad Bello bin Abdullahi
2. Syekh Umar bin Ahmad Zaruuk
3. Syekh Ibrahim bin Utsman bin Ibrahim
Mereka mempelajari ilmu ini dari Syekh Abd'rRahman Ya`bana ibn Utsman; yang menerimanya dari ayahnya Syekh Utsman; yang menerimanya dari ayahnya, Syekh Dan Tafa yang disebutkan di atas."
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
