Mayaku Duniaku

0
0
Deskripsi

Sebuah cerpen yang menceritakan seorang remaja bernama Piya yang menjadikan dunia maya sebagai temannya

Semua yang semu adalah yang yang menarik bagi sebagian besar remaja. Suatu perasaan yang menggugah hati, menggetarkan hati, dan membuat jantung berdetak tak karuan hanya karena sebuah kejadian sepele. Tak heran jika remaja adalah tempatnya manusia banyak berkhayal. Menginginkan pekerjaan ini di masa depan, menginginkan melakukan dini dan itu di masa depan, memimpikan seseorang sebagai pendampingnya, dan masih banyak hal bayangan yang memenuhi pikiran. 

Semua khayalan itu tak ada salahnya. Hal yang luar biasa normal bagi manusia di fase remaja. Akan tetapi, hal itu juga yang membuat sebagian besar remaja berada dalam fase yang mengkhawatirkan dan berbahaya. Mereka terlalu sibuk dengan dunia khayalan mereka sehingga kadang menyepelekan apa yang ada di depan mereka, kehidupan mereka di dunia nyata. Kadang juga hal tersebut membuat mereka buta mata dan terjebak dalam masalah yang tak ada putusnya karena terlalu lama bermain-main di dunia maya, dunia yang sangat semu.

Sama halnya dengan yang dialami oleh seseorang Bernama Piya. Dia hanyalah seorang remaja yang duduk di kelas satu SMA. Baru saja dia duduk di jenjang itu, namun sebagian besar pikirannya dihabiskan untuk menyelami dunia maya. Dia terlalu fokus pada permainan sosial medianya hingga lupa dia juga punya teman di kelasnya. Dia terlalu sibuk dengan drama apa yang terjadi di dunia maya dibandingkan dengan apa yang sedang terjadi di sekolahnya. Setiap saat tidak ada kelas, dia akan selalu berkhayal oleh skenario yang dibuatnya sendiri. Dia menjadi seseorang yang sangat pendiam. Perlahan-lahan menarik diri dari interaksi kelasnya dan memilih bergelut dengan ponsel pintarnya karena dia merasa mereka tidaklah menarik. Hal itu terus terjadi hingga suatu ketika, dia sampai pada satu titik bahwa dia merasa sangat kesepian.

“Aku iri,” ucap Piya saat tak sengaja melihat salah satu postingan di timeline akun sosial medianya yang memperlihatkan sekumpulan remaja yang terlihat asik berkumpul dan mengobrol.

Pikiran-pikiran tersebut memang terlalu sering menghampiri Piya akhir-akhir ini. Perasaan kesepian dan tak punya teman membuatnya merasa sedih. Dia sering mengasihi dirinya sendri karena itu. Seorang remaja yang sangat kesepian dan tidak punya teman untuk berbagi. 

Piya sebenarnya adalah anak yang menarik, tapi dia tidak pernah menunjukkan semua itu di dunia nyata. Dia hanya bisa menunjukkan semua sisi menariknya yang tak diduga oleh orang-orang di sekitarnya bisa dilakukan oleh seorang Piya hanya di sosial medianya. Dia merasa bisa bebas mengekspresikan perasaannya dengan bebas hanya di dunia maya karena tidak aka nada seseorang yang mengenalnya. Semua akun yang digunakannya tidak menggunakan identitas Piya yang bisa dikenali oleh orang-orang yang mengenalnya.

Piya bingung, kenapa dia tidak bisa menunjukkan sisinya yang lain saat berada di lingkungan sosial rumah dan sekolahnya. Bahkan saat bersama dengan teman sebangkunya di sekolah. Dia terlalu merasa takut akan dipandang aneh karena itu.

Sejak mendapatkan ponsel pribadi, saat itu juga Piya mulai mengenal media sosial. Mulai dari sana, dia menjadi lebih nyaman mengekpresikan apa yang dia rasakan dengan mengunggah sesuatu di akunnya. Dia sangat menikmatinya. Akan tetapi, suatu waktu juga dia menjadi sangat kesepian. Tak ada teman yang membuatnya senyaman dunia maya. Dia sebenarnya menginginkan seorang teman yang bisa dia tunjukkan dirinya yang sebenarnya. Diri Piya yang bukan pendiam dan pemalu. Dia ingin punya seorang teman yang bisa membuatnya nyaman berekspresi, tapi ia terlalu takut untuk itu. Keadaan di lingkungan sekolahnya pun tidak mendukung. Semua orang di sekolah sudah punya lingkaran pertemanannya masing-masing. Piya jadi merasa tidak punya teman karena harus sendiran kemana-mana.

Terkadang, jika ia merasa benar-benar sendiri, dia akan menghubungi teman lamanya. Akan tetapi itu tidak membantu banyak karena temannya sudah punya dunianya sendiri. Mereka berada di sekolah yang berbeda dengan situasi yang berbeda pula. Mereka punya kesibukan dan prioritas masing-masing. Piya juga tahu jika teman lamanya itu sudah punya teman baru di sekolah barunya. Piya kadang merasa agak takut jika menghubungi teman lamanya. Takut mengganggu katanya. Piya hanya merasa bingung harus melakukan apa supaya tidak merasa kesepian lagi. Pada akhirnya, piya akan kembali berselancar ke dunia maya untuk mencari hiburan. Dia akan kembali bermain-main di dunia maya untuk mencari yang menarik dan menghibur dirinya sendiri.

Dunia maya sudah menjadi bagian dari kehidupan Piya saat ini. Dia yang akan Piya tuju jika Piya mengalami hari yang buruk. Sama seperti apa yang terjadi pada suatu hari itu. Saat itu, Piya sedang merasa sangat sensitive. Dia bisa merasa kesal bahkan pada hal-hal yang sebenarnya sepele. Akibat hari itu adalah hari pertama menstruasi di bulan Agustus dan ada banyak tugas sekolah yang membuatnya pusing. Saat pelajaran matematika berlangsung, Piya sangat tidak fokus akibat perutnya terasa tidak nyaman, tapi tiba-tiba saja dia ditunjuk untuk menjawab soal yang ada di papan tulis. Piya langsung berkeringat dingin. Dia tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan yang ada di papan tulis tersebut. Dengan langkah pelan, dia berjalan ke depan kelas untuk menjawab soal itu. Dia menjawab dengan cara yang tidak sesuai dan tidak menemukan hasilnya. Karena itu, guru matematika Piya menyindir dirinya sebab dia tidak bisa mengerjakan soal yang dikata mudah itu. Piya yang masih ada di depan kelas tersebut merasa sangat malu. Dia ingin segera pulang dan menggulung dirinya ke dalam selimut dan tidur.

Tak sampai di sana saja, pelajaran selanjutnya adalah fisika yang pada hari itu akan dilakukan ulangan harian. Piya sangat tidak mengerti perihal materi yang ada pada pelajaran fisika. Alhasil, dia mengerjalan soal ulangan harian itu dengan asal-asalan dan dapat menebak kalau nilainya akan berada di bawah KKM. Hari itu menjadi hari yang sangat menyebalkan bagi Piya. Dia merasa sangat kesal, marah, malu, dan sedih. Akan tetapi dia tidak bisa mengeluh kepada siapa pun karena dia tidak punya seorang pun teman. Dia merasa sangat menyedihkan.

“Menyedihkan sekali diriku,” ucap Piya dengan suara lirih sambil menahan agar air matanya tidak jatuh. Dia benar-benar ingin pulang.

Untungnya, Fisika adalah pelajaran terakhir di hari itu. Dia merasa sedikit lega sebab akhirnya bisa segera pulang dan berbaring di atas tempat tidurnya. Saat bel pulang berbunyi, Piya menunggu hingga kelas setengah kosong sebab dia tidak mau berdesakan di lorong Gedung untuk sampai ke tempat parkir. Terlebih lagi, dia juga menunggu untuk parkiran sedikit lega agar dia tidak kesusahan untuk mengeluarkan sepedanya.

Saat berada di perjalanan, sinar matahari terasa menusuk kulitnya. Saat itu sudah pukul tiga sore lewat lima belas menit. Jamnya para pekerja pulang dan itu membuat jalanan sedikit ramai. Ditambah dengan cuaca yang terik, perjalanan pulang menjadi sangat menyebalkan bagi Piya. Dia harus berusaha sabar saat ada kendaraan lain yang menyerobot dan saat berada di pemberhentian lampu merah. Dia harus berusaha bersabar.

Saat sampai di rumah, Piya langsung menuju kamar dan meletakkan tas ranselnya. Dengan segera, dia ke kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi dan berganti pakaian, barulah Piya mengambil ponselnya yang berada di dalam tas dan langsung membuka akun media sosialnya untuk berkeluh kesah sembari berbaring di atas kasurnya. Dia meluapkan apa yang dirasakannya, perasaan marah, kesal, dan sedih ke dalam unggahannya tanpa harus khawatir ada seseorang yang dikenalnya menemukannya. Setelah puas mengeluh, Piya kemudian langsung mencari-cari hiburan dengan membuka video lucu dari akun yang diikutinya.

Itulah cara Piya mengatasi kejadian-kejadian tak mengenakkan baginya. Sama seperti sebagian remaja yang memilih mengeluh ke teman dekat mereka atau memilih untuk mengeluh di dunia maya. Mereka sama-sama melakukan hal itu untuk mengekspresikan perasaan mereka. Piya walaupun tidak punya teman dekat di dunia nyata, tapi dia berhasil mejadikan dunia maya teman baiknya. 

Tak ada yang salah memang menjadikan dunia maya seorang teman, tapi kita juga harus berhati-hati agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang sifatnya merugikan kita. 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Tak Lagi Sama
0
0
Sebuah cerita tentang persahabatan yang mengalami kerenggangan karena kesalahpahaman dan tindakan ceroboh. Cerita ini terinspirasi dari lagu “Can't You See Me?" oleh TOMORROW X TOGETHER
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan