
Ocean Keiji Rysaka atau yang akrab disapa Sean mengalami kejadian tidak mengenakkan di pesta ulang tahun yang diadakan kakak laki-lakinya. Sepuluh hari kemudian tanda-tanda layaknya wanita hamil muncul pada Sean yang notabenenya adalah seorang laki-laki. Seorang cowok yang mengaku bernama Jojo kemudian datang untuk memberikan pertanggungjawaban. Sean tidak serta merta menerima pertanggung jawaban cowok itu. Masalahnya justru semakin rumit karena kedua-duanya masih duduk di bangku SMA.
Yang ada dipikiran...
CH 15. ADEK CINTA JOJO PAK…
Pukul delapan pagi.
Jojo terbangun dalam kondisi bingung saat menyadari Sean tidak berbaring di sampingnya. Ia berlari keluar dari dalam kamar dengan memakai celana boxer dan t-shirt setelah mengecek keberadaan Sean di dalam kamar mandi pribadinya yang ternyata juga tidak ada.
Daddy dan maminya sengaja menunggunya di ruang tamu. Mereka menyambutnya dengan tatapan mata prihatin dan kecewa. Jojo melangkah lesu ke arah keduanya. Ia mencium firasat buruk pasti sedang terjadi pada Sean hanya dengan cara melihat dari ekspresi wajah orangtuanya yang terlihat murung itu.
"Kamu semalam membawa Sean pulang?" tanya Mami Jojo lembut dengan raut kecewa.
Jojo mengangguk.
"Sean dibawa pulang orangtuanya tadi pagi. Mereka mengamuk dan menuduh kita menculik Sean. Mami sama Daddy sengaja tidak membangunkanmu untuk tidak memperkeruh suasana. Dan satu lagi Jojo, mereka membawa pulang Sean dalam kondisi pingsan. Mami khawatir sama kondisi Sean. Mereka juga mengancam akan memenjarakan kita dengan tuduhan menculik Sean jika kita menghubungi Sean lagi."
Kondisi kesehatan Sean yang naik-turun membuat Sean pingsan saat ayah dan ibunya juga Segara mengamuk dan cekcok dengan orangtua Jojo pagi tadi saat tidak menemukan Sean di ruang perawatan. Mereka membawa pulang Sean begitu saja dan menuduh Mami dan Daddy Jojo telah membantu Jojo untuk menculik Sean. Mereka juga telah mengetahui jika Jojo telah menghamili Sean dan berkata tidak akan pernah merestui hubungan mereka mengingat keduanya sama-sama laki-laki.
Jojo segera berlari ke dalam kamarnya untuk meraih jaket dan celana panjang, lalu berlari keluar kembali sembari menyambar kunci mobil dari atas meja belajar. Tujuannya saat ini adalah rumah Sean. Ia berniat meminta maaf atas kekhilafannya dan mengatakan bahwa ia akan bertanggung jawab atas kehamilan Sean.
"Jo.. Mau kemana?" Daddy Jojo menghadang Jojo cepat saat mengetahui Jojo nampak berjalan terburu menuju mobil. Pria itu khawatir.
"Dad.. Aku harus ke rumah Sean sekarang," pamitnya.
Daddy Jojo tidak sempat menahan Jojo saat Jojo mulai memasuki mobil dan melajukannya dengan cepat.
Sesampainya di rumah Sean, Jojo segera turun dari mobil karena kebetulan pintu gerbang rumah Sean dalam keadaan terbuka lebar. Ia dihadang dua pria berbadan tinggi besar dengan pemandangan sebuah pistol yang menggantung di bagian pinggang masing-masing.
"Cari siapa Mas," tanya satu dari dua pria itu dengan nada tegas berupaya mendorongnya mundur. Jojo tak gentar. Ia balik mendorong dan berjalan cepat mencoba menerobos masuk ke dalam. Akan tetapi, dua pria itu mampu menyeretnya menjauh dan mendorongnya secara kasar hingga punggung Jojo terbentur pada badan mobil.
Jojo kemudian sibuk menengok ke dalam rumah Sean berharap Sean terlihat keluar dari sana, tapi justru malah sosok Segara yang datang menampakkan diri. Kehamilan Sean yang telah menjadi rahasia bersama di antara mereka bertiga dan Bruno itu sengaja dibongkar oleh Segara sendiri dengan memberi tahu orangtua angkatnya bahwa Sean telah hamil dan Jojo lah pelakunya. Dengan langkah angkuh dan congkak, Segara menghampiri Jojo sembari menatapnya remeh. Segara langsung memukul wajah Jojo begitu saja menggunakan bogem mentah tangannya.
BUGH!!
Jojo jatuh tersungkur dengan luka robek di sudut bibirnya akibat pukulan Segara. Luka itu bahkan mengeluarkan darah hingga darah itu membasahi bibir dan sela-sela giginya. Jojo berusaha bangkit berdiri dengan terhuyung-huyung dan bergerak cepat ingin membalas pukulan Segara, tapi dua pria berbadan besar itu segera menahan kedua tangannya hingga membuat Jojo tidak bisa bergerak lagi.
"Lo mau ngapain lagi kesini brengsek? Setelah lo perkosa adek gue. Bikin bunting dia. Bikin malu keluarga gue. Berusaha nyulik adek gue. Sekarang lo mau apa lagi? Hah?"
Jojo menata hatinya baik-baik sebelum menjawab ucapan Segara. Ia sudah memprediksikan jika hal ini pasti terjadi. Itulah sebabnya Jojo memilih untuk datang sendiri tanpa melibatkan kedua orangtuanya.
"Gue mau ketemu Sean sama bapak-ibuk kalian. Gue perlu bicara sama mereka. Gue semalam nggak ada niat buat nyulik Sean. Gue bawa Sean pulang atas persetujuan dari Sean sendiri."
"Terus, lo pikir gue percaya, begitu? Lo itu homo!! Lo mau bikin adek gue jadi homo macam lo juga 'kan? Nggak waras lo?"
Jojo berusaha bersabar.
Segara mengatakannya tanpa menyadari bahwa dirinya sendiri juga seorang homo. Dan parahnya lagi, Segara menyukai Sean dan pernah memperkosanya meski itu hanya menggunakan jari. Padahal, setahu Jojo, Segara sudah memiliki pacar cowok yang saat ini masih menjalin hubungan dengannya. Jika saja tidak mengingat Sean, Jojo sudah membongkar perlakuan bejatnya itu pada orang tua mereka.
Apa ini sebenarnya hanya alibi Segara saja untuk memisahkan Sean dan Jojo? Jojo menyahuti ucapan Segara dengan penuh kemantapan.
"Gue bakal nikahin Sean nggak peduli dia laki Bang," katanya.
"Kalau lo homo, jadi homo sendiri aja lo!! Kenapa harus adek gue lo bikin belok juga, hah?? Gue nggak sudi punya adek ipar macam lo!"
Kesabaran Jojo habis. Segara sudah bersikap kelewatan. Segara adalah orang termunafik yang pernah Jojo temui di dunia ini. Jojo pada akhirnya menyemprot balik Segara.
"Lo nggak nyadar sebenernya lo homo juga? Nggak usah munafik deh lo.. Kita sama-sama busuk disini. Gue nggak akan berhenti memperjuangkan Sean. Gue bakal nikahin Sean. Dan satu lagi lo perlu tahu, Sean CINTA SAMA GUE," ucap Jojo panas. Emosinya sudah meledak-ledak sampai di ubun-ubun. Jojo menekankan kata 'CINTA SAMA GUE' dengan berteriak biar Segara jelas mendengarnya.
Emosi kemarahan Segara terpancing. Ia meninju perut Jojo berkali-kali dengan kondisi lengan Jojo yang ditahan dua pria besar itu agar Jojo tidak bisa melepaskan diri.
"BULLSHIT!!"
BUGH!!
BUGH!!
BUGH!!
"Cukup Gara!!"
Suara bariton seorang pria yang barusaja keluar dari dalam rumah menghentikan aksi brutal Segara. Pria berbadan tinggi kekar itu keluar diikuti seorang wanita cantik yang memiliki paras khas wanita Jepang. Jojo menatap ke arah dua sosok itu dengan menahan sakit di bagian perutnya akibat tinjuan Segara. Pria yang Jojo yakini adalah bapak Sean itu tengah mengenakan seragam polisi lengkap dengan atribut yang menempel di pakaian atasnya. Dari lambang atribut yang tertempel di kedua bahu seragamnya, menunjukan bahwa bapak Sean adalah seorang Perwira Tinggi Polisi berpangkat Brigadir Jendral Bintang Satu.
"HEH!! Jadi kamu yang udah hamilin anak saya??" tanyanya tegas dengan raut marah dan kecewa.
"Maaf Pak... Waktu itu saya khilaf. Saya akan mempertanggung jawabkan atas semua perbuatan saya."
"Anak bejat macam apa kamu? Kamu perkosa anak saya? Dimana moral kamu sebagai anak sekolah? Bukankah kamu ketua OSIS? Anak saya tidak butuh tanggung jawab dari kamu. Pergi dari rumah saya!!" usir bapak Sean menunjuk ke arah pintu gerbang untuk mengusir Jojo.
Jojo tetap bertahan di tempat meski dua bawahan bapak Sean itu sudah melepaskan kedua lengannya. Sean tampak memohon. Dia hampir menangis.
"Kita berdua sama-sama mencintai Pak. Tolong restui kami. Saya tidak pernah memperkosa Sean. Kami melakukannya atas dasar saling mencintai."
"Saya tidak butuh pengakuan cinta kamu atas Sean. Sean bahkan belum genap 17 tahun. Dia masih sekolah. Dia laki-laki. Dia juga sakit dan kamu bikin dia hamil. Dia laki-laki, kamu laki-laki. Sudah gila kamu? Kamu mau bunuh anak saya dengan cara menghamili anak saya?"
Jojo menunduk diam. Apa yang diucapkan bapak Sean pada kenyataannya adalah benar. Dengan menghamili Sean secara tidak langsung Jojo telah berupaya membunuh Sean secara pelan-pelan karena penyakit thalassemia yang diderita Sean.
"Jo..." panggil Sean bergetar. Tiba-tiba Sean muncul dari dalam rumah dalam keadaan kacau. Wajahnya pucat dan sembab. Ia berjalan gontai dengan mengenakan t-shirt putih kebesaran dan celana pendek hitam di atas lutut.
"Adek... Masuk!!" perintah ibu Sean tegas dan mutlak.
Sean menggeleng cepat.
"Adek mau ngomong sama Jojo dulu Buk... "
"Nggak!! Nggak boleh."
Bapak Sean dengan segera meraih tangan Sean kala Sean hendak berjalan menghampiri Jojo. Bapak Sean lantas beralih menatap Jojo dengan raut wajah murka.
"Cepat kamu angkat kaki dari rumah saya sebelum saya berbuat kasar. Saya bisa menembak mati kamu demi kehormatan anak saya!! Jangan menguji kesabaran saya!!" Bapak Sean murka sembari bersiap mengambil pistol yang menggantung di pinggangnya dengan tangannya yang lain.
"Bapak jangan... Hiks... Adek cinta Jojo Pak... " Sean menangis bersimpuh di kaki bapaknya. Ia takut bapaknya nekat menembak mati Jojo. Kedua tangannya memeluk kaki sang Bapak sembari menahan tangan sang Bapak agar urung mengambil pistol itu untuk ditembakkan ke arah Jojo. Sesungguhnya, bapak Sean tidak setega itu. Ini hanya semacam gertakan saja untuk Jojo agar tidak mengusik putranya lagi.
Hati orangtua mana yang tidak sakit dan terluka melihat putra semata wayang yang akan dijadikannya sebagai harapan masa depan malah dihamili oleh orang lain saat usianya masih di bawah umur dan masih sekolah. Sean adalah putra kandung satu-satunya yang sangat ia sayangi.
Bapak Sean menunduk mengamati wajah Sean yang nampak pucat dan menyedihkan. Ia sesungguhnya tak tega, tapi ia tidak punya pilihan lain selain dengan cara memisahkan mereka.
"Gara.. Bawa adik kamu masuk ke dalam," perintah sang Bapak pada Segara karena tak tega.
Segara menurut, menghampiri Sean, lalu membawanya berdiri untuk diajaknya masuk ke dalam. Sean terus memberontak dari pegangan Segara karena ingin menyusul Jojo yang saat ini sudah berbalik arah. Jojo sempat terdiam sebentar karena dilema. Jojo galau antara ingin bertahan di tempat demi Sean atau melangkah pergi saja.
BUGH!!
Satu pukulan telak mengenai wajah tampan Segara. Sean memukul wajah Segara sesaat setelah ia bisa melepaskan diri. Segara memegang sudut bibirnya yang berdarah karena terluka.
Bapak Sean tak tinggal diam. Pria berbadan kokoh itu langsung menahan tubuh Sean dan membopongnya cepat guna untuk dibawanya masuk ke dalam rumah.
"BAPAK!! TURUNIN ADEK, PAK!! TURUNIN ADEK!! ADEK BENCI BAPAK!! ADEK BENCI BAPAK!!"
Sean menangis dan berusaha memberontak dalam bopongan bapaknya. Sang Bapak tidak peduli walau sesungguhnya ia tak tega. Ia tetap membawa Sean masuk ke dalam.
"BANG GARA!! SIALAN LO BANG!! GUE BENCI LO!! GUE BENCI LO!!"
"JO!!! JOJO!! JANGAN TINGGALIN GUE JO!!! TOLONGIN GUE!! BAWA GUE PERGI!! JANGAN JADI PENGECUT LO!! KAMPRET LO JO... BANGSAT.... ANJING... AAAAAGGRRHHH!!!"
Sean berteriak-teriak kesal sembari menangis mengumpati Segara dan Jojo bergantian dengan masih berusaha melepaskan diri dari bopongan bapaknya.
Jojo berlari menyusul karena khawatir Sean kenapa-napa, tapi dua polisi bawahan bapaknya itu menghadang Jojo di depan pintu.
"Pulang? Atau kami berbuat kasar?" ancam mereka sembari bersiap mengambil pistol dari pinggang mereka sebagai gertakan untuk Jojo agar Jojo menyerah.
Terpaksa Jojo mundur, lalu berbalik dan melangkah menjauh di bawah guyuran hujan deras yang datang tiba-tiba dengan perasaan kecewa.
Jojo menangis.
[]
Tbc
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
