
Setelah menjalani Long Distance Marriage selama hampir 4 tahun, Pram tidak pernah menyangka kalau PHK dari perusahaannya di Jakarta akibat pandemi telah membuka jalan baginya untuk memulai episode baru kehidupan keluarga bersama istrinya Andrea dan anak perempuannya Salma yang tinggal di Bandung.
Berawal dari kebiasaan membuatkan Indomie Goreng Spesial untuk anaknya Salma selama bekerja Work From Home (WFH) di Bandung, ternyata itu adalah awal terbukanya peluang baru usaha online. Hal itu jugalah...
Pagi itu udara di Rancamanyar Kabupaten Bandung terasa dingin tidak seperti biasanya. Meskipun masih Bandung Raya, suhu udara di kawasan Bandung Selatan ini sedikit berbeda dengan Bandung Utara yang dingin. Suara azan terdengar bersahutan dari masjid depan perumahan. Pram mencoba membuka mata, lalu mengambil hp di samping bantal. 180C tertera di layar.
Tidurnya terasa sebentar. Tiba pukul 11 malam dan baru tidur pukul 01.00 pagi gara-gara kebablasan nonton serial Netflix. Setelah hampir satu setengah tahun WFH di Bandung, Pram baru sekali ini ke Jakarta lagi. Pulang pergi 1 hari karena panggilan dari kantornya di kawasan SCBD.
“Ayah, udah shubuh. Cepet bangun kita harus berangkat pagi supaya Salma gak terlambat”, suara Andrea istrinya terdengar samar.
“Sekolah sekarang udah luring semua. Jadi kalau berangkat jam 06.30 udah pasti bakal telat ayah. Kasian Salma kalau telat terus” sahut Andrea lagi.
Pram bangkit dari tidur. Lalu mandi dan sholat. Setelah itu, Pram beranjak ke dapur, mengecek rak makanan. “Alhamdulillah masih ada Indomie Goreng 3 lagi”, bisiknya. Ia pun langsung menyambar panci dan mulai merebus. Setelah itu, mie digoreng di wajan dengan sedikit minyak, telor, irisan bawang, sedikit kecap Inggris dan potongan ayam buat topping.
“Kamu bikin 3 bungkus Indomie?”, tanya Andrea. “Katanya mau diet karbo?” Ejek Andrea.
“Hehe. Kalau soal Indomie, diet gak berlaku sayang. Pengecualian”, jawab Pram sambil nyengir.
“Tapi, masa 3 bungkus?”,tanya Andrea.
“Iya. Buat aku 2. Salma satu. Udah bangun belum dia, Bu?”
“Sudah. Salma suka banget Indomie Goreng buatan kamu. Katanya begini, “tau gak Ibu, Indomie Goreng buatan ayah itu Indomie tereeenakkk di dunia”, celoteh Andrea menirukan Salma. Padahal ya, aku yang masak tiap hari gak pernah dapet pujian gitu. “Kesel tau”, seru Andrea.
Pram hanya terkekeh mendengar cerita istrinya. Hampir 1,5 tahun WFH karena pandemi, Pram emang suka banget bikin Indomie Goreng di rumah. Mungkin karena kebiasaan di Jakarta pas lagi WFO. Tinggal di kostan, capek pulang kerja males masak atau beli makan, pilihannya bikin Indomie. Selain enak, hemat juga.
“Tahu gak kenapa Indomie Goreng buatan Ayah bisa enak kayak gitu?” tanya Pram ke istrinya.
“Kenapa?”, Andrea menyimak penasaran.
“Karena bikin Indomienya digoreng hehe…”, Jawab Pram kalem.
“Ya kan namanya Indomie Goreng mah pasti digoreng atuh Ayah, masa direbus”, sahut Andrea.
“Ih beda ai kamu. Orang lain mah ya. Masak Indomie Goreng itu cuma direbus aja. Ga digoreng”. Jawab Pram lagi. “Itu teh ya…pelanggaran serius dalam tata cara memasak Indomie Goreng hehe”.
***

“Ayah, Indomie Gorengnya aku bekal ke sekolah ya?”, kata Salma yang tiba-tiba muncul dari kamar.
“Iya. Boleh”, jawab Pram singkat. Tapi hari ini Ayah ga bisa nganter kamu nak. Kamu diantar Ibu yah hari ini. Pakai motor biar cepet. Sat set sat set. Ayah ada janji ketemu temen pagi-pagi. Maafin ya”, ucap Pram sambil mencium kening anaknya.
“Ya udah ga papa. Tapi nanti sore pas aku pulang sekolah, aku mau dibuatin Indomie Goreng buatan Ayah lagi ya?”, kata Salma.
“Siap Tuan Putri”, Jawab Pram sambil mencubit gemas hidung anak semata wayangnya itu.
***
Waktu menunjukan pukul 18.00 WIB. Tapi, Pram masih juga belum pulang. Salma yang dari sore tadi menunggu ayahnya mulai kesal. Bahkan sampai ia tertidur, ayahnya masih belum pulang juga.
Pukul 21.00 WIB akhirnya Pram sampai di rumah. Andrea yang sedang duduk di ruang tamu langsung menyambut suaminya itu. “Salma udah tidur bu?”, tanya Pram.
“Sudah. Kamu kenapa telat pulangnya Ayah?”, Anak kamu itu nungguin kamu dari Magrib lho. Kamu kan janji mau bikinin dia Indomie Goreng lagi”. Ujar Andrea.
“Iya maaf”, jawab Pram pendek.
“Bilang maafnya jangan ke Ibu atuh Ayah. Ke anaknya langsung”, ucap Andrea sambil menyiapkan teh panas untuk suaminya.
“Trus Salma makan apa jadinya?”, tanya Pram.
“Ya…Indomie Goreng buatan Ibu jadinya”, jawab Andrea.
“Direbus apa digoreng?”, tanya Pram lagi.
“Hmmm…ya direbus lah. Biar cepet hehe…”jawab Andrea *ngeles*
“Trus proteinnya?”, cecar Pram.
“Telor aja hehe…itu juga telornya ancur hahaha”, jawab Andrea sambil nyengir.
“Kamu mah pelanggaran kan hahaha”, mereka pun tertawa bersama-sama.
***
Setelah membersihkan diri dan siap-siap istirahat, Pram berbaring manja menempelkan kepalanya di pangkuan kaki istrinya yang sedang asik nonton drama korea di aplikasi Disney Hot Star.
“Bu, bersihin telinga ayah dong. Gatel”, pinta Pram. Sejak menikah 7 tahun yang lalu, kegiatan membersihkan telinga sama istrinya itu udah kaya ritual wajib momen dia manja sama Andrea. Momen bercerita tentang apa saja. Tentang kerjaan, keuangan, pendidikan Salma, semuanya. Dua cangkir teh panas yang sedari tadi tersaji sudah mulai hangat dan lagi enak-enaknya buat diminum.
“Kamu mah da mulai manjanya keluar. Tapi minum dulu tehnya. Keburu dingin”, ujar Andrea sambil siap membersihkan telinga suaminya itu memakai stick pembersih telinga baru dilengkapi lampu yang dibelinya di toko perlengkapan bayi.
“Iya atuh manja sama istri sendiri mah. Masa manja sama istri orang wei?”, jawab Pram sambil mereum melek menahan geli di telinganya.
“Hei. Awas weh kalo berani mah”, jawab Andrea sambil nyubit perut Pram yang mulai buncit gara-gara banyak makan selama WFH di rumah.
“Hehe. Takut ayah mah. Takut kamu mengijinkan hihi”, canda Pram. Tapi belum selesai ia bicara lagi, cubitan kedua yang lebih kencang mendarat lagi di perutnya. Ia pun meringis. Lalu, mereka tertawa bersama-sama.
Setelah menyeruput teh hangat, sambil dibersihkan telinga satunya lagi, Pram mulai bercerita, kenapa hari ini ia pulang terlambat. “Ibu tahu kan Ayah dipanggil ke Jakarta?. Jadi, kemarin itu Ayah dapat bad news. Kantor melakukan pemangkasan pegawai karena dampak pandemi. Ayah termasuk yang kena imbas. Tapi, bukan karena kinerja Ayah buruk. Kondisi kantor emang udah mau collaps”, ujar Pram mulai bercerita.
“Kayaknya Ayah mau jualan Indomie aja bu. Sekarang Warmindo lagi ngetrend lagi. Sambil nunggu peluang lain. Jualan online aja dulu sebelum punya kedai”, lanjut Pram.
“Andrea hanya mengangguk pelan tanda setuju”, Apapun yang suaminya lakukan, ia yakin Pram adalah orang yang tangguh dan berkomitmen.
***
Minggu pagi, Pram sudah berangkat sejak pukul 07.00 WIB, mengantar Indomie Goreng pesanan dari sekolah Salma. Gurunya sedang rapat untuk persiapan kelulusan. Mereka pesan Indomie Goreng spesial buatan Pram sebanyak 50 pack. Katanya sih gara-gara Salma sering bawa bekal Indomie Goreng buatan ayahnya itu ke sekolah. Suatu hari, wali kelasnya penasaran dan ngoloan (mencicipi) Indomie Salma.
“Salma, Indomie Gorengnya meuni enak pisan (enak banget)”, ujar Bu Tuti wali kelas Salma. “Ini Ibu kamu yang buat?”, tanya Bu Tuti penasaran.
“Ayah saya bu yang buat”, jawab Salma bangga. Ayah saya jualan Indomie Goreng bu. Ada di aplikasi online juga. Kalau ibu mau bisa pesan di situ bu”, ujar Salma.
“Wah, kamu hebat. Pinter juga bantu promosi jualan Ayah kamu”, puji Bu Tuti.
Sejak saat itu, usaha online Pram jualan Indomie mulai laris dan dikenal orang-orang.
***
Sore hari. Andrea dan Salma menyiapkan teh hangat di meja makan. Tiga piring Indomie Goreng buatan Pram sudah tersaji duluan. Pram muncul dari dapur. Melihat 2 bidadarinya asik mencicipi Indomie Goreng buatannya. Sejenak ia bergumam dalam hati, Ini mungkin jalan Tuhan agar ia bisa berkumpul dengan keluarganya.
Melihat suaminya melamun di depan pintu dapur, Andrea menarik Pram ke meja makan. Hari itu mereka duduk bersama menikmati momen kebersamaan dengan hidangan istimewa yang dimasak dengan cinta.
Bertiga, sambil menyantap Indomie bersama, lagu Yura Yunita perlahan mengalun dari Youtube yang diputar Salma.
“Puja puji tanpa kata. Mata kita yang bicara. Selalu nyaman bersama. Janji takkan kemana-mana”
Tepat di bagian lirik yang menyentuh itu. Mereka bertiga saling menatap. Saling memeluk erat.
***
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
