
hanya cerita tentang momen kencan pertama Saturnus dan Semesta
kalau ditanya Jeff gugup atau nggak, jawabannya iya!
mana sebelumnya bunda sudah chat Jeff lebih dulu untuk ngga nakalin anaknya. tanpa dibilangin bunda pun jeff mana berani nakalin Semesta yang paling lucu sedunia itu.
kalau ditanya kapan Jeff mulai naksir Semesta, Jeff ga ingat. dia sadar naksir Semesta tu gara-gara Bumi protes karena Jeff ke rumahnya hampir tiap hari, Bumi bilang, “lo diusir mami apa gimana sih Jeff?” pasalnya Jeff selalu datang tanpa tujuan buat Bumi kesal karena Jeff ganggu agenda berduaan Bumi sama pacarnya si Biru.
“iya juga ya, gue kesini tiap hari ngapain?” tanyanya pada Bumi hari itu. Jeff sebenarnya cuma pengen lihat Semesta. tapi mereka ga pernah ketemu, kalaupun ketemu cuma papasan sebentar di dapur pas ambil minum.
Jeff tau kalau Semesta juga mau sama dia gara-gara Bumi keceplosan bilang, “Semesta manggil lo Kak Satur, biar spesial cuma dia yang manggil gitu katanya” gak bisa dipungkiri Jeff pas denger itu jadi salah tingkah. Bumi sampai ketawa karena muka Jeff kelihatan konyol banget.
dengan percaya dirinya Jeff nyahut, “Semesta naksir gue ya?” yang langsung diiyain sama Bumi. makin salah tingkah lah si Jeff dengarnya.
“gue mau deketin Semesta terang-terangan boleh, ya?” ijinnya pada Bumi.
“boleh"
setelah kirim dm minta nomor imess nya Semesta, Jeff langsung manasin mobilnya dan cuss ke rumah Semesta. dia berhenti di depan portal komplek perumahan Semesta buat ngecek balasan dm nya. jantungnya berdegup kencang pas buka balesan dari Semesta.
“anjirr gue dapet nomornya. mami bentar lagi anak mami punya pacar” lagi-lagi Jeff dengan tingkat kepercayaan dirinya yang tinggi. Semesta emang mau sama Jeff, tapi emangnya Semesta bakal mau kalo diajak pacaran?
setelah Semesta menyetujui ajakan jalannya, Jeff langsung tancap gas lagi menuju rumah Semesta yang ga seberapa jauh dari portal.
Jeff semprot parfum dibeberapa bagian tubuhnya biar wangi. rapihkan helai rambutnya sambil ngaca dari kaca spion depan, beberapa kali dia buka-lepas kunciran rambutnya. hingga akhirnya mutusin untuk ikat sebagian rambutnya.

Jeff tekan bell dua kali lalu pintu dibuka oleh Bumi, “buset Jeff, rapi banget lo” ujarnya.
“Bum, udah ganteng belom gue? wangi gak? Semesta kalo liat gue gini ilfill ga? anjir Bum gue degdegan” tanya Jeff bertubi.
Bumi hanya menatap Jeff malas, “dahlah, masuk dulu. bunda ngomongin lo dari tadi. katanya lo nakalin Semesta”
“aduh, gue ga ngapa-ngapain Semesta sumpah"
“lho, ada nak Jeff” itu Bunda.
“malam, tante Awan. A-apa kabar? hehe” tanyanya canggung.
“baik, kok. kamu ngapain ke sini?”
Jeff mulai gugup, “a--eum Semesta nya ada tan? Jeff tadi janji mau ngajak Semesta jalan. sekalian mau ijin sama tante Awan buat ngajakin Semesta keluar. boleh tan?”
tante Awan natap Jeff lama, terus senyum, “boleh. Semestanya masih di kamar. dari tadi rusuh banget anaknya" setelah ngomong itu, suara pintu yang dibuka buru-buru dan derap kaki yang berlari kecil menuruni anak tangga terdengar.
“bundaa, Semesta udah cakep belum? apa pake baju laij a….ja. LOH KOK UDAH SAMPE?” panik Semesta ketika melihat Jeff sudah duduk manis di ruang keluarganya.
“anak bunda udah cakep, kok. sana pergi sama kak Jeff nya, biar ga kemaleman” ucap Bunda.
Jeff dari tadi gigit pipi dalamnya, berusaha sekuat tenaga untuk ga senyum selebar mungkin. demi apapun Semesta terlihat sangat lucu di mata Jeff. wajah panik Semesta saat lihat Jeff yang udah sampe duluan akan Jeff ingat sampai mati.
“mau berangkat sekarang, Semesta?” tanya Jeff.
“b-boleh kak”
Semesta pamit sama bundanya, satu kecupan dikening, dan kecupan di pipi kanan pipi kiri Semesta dapatkan serta ucapan, “hati-hati sayang” dari Bundanya. setelah pamit dengan Bunda, semesta pun pamit ke abangnya.
“bang Bumi, Semesta pergi dulu” pamitnya pada Bumi.
“iya, hati-hati. jangan bandel. kalo Jeff yang nakal, kasih tau abang” ujarnya lalu beri satu kecupan pada pelipis Semesta. sudah jadi kebiasaan bagi keluarga ini untuk berikan kecupan pada Semesta ketika yang paling muda pergi meninggalkan rumah.
Jeff dalam hati menahan gemas. dia juga mau kasih Semesta satu kecupan.
“Kak Jeff rapi banget, harusnya gue ga kaosan kayak gini” ujar Semesta ketika mereka sudah memasuki mobil dan bersiap untuk pergi.
“gapapa, lo tetep lucu kok” Jeff ga bohong. meski Semesta cuma kaosan, pemuda itu pancarkan aura menggemaskan yang sebenarnya buat Jeff ingin curi satu cubitan dipipinya.
“stop sebut gue lucu!” Jeff bisa lihat Semsta sedangan mengerucutkan bibirnya. meski gelap, jeff bisa lihat semburat merah di pipi Semesta.
“gue sebenernya gatau mau kemana, karena ngajaknya dadakan gue ga nyiapin apapun. kita night drive aja sambil mikirin destinasinya gak apa?”
Semesta balas dengan anggukan.
hening menyelimuti keduanya untuk beberapa menit. sama-sama bingung harus mulai obrolan dari mana.
mobil berhenti ketika lampu merah menyala, Jeff pun inisiatif untuk mulai obrolan, “Semesta…" panggilnya.
“Iya, kak?”
“kalau lo manggil gue Kak Satur aja, mau gak? kalo manggil Jeff juga gapapa sih. tapi kalau bisa sih Satur, hehe, maaf kalau maksa” ujar Jeff.
Semesta terkekeh, “oke, Kak Satur”
jantung Jeff mau merosot rasanya. dengar langsung Semesta panggil dia dengan nama belakangnya buat gejolak aneh dalam tubuhnya. Jeff beneran suka di panggil Satur oleh Semesta.
lampu kembali hijau, perjalanan dilanjutkan. obrolan ringan tentang bagaimana kehidupan perkuliahan semester awal dan bagaimana kehidupan semester akhir serta iringan musik random dari radio ramaikan perjalanan mereka keliling kota malam itu.
“Semesta, kalau drive in movie mau gak? tapi biasanya yamg diputerin film jadul sih”
“yang nonton tapi dari mobil itu?”
Jeff mengangguk, “iya. Semesta mau?”
entah Jeff sadar atau tidak, tapi ia selalu berbicara lembut dengan Semesta. tidak seperti ketika ia berbicara dengan orang lain.
Semesta mengangguk, “mau! Kak Satur udah beli tiketnya?”
“belum, tapi tenang aja. temen gue kerja disitu, tinggal bilang aja entar"
“okey!”
lalu kembali hening.
Semesta ribut dengan pikirannya sendiri. siapa yang bisa tenang jika berduaan dengan orang yang kamu sukai? dalam hati ia resah, apakah badannya bau? Semesta lupa pakai parfum tadi. apakah Semesta membosankan? ia belum bisa berbicara banyak, Semesta takut jika ia banyak bicara Kak Saturnusnya itu akan merasa risih.
“mikir apa sih?” tanya Jeff ketika sadar raut wajah Semesta terlihat murung.
lampu kembali merah.
“Kak, gue bau ga? tadi ga pake parfum dulu soalnya” ujar Semesta.
tanpa pikir panjang Jeff mendekatkan wajahnya pada perpotongan leher Semesta dan mengendusnya, “wangi, kok”
Jeff terdiam ketika menyadari apa yang baru saja iakukan sementar Semesta sudah kaku dari tadi.
“m-maaf. gue ga sadar” panik Jeff.
wajah keduanya sudah semerah kepiting rebus. padahal hanya berdekatan beberapa detik saja tapi sudah membuat keduanya begitu malu. seperti remaja yang sedang kasmaran.
jeff memuja Semesta dalam hati. tanpa parfum saja pemuda itu sudah sangat wangi, dan Jeff amat suka aroma Semesta. lembut dan menenangkan. Jeff rasanya betah jika harus memeluk Semesta seharian guna hirup aroma tubuhnya lebih banyak. Jeff tidak bermaksud untuk mesum, tapi serius Semesta betulan wangi.
selain wangi, dilihat dari dekat Semesta jadi berkali lipat jauh lebih menawan. Jeff rasanya semakin jatuh hati dan ingin terus menatap wajah Semesta tanpa henti.
keterdiaman keduanya disadarkan oleh suara klakson mobil dari belakang. lampu lalu lintas sudah berubah warna jadi hijau sedari tadi. memang benar kata orang, jatuh cinta itu buat lupa dunia.
ya Jeff sih tidak peduli dengan dunia, kan ia punya Semesta.

malam itu mereka habiskan waktu dengan menonton film di mobil. Semesta amat menikmati kencan pertama mereka hari ini. Ia juga merasa senang karena bisa mengenal Kak Saturnya lebih dalam.
dan baru ia ketahui jika Jeff dan abangnya berasal dari jurusan yang berbeda. dan ia juga baru tau jika bunda pernah beberapa kali meminta Jeff untuk belikan hair treatment yang biasa Jeff pakai untuk rambutnya. topik tentang rambut ini menarik perhatian Semesta untuk dibahas lebih lanjut.
“bunda sering tau Kak, cerita kalau Bang Bumi punya temen yang rambutnya bagus. ternyata Kak Satur toh orangnya. tapi emang keliatan bagus, sih” ujar Semesta jujur sambil menatap rambut Jeff tamg terlihat berkilau.
momen ini Jeff manfaatkan untuk modus tipis-tipis, “gak cuma kelihatannya aja, emang beneran bagus. coba pegang” ucapnya.
Semesta dengan polosnya mulai sentuh kepala Jeff dan elus rambutnya. beneran halus dan sehat. Semesta jadi ingin tanya hair treatmennya apa aja.
“eh!” sadar akan tindakannya, Semesta langsung tarik tangannya dari kepala Jeff.
“maaf, Semesta ga sopan” ujarnya
jujur, Jeff suka ketika Semesta berbicara dengan menyebut namanya sendiri. kali ini ia tidak bisa tahan dirinya buat gak uyel-uyel kedua pipi Semesta saking gemasnya.
“kok lo bisa selucu ini sih Semesta” ucapnya. sementara Semesta kembali jadi kepiting rebus karena Jeff sentuh wajahnya. Semesta pun baru sadar kalau daei jarak sedekat ini ketampanan Jeff terlihat semakin jelas.
ketika filmnya habis, mereka langsung pulang. udah hampir tengah malam dan Jeff gak mau pulangin anak orang kemaleman. diperjalanan pulang atmosfirnya udah jauh lebih mencair dibanding sebelumnya. Semesta juga udah berani ganti lagu sendiri tanpa perlu ijin sama Jeff.
sesampainya dirumah Semesta, rumah dua lantai yang terlihat homey itu udah dimatiin lampunya tanda pemilik rumah sudah pada tidur.
“nanti bilangin Bunda, maaf mulangin anak lucunya kemaleman” ucap Jeff.
Semesta udah sering dibilang lucu sama Bunda dan abangnya, pacarnya Bang Bumi juga suka bilang Semesta lucu. tapi Semesta ga pernah sesalah tingkah ini.
“lucu apaansih kak!! udah sana pulang. hati-hati pulangnya. nanti kalau udah sampai kabarin Semesta”
Jeff mengangguk, “masuk gih. gue balik kalau udah lihat lo masuk rumah”
Semesta buka pagar yang belum di kunci. baru aja mau ngelangkah ke pintu rumah, Jeff manggil.
“Semesta!!”
“kenapa Kak Satur?”
“ini….abis ini berarti gue boleh deketin lo, kan?” tanya Jeff yang sebenarnya ia sudah tau jawabannya. ya emang kurang jelas apalagi? tapi namanya manusia butuh kepastian kan, Jeff ga mau berasumsi sendiri. dia butuh validasi langsung dari Semesta.
Semesta keluar pagar lagi buat nyamperin Jeff, entah keberanian darimana, ia kasih Jeff satu kecupan di sudut bibirnya--ini sebenernya gak sengaja!! Semesta tadinya cuma mau cium pipi. tapi salah posisi dikit.
“g-gue masuk dulu kak. hati-hati” setelah bilang itu Semesta lari masuk ke rumahnya. ninggalin Jeff yang masih diam membeku ditempatnya.
sebelum pergi jemput Semesta, Jeff ga pernah minta banyak sama tuhan. cuma minta Semesta seneng aja hari ini sama dia. mana ada sedikitpun pikiran bakal di cium Semesta.
dari tempatnya berdiri, Jeff bisa liat siluet Semesta yang lompat-lompat ditas kasurnya, kelihatan girang sekali abis cium pujaan hati.
cerita kencan pertama Saturnus dan Semestanya cukup sampai disini. doakan semoga Kak Saturnus bisa cepat meresmikan hubungan mereka, biar Kak Saturnus punya alasan buat manggil Semesta dengan imbuhan -ku, kurang lebih begini;
“hai, Semestaku”
mikirinnya aja telinga Jeff jadi merah begini, gimana kalau beneran jadi. Jeff baru mikirin ini aja udah langsung kebayang bakal diserang kelucuan Semesta yang ga ada habisnya itu. ah, semoga cepat terkabulkan ya, Kak Saturnus!
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
