1. Menutup - Meet You, When I Miss You

1
0
Deskripsi

"Kemana aja kamu selama ini?"

"Bukan urusan kamu."

"Oh ya? Dengan status kita yang masih suami istri kamu berani bilang itu bukan urusan ku? Lucu sekali."

Meet You, When I Miss You - 1. Menutup

***

 

post-image-67f0773a00cb4.jpeg

 

***

Pertemuannya dengan Aksa kemarin membuat hidup Shila menjadi tidak tenang, sudah beberapa hari ini tidurnya menjadi tidak nyenyak. Setiap malamnya ia seperti dihantui bayang- bayang Aksa. Shila yakin kehidupannya kedepan akan ada campur tangan Aksa. 

Satu hal yang ia sesali, lantaran ia harus turut membawa anaknya ke Indonesia. Seharusnya dengan tega Shilla bisa meninggalkan anaknya, hanya sementara di Australia sampai urusannya di Indonesia selesai.

Namun, ia yang tidak pernah meninggalkan anaknya terlalu lama membuatnya tidak punya pilihan untuk ikut menyertakan anaknya dalam urusannya saat ini. 

Bodohnya ia lupa meminta bantuan Kakaknya untuk memudahkan kehidupannya selama di Indonesia. Karena fikirannya segala urusannya denga Aksa sudah selesai dari dua tahun lalu, sayangnya ia malah mendapatkan kejutan yang luar biasa. 

Apa yang Kakak dan pengecaranya bilang berbading terbalik dengan ucapan Aksa. Berulang kali ia menghubungi Kakaknya namun sampai saat ini belum juga terhubung. 

Kakaknya juga belum mengetahui kedatangan Shila ke Indonesia, kali ini sebagai kesalahannya lantaran tidak menghubungi Kakaknya terlebih dahulu.

Kalau saja Aksa tidak menerima telfon penting dari kantornya mungkin saat ini Shila dan anaknya sudah dibawa Aksa kembali pulang ke rumah mereka dulu. Saat Shilla melihat kesempatan yang sangat menguntungkan, Shilla melepaskan genggaman tangan Aksa dengan mudah, bertepan dengan taksi yang baru saja menurunkan penumpangnya. 

Masalah mobilnya yang masih terparkir di parkiran gedung, Shilla tidak perduli sama sekali, masih bisa ia ambil kapanpun bahkan sampai situasi dirasa aman dan tanpa harus membawa anaknya.

Aksa seorang yang berkuasa dan licik, apapun yang ia inginkan harus bisa didapatkan mau bagaimanapun caranya. Dan untuk melawan Aksa, Shilla tidak bisa sendiri, ia membutuhkan bantuan Kakaknya yang sebanding untuk melawan Aksa. Karena jika hanya ia sendiri melawan Aksa, hanya dalam hitungan detik ia pasti sudah kalah telak.

"Mamaaa- Mamaa" seorang anak kecil digendongan susternya, bergerak tidak tenang meminta lepas dari gendongannya.

Kayana namanya. Usianya dua tahun setengah. Tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik dan pintar.

"Suster Ayu kesusahan gendong kamu, kalau kamunya gk bisa diam kayak gini." Ujar Shilla meraih Kayana dari gendongan Sus Ayu. "Anak Mama kerjaaannya bikin Sus Mila kerepotan terus yaa ... Sus Mila capek tahu, kalau kamu nggak bisa diam kalau di gendong." Shilla menciumi pipi Kayana dengan gemas.

"Sus istirahat aja, biar Kayana sama saya, hari ini saya nggak kemana- mana kok. Kalau memang saya harus pergi dadakan, nanti saya panggil Sus lagi."

"Baik Bu." Ujar Sus Ayu.

"Saya ke kamar dulu ya." Ujar Shilla sambil berlalu menuju kamar.

***

Shila memandangi wajah anaknya, kalau di lihat- lihat wajah Kayana hampir delapan puluh sembilan persennya mirip dengan Aksa, Shilla hanya kebagian di mata dan bibir saja. Tidak adil, padahal selama sembilan bulan mengandung Kayana, Aksa sama sekali tidak mengetahui kehamilannya. Selain karena Aksa ayah kandung dari Kayana, bisa jadi kemiripan itu terjadi karena selama hamil Kayana, Shilla begitu merindukan Aksa.

Yaa, Shilla merindukan Aksa itu faktanya. Di awal- awal kehamilan Kayana, Shilla masih begitu mencintai Aksa. Namun seiring berjalannya waktu Shilla mulai menyimpan baik- baik hatinya untuk menahan rasa cintanya terhadap Aksa.

Berumah tangga bersama Aksa selama tiga tahun nyatanya tidak bisa membuat Aksa mencintai dirinya, bahkan untuk melirik atau mengakui keberadaan Shilla sedikitipun saja sangat susah. Disentuh sebagai seorang istripun saja tidak, hingga satu malam entah ada permasalahan apa antara Aksa dengan kekasihnya. 

Aksa pulang kerumah dalam keadaan mabuk, dan menganggap Shilla sebagai kekasihnya. Aksa juga tidak pernah menyadari perbuatannya terhadap Shilla. Sampai akhirnya Shilla hamil, dan Shilla memutuskan untuk tidak memberi tahu Aksa, karena yang Shilla tahu bahwa Aksa tidak pernah mau menyentuh Shilla.

Jika saja perjodohan itu terjadi, mungkin persahabatan Aksa dengan Kakaknya sampai saat ini masih terjalin dan Shilla masih menjadi adik kesayangan Aksa. Orang tua Shilla dan Aksa bersahabat, mereka sudah saling janji untuk menikahkan Shilla dengan Aksa tanpa sepengetahuan keduanya. Aksa yang sudah memiliki kekasih mau tidak mau harus putus dengan kekasihnya karena permintaan kedua orang tuanya secara mendadak. Kedua orang tua Shilla meninggal dalam kecelakaan pesawat, yang membuat Donna ibu Aksa, memutuskan untuk segera menikahkan Aksa dengan Shilla.

Selama pernikahan itu juga Aksa tidak pernah menerimanya, Aksa yang dulu sangat menyayangi Shilla berubah menjadi sangat membenci Shilla. Perlakuan tidak baik Aksa terhadap Shilla pun terdengar oleh Kala. Sehingga persahabatan mereka pun sudah tidak baik- baik saja.

Sialnya kini sang kakak, Abyan sedang berada di London untuk urusan bisnisnya. Shilla mengetahuinya dari asisten pribadi Abyan. Sampai saat ini Abyan belum juga bisa dihubungi secara langsung.

Tidak ingin mengganggu urusan Abyan, Shilla urung memberi tahu keberadaanya saat ini. Selama Shilla masih bisa melindungi Kayana seorang diri, ia merasa cukup untuk melawan Aksa.

***

"Bu mobil Ibu ditahan oleh beberapa orang, saya nggak boleh bawa mobil Ibu." Ujar Asep supir Shilla. "Ibu harus datang sendiri untuk ngambil mobilnya dan nemuin pemilik gedung." Dengan suara panik.

Ada yang tidak beres, Shilla yakin itu. Selama perjalanan menuju gedung Kantor Armadi Grup, Shilla mencari tahu siapa pemilik gedung tersebut, lantaran jika gedung tersebut milik Aksa seharusnya ia mengetahuinya. Namun, seperti tidak ada kepimilikan atas nama Aksa Bhattara. Seharusnya ia tidak memiliki curiga ke arah sana kan?

Tiba di gedung Parkir Armadi Grup, Shilla melihat Asep masih dikepung oleb beberapa orang berbaju hitam berbadan besar, sekitar lima sampai enam orang. Asep terlihat begitu panik, di akhir telefon Asep mengatakan bahwa ia tidak bisa kemana- mana sampai Shilla datang. Benar saja, Asep masih berada disana.

Tidak ada rasa takut sedikitpun. "Setahu saya selama masih ada karcis parkir dan STNK mobil saya masih bisa keluar, siapapun pengemudinya" Shilla menatap tajam ke enam pria berbadan besar. 

"Betul. Khusus mobil ini dengan plat B 22 SHL harus pemiliknya sendiri yang membawanya" ujar salah satu pria berbadan besar.

"Wooow, hebat sekali" Shilla bertepuk tangan. "Aturan yang sangat mengada- ngada."

"Kami hanya menjalankan perintah, dan seharusnya kami mematuhinya."

Shilla tampak muak. "Saya sudah disini, jadi saya bisa bawa mobil saya sendiri, kalian juga sudah menjalankan perintah dengan baik, jadi sudah tidak ada lagi alasan kalian melarang saya membawa mobil saya sendiri." 

"Tapi atasan kami belum datang."

"Makin aneh aja, apa saya harus telfon polisi dulu."

"Nggak usah repot- repot." Aksa mengambil kunci mobil yang diberikan oleh anak buahnya. "Aku yang akan nganter mobil kamu, ayo masuk." Aksa membuka mobil pintu penumpang, menatap Shilla dengan tajam.

***

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya 2. Memori - Meet You, When I Miss You
2
0
Kemana aja kamu selama ini?Bukan urusan kamu.Oh ya? Dengan status kita yang masih suami istri kamu berani bilang itu bukan urusan ku? Lucu sekali.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan