
Bab 13
Lalu lintas jalan raya cukup padat di sore hari. Tampak orang-orang berseragam kerja mengenakan motor tak sabar ingin segera tiba di rumah.
Persis di pinggir jalan, lelaki itu meminta agar si perempuan menghentikan mobilnya.
"Cukup sampai di sini saja, rumahku di belakang gang sempit itu," tunjuk si lelaki bergegas turun dari mobil.
Entah kenapa lelaki itu merasa waktu begitu cepat. Padahal, mereka sudah empat jam lamanya bertemu. Seperti ada sesuatu yang hilang ketika harus berpisah dengan perempuan itu.
"Sampai ketemu lagi, ya!" ucap perempuan itu melambaikan tangan lalu perlahan mengendarai mobilnya kembali.
Kalimat perpisahan yang membuat lelaki itu seperti tak rela untuk berpisah.
Akhirnya, lelaki itu memilih tetap berdiri di pinggir jalan menunggu mobil itu hingga hilang dari pandangannya.
Ia sendiri tak bisa menjelaskan tentang perasaannya itu. Perasaan yang datang begitu tiba-tiba. Seperti halnya hujan tanpa diawali mendung dan gerimis. Lelaki itu basah kuyup oleh hujan perasaan yang membingungkan.
Dengan langkah kaki yang berat, lelaki itu menapaki jalanan sempit menuju rumahnya. Sesekali ia tersenyum sendiri sambil menendang kerikil di jalanan.
Persis sampai di persimpangan, lelaki itu disadarkan langkah kaki seseorang di belakang sana yang terdengar samar.
Ia segera menoleh. Orang tersebut langsung menundukkan wajahnya dengan kedua telapak tangan terselip di saku celana.
Aneh sekali. Dari mana datangnya orang itu? Ia bahkan tak mengenalnya. Lelaki itu pun sengaja memperlambat langkahnya agar didahului.
Ia berhenti untuk menyalakan rokok sebentar. Lelaki itu mulai curiga karena orang di belakang sana justru ikut berhenti dan berpura-pura sedang menelpon seseorang.
Lelaki itu memutuskan mengambil jalan berbeda ketika sampai di persimpangan dan berhenti di sebuah masjid.
Benar saja dugaan lelaki itu, tak salah lagi. Orang tadi memang sedang menguntitnya.
Tak mau ambil pusing, ia pun segera melepaskan sepatu dan masuk ke dalam masjid.
Di luar sana, satu-persatu orang mulai berdatangan untuk persiapan sholat maghrib.
Lelaki itu segera mendekati salah seorang berpeci putih yang ia kenal sebagai pengurus masjid.
"Dia ingin memberikan bantuan sumbangan untuk masjid ini," ucapnya sambil berbisik dan menunjuk ke arah orang yang mengikutinya tadi.
Setelah mengatakan itu, si lelaki menuju ke luar masjid untuk memanggil orang tersebut.
"Sini sebentar, Bang. Dipanggil sama bapak yang di dalam. Katanya beliau kenal dan lama gak ketemu."
Mendapat panggilan itu otomatis membuat terkejut orang tadi yang masih duduk di luar masjid.
Orang itu pun hanya bisa mengikuti ajakan lelaki itu sambil kebingungan. Setelah mereka saling bersalaman dan berbicara di dalam masjid, lelaki itu diam-diam pergi dan langsung berlari sekuat tenaga menuju ke rumahnya.
"Rasain," pikir si lelaki ketika sampai di rumah. Ia hanya bisa tertawa sendiri membayangkan apa yang terjadi. Kalau pun nanti pengurus masjid mencarinya, ia akan menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Ia segera memeriksa isi pesan di ponselnya.
"Kamu baik-baik saja, kan? Sudah sampai rumah?" tulis perempuan itu.
Pertanyaan yang membuat lelaki itu tak bisa langsung memberikan jawaban. Kenapa ia harus bertanya seperti itu?" pikir si lelaki heran. Apa ada hubungannya dengan peristiwa yang baru sajai a alami.
"Baru sampai rumah dengan selamat tanpa kurang sesuatu apa pun kecuali kangen," balas lelaki itu bercanda.
"Apaan sih pakek kangen-kangen segala. Aku serius kamu baik-baik saja, kan?"
"Aku kangennya juga serius."
"Beraninya di chat, tadi gak ada tuh bilang kangen."
"Kangen itu kalau gak ketemu, kalau sudah ketemu, ngapain kangen?"
"Udah jangan bahas itu. Coba kamu kirim foto bagian wajahmu sekarang?"
"Hohoho, kamu juga kangen, ya?"
"Astaga, bukan begitu maksudnya. Mau kirim gak? Kalau gak mau, aku blokir lagi nih," ancam perempuan itu.
Tanpa menunggu lama, lelaki itu mengirimkan foto wajahnya yang sengaja dibikin aneh. Lelaki itu memonyongkan mulutnya dengan hidung terangkat ke atas.
"Tuhkan, kamu bohong. Bilangnya baik-baik aja. Ternyata mulutmu sampai monyong gitu."
"Ada apa sih kok serius banget?"
"Gak, apa-apa. Ya, udah. Aku mau istirahat dulu."
Lelaki itu hanya diam bersama kebingungannya. Apa benar ada hubungannya dengan peristiwa tadi?
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
