Memahami Makna Apresiasi dan Menghargai

0
0
Deskripsi

Sejatinya, setiap manusia membutuhkan suatu penghargaan, karena memang seperti itulah sifat alaminya.

“The deepest craving of human nature is the need to be appreciated.” —William James (Psychologist, Philosopher).

“Keinginan terdalam dari sifat manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.”

Menurut KBBI, apresiasi adalah 1 kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; 2 penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu; 3 kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah.

Kata...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Sebelumnya Mengapa Saya Menulis
0
0
Sejujurnya, saya tidak gemar menulis. Saya paling tidak bisa mengerjakan tugas mengarang saat di sekolah, karena kalimatnya pasti terkesan bertele-tele dan berputar-putar. Beberapa kali bahkan meminta bantuan teman. Namun, mengapa sekarang memilih untuk menulis?Saya sempat menemukan kata-kata bagus di Twitter.“If you're overthinking, write. If you're underthinking, read.” —@AlexAndBooks_Kalimat itu lumayan membuat saya memiliki ikatan dengannya.Mudah sekali bagi saya mendapati diri penuh dengan pikiran. Tentang apapun itu, bercampur menjadi satu, dan terus bercabang berkali-kali lipat. You know what overthinking means.Saya bukan tipe orang yang dengan mudah bisa bercerita kepada orang lain. Jadi, mencari alternatif untuk mengeluarkan segala pikiran adalah kunci. Dari mulai menggambar, berbicara sendiri, dan akhirnya menulis.Ternyata cara ketiga lumayan bekerja, dan bonusnya berhasil membuat satu tulisan. Jangan dilihat dari kualitasnya, tetapi usahanya, karena untuk menghasilkan kualitas bagus bisa terus dilatih, tidak langsung terjadi begitu saja.Hampir semua orang akan berusaha melepaskan kecemasan dengan caranya masing-masing. Menulis, membaca, melukis atau menggambar, membuat video, bermain game, menonton film, mendengarkan musik, bernyanyi atau berjoget, bahkan cukup bisa tidur saja mungkin sudah lumayan membantunya.Lihat saja Presiden Indonesia ke-3, Bapak B.J. Habibie. Setelah ia sangat sedih ditinggalkan mendiang istrinya, Ibu Ainun, dokter menyarankan beliau untuk menulis apa saja yang ia rasakan, seolah ia bercerita kepada istrinya. Cara itu terbukti menenangkan Pak Habibie, dan kumpulan tulisannya berhasil menjadi sebuah buku.Ada lagi, seorang gadis remaja dikenal dengan nama Anne Frank. Ia terjebak di Amsterdam saat Jerman menduduki Belanda dan dipindahkan ke kamp konsentrasi Nazi di Holocaust. Tulisan Anne mengisahkan hidupnya dan ekspresi pribadinya di masa perang. Saat ini tulisannya sudah tersebar ke seluruh dunia.Kemudian seorang pelukis terkenal Edvard Munch, membuat lukisan The Scream untuk mempresentasikan apa yang ia rasakan, mengingat ia memiliki masa lalu yang kurang baik. Lukisan ini bahkan mampu menggambarkan apa yang dirasakan setiap orang, kecemasan dan ketakutan. Tak salah, jika lukisannya menjadi sangat terkenal dan popularitasnya tidak pudar hingga saat ini.Begitupun dengan saya, menulis mungkin salah satu cara mengurangi kecemasan. Seringkali saat pikiran penuh dan bingung, bisa berakibat pusing. Terkadang juga bisa hilang dengan sendirinya, tapi akan muncul kembali kemudian.Jika ada pertanyaan pun, saya mencoba menulis jawaban dari opini saya tentang hal itu. Tak jarang disertai dengan sudut pandang ilmiah. Sehingga, biasanya saya akan terlebih dahulu mencari fakta, dan melakukan sedikit riset. Biar hanya opini, tapi saya tidak mau menggiring mereka yang membacanya ke arah salah, dan mungkin bisa saja merugikan seseorang suatu saat nanti. Meskipun, dalam segala hal pasti ada dua sisi.Seperti halnya penelitian yang dilakukan Richard Daker pada tahun 2020 dikutip dari BBC, The Anxiety that Limits Your Creative Genius. Ketakutan dalam proses harus menjadi kreatif sepanjang hari dapat memberikan tekanan, sehingga menghambat proses kreativitas itu sendiri. Ia menyarankan melakukan latihan menjadi kreatif dari waktu ke waktu dengan nyaman, dan membuat tulisan ekspresif untuk menggambarkan perasaan. Namun, kenyataannya tingkat kecemasan tidak akan bisa terhindarkan, sehingga kita harus bisa menghadapinya.Bagi saya, menulis adalah salah satu cara mengungkapkan atau menceritakan sesuatu yang tidak bisa saya utarakan sebelumnya kepada siapa pun. Jadi dengan kata lain, mungkin teman-teman pembaca adalah salah satu orang yang beruntung. Tentunya saya tau, saya bukan siapa-siapa.Mungkin itu beberapa alasan mengapa saya menulis. Meskipun, praktiknya seringkali tidak konsisten dan lebih memilih cara lain yang lebih menyenangkan dan cepat. Namun, ya cara ini layak dicoba. Apalagi, sekarang sudah banyak media yang bisa digunakan dengan berbagai bentuk.Lalu bagaimana jika mencari cara mengubah kecemasan menjadi karya malah membuat diri menjadi semakin cemas? Jangan takut, itu normal. Setiap manusia memiliki rasa takutnya masing-masing. Pilihannya ada pada dirimu sendiri, mundur karena kendala itu, atau berani mencoba memecah keterbatasan itu :)_Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya. Mudah-mudahan ke depannya saya bisa berbagi hal lainnya yang menarik dan berguna untuk teman-teman semua.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan