; 172—Sisi lain; Agha dan Camelia.

19
0
Deskripsi
  • Free Akses
  • Pendek, <1.000 words
  • Ochi tunggu pesan kesannya di kolom twt!

; 172—Sisi lain; Agha dan Camelia. 

Siang itu Camelia menghampiri studio Agha dengan dua cup kopi dingin. Satu berisi ice americano tripple shoot untuk Agha, dan es Kopi gula aren untuk dirinya sendiri. Camelia masuk dengan mudah. Dia hafal password studio Agha diluar kepala. Ketika perempuan itu masuk, tunangannya sedang berbaring dengan ponsel di tangan kanan. Tengah bersantai memanfaatkan waktu istirahat yang singkat. 

“Oh, sayang,” sapa Agha ketika melihat Camelia menghampirinya. 

“Lihat apa, sih? Asik banget.” Camelia memberikan kopi milik Agha beserta sedotan. Setelahnya perempuan itu bersandar pada sandaran sofa, mengedarkan pandangan pada lukisan baru yang catnya sedang ditunggu kering agar dapat dilanjutkan pada langkah selanjutnya. 

Agha menunjukkan ponselnya. Terlihat status whatsapp Abi pada layar, foto bekal makan siang yang sudah sering kali pria itu tunjukkan. “Kayaknya Abi sama Kinan udah baikan. Syukur deh Kinan marahnya gak lama.”

“Ya memang gak boleh dong marah sama suami lama-lama.” Camelia menyesap kopi nya dengan nikmat sebelum lanjut berkata, “berarti Kinan udah sedewasa umurnya dalam bersikap.”

Agha menatap Camelia lamat-lamat. Banyak yang ingin coba dia ungkapkan, pikirannya agak berat, tapi Agha tidak tahu darimana dia harus memulai. Takut kalimatnya disalahartikan dan berujung pada pertengkaran.

 “Kenapa, yang?” Camelia agak heran dengan pandangan Agha padanya. “Tumben liatin aku gitu. Aku lipstik baru sih, gak cocok ya?”

Buru-buru Agha menggeleng. “Cocok kok. Cantik banget warnanya di tone kulit kamu, love.”

“Terus kenapa kamu lihatin aku gitu?”

I want to talk. It's a bit hard, I don't know where to start.

Camelia agak takut, namun di sisi lain dia antusias. Apakah ini adalah hari yang dia tunggu-tunggu? Dimana Agha pada akhirnya memberikan lamaran pada Camelia untuk melangkah ke jenjang selanjutnya? Perempuan itu buru-buru mengatur raut mukanya dan tersenyum manis. 

“Tentang apa sih, yang?”

Agha memperhatikan wajah perempuan yang disayanginya itu. Wajah lembut yang menjadi candu dari waktu ke waktu. Perempuan yang dia menangkan hatinya, yang telah menarik pusat dunia Agha Dzikri Ansa yang gila kerja pada dirinya. Perempuan hebat yang tak menyerah walau ada banyak masalah yang mampir dalam hidupnya. Perempuan yang Agha cintai dan juga mencintainya.

Rasanya, apa yang ada di dalam kepala Agha saat ini memang harus diutarakan demi mereka dan demi yang lainnya. “Tentang Abi dan Kinan. Can I?

“Kok tentang mereka? Ada apa?” Camelia lagi-lagi menelan kecewa karena ternyata yang akan dibahas bukanlah hal yang dia nantikan. 

Love, aku lebih dari paham tentang kedekatan kamu ke Abi. Kamu nganggep dia sebagai adek yang bisa kamu andelin kalau aku lagi gaada, aku paham. Tapi boleh gak kalau aku minta kamu jaga jarak sama Abi mulai sekarang?” Tanya Agha hati-hati.

“—kenapa? Kamu cemburu, yang?” Tentu saja Camelia heran. Tiba-tiba Agha memintanya menjaga jarak dari Abi, padahal bertahun mereka bersama, tak pernah sekalipun Agha terlihat cemburu dengan kedekatan mereka. 

“Bukan—bukan tentang cemburu. As I told you, aku nggak anggap Abi saingan. Aku percaya kamu, percaya Abi juga. Aku sama sekali gak cemburu.”

Kening Camelila berkerut. Kalau bukan itu lantas kenapa? Tentu dia bertanya-tanya. “Terus kenapa kalau bukan karena cemburu?”

“Posisinya udah beda, love. Abi udah punya istri. Terlepas dari gimana cara mereka nikah, faktanya Abi udah punya istri dan dia juga nerima istrinya. Abi nerima Kinan lebih baik dari waktu ke waktu. Abi sekarang udah jadi suami Kinan, ya kan? Mereka lagi usaha, jadi baiknya kamu mulai kasih batasan sama Abi. Maaf, bukannya aku mau ngatur-ngatur kamu, tapi aku cuma ngerasa ini perlu. Buat Abi dan Kinan, buat kita juga. Aku bakal berusaha luangin waktu lebih banyak lagi untuk kamu, supaya kamu gak ngerasa kesepian, hm?” Agha sebenarnya bukan tipe yang banyak berbicara. Agha tipe laki-laki senang mengamati kebutuhan yang terkasih, lalu memberi tanpa diminta. Dia sedikit kaku dalam berkata, mungkin karena terlalu lama membatasi diri dari interaksi dengan orang sekitar. 

Camelia agak kecewa. Dari sekian banyaknya kalimat yang Agha keluarkan hari ini, tak ada satupun tentang kelanjutan hubungan mereka. Agha malah membahas tentang hubungan orang lain. Peduli dengan hubungan orang lain tanpa niat membenahi hubungan mereka yang kian hari kian terlihat celah diantaranya. Celah yang hanya disadari Camelia.

Suasana hatinya memburuk. Camelia dengan cepat mengangguk, menyetujui perkataan Agha. Bisa dilihatnya pria itu menghela napas lega, lalu tersenyum sambil menarik Camelia dalam sebuah pelukan. 

Agha memeluk Camelia erat, bahu terbuka perempuan itu dikecup-kecup sayang. “Makasih udah mau coba nurutin kata-kata Aku. Aku harap kamu nggak tersinggung atau salah paham sama maksudku. Aku sayang sama kamu, love. Aku bukan mau ngatur-ngatur pertemanan kamu, kamu paham kan?”

Lagi, Camelia mengangguk. “Iya, sayang.”

I love You.”

“Hmm. I love you more.”

Camelia pandai menyembunyikan perasaannya. Tak seperti Abi yang layaknya buku terbuka, Camelia sulit untuk dibaca. Dia menutupi segala gundah dibalik senyum sempurna. Mungkin karena sudah terbiasa dari kecil untuk tetap tampak baik di depan ibunya. 

Camelia tumbuh tanpa sosok ayah. Dia anak tunggal. Ibu dan Ayahnya berpisah sejak umurnya tiga tahun. Ketika itu Ayahnya pergi dari rumah dengan perempuan lain. Camelia tinggal berdua dengan ibunya di ibu kota tanpa sanak saudara. Untuk mencukupi kebutuhan mereka, Ibunya bekerja keras banting tulang agar Camelia tak merasa kekurangan. Namun karenanya sang Ibu tak punya banyak waktu untuk dihabiskan dengan anak semata wayangnya. Di tengah rasa kesepian itu, Camelia tak banyak menuntut. Dia berusaha tampak baik tanpa ada cacat dalam suasana hatinya. Karena dia tahu, sang ibu bekerja keras seperti itu juga demi dirinya.

Berakting seolah baik-baik saja adalah kemampuan yang sudah Camelia latih sejak kecil. Tentu saja ketika dia menggunakan topeng itu, tak akan ada yang sadar. Bahkan Agha sendiri.[] 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya ; 229 – Di Sepanjang Malam.
17
1
1,3k words. Free aksesSS bagian yang mau kalian komen di twt ya, pochies. wkkwkwk. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan