
Manusia seringkali tidak melihat sesuatu yang belum mereka sadari atau mereka pelajari. Baik secara dangkal atau mendalam.
0
0
Deskripsi
Seiring berjalannya hidup kita, semakin kita menyadari banyak hal. Kita semua pasti ingat waktu kita kecil dan masih dalam taraf eksplorasi dan mengenali lingkungan kita. Seringkali kita nggak ngeh sama hal sesederhana "bagaimana proses terbentuknya bayi?" Bahkan kita nggak sadar kalau ada yang namanya perempuan hamil sampai kita main bola trus kehilangan bola, berusaha mencari kemana hilangnya bola itu sampai nabrak orang berperut besar dan tanpa rasa bersalah kita menuduh dia menyembunyikan bola....
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
Kategori
Diary
Sebelumnya
Apakah kitab suci masih relevan di jaman sekarang?
0
0
Manusia Sapiens sebagai Homo ReligiosusManusia adalah makhluk spiritual, berimajinasi kreatif dan berekspresi melalui keindahan. Bisa merasa takjub dan terkagum - kagum akan sesuatu hal. Termasuk misteri dunia dan beragam keindahan alam.Saat kemampuan kognitif manusia berevolusi di suatu masa (cognitive revolution) maka terjadilah perkembangan pola pikir. Merasa ingin tahu dan mencari jawaban atas segala macam fenomena alam, bagaimana awan bisa berjalan, kenapa air berwujud cair tapi bisa memadat. Saat itulah manusia mulai menciptakan sang higher being. Dewa lautan, dewi salju, tuhan tunggal yang universal, dan/atau dewa-dewi lainnya sesuai persepsi masing - masing kebudayaan. Ini terjadi pada saat yang bersamaan ketika manusia mulai menciptakan seni, musik, dan legenda-legenda.2. Bagaimana menciptakan keteraturan?Saat realitas fiktif lain mulai ditemukan, saat sistem-sistem manusia semakin berkembang, kepentingan manusia mulai kompleks. Target selanjutnya adalah bagaimana cara menciptakan stabilitas sosial dan trust antar sesama manusia, bagaimana tata cara memperlakukan manusia lain tanpa harus berpikir terlebih dahulu. Terciptalah ide - ide yang bersifat pragmatis yaitu mitos - mitos yang tak perlu selalu masuk akal, yang penting bisa diterima. Manusia pun memerlukan nilai - nilai moral yang bisa menanggulangi berbagai keadaan. Ada keadaan yang mengharuskan manusia pada saat itu memiliki hirarki sosial, hirarki gender dan pembedaan peran di masyarakat.Contohnya patriarki, yang membuat orang tak perlu lagi memikirkan peran sosialnya. Terlahir perempuan, ya mengurusi urusan domestik. Jika laki - laki, go to work di luar. Contoh lain lagi, perbudakan orang kulit hitam. Tujuannya agar orang kulit tak perlu lagi berpikir bagaimana cara memperlakukan ras lainnya- dan orang kulit hitam pun tahu perannya sebagai anak budak maka akan menjadi budak. Apakah ini semua terdengar adil? Tentu tidak, karena kita ada di jaman sekarang. Tapi yang namanya nilai moral, bukan masalah nilai - nilai itu terlihat benar di jaman sekarang atau tidak. Tapi soal relevansi. Mana yang lebih relevan saat ini, itulah yang dipakai. Kalau jaman dulu, yang terpenting bukan masalah orang merasa adil atau tidak, tapi yang penting outputnya dulu. Tujuan masing - masing orang tercapai dulu. Stabilitas sosial tercapai dulu.Nah, yang paling efektif adalah jika aturan - aturan itu menjadi aturan agama. Rumus agama adalah paduan dari konsep higher being + moral. Dimana kita bisa mendapatkan balasan setimpal jika melakukan hal - hal yang dilarang. Maka orang bisa lebih takut melanggar nilai - nilai yang ditanamkan. Adanya pembagian peran, pembagian hirarki, serta tugas dan kewajiban sesuai dengan yang disyariatkan setiap agama atau kepercayaan tertentu. Demikian juga konsep - konsep dalam agama seperti surga dan neraka, hukum karma, dan semua hal yang bisa menciptakan rasa takut. Jadi manusia takut untuk berbuat sesuatu yang dapat merugikan orang lain. Karena merugikan orang lain berarti itu merugikan dirinya sendiri. Outputnya sama; stabilitas sosial. Dalam agama juga manusia diajarkan untuk berdo'a dan beribadah sebagai sistem meditasi, kesehatan mental, dan mendamaikan pikirannya. Kalau manusianya damai, stabilitas sosial akan lebih mudah tercapai.3. Beriman progresifKalau di jaman sekarang dimana pola pikir manusia sudah lebih advanced, maka hirarki-hirarki tersebut sudah semakin luntur. Perkembangan kemampuan kognitif ini membuat orang bisa berpikir dan tahu bagaimana cara memperlakukan orang lain tanpa ada aturan tertentu yang mengharuskan seseorang untuk berbuat A, B, C agar menjadi orang baik atau menghindari sesuatu agar tidak menjadi orang celaka.Zaman berkembang, teknologi semakin maju, dan realitas dunia juga semakin berkembang. Konsep - konsep dan ilmu pengetahuan yang dulunya tidak ada sekarang menjadi ada. Dengan perkembangan ini, orang beriman pun membutuhkan pembahasan lebih lanjut soal aturan dari agama/kepercayaan yang dianutnya. Tujuannya agar bisa tetap beriman namun bisa tetap relevan. Menjadi orang beriman yang progresif menyesuaikan zaman. Pembahasan ini mungkin akan to be continued…
Sumber:A History of God, Karen ArmstrongSapiens: A Brief History of Humankind, Yuval Noah HarariCosmos, Carl SaganSumber image: https://moreesemadu.com/ancient-texts-before-the-bible/
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan