Ke mana aku akan pergi?

1
1
Deskripsi

Sebetulnya aku sudah tidak begitu suka ditanya tentang rencana masa depan, dulu aku akan menceritakannya dengan semangat, dengan kobaran api di dada, dan bayangan indah akan masa depan. Bayangan itu membuatku merasa masa depan yang manis di dalam kepala adalah milikku dan harus kudapatkan, melupakan kenyataan bahwa itu hanya bayangan dan itu bukan milikku.

Lalu jika tidak kudapatkan, aku terluka, kecewa, menyesal, dan mengutuk atau mempertanyakan kemampuan atau keseriusan diri sendiri.

“Ini karena...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Manusia Biasa
Selanjutnya Sesuatu yang tidak mungkin
1
1
Ini baru saja kubahas dengan adikku tadi sore, tentang keinginan, doa, dan apakah kita bisa mendapatkan apa yang kita impikan dalam hidup ini. Adikku masih kecil-kecil, tetapi kadang bercerita dengan mereka lebih melegakan, pandangan mereka yang masih segar juga kadang menubruk pesimisku, sehingga menciptakan sensasi yang aneh nan menggelitik, tetapi membuatku berpikir cukup dalam.Intinya perasaan itu menyenangkan.Ada orang yang menjalani hidup ini tanpa berani berharap apa-apa, pokoknya jalani saja hidup dengan sebaik-baiknya. Namun, ada orang yang hidup karena harapannya, punya ekspektasi, ingin mewujudkan sebuah impian dalam hidupnya.Aku adalah manusia kelompok kedua, meskipun sudah sebisa mungkin tidak berharap, menipiskan ekspektasi, nyatanya harapan itu masih subur di dalam hati. Kadang, di malam-malam tertentu menyiptakan ruang yang hampa.Sedangkan mamaku adalah kelompok manusia kedua, yang tidak punya rasa pesimis sama sekali. Beliau selalu berpikir bahwa hidup ini memang keras, tetapi pasti bisa jika berusaha. Mirip pikiran anak kecil yang belum ternodai beratnya dunia seperti adikku, tetapi versi yang lebih rasional.Di rumah kami yang pemurung memang hanya aku, yang suka memikirkan sesuatu secara mendalam sampai susah sendiri juga hanya aku. Jadi, situasinya kadang membuatku kesal, tetapi kekesalan itulah justru yang selalu menampar. Iya kesal, karena mereka terus mendorongku padahal aku sedang bingung mau melangkah ke mana.Kenapa ada orang yang optimis luar biasa seperti mamaku, adik-adikku, tetapi ada orang sepesimis diriku?Namun, waktu yang telah berlalu membawa sebuah kesadaran ke dalam diriku. Ini tentang mamaku sih, beliau ini impulsif sekali, percaya diri, optimis luar biasa. Bagiku, beliau adalah panutan, seperti selalu tahu dengan benar apa yang akan dilakukan itu akan berbuah. Hidup beliau memang tidak selalu mulus, tetapi aku selalu melihat harapan dan hal-hal baik di sana.Di suatu kondisi yang paling tidak mungkin saja, beliau selalu bisa melaluinya. Beliau selalu berkata, “Pasti bisa, bismillah.” Walau perlu waktu lama melaluinya, tetapi beliau selalu bisa.Terkadang aku iri dengan ketangguhan beliau, kok bisa ada orang yang sekuat itu menerjang apa pun? Kok bisa ada orang sepercaya itu dengan kata ‘bisa’.Kupikir ketangguhan tidak menurun ke dalam jiwaku sebagai anaknya, entah mengapa, padahal aku amat ingin walau hanya setengahnya saja.Mamaku memang tidak hidup dalam kekayaan, tidak hidup secara luar biasa mengagumkan di mata orang lain, kadang-kadang sifat impulsifnya menimbulkan sebuah masalah, kadang sifat percaya dirinya menyebalkan di mata orang lain. Namun, mama selalu membuatku kagum diam-diam, membuatku menyukainya meski sifat beliau bertolak belakang denganku.Bagi Mama tidak ada yang tidak mungkin, beliau selalu menyemangati pesimisku dengan bismillah pasti bisa. Maksudnya bukan sesuatu yang mustahil secara tiba-tiba atau dalam waktu singkat memiliki gedung tingkat sepuluh, tentu bukan seperti itu, walau misalnya kutanya pasti beliau akan menjawab ya bisa saja suatu hari.Namun, lebih kepada keyakinan membentuk hidup yang lebih baik dengan keyakinan dan mau berusaha. Apa pun jenis usahanya dilakukan saja dulu, dicoba saja dulu, sekecil apa pun.Jadi, sesuatu yang tidak mungkin itu sebetulnya tidak ada, yang tidak mungkin adalah mendapatkan sesuatu dalam waktu singkat. Itu tidak mungkin. Karena nyatanya apa yang kukira tidak mungkin sejak dulu, perlahan-lahan Allah berikan. Sesuatu yang hanya harapan dan kukubur karena tidak mungkin di masa lalu, ternyata Allah berikan hari ini.Bukan sesuatu yang mengagumkan di mata orang lain, tetapi karena itu harapanku, aku merasakannya dan sangat bersyukur.Lalu yang tadi sore kubahas dengan adik-adik adalah tentang menabung doa. Doa-doa yang baik akan terkabul pada waktunya. Jika Allah belum beri, berarti memang belum waktunya, ada hari yang lebih butuh doa itu, atau kita belum siap. Jika doanya tidak baik untuk kita, pasti Allah ganti dengan yang lain. Pun, seandainya nanti tidak diberi di dunia pasti akan diberi di akhirat.Aku masih ingat sekali pelajaran tentang doa sejak kecil, dulu saat berdoa aku selalu menanti-nanti kapan doa itu akan terkabul. Melihat ke langit dan bicara sendiri, itu rutinitasku sejak kecil.Oh iya, aku sejak kecil memang tidak pernah optimis, aku selalu banyak ragu dan aku bersyukur lahir dari rahim Mama yang optimis walau impulsif itu.Asal jangan berputus asa dari karunia Allah, itu kuncinya, Mama selalu bilang begitu.Apakah mamaku wanita salihah yang berjilbab dan salat lima waktu lalu mengajarkanku demikian? Tidak, mamaku tumbuh dari lingkungan yang lebih kelam dariku, dia banyak tidak mendapatkan apa yang seharusnya didapat dari keluarganya, tetapi entah kenapa jiwanya tumbuh dengan baik, walau aku bisa melihat hal-hal retak di dalam dirinya yang berusaha beliau pertahankan sebaik mungkin. Walau aku masih sering melihat kebingungan beliau terhadap dirinya sendiri.Namun, sejak dulu beliau selalu memintaku mengaji, salat, menjadi anak yang salihah.Aku yakin Allah banyak mengabulkan doa Mama sehingga aku bisa menjadi aku yang sekarang.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan