JADI TUMBAL DUKUN SANSET

0
0
Deskripsi

Tahun 2021 di momen lebaran Dion menghabiskan waktu bersama keluarganya. Selain bersilaturahmi pada keluarga dia juga berniat untuk berkunjung ke rumah keluarga pacarnya. Rumah Dion dan pacarnya terbilang berjarak sangat jauh, yakni antara Tangerang dan Citayam. Sepulang dari rumah pacarnya waktu telah menjelang larut malam, Dion pun memilih jalan yang lebih dekat ke Citayam meski jalan tersebut lebih sepi. Saat di jalan sepi nan gelap itulah dia mengalami kejadian tak terduga dan mistis. 

 JADI TUMBAL DUKUN SANTET


 

Tahun 2021 di momen lebaran Dion menghabiskan waktu bersama keluarganya. Selain bersilaturahmi pada keluarga dia juga berniat untuk berkunjung ke rumah keluarga pacarnya. Rumah Dion dan pacarnya terbilang berjarak sangat jauh, yakni antara Tangerang dan Citayam. Karena jarak rumah mereka jauh, maka Dion yang tinggal di Citayam tidak bisa langsung datang di hari lebaran terlebih dia ada pekerjaan yang membatasi waktunya dalam seminggu. Sehingga dia pun datang ke rumah pacarnya di Tangerang satu minggu setelah lebaran. 


 

Hari ini Dion akan berangkat ke rumah pacarnya. Dia telah memberi pesan beberapa hari sebelumnya pada sang pacar bahwa dirinya akan datang berkunjung. Agar waktu berkunjung tidak terlalu singkat dia memutuskan berangkat dari pagi hari. Akhirnya dia pun sampai di Tangerang saat masih pagi juga. Selama di rumah sang pacar dirinya memanfaatkan waktu dan kesempatan di sana. Tidak mudah bagi Dion untuk bisa bertemu dengan keluarga pacarnya karena jarak rumah mereka yang terbilang sangat jauh. 

Dion disambut baik oleh keluarga sang pacar, sehingga dirinya betah meluangkan waktu di sana dan tidak terasa sore pun berlalu. Dion ingin pamit pulang, namun keluarga pacarnya menawarkan dirinya untuk bermalam karena khawatir dia akan kemalaman di jalan terlebih jalanan di sana juga sepi saat menjelang larut malam. Dion tahu tawaran keluarga sang pacar memang baik, tetapi sebagai orang yang tahu malu dan tahu diri dia memilih menolak tawaran itu dengan sopan. Dia merasa tidak nyaman jika harus bermalam di rumah pacarnya. Menurutnya selain malu dia juga takut terlalu merepotkan. 


 

Akhirnya Dion pun pulang malam itu juga. Dalam perjalanan pulang dari rumah sang pacar dia melewati jalan raya yang mulai sepi. Di Tangerang terkenal sebuah kawasan perumahan elit yaitu Bumi Serpong Damai (BSD). Meskipun terkenal dengan kawasan yang cukup ramai di siang hari namun saat malam daerah tersebut akan menjadi sunyi. Setelah melewati daerah BSD Dion dihadapkan oleh dua jalan pilihan yang sama-sama menuju Citayam. Jalan pertama lebih ramai namun jalan yang ditempuh akan lebih jauh. Sedangkan jalan yang kedua sangat sepi tetapi jalan yang ditempuh tidak terlalu jauh. Karena dia tidak mau berlama-lama di jalan dan matanya sudah tidak sabar ingin tidur maka dirinya memilih jalan yang lebih sepi. 

Mulanya Dion sempat bersama dengan pengendara lain di jalan sunyi tersebut. Selain sunyi kanan kirinya jalan hanya kebun. Saat itu ada 1 mobil, 2 warga setempat dan para konvoi motor, sehingga saat melewati jalan itu tidak terlalu sunyi bagi Dion. Di tengah perjalanan tanpa diduga ban motornya tiba-tiba bocor. Dion mulai bingung bagaimana mengatasinya, mau tidak mau dia pun harus jalan menuntun motornya sambil mencari bengkel. 

Semoga di depan ada bengkel. Ujar Dion berharap dalam hati. 

Setelah beberapa meter berjalan akhirnya tampaklah sebuah bengkel. Namun sayangnya pemilik bengkel tampak sedang membereskan alat-alat perbengkelan yang artinya bengkel hendak tutup. Dion langsung buru-buru menghampiri bengkel tersebut.

"Tunggu, Pak!," ujar Dion memanggil bapak tukang bengkel.

Tukang bengkel yang sedang berberes menoleh ke arah sumber suara. 

"Pak, saya minta tolong ban saya bocor," kata Dion dengan wajah memelas meminta tolong.

Bapak pemilik bengkel menolak karena dia hendak tutup. 

"Maaf, Bang. Saya mau tutup," balas pemilik bengkel.

Dion merasa bingung, dia takut di depan tidak ada bengkel lain sedangkan perjalanan ke rumahnya masih sangat jauh. Di tambah daerah tersebut amat sepi, terlebih hanya ada kebun kanan kirinya tanpa ada rumah warga. 

"Tolong ya, Pak. Saya sangat minta tolong, rumah saya jauh Pak," ujar Dion dengan nada memohon. 

Karena Dion terus meminta tolong, akhirnya bapak pemilik bengkel mau menambalkan bannya. 

Selagi menunggu ban motornya di tambal, bapak pemilik bengkel mengajaknya mengobrol. 

"Habis dari mana, Bang?," tanya si pemilik bengkel.

Dion yang setengah mengantuk langsung tersadar dan membalas obrolan dari si tukang bengkel.

"Oh tadi saya dari kunjungan, terus mau pulang ke Citayam nih," jelas Dion.

Si tukang bengkel tampak menunjukan muka yang heran. 

"Kenapa lewat sini, Bang. Udah malam-malam gini, sepi emang ga takut?," tanya lagi si tukang bengkel.

Dion yang mendapat pertanyaan demikian pun terheran-heran dan penasaran dengan maksud dari si pemilik bengkel. 

"Emangnya kenapa, Pak? Ada apa emang di jalan ini?," tanya Dion dengan rasa amat heran.

Si pemilik bengkel membalas dengan tawa, dan menjawab tanpa memberi penjelasan selain nasehat.

"Engga kok, Bang. Cuman ya hati-hati aja ya. Di jalan ini kan sepi banget, nah nanti kalo bisa jalannya nunggu barengan aja," balas si pemilik bengkel dengan senyum tipis. 


 

Akhirnya ban kendaraan Dion selesai ditambal dan dia dapat pulang sekarang. Walaupun pemilik bengkel sudah menyarankan untuk menunggu pengendara lain melintas agar tidak sendirian, tetapi dia memilih untuk jalan sendiri. Dia merasa sudah tidak tahan ingin segera pulang, jadi tidak mau membuang-buang waktu untuk menunggu pengendara lain. 

Dahlah, gue udah ngantuk. Ga usah kali ya nunggu pengendara lain. Lagian apa yang ditakutin sih. Batin Dion sambil mulai menancap gas motornya.

Belum sampai 1 kilometer dari bengkel tiba-tiba Dion merasa ada cahaya memantul dari kaca spion motornya. Saat dia perhatikan, ternyata cahaya itu dari sorot cahaya lampu motor seseorang di belakangnya. Akhirnya dia pun tidak sendirian di jalan sepi tersebut.

Nah ada orang tuh di belakang, gue lambatin aja kali ya biar bisa nyusul kesini tuh orang. Pikir Dion yang mulai mengurangi kecepatan motornya.

Saat dia melambatkan laju motornya, pengendara di belakang justru ikut melambat. Karena seperti itu akhirnya dia tak kunjung ketemu dengan pengendara di belakangnya. 

Kok yang di belakang ikutan ngelambat juga si. Celetuk Dion dalam hati.

Akhirnya dia pun melupakan niat untuk bisa beriringan dengan pengendara di belakang. Dia lajukan kembali kecepatan motor dan fokus ke jalan depan. Karena jalanan cukup gelap, Dion baru sadar ada banyak polisi tidur. Mau tidak mau kecepatan motornya harus dikurangi. Setelah melewati jalan dengan polisi tidur, rupanya di depan ada jembatan. Jalan ke jembatan mulai menanjak. Saat di jembatan tiba-tiba ada seseorang muncul dari samping dan lari seperti tergesa-gesa hingga menabrakan dirinya ke motor Dion. Saat itu pula Dion menjadi oleng dan setengah terjatuh karena kaget akan kehadiran orang tersebut. Saat terjatuh dan oleng ke sebelah kanan, dia segera menoleh ke belakang untuk mengecek kondisi orang yang bertabrakan dengannya. Namun anehnya di belakangnya tidak ada seorang pun. Tidak ada tanda-tanda orang yang lari menabrak motornya. Dia sangat keheranan, menoleh ke kanan dan ke kiri dan bahkan matanya mencoba menelisik ke arah kebun. Dan tetap saja tidak ada tanda-tanda orang yang dia tabrak. Sorot lampu pengendara di belakang mulai mendekat ke arahnya. Tidak mau menghalangi jalan orang dia pun segera bangkit dan melanjutkan perjalanan kembali. 


 

Usai terjatuh karena oleng ditabrak seseorang yang misterius di jembatan, Dion melajukan motornya dengan kecepatan yang lebih tinggi. Hatinya tidak tenang ketika masih ada di area jalanan tanpa penerang itu. 

Gue harus segera keluar dari jalan yang ga beres ini. Batin Dion sambil terus melajukan motornya. 

Akhirnya Dion keluar dari jalan yang gelap tersebut. Saat memasuki jalan yang terang, di sana dia melihat ada warung kopi kecil. Dia pun mampir di warung tersebut untuk menenangkan diri. 

"Pak, kopi 1 ya," pesan Dion di warung kopi tersebut.

Bapak penjaga warung segera membuatkan pesanan Dion. Saat kopi telah disajikan kemudian datang pelanggan lain. Pelanggan yang baru datang tersebut  rupanya adalah pengendara yang semula ada di belakang Dion. 

"Bang, tadi habis nabrak orang ya? Atau Abang yang ditabrak orang?," tanya pengendara yang di belakang Dion tadi.

Diberi pertanyaan secara tiba-tiba membuat Dion sedikit terkejut, dalam batinnya apakah orang tersebut melihat kejadian aneh yang dia alami.

"Iya, tadi saat di jembatan tiba-tiba aja ada orang misterius lari dan menabrakan diri ke motor saya. Saya oleng kemudian jatuh, dan saat itu entah kemana orang itu pergi begitu cepat," cerita Dion dengan mimik muka menjelaskan kebingungannya.

"Tadi saya liat kok waktu Abang ditabrak sama orang yang lari. Tapi saya juga kaget pas liat orang yang lari itu tiba-tiba hilang,:" jelas orang tersebut pada Dion.

Rupanya yang merasa heran tidak Dion sendiri melainkan pengendara yang di belakangnya juga ikut heran. Saat mereka berdua asyik membicarakan soal kemisteriusan orang yang menabrakan diri ke motor Dion, kemudian bapak penjaga warung ikut nimbrung.

"Saya dengar-dengar kalian sepertinya ngomongin orang misterius di jembatan jalan gelap itu ya? Orang sini sudah pada tahu soal itu. Orang misterius itu bukan manusia tapi jin," ucap bapak penjaga warung.

Dion menjadi penasaran dengan maksud si bapak penjaga warung. Dia pikir si bapak pasti tahu cerita di balik orang misterius di jembatan itu.

"Jin? Maksudnya itu bukan manusia ya, Pak? Kenapa ada di sana dan lari mengejutkan orang ya?," tanya Dion dengan mimik wajah antara bingung atau penasaran.

Bapak penjaga warung pun mulai bercerita pada 2 pelanggannya itu. 

"Dulunya di kampung ini ada salah satu orang yang terkenal sebagai dukun. Dia mengamalkan ilmu tertentu dengan syarat ada tumbal. Nah katanya, si dukun nyari tumbalnya dengan cara bikin celaka orang lain. Dia yang bikin ada pocong keliling di jembatan itu. Pernah suatu ketika ada sopir truk ayam lewat jembatan itu. Tragisnya sang sopir oleng di sana dan akhirnya terjadi kecelakaan. Sopir dan keneknya sama-sama tewas karena tertancap batu," cerita bapak penjaga warung. 

"Tragis banget ya, Pak. Oh iya kok di sana dibiarin gelap sih kan bahaya juga. Sudah ada teror dari pocong keliling ditambah jalannya ga ada lampu," ujar Dion membalas cerita bapak penjaga warung.

"Sebenarnya sudah berkali-kali lampu jalan di sana diganti. Para warga sini sudah tahu, setiap kali lampu jalan dipasang di jembatan itu, tidak lama lampunya pasti akan rusak," jelas sang penjaga warung.

Dion yang menyimak ucapan bapak penjaga warung terbayang-bayang betapa horornya ternyata jembatan yang dia lewati tadi.

Saat Dion masih asyik santai di warung kopi tersebut, tiba-tiba di arah semak-semak seberang warung terdengar suara seolah-olah seperti orang berjalan dalam hutan. Selain suara jalan kaki, terdengar suara erangan seperti sosok monster di film. Menyadari ada yang aneh reflek saja Dion dan pengendara lain itu kemudian menoleh ke arah sumber suara di belakang mereka. Rupanya ada sosok pocong keliling tengah berdiri di semak-semak dan persis menatap ke arah warung kopi. Di sana perasaan Dion dan si pengendara lain itu mulai tidak tenang, bulu kuduk berdiri dan rasanya mereka ingin lari. Sosok pocong dengan kain lusuh yang kotor, ikat pocong bagian kepala tampak hancur dan bagian bawah terikat namun ada kakinya. Penjaga warung yang sama-sama melihat penampakan pocong keliling dengan jelas hanya duduk santai bagai tidak ada rasa cemas atau pun takut. 

"Tenang aja, kalian ga usah takut. Pocongnya udah sering muncul jam segini. Itu dia cuman lewat kok," kata penjaga warung dengan wajah santai. 

"Lewat sih lewat, Pak. Tapi ini pocong lewatnya arah kami pulang," celetuk Dion dengan wajah masih gugup. 

Bapak penjaga warung merespon dengan tawa kecil. 

"Ya, saya udah sering ngeliat pocong ini. Jadi tiap ada yang singgah ke warung sini jam kaya gini pasti habis ditampakain sama sosok itu, Bang" lanjut bapak penjaga warung. 

Akhirnya Dion dan pengendara lain itu menunggu pengendara lain lewat agar mereka tidak terlalu sepi di jalan. Hari itu adalah pengalaman horor yang amat berkesan untuk Dion. Dari pengalamannya itu, dia jadi tahu bagaimana dan dari mana cerita pocong keliling. Selain itu dia menjadi tahu dan mendapatkan informasi bahwa ternyata rumor tentang keranda terbang juga dari daerah itu. 


 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya KAMPUS BERHANTU
1
0
Bu Fitri seorang dosen di salah satu kampus Malang yang kerap mengalami gangguan mistis selama mengajar. Ternyata ada alasan mengerikan dibalik semua kejadian yang menimpanya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan