Preman Cewek (bagian 1 dari 2)

0
0
Deskripsi

.

Awalnya cewek ini cuma numpang. Katanya, ga punya aplikasi GOD-Jek.

Kebetulan waktu itu aku dapat orderan yang "keliru". Mesennya GOD-Ride... ternyata yang diantar cuma nasi rantangan. Bukan orang.

Aku sih fine-fine aja... toh ongkosnya tetap segitu juga. Kalo dipikir-pikir, itu malah mendingan. Bawa orang selalu lebih ribet daripada bawa barang.

So... pas aku melintas, cewek ini memanggilku. Katanya mau ke Kantor Bea Cukai. Karena kupikir searah dengan tujuanku... baiklah, dia kubolehkan naik. Tapi aku kemudian menjelaskan bahwa aku sedang menjalankan orderan. So... ntar aku harus mampir dulu di suatu tempat.

Dia mengangguk tanda setuju.

Sebenarnya cewek ini lumayan cantik... sayangnya, agak dekil. Kukira kami seumuran, tapi aku tetap memanggilnya "kakak". Suaranya serak. Pakaiannya tomboi. Tatonya banyak, tapi keliatan banget bikinan amatiran.

Selesai mengantarkan orderan ngantar rantangan... kami kembali melaju.

"Bro...kok belok kiri? Harusnya lurus aja!" katanya tiba-tiba.

Aku bingung. "Lha...bukannya ke arah sini?"

"Bukan!" jawabnya. "Aku kan mau ke Bea Cukai."

Bah...!

Bener juga. Aku yang salah. Masalahnya, waktu tadi dia bilang mau ke BeaCukai... yang kepikiran olehku adalah Kantor Pajak. Hehehehe...

Kami kembali melaju.

Iseng aku bertanya, "Urusan apa ke BeaCukai jam segini, Kak? Emangnya mereka masih buka?"

Cewek itu menjawab, "Sebenarnya aku bukan mau ke BeaCukali, geng...tapi mau ke KampungDalam."

"Oo..." sahutku. "Kenapa ga dari awal bilang mau ke situ?"

Cewek itu terkekeh. "Soalnya aku kuatir kau ga mau ngantar... Jarang ada GOD-Jek yang mau ngantar ke situ."

Oh...aku paham.

Jadi gini... Konon, KampungDalam itu sarangnya preman. Sarang narkoba. Suatu wilayah yang polisi sekalipun bakal mikir dua kali untuk masuk ke situ dengan mengenakan seragam. Angker. Padahal letaknya di tengah kota.

Mungkin seperti daerah Bronx macam di film-film... Atau Hell'sKitchen dalam cerita DareDevil.

"Geng, kau berani masuk kan?" tanya cewek itu saat kami sudah dekat.

"Bah..." aku mendengus. "Saat memakai jaket ini, aku bisa datang kemanapun aku mau."

Si cewek preman terkekeh.

*

Aku heran dengan cara pandang kebanyakan orang.

Orang-orang jahat...mereka selalu takut kepada "terang". Sebab di dalam "terang"...perbuatan-perbuatan mereka akan tampak.

Mereka akan berpikir 7x untuk cari gara-gara dengan sembarangan orang. Terutama dengan orang-orang yang tidak terlibat perbuatan kriminal... dan orang-orang yang tidak potensial untuk jadi korban kriminal. Apalagi dengan seorang driver berjaket GOD-Jek yang sudah jelas-jelas cuma numpang lewat.. dan belum tentu punya uang.

Sebab, jika itu mereka lakukan... maka "kenyamanan" mereka sendiri yang akan terancam. Mungkin polisi akan terpaksa ke situ... Mungkin wartawan akan terpaksa ke situ...

Pastinya, aku berangkat dari rumahku untuk kembali pulang ke rumahku. KampungDalam... cuma salah satu persinggahan.

//GodlyRaja

Note : foto tidak ada hubungannya dengan tulisan. Tapi...itu diambil aktual dan faktual. Wajah buruk KotaPekanbaru yang telah membiarkan eksploitasi anak-anak.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Sama Saja
0
0
Bapak-kosku yang kuceritakan tempo hari... sebenarnya dia udah meninggal belasan tahun lalu. Aku ga tau persisnya kapan... tapi mungkin sekitar 2-3 tahun setelah aku meninggalkan Kota Padang. Dan kabar tentang kematiannya pun telat banget sampai di telingaku.Sialnya, kabar kematiannya menambah daftar nazar yang belum aku tepati. Nazar bahwa aku akan potong kambing kalo dia mati...Dia brengsek, soalnya...
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan