
Deskripsi
Setelah kejadian ‘pertama’ dengan papa, kami menjadi lebih terbuka dan sekarang gw lebih sering tidur di kamar papa daripada tidur di kamar sendiri. Tidur dalam pelukan papa menjadi sebuah adiksi dan kebiasaan baru gw.
Kebiasaan lain yang berubah adalah, mandi sebelum tidur. Sejak tinggal dengan papa gw dibiasakan oleh papa untuk mandi setiap sebelum tidur, apalagi kalau gw baru keluar rumah. Papa membawa kebiasaan ini karena profesinya sebagai tenaga medis. Yang berbeda dari yang sebelumnya adalah,...
2,249 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Dewa
Selanjutnya
CERITA DEWA 6: STEAMY
0
1
Secangkir flat white baru saja tersaji di depan Dewa saat lonceng pintu cafe berdenting menandakan ada pengunjung yang datang atau meninggalkan cafe. Andika muncul dari balik pintu dengan t-shirt putih dipadukan dengan blue jeans dan sneaker putih. Dadanya kian membusung montok dari terakhir kali tangan Dewa menyentuhnya, lengan t-shirtnya membungkus ketat bicepnya. “Ah, sungguh menggoda pria ini. Dia tahu bagaimana menonjolkan asetnya,” gumam Dewa dalam hati.“Udah lama?”“Enggak, baru aja kok. Lo mau pesen apa?” tanya Dewa sambil menyodorkan buku menu.“Egg benedict, please. Minumnya samain aja,” jawabnya.Pelayan yang tadi menghampiri mereka seiring datangnya Andika mencatat pesanannya lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Pertemuan kali ini bukan kebetulan seperti pertemuan sebelumnya, Dewa yang berinisiatif mengajak Andika bertemu sambil sarapan bareng. Kebetulan papa Dewa, Hadi, sedang ada konferensi di Bandung sehingga weekend kali ini sehingga Dewa tidak perlu menghabiskan waktu dengannya.“Jadi apa yang mau lo tanyain?” todong Andika sesaat setelah pelayan menjauhi mereka.“Gw pikir lo udah tau lah apa yang mau gw tanya, jadi sebaiknya lo aja yang langsung cerita,” balas Dewa.“Sepenasaran itu ya lo dengan bokap lo sendiri?” tanya Andika kembali dengan sinis, sebatang rokok dinyalakan.“OK-lah gw penasaran dengan orientasi bokap gw, tapi gw lebih penasaran lagi dengan percakapan kalian.”
“Atau mungkin lebih dari sekedar percakapan? Lo tahu kan maksud gw!?”Pelayan membawa pesanan Andika menyela percakapan mereka.Dewa melanjutkan, “Kita berdua punya sejarah yang tidak bisa gw lupakan. Hubungan gw dengan papa juga tidak pernah ada masalah dan dia tidak pernah tahu tentang orientasi gw. Gw hanya ingin tahu seberapa jauh papa tahu tentang gw, tentang kita.”“Gw kagum dengan keyakinan lo kalau bokap lo ga tahu apa-apa tentang lo, tentang kita. Antara emang engga tahu atau lo terlalu naif tentang itu,” Andika tetap sinis sambil menambahkan sedikit gula cair ke dalam cangkir flat whitenya.Dewa terdiam. Malu, resah, penasaran bercampur aduk menjadi satu.Andika melanjutkan, “Kalaupun bokap lo tau tentang kita dan orientasi seksual elu, percayalah itu bukan dari gw. Dia sudah tau sejak lama, makanya dia ga pernah resek tiap kali gw nginep di rumah lo, bahkan selalu menyambut gw dengan hangat, karena dia tau ‘siapa’ gw.”“Tapi kan lo ga perlu cerita tentang fetish gw ke bokap.”“Hahaha, kalau yang itu ceritanya panjang. Lo punya banyak waktu, ga?”“BURUAN!” Dewa tidak sabar.“Jadi gini…..” Andika memulai ceritanya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan