
Kenapa ya hamster itu cepat mati? Dan kenapa hamster itu terus-terusan beranak? Ssst, sebagian besar perawatan hamster yang kita tahu selama ini ternyata salah lho! Produk-produk hamster yang biasa ada di pet shop juga ternyata banyak yang bahaya. Contohnya, makanan racikan hamster yang dicampur pelet ikan, kucing, kelinci, ayam, dan babi ternyata bisa bikin tumor buat hamster.
Kok bisa barang-barang yang bahaya itu beredar di pet shop? Terus gimana perawatan hamster yang benar? Cari tahu di buku ini, ya!
Artikel 01 — 6 Kesalahan Pemilik Hamster
Halo, selamat datang! Kalau kamu buka bab ini, mungkin kamu kepikiran buat pelihara hamster, atau seenggaknya, suka hamster ya? Makasih ya karena kamu sudah mau berusaha buat belajar. Yuk kita belajar sama-sama!
Siapa yang pernah pelihara hamster? Apalagi waktu kecil. Beli hamster bisa gampang di pet shop, pasar hewan, bahkan di pasar malam dan jajanan depan SD juga ada. Waktu SD, aku juga pernah pelihara hamster. Sampai saat kuliah, aku baru tahu kalau ternyata semua yang kulakukan waktu pelihara hamster itu salah total!
Jangan sampai kayak aku ya. Ini dia beberapa kesalahan yang banyak dilakukan oleh pemilik hamster.
- Ukuran kandang kecil
Kalau kita ke pet shop atau di mana pun yang jual hamster, kebanyakan kandang yang disediakan oleh penjualnya berupa kandang jeruji kecil atau aquarium kecil. Iya kan? Satu fakta yang bikin aku kaget: walaupun kecil, ternyata hamster butuh tempat yang luas! Ini karena hamster bisa berlari sampai 13 km dalam waktu hanya semalam. Jadi, kita butuh kandang seluas apa?
Berdasarkan penelitian K. Fisher (2007), 10.000 cm persegi adalah ukuran kandang hamster yang memenuhi animal welfare buat hamster. Di bawah itu, hamster akan berperilaku stres—dengan menggigiti dan memanjat-manjat kandang—lebih lama dan lebih sering secara signifikan.
Terus gimana standar minimalnya? Setiap negara punya standar yang beda. Sayangnya, di Indonesia belum ada komunitas dan ethical breeder yang sanggup menggalakkan proper care sampai skala nasional. Contohnya, Ontario Hamster Club kasih standar 4.000 cm persegi, sedangkan German Animal Welfare Association standarnya 5.000 cm persegi.
Di Indonesia sendiri gimana? Di komunitas proper care hamster lokal yang aku ikuti (KPHI atau Komunitas Pecinta Hamster Indonesia di Facebook) kasih standar minimal 2.000 cm persegi. Tapi, aku pribadi menerapkan standar minimal 3.000 cm persegi. Prinsipnya: lebih besar lebih baik!
Untuk pilihan kandang yang memenuhi standar ada aquarium 100 cm x 50 cm atau container box minimal ukuran 150L.
2. Terlalu sering bersihkan kandang
Masih tentang kandang. Kandang yang kecil akan lebih cepat bau. Semakin sering dibersihkan, hamster akan merasa stres dan akan lebih sering kencing untuk menandai teritorinya. Hasilnya, kandang jadi lebih bau dari sebelumnya.
Kalau kita pakai kandang yang sesuai standar dan dilengkapi dengan bedding yang tingginya juga sesuai standar, kita cuma perlu deep cleaning kandang satu kali dalam sebulan, lho. Lebih luas kandang dan lebih tinggi bedding-nya, maka akan lebih lama lagi. Bahkan ada yang deep cleaning kandang hamster satu kali dalam tiga bulan.
Bersihkan kandang hamster hanya sebulan sekali, apakah nggak bau? Percayalah: enggak sama sekali. Bau kandang hamsterku hanya bau kayu dari bedding dan bau pesing hanya di sudut tempat hamsterku biasa kencing saja.
Oh ya, selain deep cleaning, kita juga perlu spot cleaning beberapa kali dalam seminggu. Ini dilakukan dengan mengambil kotoran-kotoran hamster dan bedding atau pasir yang basah karena kencing dan menggantinya dengan yang baru.
3. Kasih bedding terlalu sedikit
Di alam liar, hamster bikin sarang di bawah tanah. Mereka adalah hewan penggali yang handal. Kalau pakai kandang yang nggak sesuai standar, otomatis kita cuma bisa kasih bedding sedikit, kurang tinggi untuk hamster menggali.
Setelah pakai kandang yang sesuai standar, senggaknya, kasih bedding minimal setinggi 10 cm dihitung dari dasar kandang, ya!
4. Pakai produk yang bahaya untuk hamster
Hal yang paling buat aku sedih adalah masih kurangnya edukasi proper care hamster, ini diikuti dengan banyaknya produk yang dilabeli untuk hamster padahal sebenarnya berbahaya untuk hamster.
Produk apa saja? Selain kandang yang kecil, bedding yang dijual juga bahaya untuk hamster. Bedding yang beredar di pet shop kebanyakan adalah hasil limbah dari perusahaan meubel, dan meubel di Indonesia pakai kayu jati. Kayu jati adalah salah setu jenis softwood yang punya kandungan phenol yang tinggi. Kandungan ini akan bereaksi mengeluarkan racun untuk hamster jika terkena kencing hamster.
Selain itu, produk vital lainnya yang rupanya berbahaya untuk hamster adalah makanan utama. Makanan utama yang biasa beredar di pet shop adalah produk olahan sendiri. Seringkali pelet untuk ikan, kelinci, kucing, babi, atau ayam ditambahkan. Padahal, jika pelet ini dikonsumsi oleh hamster, akan menimbulkan tumor.
Nanti akan aku tulis bab tersendiri tentang produk-produk lainnya yang berbahaya untuk hamster, ya.
5. Memandikan hamster pakai air
Ini kulakukan waktu kelas lima SD karena edukasi yang kurang. Kenapa hamster tidak boleh dimandikan pakai air? Di bulu hamster ada minyak yang melindungi tubuhnya. Kalau minyak itu hilang karena dimandikan dengan air dan sabun, maka daya tahan tubuh hamster hhilang dan akan terlalu lemah untuk hidup. Lama-lama, hamster akan mati.
6. Menyatukan hamster dalam satu kandang
Satu fakta yang jarang diketahui oleh orang adalah hamster itu hewan teritorial. Artinya apa? Mereka butuh daerah kekuasaan dan nggak butuh teman untuk bertahan hidup.
“Kasihan hamsternya kalau nggak ada teman.”
Percayalah, memang ada hewan yang bersifat teritorial dan nggak hidup berkelompok. Contohnya: serigala dan harimau. Di lain sisi, ada hewan seperti kelinci dan marmut yang bersifat sosial. Dalam hal ini, kita harus pelihara kelinci atau marmut minimal dua ekor supaya mereka sejahtera.
Untuk hamster sendiri, mereka akan bertengkar memperebutkan teritori. Hasilnya hamster akan luka-luka, bahkan mati. Jika salah satunya mati, hamster yang menang akan mengikuti instingnya untuk memakan hamster yang mati. Ini dilakukan untuk menghindari predator mereka datang. Oh ya, selain hewan teritorial, hamster juga merupakan prey animal atau mangsa.
“Tapi, kenapa hamster di pet shop baik-baik saja walaupun banyak disatukan dalam satu kandang?”
Hamster yang dijual kebanyakan masih berusia anak-anak atau dewasa muda yang insting teritorialnya belum begitu kuat. Meskipun begitu, mereka tetap punya insting teritorial dengan menerapkan peran submisif dan dominan dalam satu teritori. Yang dominan akan menindas yang submisif, bahkan dalam hal selucu tidur bertumpukan. Hamster akan tetap stres dan tertekan.
Nah, itu dia enam kesalahan yang sering dilakukan oleh pemilik hamster, termasuk aku waktu kecil dulu. Jadi, bagaimana, masih berminat untuk pelihara hewan yang lucu ini? Nantikan artikel tentang proper care hamster lainnya dariku, ya!
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
